Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR KERJA

PERBURUAN & PERDAGANGAN


SATWA LIAR

PK-SMPHT.02.5-009

Sistem Manajemen Perum Perhutani


Prosedur Kerja
PERBURUAN & PERDAGANGAN
SATWA LIAR

DIPERIKSA OLEH DISIAPKAN OLEH


KEPALA DIVISI KEPALA DEPARTEMEN
PENGELOLAAN SDH, K3 & L,

BAMBANG JURIYANTO WEDA PANJI HUDAYA


Tgl. 1 Juli 2021 Tgl. 1 Juli 2021

DISAHKAN OLEH
DIREKTUR OPERASI & PERHUTANAN SOSIAL,

NATALIS ANIS HARJANTO


Tgl. 1 Juli 2021

No. Salinan :
Penerima :
Tanggal Distribusi :
Status Distribusi :

Sistem Manajemen Perum Perhutani


CATATAN REVISI

Tanggal No
NO Hal Uraian Revisi Paraf
Revisi Revisi
4 April 01 3 Tambahan dan Perubahan Referensi:
2019
3.8 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor.
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor.
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018
Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa
Yang Dilindungi.
4 April 01 4  Perubahan Tanggungjawab pada
2019
Administratur
 Perubahan Tanggungjawab pada Kasi
Kelola SDH
 Perubahan Tanggungjawab pada KSS
Pembinaan Lingkungan
 Perubahan Tanggungjawab pada Asisten
Perhutani
 Perubahan Tanggungjawab pada Mandor
Tanam dan Lingkungan
07 Juni 02 Penyesuaian Nama Jabatan dan tanggung jawab sesuai
2021 dengan SK No. 31/KPTS/DIR/3/2021 tentang Struktur
Organisasi Perum Perhutani

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 1 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

1 TUJUAN
Memberikan Tujuan penyusunan Prosedur kerja ini adalah untuk membrikan acuan
bagi petugas Perhutani dalam pengelolaan penanganan perburuan dan perdagangan
kawasan hutan.

2 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perburuan dan Perdagangan Satwa meliputi kegiatan identifikasi sistem
perburuan dan perdagangan, penetapan tipe-tipe perburuan, pengendalian dan
monitoring evaluasi.

3 REFERENSI
3.3 Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
3.4 Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.
3.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar
3.6 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 16 Tahun 2012 Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
3.7 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor.
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor.
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang
Dilindungi.
3.8 Standar FSC kriteria 1.3 : Pada Negara penandatanganan, persyaratan semua
kesepakatan internasional yang mengikat seperti CITES, konvensi ILO, ITTA dan
konvensi tentang keanekaragaman hayati harus diamati.

4 PENGERTIAN
4.1 Appendix I adalah seluruh jenis dalam daftar CITES yang terancam kepunahan atau
mungkin dipengaruhi oleh adanya perdagangan. Perdagangan spesimen dari jenis
ini harus melalui peraturan khusus yang ketat dalam rangka tidak menambah
keterancaman dari kelangsungan hidupnya dan hanya diijinkan dalam keadaan
yang eksepsional.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 2 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

4.2 Appendix II adalah seluruh jenis dalam daftar CITES yang walaupun saat ini tidak
terancam punah kemungkinan bisa menjadi terancam kecuali jika perdagangan
spesimen ini dari jenis tersebut diatur dengan ketat dalam rangka menghindari
pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kelangsungan hidup mereka; dan jenis jenis
lainnya yang harus diatur agar perdagangan spesimen dari jenis dilindungi / RTE
dapat dikontrol secara efektif.
4.3 Appendix III adalah seluruh jenis dalam daftar CITES yang suatu Pihak
mengidentifikasi perlunya pengaturan dalam yurisdiksinya dengan tujuan untuk
mencegah atau membatasi eksploitasi dan sehubungan dengan itu memerlukan
kerjasama dari Pihak lain dalam mengontrol perdagangannya.
4.4 CITES adalah Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora, konvensi untuk perdagangan internasional spesies langka.
4.5 Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk hidup dari
semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik
lainnya serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies
dan ekosistem.
4.6 Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau dipelihara,
yang masih mempunyai kemurnian jenisnya.
4.7 Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di
udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik hidup bebas maupun yang
dipelihara oleh manusia.
4.8 Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan
berkembang secara alami.
4.9 Jenis tumbuhan atau satwa adalah jenis yang secara ilmiah disebut spesies atau
anak-anak jenis secara alamiah disebut sub-spesies baik di dalam maupun di luar
habitatnya.
4.10 Perburuan adalah sesuatu yang bersangkut paut dengan kegiatan berburu.
Sadangkan berburu adalah mengakap dan atau membunuh satwa buru
termasuk mengambil atau memindahkan telur-telur dan atau satwa buru masakini
dan masa depan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 3 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

5 TANGGUNG JAWAB
5.3 Administratur/KKPH
5.3.1 Memberikan langkah-langkah yang perlu ditempuh dan solusi pemecahan
masalah dalam perlindungan perburuan dan perdagangan satwaliar serta
evaluasi kemajuan kegiatan perlindungan.
5.3.2 Secara manajerial mengkoordinasi dan mengarahkan dalam pemilihan
alternatif solusi pemecahan masalah serta menetapkan langkah kebijakan
yang perlu ditempuh dalam upaya mendukung kelancaran pelaksanaan
perlindungan satwaliar di wilayah KPH Kebonharjoan
5.4 Kepala Seksi Madya Pembinaan SDH & Perhutanan Sosial
5.4.1 Mengevaluasi hasil laporan Kasi PSDH mengenai pengamatan satwaliar
yang di lindungi oleh Undang-undang, Peraturan Pemerintah, CITES
(Appendix I, II dan III) dan satwaliar RTE dalam wilayah KPH.
5.4.2 Melaksanakan bimbingan teknis mengenai perlindungan satwaliar dari
perburuan dan perdagangan satwa liar yang dilindungi serta pemeriksaan/
monitoring dan evaluasi kegiatan perli ndungan satwaliar.
5.4.3 Menerima laporan kejadian terkini perburuan atau perdagangan satwaliar
yang dilindungi untuk diperdagangkan dari Asper/KBKPH.
5.4.4 Melaporkan kejadian perburuan dan pengambilan satwaliar yang dilindungi
dan hasil kemajuan penyelesaiannya serta memberikan alternatif
penyelesaian perlindungan satwaliar kepada Administratur).
5.5 Kepala Sub Seksi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
5.5.1 Masukan hasil pengamatan dan mengidentifikasi satwaliar yang harus
dilindungi.
5.5.2 Merekomendasikan satwaliar yang dilindungi oleh Peraturan
Pemerintah, CITES Apendiks I, II, III dan RTE dalam wilayah KPH.
5.5.3 Rekomendasi dilaporkan ke Wakil Administratur dan di informasikan ke
Asper/ KBKPH.
5.6 Asper/KBKPH
5.6.1 Menerima laporan kejadian perburuan dan pengambilan satwaliar dilindungi
yang diperdagangkan dari KRPH/Mandor.
5.6.2 Dari hasil laporan kejadian Asper/ KBKPH sebagai pengawas wilayah
segera melakukan penanganan secara :
5.6.2.1 Preemtif yaitu berkerja sama dengan masyarakat setempat
/LMDH dan instasi terkait (BKSDA, Polri, Pemda setempat) untuk
melakukan perlindungan terhadap satwaliar yang dilindungi dengan
penyuluhan dan pemberitahuan lewat surat.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 4 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

5.6.2.2 Preventif yaitu melakukan pengawasan bersama dengan intern


Perhutani dengan kegiatan patroli, pemasangan plang larangan dan
penghalauan pada pelaku perburuan satwaliar.
5.6.2.3 Represif yaitu bekerja sama dengan instasi terkait (BKSDA, Polri
dan Pemda) untuk melakukan penangkapan pada pelaku
perburuan dan pengambilan satwaliar yang dilindungi serta
operasi perdagangan satwaliar. investigasi perburuan dan
perdagangan satwaliar
5.6.3 Melaporkan kejadian terkini dilengkapi dengan BAP mengenai penanganan
perlindungan satwaliar kepada Administratur dan tembusan Wakil
Administratur.

5.7 Kepala Resort KPH


5.7.1 Bersama mandor membuat laporan awal kejadian perburuan dan
pengambilan satwaliar yang dilindungi kepada Asper/KBKPH.
5.7.2 Membantu Asper/KBKPH dalam penanganan penyelesaian perlindungan
satwaliar yang dilindungi dan membuat BAP penanganan perlindungan
satwaliar .
5.7.3 Membuat laporan perkembangan penyelesaian perlindungan satwaliar
yang dilindungi kepada Asper tiap akhir bulan.

5.8 Mandor Polter


5.8.1 Melaporkan adanya kejadian dan penanganan perburuan dan pengambilan
satwaliar kepada KRPH-nya dan perkembangannya tiap akhir bulan.
5.8.2 Membantu KRPH dalam pembuatan laporan dan rekapitulasi laporan
perlindungan satwaliar.
5.8.3 Membantu KRPH dalam menyelesaikan masalah perburuan dan
pengambilan satwaliar yang dilindungi.
5.8.4 Untuk Polter melakukan patroli secara rutin guna memantau keadaan
yang ada, serta sebagai kontrol terhadap kondisi keamanan dari
gangguan perburuan terhadap satwaliar.
5.8.5 Pelaksana kegiatan investigasi perburuan dan perdagangan satwaliar.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


Penanganan Perburuan dan perdagangan
PENGELOLAAN satwa
FLORA DAN liar RTE
FAUNA
Kasi Madya Bin
SDH KSS K3L Asper/KBKPH Mandor Lingkungan Mandor PHBM Mandor Polter Mandor Tanam

Mulai

6.1 Flow Chart


Laporan Survey
Biodiversity

Penetapa dan Mengkoordinir


6 PROSEDUR KERJA

pengesahan Pelaksanaan
Strategi dan RO sesuai RO
Analisa Habitat
Flora Fauna RTE
Tidak
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

Menyusun area
pengelolaan Menyusun Rencana Melaksanaan Pengkayaan
habitat serta Monitoring
Operasional Review Sosialisai Patroli Tanaman Jenis
strategi distribusi,
Pengelolaan Flora dan Koreksi Keberadaan Pengamanan RTE/
pengelolaan Jumlah
Fauna RTE Flora&Fauna Perburuan dan Pendukung
flora dan fauna gangguan Flora
RTE
RTE Perdagangan Habitat Satwa
Fauna RTE
Flora Fauna RTE RTE
PERDAGANGAN SATWA LIAR

Ya
1
PROSEDUR KERJA

Melaporkan
2

Mengolah Data
Kegiatan
Laporan Kegiatan
Pengelolaan dan
Pengelolaan
kondisi Flora Fauna
No. Dok.

Halaman

Flora&Fauna RTE
RTE tingkat BKPH
No. Revisi

PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi

Laporan
Tanggal Berlaku

Pengelolaan Flora &


Fauna RTE
:
:
:
:
:
02

Selesai
5 dari 10
12 Juli 2021
07 Juni 2021

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PK-SMPHT.02.5-009
No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 6 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

6.2 Tahapan Prosedur Kerja Pengelolaan Flora dan Fauna RTE


6.2.1 Perburuan dan perdagangan satwaliar harus dikendalikan berdasar
asas kelestarian manfaat dengan memperhatikan populasi, daya dukung
habitat, dan keseimbangan ekosistem:
6.2.1.1 Pada prinsipnya segala bentuk perburuan satwaliar yang ada di
dalam kawasan Perum Perhutani khususnya dalam wilayah KPH
adalah dilarang, mengingat belum adanya informasi yang pasti
mengenai jumlah dan jenis populasi satwa yang ada di dalamnya.
Untuk itu diperlukan suatu usaha dalam rangka pengendalian
terhadap perburuan dan perdagangan satwaliar yang ada di kawasan
Perum Perhutani.
6.2.1.2 Dalam rangka pengendalian terhadap kegiatan perburuan diperlukan
suatu pemetaan sistem perburuan yang merupakan kegiatan
identifikasi sistem perburuan dengan melalui investivigasi terhadap
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu perburuan.
6.2.1.3 Untuk mengetahui komponen-komponen perburuan dan
perdagangan satwaliar, dilaksanakan kegiatan investigasi lapangan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dasar kegiatan
perburuan dan perdagangan satwaliar yang terjadi di KPH. Strategi
pengendalian perburuan dan perdangangan satwaliar didasarkan
pada hasil investigasi tersebut.
6.2.2 Kegiatan investigasi dilaksanakan dengan metode wawancara
(penyamaran). Target audien kegiatan ini adalah masyarakat sekitar
hutan dan orang-orang yang dicurigai melakukan kegiatan perburuan dan
perdagangan satwaliar. Hasil kegiatan investivigasi meliputi komponen-
komponen sebagai berikut :
 Jenis Satwaliar yang diburu atau diperdagangkan
 Jenis-jenis satwaliar yang umum diburu/ diperdagangkan
digolongkan menjadi 3 kelas, yaitu :
 • Burung
 • Mamalia
 • Reptil
 Apabila ditemukan satwa RTE diperburukan/ diperdagangkan, maka
dibuat Berita Acara Penyerahan kepada petugas BKSDA atau POLRI
untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
 Pelaku perburuan dan perdagangan satwaliat

6.2.2.1 Lokasi perburuan

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 7 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

6.2.2.2 Perhutani tidak menyediakan suatu kawasan tertentu yang


diperuntukkan sebagai taman buru, kebun buru, maupun areal buru.
Dengan demikian lokasi perburuan yang terjadi di wilayah Perhutani
adalah ilegal.
6.2.2.3 Melalui proses investivigasi akan dapat dipetakan lokasi-lokasi/petak-
petak yang sering dijadikan sebagai tempat perburuan dan
perdagangan agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dan
pengamanan.
6.2.2.4 Intensitas terjadinya perburuan
6.2.2.5 Melalui proses investivigasi pula dapat diketahui intensitas terjadinya
perburuan yang terjadi dalam suatu kawasan sehingga dapat
ditentukan tingkat kerawanan suatu daerah terhadap kegiatan
perburuan terhadap satwaliar.

6.2.3 Tipe-tipe perburuan berdasarkan tujuan adalah:


6.2.3.1 Berburu untuk keperluan olah raga atau hobby, yaitu perburuan
yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa memperoleh
kesegaran jasmani setelah melakukan kegiatan perburuan serta
menganggap berburu merupakan kesenangan.
6.2.3.2 Berburu dengan tujuan non komersil yaitu perburuan yang dilakukan
untuk memenuhi makanan sehari-hari. Pada umumnya perburuaan
ini dilakukan dengan menggunakan alat tradisional.
6.2.3.3 Berburu untuk keperluan lain-lain, yaitu perburuan yang dilakukan
oleh pemburu atau petugas yang ditunjuk berdasarkan surat
perintah dari Menteri Kehutanan untuk tujuan tertentu, antara lain :
a) tujuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
b) pengendalian hama penyakit
c) pengendalian populasi.
d) penanggulangan gangguan satwa yang membahayakan
kehidupan upah manusia
e) kepentingan khusus antara lain hadiah pemerintah RI kepada
negara lain.
f) Perburuan dengan tujuan ekonomi, yaitu perburuan yang
dilakukan dengan tujuan untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan kepada pihak-pihak tertentu yang
membutuhkannya atau melakukan perburuan sebagai mata
pencaharian/sumber penghasilan.
6.2.3.4 Berdasarkan proses identifikasi di atas dapat dilakukan upaya-upaya
pengendalian terhadap kegiatan perburuan dan perdagangan

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 8 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

satwaliar, antara lain dengan upaya pencegahan, serta dengan


meningkatkan kualitas SDM baik dari pihak Perhutani sendiri maupun
pihak di luar Perhutani.
6.2.4 Pencegahan. Upaya-upaya pencegahan dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
6.2.4.1 Pembuatan program kerja Pengendalian dan Pencegahan
Perburuan Satwaliar.
6.2.4.2 Sosialisasi, proses ini dapat dilakukan secara formal ataupun
informal baik pendekatan dengan banyak pihak ataupun dengan
tokoh tokoh masyarakat sekitar hutan.
6.2.4.3 Membuat Papan Larangan berburu dalam kawasan hutan pada
lokasi-lokasi yang strategis.
6.2.4.4 Deteksi dini, yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap
kegiatan perburuan satwaliar dengan melakukan pemantauan baik
melalui patroli ataupun pos pemantau yang ada.
6.2.4.5 Sumberdaya Daya Manusia (SDM) untuk SDM di luar Perhutani yaitu
dengan penyuluhan-penyuluhan mengenai bahaya yang dapat
ditimbulkan apabila tidak ada pengendalian terhadap perburuan
terhadap keseimbangan ekosistem.
6.2.4.6 Pembuataan Peraturan tentang Pengendalian dan Pencegahan
6.2.4.7 Perburuan satwaliar. Bertujuan untuk menentukan batasan-batasan
yang jelas mengenai pengendalian dan pencegahan terhadap
perburuan satwaliar, larangan, bahkan dengan sanksi-sanksi yang
akan diberikan bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan tersebut
dan sebisa mungkin peraturan ini disosialisasikan kepada
masyarakat.

6.2.5 Pelaksanaan
6.2.5.1 Mandor melaksanakan kegiatan investigasi kegiatan perburuan
dan perdagangan satwaliar.
6.2.5.2 Polter melaksanakan kegiatan patroli rutin di kawasan hutan KPH.
6.2.5.3 KRPH/Mandor setiap mengetahui kejadian perburuan dan
pengambilan satwaliar yang dilakukan oleh kelompok ataupun
perseorangan dengan tidak melalui prosedur (tanpa ijin) segera
melakukan penanganan dan melaporkan bersama dan atau
membantu Asper/KBKPH membuat BAP penanganan
perlindungan.
6.2.5.4 Membuat surat pemberitauan atau penyuluhan untuk melakukan
kegiatan kerjasama/kesepakatan bersama dengan masyarakat

Sistem Manajemen Perum Perhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.5-009
No. Revisi : 02
PROSEDUR KERJA
PENANGANAN PERBURUAN DAN Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
PERDAGANGAN SATWA LIAR Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 9 dari 10
1 2
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA

setempat dan instansi terkait (BKSDA, Polri, Pemda) dalam


melakukan pencegahan perburuan dan perdagangan satwaliar.
6.2.5.5 Asper/KBKPH melaporkan hasil monitoring/pengawasan KRPH
tentang perlindungan satwaliar yang dilindungi dari perburuan dan
pengambilan untuk didagangkan kepada Adm/KKPH yang dilampiri
hasil upaya penyelesaian dengan BAP penanganan perlindungan.
Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi terkait
dengan kegiatan penyusunan surat pemberitauan dan penyuluhan
yang bekerja sama atau kesepakatan bersama dengan
masyarakat dan instansi terkait (BKSDA, Polri, Pemda) dalam
perlindungan satwaliar.
6.2.5.6 Wakil Administratur memimpin dan koordinasi penyelesaian
penanganan perlindungan satwaliar. Bertanggung jawab
pendataan, rekapitulasi dan administrasi penanganan perburuan
dan pengambilan satwaliar yang dilindungi untuk diperdagangkan,
hasil laporan Asper/KBKPH kemudian dilaporkan kepada Adm/KKPH.
6.2.5.7 Administratur memberikan kebijakan dan strategi penyelesaian
penanganan perlindungan terhadap satwaliar yang dilindungi.

6.2.6 Pelaporan dan Monitoring. Untuk mengetahui perkembangan


penanganan perburuandan perdagangan satwaliar maka dilaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
6.2.6.1 Pelaporan dan monitoring bulanan dengan cara mengisi blangko
yang sudah disediakan oleh KPH dan diserahkan setiap akhir bulan.
Semua laporan direkap di KPH oleh petugas yang ditunjuk dan
dibukukan.
6.2.6.2 Melaksanakan kegiatan investigasi ulangan setiap tahunnya. Hal ini
untuk mengetahui dinamika perburuan dan perdagangan satwaliar
yang terjadi di tingkat KPH.
6.2.6.3 Membuat Laporan Tahunan Perburuan dan Perdagangan
SatwaliarLangkah-langkah yang perlu dilakukan misalnya dengan
program pelatihan bagi satuan keamanan yang ada, bagaimana
harus bertindak apabila terjadi kegiatan perburuan satwaliar,
sedangkanTidak menebang pohon yang teridentifikasi tempat
bersarang satwa RTE.

7 FORMULIR & LAMPIRAN

Sistem Manajemen Perum Perhutani


Sistem Manajemen Perum Perhutani

Anda mungkin juga menyukai