Anda di halaman 1dari 36

PROSEDUR KERJA

TEBANGAN KAYU BIOMASSA

PK-SMPHT. 02.4-003

Sistem Manajemen Perum Perhutani


Sistem Manajemen Perum Perhutani
CATATAN REVISI
Tanggal No
NO Hal Uraian Revisi Paraf
Revisi Revisi
1 Des 2019 01 4 Penambahan pengertian dari kegiatan pada
sistem SIPUHH
16 Perubahan Intensitas Sampling menjadi 0.5%
20 Penambahan poin Penatausahaan Hasil
Hutan dan pengukuran Sm yang dikonversi
ke m3
2 Jan 2021 02 3 Penambahan Ketentuan dan Aturan
Rujukan :
1. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari Nomor
P.2/PHPL/SET.5/KUM.1/6/2020 tgl 12 Juni
2020 tentang Angka Konversi Hasil Hutan
Kayu Energi Jenis Kaliandra (Calliandra
callothyrsus) dan Gamal (Gliricidia sepium)
2. Surat Direktur Jenderal PHPL No.
S.629/MenLHK-PHPL/IPHH/HPL-4/4/2020
tanggal 23 April 2020 perihal Tarif dan
Harga Patokan Tanaman Energi
20 Penambahan Petunjuk Teknis, Administrasi
Penataan Hasil Hutan dan SIPUHH
Tebangan Biomassa
3 14 Oktober 03 7 – 12 Perubahan Struktur Organisasi berdasarkan
2021 SK Dir no. 31/KPTS/DIR/3/2021
4 27 Oktober 04 1 Perubahan Judul
2022
2 Pembaharuan referensi
19 Perubahan nilai konversi kayu biomassa
22 Penghapusan DK 316 untuk kayu biomassa

Sistem Manajemen Peruhutani


No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 2 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

1. TUJUAN
Prosedur kerja ini sebagai pedoman penyelenggaraan tebangan kayu biomassa di
Perum Perhutani.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Prosedur Kerja ini pada produksi, pengujian, dan Penatausahaan
Hasil Hutan Kayu yang berasal dari tanaman biomassa di wilayah Perum Perhutani.

3. REFERENSI
3.1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Manajemen
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.3. Prinsip dan Praktik Pemanenan Hutan di Indonesia, Natural Resources
Management Programme dan Departemen Kehutanan.
3.4. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan.
3.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.01/Men/1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu.
3.6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari Dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin Atau
Pada Hutan Hak.
3.7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.67/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
Kayu yang Berasal dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
3.8. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.2/VI-
SET/2015 tentang Metode Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan.
3.9. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.5/VI-BPPHH/2014
tentang Standard dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK).
3.10. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan HUtan Produksi Lestari Nomor
P.18/PHPL-SET/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi
Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 3 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

3.11. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor


P.3/PHPL-IPHH/2016 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal
Pengelolaan HUtan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari
Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
3.12. Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Nomor
SK.60/PHL/SET.5/KUM.1/7/2022 tentang Angka Konversi Hasil Hutan Tanaman
Jenis Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Gamal (Gliricidia sepeum)
3.13. Surat Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor
S.629/MenLHK-PHPL/IPHH/HPL-4/4/2020 tanggal 23 April 2020 perihal Tarif
dan Harga Patokan Tanaman Energi.
3.14. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7835.1:2012 Serpih Kayu (Wood Chips) -
Bagian 1: Istilah dan Definisi.
3.15. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7835.2:2012 Serpih Kayu (Wood Chips) -
Bagian 2: Klasifikasi dan Persyaratan Bahan Baku Pulp.
3.16. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7835.3:2012 Serpih Kayu (Wood Chips) -
Bagian 3: Cara Uji.
3.17. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 681/KPTS/DIR/2008 tentang
Pedoman Lacak Balak/Chain of Custody (CoC).
3.18. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 700/KPTS/DIR/2019 tentang
Pedoman Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Wilayah Pengelolaan Perum
Perhutani.
3.19. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 31/KPTS/DIR/3/2021 tentang
Struktur Organisasi Perum Perhutani.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 4 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

4. PENGERTIAN
4.1. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan yang selanjutnya disebut RPKH adalah
dokumen yang berisi rencana pengelolaan hutan selama 10 (sepuluh) tahun
untuk daur menengah/panjang atau 5 (lima) tahun untuk daur pendek, yang
berazaskan kelestarian sumberdaya hutan dengan mempertimbangkan
keseimbangan lingkungan dan sosial, yang disusun menurut Kelas Perusahaan
pada setiap Bagian Hutan dari suatu KPH.
4.2. Rencana Teknik Tahunan yang selanjutnya disebut RTT adalah rencana rinci
kerja pengelolaan hutan selama 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran
dari RPKH.
4.3. Suplisi RTT adalah perubahan RTT yang meliputi penambahan atau
pengurangan atau penggeseran lokasi termasuk perubahan jenis tanaman.
4.4. Verifikasi areal tebangan adalah kegiatan klarifikasi petak-petak tebangan
antara lain batas-batas petak tebangan, batas Kawasan Perlindungan
Setempat (KPS) yang dilarang untuk ditebang seperti di sekitar mata air, di
sempadan sungai, di sekitar jurang yang curam, Lapangan Dengan Tujuan
Istimewa (LDTI) misalnya kuburan, dan dilakukan sebelum kegiatan klem dan
teresan dilaksanakan.
4.5. Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae).
4.6. Kaliandra (Calliandra calothyrsus) adalah marga sekelompok tumbuhan
berbuah polong (legum), dengan anggota sekitar 200 jenis. Wujudnya berupa
pohon berukuran sedang dengan bunga tersusun majemuk dan termasuk suku
Fabaceae atau polong-polongan.
4.7. Kayu Energi adalah kayu berasal dari spesies dengan pertumbuhan cepat,
percabangan lebat, berat jenis tinggi, riap tinggi, mudah tumbuh pada berbagai
kondisi tempat tumbuh, cepat bertunas setelah dipangkas, dan memiliki nilai
kalor yang tinggi.
4.8. Tebangan adalah kegiatan perobohan pohon dengan arah rebah yang tepat
sehingga pohon tidak rusak atau pecah banting.
4.9. Pemangkasan adalah suatu kegiatan pemanenan cabang tanaman biomassa
hasil trubusan yang sudah berumur minimal 2 tahun dengan menggunakan alat
pangkas.
4.10. Pemungutan adalah suatu kegiatan untuk memisahkan antara cabang dengan
daun yang tidak dibutuhkan.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 5 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

4.11. Pembagian Batang adalah kegiatan pembuatan/pemotongan batang pohon


dengan ukuran tertentu yang bertujuan untuk memudahkan pengangkutan.
4.12. Penumpukan adalah kegiatan mengumpulkan potongan kayu menjadi
tumpukan dengan ukuran tertentu dengan tujuan untuk mengetahui volume
kayu dengan satuan staple meter (sm).
4.13. Penatausahaan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan
perencanaan produksi, pemanenan atau penebangan, pengukuran dan
pengujian, penandaan, pengangkutan/peredaran, serta pengolahan hasil hutan
kayu.
4.14. Pikul/Langsir adalah kegiatan memindahkan kayu dari lokasi tebangan ke
Tempat Pengumpulan (TP).
4.15. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
4.16. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat atau perlengkapan untuk dipakai tenaga
kerja guna melindungi dirinya terhadap lingkungan kerja.
4.17. Tempat Penimbunan Kayu (TPK) adalah suatu tempat yang ditentukan dan
berfungsi untuk menerima, menimbun, dan menjual kayu dari beberapa TP dan
keberadaannya ditetapkan oleh Direksi.
4.18. Tempat Pengumpulan (TP) adalah tempat untuk pengumpulan kayu di sekitar
tempat tebangan/pemanenan/pemungutan hasil hutan yang ditetapkan oleh
Adminstratur/KKPH.
4.19. Tempat Penimbunan Kayu Khusus (TPKh) adalah suatu tempat yang
ditentukan dan berfungsi untuk menerima, menimbun, dan menjual hasil hutan
kayu yang keberadaannya ditetapkan oleh Keputusan Kepala Divisi Regional
atas rekomendasi General Manajer/Administratur.
4.20. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) adalah bagian wilayah pengelolaan hutan
dalam wilayah kerja Divisi Regional Perum Perhutani.
4.21. Serpih Kayu (wood chips) adalah partikel kayu yang sehat (tidak diserang
jamur atau serangga), tanpa kulit dengan ukuran nominal panjang maksimum
25 mm, lebar 20 - 30 mm dan tebal 3 – 5 mm.
4.22. Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan yang selanjutnya disebut SIPUHH
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan menyebarkan informasi
penatausahaan hasil hutan kayu.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 6 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

4.23. Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Kemen LHK (SIPNBP)
adalah aplikasi yang mencatat, menyimpan, menghitung data kewajiban
pembayaran PNBP yang terintegrasi dengan SIPUHH KemenLHK dan SIMPONI
Kemen Keuangan
4.24. Digital Inventori Kayu (DIKA) adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisa, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan
menyebarkan informasi penatausahaan hasil hutan kayu pada bidang produksi
yang memproses pembuatan LHP secara elektronik melalui aplikasi SIPUHH
dan pembayaran PSDH melalui SIPNBP, serta bidang pemasaran dengan yang
memproses administrasi pemasaran dan penerbitan SKSHHK melalui aplikasi
SIPUHH.
4.25. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut sebagai GANISPH
adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi kerja di bidang pengelolaan
hutan.
4.26. Kayu Hasil Pemanenan yang selanjutnya disebut KHP adalah kayu hasil
produksi yang dihasilkan dari pemanenan hasil penanaman pada hutan
tanaman dan dapat berupa Kayu Bulat Sortimen A-III atau Kayu Bulat Besar
(KBB), Kayu Bulat Sortimen A-II atau Kayu Bulat Sedang (KBS), Kayu Bulat
Sortimen A-I atau Kayu Bulat Kecil (KBK), Kayu Brongkol dan Kayu Bakar.
4.27. Pengujian Hasil Hutan adalah kegiatan dalam rangka menetapkan jenis, ukuran
dan mutu hasil hutan.
4.28. Buku Ukur/Penerimaan Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor yang selanjutnya
disebut DK 302 adalah catatan atas hasil pengukuran Kayu Hasil Produksi
(KHP) biomassa yang dibuat di TPn/TP oleh GANISPH.
4.29. Daftar Gabungan Buku Ukur/Penerimaan Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor
yang selanjutnya disebut Blanko DK 305/1 adalah blanko yang digunakan oleh
GANISPH atau mandor tebang untuk membuat rekapitulasi hasil pencatatan
dalam Buku Ukur selama 1 (satu) periode pembayaran.
4.30. Daftar Kayu Bulat/Angkutan Biasa Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor yang
selanjutnya disebut blanko DK 304b adalah dokumen yang memuat identitas
kayu yang dipergunakan dalam pengangkutan Kayu Hasil Produksi dari
TPn/TP ke TPK.
4.31. Laporan Hasil Produksi yang selanjutnya disebut LHP adalah dokumen yang
memuat data hasil penebangan pohon yang direncanakan ditebang pada blok
kerja tahunan/petak kerja tebangan yang ditetapkan.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 7 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

4.32. Kapling adalah tumpukan hasil hutan kayu yang diatur sedekian rupa menurut
jenis, sortimen, kelas panjang, dan mutu.
4.33. Daftar kapling atau DK 308 adalah daftar yang memuat tentang jumlah,
ukuran, mutu, dan volume hasil hutan kayu.
4.34. Daftar Kayu Hasil Produksi yang selanjutnya disebut D-KHP adalah dokumen
yang memuat identitas kayu hasil pemanenan sebagai dasar penerbitan
dokumen SKSHHK sekaligus merupakan lampiran SKSHHK.
4.35. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disebut SKSHHK
adalah dokumen angkutan yang wajib melengkapi setiap pengangkutan,
penguasaan, atau pemilikan hasil hutan kayu yang berasal dari wilayah
pengelolaan Perum Perhutani berupa KBB, KBS dan KBK dari TPK dan industri
primer ke semua tujuan dan kayu olahan berupa kayu gergajian, veneer dan
serpih dari industri primer.
4.36. Penerbit SKSHHK adalah pegawai Perum Perhutani yang mempunyai kualifikasi
sebagai GANISPHPL sesuai dengan kompetensinya yang diangkat dan diberi
wewenang untuk menerbitkan dokumen SKSHHK secara self assesment melalui
aplikasi SIPUHH.
4.37. Pertanggungjawaban Pengurusan Hasil Hutan yang selanjutnya disebut
sebagai Perni 39 adalah laporan pertanggungjawaban pengurusan hasil hutan
yang disampaikan oleh Administratur/KKPH kepada Kepala Divisi Regional pada
setiap akhir bulan.
4.38. Daftar Penyerahan Hasil Hutan yang selanjutnya disebut Perni 51 adalah
dokumen penyerahan hasil hutan kayu antar satuan kerja.

5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kepala Divisi Produksi
5.1.1 Merumuskan strategi, pedoman, dan kebijakan produksi kayu.
5.1.2 Merumuskan pengawalan terhadap bidang Produksi Kayu baik
perencanaan, monitoring, serta evaluasi agar volume dan mutu
produksi kayu tercapai sesuai rencana.
5.1.3 Membuat Pedoman/Kebijakan pemberian reward and punisment bidang
Produksi Kayu.
5.2. Kepala Departemen Produksi Hasil Hutan Kayu
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 8 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5.2.1. Melakukan pengawalan terhadap bidang Produksi Kayu baik


perencanaan, monitoring, serta evaluasi agar volume dan mutu produksi
kayu tercapai sesuai rencana.
5.2.2. Mengkoordinasi kegiatan dan membuat laporan kemajuan Produksi
Kayu.
5.2.3. Memastikan bahwa proses produksi, pengujian, dan kendali proses
produksi kayu berjalan efektif dan efisien.
5.2.4. Melakukan pengawalan terhadap bidang pengujian kayu baik monitoring
serta evaluasi hasil scaling and grading agar tidak terjadi uji ulang.
5.2.5. Mengkoordinasi kegiatan dan membuat laporan kemajuan pengujian
hasil hutan.
5.3. Kepala Divisi Regional
5.3.1. Melakukan pengawalan terhadap bidang produksi kayu pada wilayah
Divisi Regional baik perencanaan, monitoring, serta evaluasi agar
volume dan mutu produksi kayu tercapai sesuai rencana.
5.3.2. Menetapkan strategi, kebijakan, dan operasional Divisi Regional untuk
bidang produksi kayu berdasarkan hasil analisa kondisi dan
perkembangan pasar.
5.3.3. Menetapkan reward and punisment bidang produksi kayu.
5.4. Kepala Departemen Produksi dan Ekowisata
5.4.1. Melaksanakan dan mengendalikan proses bisnis bidang produksi kayu.
5.4.2. Memastikan bahwa proses produksi, pengujian, dan kendali proses
produksi kayu berjalan efektif dan efisien.
5.4.3. Mengusulkan reward and punisment bidang Produksi Kayu.
5.4.4. Menetapkan NPS/RO Produksi per KPH.
5.4.5. Melakukan pengawalan terhadap bidang pengujian kayu baik monitoring
serta evaluasi hasil scaling and grading agar tidak terjadi uji ulang.
5.5. Kasi Utama Bidang Produksi Hasil Hutan Kayu
5.5.1. Menghimpun data produksi dan pengujian kayu sebagai bahan
masukan, pertimbangan dan pengambilan keputusan strategis
pimpinan.
5.5.2. Mengkoordinasi kegiatan dan membuat laporan kemajuan bidang
produksi dan pengujian kayu.
5.5.3. Membuat konsep NPS/RO Produksi-Pengujian per KPH.
5.5.4. Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Produksi dan
Ekowisata.
5.6. Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan/KKPH
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 9 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5.6.1. Menyusun Rencana Teknik Tahunan (RTT) pengelolaan sumberdaya


hutan.
5.6.2. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) tebangan.
5.6.3. Memimpin penyelenggaraan aktivitas pengelolaan sumberdaya hutan
berupa pembinaan sumberdaya hutan, konservasi sumberdaya hutan,
pemungutan (pemanenan) hasil hutan kayu, perlindungan dan
pengamanan sumberdaya hutan serta aset Perusahaan.
5.6.4. Menilai hasil monitoring, evaluasi dan pengendalian pengelolaan
sumberdaya hutan di wilayah kerjanya yang dilakukan Wakil
Administratur serta melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik
kepada Pimpinan Divisi Regional.
5.7. Wakil Administratur/Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan/KSKPH
5.7.1. Menjabarkan strategi dan kebijakan teknis operasional.
5.7.2. Melakukan dan melaporkan hasil monitoring, evaluasi, dan
pengendalian pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah sub KPH
kepada Administratur.
5.7.3. Bertanggung jawab langsung kepada Administratur.
5.8. Kepala Seksi Madya Bidang Produksi dan Ekowisata
5.8.1. Menjabarkan strategi dan kebijakan teknis operasional produksi kayu.
5.8.2. Membantu Administratur dalam hal perencanaan, monitoring, serta
evaluasi agar volume dan mutu produksi kayu tercapai sesuai rencana.
5.8.3. Melakukan monitoring dan evaluasi khususnya pencapaian target
bidang produksi kayu yang telah ditetapkan.
5.8.4. Melakukan dan mengawal kegiatan penatausahaan hasil hutan kayu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.8.5. Melakukan koordinasi dengan bidang dan instansi terkait guna
kelancaran tata hubungan kerja dalam rangka mendorong peningkatan
kinerja bidang produksi kayu.
5.8.6. Melaporkan secara periodik hasil kerja kepada Administratur.

5.9. Kepala Seksi Madya Bidang Perencanaan SDH dan Pengembangan Bisnis
5.9.1. Menyusun Konsep RJP, RTT/RKTP, berdasarkan RPKH dan rencana
lainnya, Nomor Pekerjaan berdasarkan RTT dan RKAP KPH yang
sudah disahkan.
5.9.2. Membuat konsep Surat Perintah Kerja (SPK) berdasarkan RTT yang
sudah disahkan.
5.9.3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan bidang
produksi kayu serta menyusun laporan secara periodik.
5.9.4. Bertanggung jawab kepada Administratur.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 10 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5.10. Kepala Sub Seksi Perencanaan Sumberdaya Hutan


5.10.1. Menginventarisasi data kawasan hutan dan tanah Perusahaan termasuk
potensi dan permasalahan di dalamnya.
5.10.2. Mempersiapkan bahan konsep RTT dan Net RTT berdasarkan Buku
RPKH dan lainnya.
5.10.3. Mengikuti perkembangan penyelesaikan penyusunan RTT sampai
dengan pengesahannya.
5.10.4. Membuat konsep Berita Acara Perubahan Kelas Hutan dan
melaksanakan pembahasan data PSDH dan pelaporannya.
5.10.5. Monitoring dan evaluasi pengisian Buku Obor.
5.10.6. Melakukan pengamatan terhadap kemajuan realisasi pelaksanaan RTT.

5.11. Kepala Sub Seksi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan


5.11.1. Mengidentifikasi dan memeriksa lokasi pemanenan kayu.
5.11.2. Mengidentifikasi dampak dari kegiatan pemanenan kayu.
5.11.3. Membuat rancangan pengelolaan areal bekas pemanenan kayu
(dijelaskan dalam RO dan RKL).
5.11.4. Melakukan monitoring dan evaluasi.

5.12. Kepala Sub Seksi Produksi dan Pembinaan Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
5.12.1. Menyusun konsep RKAP, RO, dan tarip upah bidang produksi kayu.
5.12.2. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan penilaian kegiatan
produksi kayu.
5.12.3. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan produksi
kayu.
5.12.4. Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Madya Bidang Produksi dan
Ekowisata.

5.13. Asisten Perhutani/Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan/KBKPH


5.13.1. Mengusulkan rencana pengelolaan sumberdaya hutan (RTT dan
rencana lain).
5.13.2. Melaksanakan Surat Perintah Kerja bidang tebangan.
5.13.3. Melaksanakan pemeriksaan terhadap batas-batas petak/lokasi
tebangan berdasarkan SPK dan melaporkan kepada Administratur
apabila terjadi ketidaksesuaian antara SPK dan kondisi lapangan.
5.13.4. Melaksanakan pembinaan masyarakat desa sekitar hutan (MDH) dan
melakukan koordinasi dengan LMDH, Desa Hutan, dan instansi terkait.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 11 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5.13.5. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pengelolaan


sumberdaya hutan di wilayah kerja BKPH dan melaporkan kemajuan
pekerjaan secara periodik kepada Administratur.
5.13.6. Membuat dan menandatangani administrasi penatausahaan hasil hutan
serta pertanggungjawaban keuangan.
5.14. Penguji Tingkat I
5.14.1. Menghimpun data pengujian kayu sebagai bahan masukan,
pertimbangan, dan pengambilan keputusan strategis pimpinan KPH.
5.14.2. Mengkoordinasi kegiatan dan membuat laporan kemajuan bidang
pengujian kayu tingkat KPH.
5.14.3. Sebagai Personal In Charge (PIC)/penanggung jawab administrasi
PUHH produksi kayu.
5.14.4. Mengawal realisasi pengujian kayu di KPH.
5.14.5. Membantu mengarahkan bucking policy kayu.
5.14.6. Bertanggung jawab kepada Administratur.
5.14.7. Berkoordinasi dengan Ketua PPIC KPH serta Kepala Seksi Madya
Bidang Produksi dan Ekowisata.

5.15. Penguji Tingkat II


5.15.1. Membantu menghimpun data pengujian kayu sebagai bahan masukan,
pertimbangan, dan pengambilan keputusan strategis pimpinan KPH.
5.15.2. Membantu mengkoordinasi kegiatan dan membuat laporan kemajuan
bidang pengujian kayu tingkat KPH.
5.15.3. Melakukan pengujian kayu.
5.15.4. Membantu mengawal realisasi pengujian kayu di KPH.
5.15.5. Membantu mengarahkan bucking policy kayu.

5.16. KRPH/Kepala Resor Pemangkuan Hutan


5.16.1. Mengusulkan rencana pengelolaan sumberdaya hutan (RTT dan
rencana lain).
5.16.2. Mengkoordinasi penyelenggaraan aktivitas pengelolaan sumberdaya
hutan berupa pembinaan sumberdaya hutan, konservasi sumberdaya
hutan, pemanenan hasil hutan, perlindungan, dan pengamanan
sumberdaya hutan serta aset Perusahaan.
5.16.3. Melaksanakan pembinaan masyarakat desa sekitar hutan (MDH) dan
melakukan koordinasi dengan LMDH, Desa Hutan, dan instansi terkait.
5.16.4. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pengelolaan
sumberdaya hutan di wilayah RPH.
5.16.5. Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik kepada Asper.
5.16.6. Bertanggung jawab kepada Asper.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 12 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5.17. Mandor Tebang


5.17.1. Melaksanan penebangan sesuai target volume yang ditetapkan
berdasarkan kaidah-kaidah atau prosedur yang berlaku.
5.17.2. Bertanggung jawab kepada Asper.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 13 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

6. PROSEDUR KERJA
6.1. Flow Chart Proses Produksi

KAYU
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 14 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

6.2. Perencanaan
6.2.1. Penyusunan rencana tebangan/pemanenan berdasarkan RPKH jangka
berjalan dan atau rencana kelola lainnya yang kemudian dituangkan ke
dalam RTT.
6.2.2. Pembuatan RTT Tebangan sebagaimana dimaksud di atas sebagai
berikut:
a. Disusun oleh Administratur dua tahun sebelum pelaksanaan
tebangan dimulai (T-2).
b. Dinilai oleh Kepala Perencanaan Hutan Wilayah/KPHW; dan
c. Disahkan oleh Kepala Departemen Perencanaan Pengembangan
Bisnis.
6.2.3. Pelaksanaan penyusunan RTT oleh Administratur didahului dengan
pembuatan batas petak dan batas blok tebangan pada T-2, kemudian
dilakukan inventarisasi pohon pada petak tebangan.
6.2.4. Pelaksanaan inventarisasi pohon dilakukan dengan menggunakan
metode sampling dengan intensitas sebesar 0,5% dari tegakan yang
berada pada petak rencana tebangan.
6.2.5. Pembagian Blok
a. Pembagian Blok (dengan bentuk blok berupa larikan atau persegi
panjang).
Pembuatan blok di peta dan di lapangan diusahakan mengikuti batas
alam. Luas blok ± 4 hektar dengan mempertimbangkan jalan
pemeriksaan.
Menentukan pohon yang tidak boleh ditebang sebagai berikut:
- Kawasan KPS (apabila ada),
- Lokasi situs (apabila ada),
- Vegetasi sarang satwa RTE (apabila ada),
- Vegetasi sumber pakan satwa RTE (apabila ada),
- Jenis pohon rimba lokal (apabila ada),
b. Petak Ukur (PU) persegi panjang
Bentuk petak ukur ini dapat dianggap sebagai penyederhanaan dari
bentuk petak ukur jalur. Untuk unit sampling yang luasannya 0,02 ha
maka:
- Plot berbentuk persegi panjang:
Luas unit sampling (200 m2) = 10 m x 20 m,
Keliling = (2 x 10 m)+( 2 x 20 m) = 60 m.
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling sistematik dengan
menggunakan bentuk petak ukur persegi panjang (10 x 20) meter
(systematic sampling with random start), sehingga setiap petak ukur
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 15 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

mewakili areal seluas 4 hektar. Keluasan petak ukur (PU) sebesar


0,02 hektar.
Jarak antar petak ukur (PU) satu sama lain tetap, sehingga pola
letaknya merupakan jaringan persegi dengan titik sudutnya
merupakan titik pusat petak ukur, dan petak ukur pertama ditentukan
secara acak.

4 Ha

10 m

20 m
200 m

c. Blok larikan (line plot)


Lebar jalur yang digunakan adalah 20 meter. Arah jalur ukur yang
dibuat di lapangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Jumlah dan jarak antar jalur ukur sesuai dengan yang
ditetapkan.

Inventarisasi dilakukan dengan intensitas sampling (IS) = 0,5%,


petak ukur berbentuk jalur dengan lebar 20 m, dan arah jalur adalah
utara-selatan (azimut 0/180 derajat).
Tahapan dalam perhitungan jumlah jalur adalah sebagai berikut:
- Buat garis sejajar dengan arah jalur yang memotong batas luar
petak (garis A),
- Buat garis tegak lurus dengan arah jalur sampai memotong garis
A (garis B),
- Hitung panjang garis B.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 16 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

Panjang jalur ukur yang dihitung adalah jarak datar atau proyeksi.
Pengukuran panjang di lapangan yang miring dapat dilakukan
dengan dua cara:
- Sepanjang lereng (dengan menggunakan alat ukur lereng).
- Horizontal (dengan pengukuran bertahap).
Pembuatan jalur di lapangan dapat dilakukan dengan dua cara:
- Jalur dibuat dengan sistem sumbu jalur

- Jalur dibuat dengan sistem batas antar jalur

Pohon batas sering dijumpai di lapangan, yaitu pohon-pohon yang


terletak persis 10 meter kiri kanan sumbu jalur (pada pembuatan jalur
sistem sumbu jalur) atau pohon-pohon yang terletak persis pada
batas jalur yang dirintis (pada pembuatan jalur sistem batas jalur).
Dalam inventarisasi hutan, pohon batas dimasukkan atau dikeluarkan
dari jalur secara berselang seling.
d. Penentuan penggunaan blok larikan dan blok persegi dalam kegiatan
inventarisasi menyesuaikan kondisi di lapangan.
e. Pengukuran keliling dan volume pohon.
- Pohon yang diukur adalah pohon yang masuk ke dalam PU,
- Keliling pohon diukur pada ketinggian 30 cm di atas tanah,
- Pohon yang bercabang di bawah ketinggian 30 cm, masing-
masing diukur kelilingnya,
- Perhitungan volume menggunakan tarif volume lokal.

6.3. Pemanenan Kayu Biomassa


6.3.1. Persiapan Tebangan
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 17 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

 Surat Perintah Kerja Persiapan Tebangan


Berdasarkan RTT yang telah disahkan, Administratur mengeluarkan
Surat Perintah Kerja Persiapan Tebangan dengan dilampiri peta
dengan skala 1:10.000 yang memuat informasi batas-batas
petak/anak petak tebangan, batas blok, letak TP, lokasi KPS, dan
biodiversity (apabila ada).
 Persiapan Sarana dan Prasarana Tebangan
Persiapan sarana dan prasarana tebangan meliputi:
a. Penentuan dan persiapan Tempat Pengumpulan (TP).
b. Pengadaan alat-alat tebang, alat perlindungan diri (APD), dan
P3K.
c. Mempersiapkan tenaga kerja tebangan.
d. Mempersiapkan kebutuhan administrasi tebangan.
 Pelatihan Tebangan
Pelatihan tebangan diberikan kepada mandor tebang untuk
penyegaran kembali teknik-teknik tebangan yang dilakukan di
lapangan. Pelatihan meliputi penyegaran mengenai teknik tebangan
serta materi tentang SMK3. Pelatihan diberikan dalam bentuk
materi dan praktek/simulasi di lapangan.
6.3.2. Teknik Tebangan
 Berdasarkan pengesahan RTT Tebangan, Administratur
menerbitkan Surat Perintah Kerja Tebangan rangkap lima, dengan
ketentuan:
a. Lembar kesatu (asli) untuk Mandor Tebang yang bersangkutan.
b. Lembar kedua untuk Asper/KBKPH.
c. Lembar ketiga untuk KRPH.
d. Lembar keempat untuk Wakil Administratur/KSKPH.
e. Lembar kelima untuk arsip kantor KPH.

Surat Perintah Kerja Tebangan dilampiri gambar peta tebangan


skala 1 : 10.000 dengan mencantumkan:
a. Batas-batas tebangan.
b. Batas-batas blok tebangan.
c. Batas-batas areal larangan penebangan pohon (KPS, situs,
habitat satwa/flora dilindungi, dan lain lain)
d. Lokasi babagan tebangan
e. Tempat penumpukan tiap blok.
f. Jalan pikul dan jarak masing-masing blok.
g. Jarak angkut ke TPK/TPKh.
 Sebagai dasar perlindungan setiap orang yang berinteraksi dengan
lokasi tebangan dari risiko bahaya yang kemungkinan terjadi, P2K3
mengeluarkan Site Risk Assessment (Penilaian terhadap resiko
bahaya yang diakibatkan oleh kondisi/keadaan suatu wilayah) untuk
tiap-tiap petak tebangan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
 Sebelum memulai tebangan, mandor tebang melakukan briefing
dengan para pekerja tentang penyegaran keselamatan dan
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 18 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

kesehatan kerja serta pengecekan terhadap kelengkapan alat


pelindung diri masing-masing pekerja.
 Setiap akan memulai kegiatan, mandor tebang melakukan
pengecekan dan memastikan bahwa semua petugas telah
menggunakan APD dan peralatan kerja.
 Skema pembagian alokasi waktu antara operasional chainsaw
dengan pemanfaatan kayu oleh masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Mandor tebang melakukan briefing kepada pembantu mandor
tebang, pekerja, dan pencari kayu bakar, mengecek sarana dan
prasarana tebangan, dan mengecek kelengkapan Alat
Perlindungan Diri (APD) yaitu:
- APD untuk mandor tebang yaitu helm dan sepatu safety,
- APD untuk operator chainsaw yaitu helm, masker, kaca
mata, penutup telinga, sarung tangan, celana anti gores dan
sepatu safety/boot,
- APD untuk tenaga pikul yaitu helm, sarung tangan, dan
sepatu boot.
b. Pembersihan semak belukar yang ada di sekitar pangkal pohon
yang mungkin dapat mengganggu keselamatan kerja.
c. Mandor tebang melakukan recheck site of harvesting (terutama
wilayah sterilisasi area dari masyarakat pencari kayu bakar pada
zona aman yang telah disepakati).
6.3.3. Tahapan Kegiatan Pemanenan/Tebangan
 Tebangan
- Tebangan dilakukan blok per blok atau secara bersamaan dari
satu blok atau lebih, sesuai dengan jumlah regu kerja dan
dibuatkan Berita Acara untuk masing-masing blok, yang
ditandatangani Asper.
- Tinggi tunggak tebangan 30 cm dari tanah dan bekas potongan
rata.
- Setelah pohon tumbang, mandor tebang menuju pohon untuk
melakukan pemotongan kayu disesuaikan dengan dimensi bak
truk untuk efektivitas penataan dan pengukurannya, serta
mempermudah proses muat bongkar.
- Kayu ditata rapi satu arah di dalam bak truk secara melintang
atau membujur, dengan cara:
a. Penataan kayu secara melintang, maka panjang kayu
dipotong sesuai lebar dari bak truk,
b. Penataan kayu secara membujur, maka panjang kayu
dipotong sesuai panjang dari bak truk.
- Selain dilakukan pemotongan kayu, juga dilakukan
pembersihan/pemisahan daun yang tidak dibutuhkan.
- Proses penebangan dan pemotongan dilakukan dengan
menggunakan chainsaw atau alat potong lainnya.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 19 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

± 30 cm

 Ikat
Setelah kayu selesai dipotong, selanjutnya dilakukan pengikatan
dengan tali jumlah sesuai dengan kemampuan pikul tenaga.
 Pikul
Pikul dilakukan setelah kegiatan ikat/pengikatan kayu selesai
dilakukan untuk dipikul ke TP hutan yang ditentukan.
 Langsir
Pada kondisi tertentu, diperlukan muat kayu dilakukan di TP hutan,
kemudian dilakukan langsir dari TP hutan ke Tempat Penimbunan
(TPK/TPKh) dengan menggunakan tenaga manual atau kendaraan
(dongkal/truk kecil/truk).
 Penerimaan
Penerimaan dan pengukuran Sm mengacu kepada SNI 7533.2-
2011-Kayu bundar Bagian 2 Pengukuran dan tabel isi kayu bundar
rimba.
 Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan setelah berada di TPK/TPKh dan diangkut
menuju alamat pembeli disertai dokumen administrasi yang lengkap
berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH).
 Berita Acara Penyelesaian Tebangan
Setelah kegiatan penebangan selesai dibuat Berita Acara
Penyelesaian Tebangan yang ditandatangani oleh Asper/KBKPH,
KRPH, Mandor Tebang, petugas KPH (KSS Produksi dan
Pembinaan TPK), dan diketahui Wakil Administratur.
6.3.4. Pemanenan Trubusan
Kegiatan Pemanenan Trubusan dilakukan setiap 2 tahun setelah
pemanenan pertama disebut juga pemanenan lanjutan hasil trubusan.
Jenis kegiatannya sama dengan kegiatan pemanenan/penebangan
pada poin 6.3.3.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 20 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

6.4. Penatausahaan Hasil Hutan


Penatausahaan hasil hutan tebangan kayu biomassa mengacu pada:
6.4.1. Surat Direktur Jenderal PHPL Nomor S.629/MenLHK-PHPL/IPHH/HPL-
4/4/2020 tanggal 23 April 2020 perihal Tarif dan Harga Patokan
Tanaman Energi yang menyebutkan bahwa tarif PSDH kayu tebangan
biomassa adalah sebesar 6% (enam persen) per m3 dari harga patokan
untuk jenis Kaliandra (Calliandra callothyrsus) sebesar Rp. 55.000,- per
m3 dan untuk jenis tanaman Gamal (Gliricidia sepium) sebesar Rp.
75.000,- per m3.
6.4.2. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Nomor
SK.60/PHL/SET.5/KUM.1/7/2022 tentang Angka Konversi Hasil Hutan
Tanaman Jenis Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Gamal (Gliricidia
sepium) menyatakan bahwa:
 Menetapkan angka konversi hasil hutan tanaman jenis Kaliandra
(Calliandra calothyrsus) dan Gamal (Gliricidia sepium) dari satuan
volume stapel meter (sm) ke satuan volume meter kubik (m 3) dan
ke satuan tonase.
 Menetapkan angka konversi hasil hutan tanaman Kaliandra
(Calliandra calothyrsus) dan Gamal (Gliricidia sepium) dari satuan
tonase serpih kayu dan serbuk kayu yang dihasilkan mesin chipper
ke satuan volume KBK (m3).
 Angka konversi KBK dari satuan volume stapel meter (sm) ke
satuan volume meter kubik dan ke satuan tonase:
a. Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
1 sm = 0,32 m3 = 242,2 kg; atau
1 ton = 4,129 sm = 1,321 m3
b. Gamal (Gliricidia sepium)
1 sm = 0,41 m3 = 472,9 kg; atau
1 ton = 2,115 sm = 0,867 m3
 Pengukuran biomassa dilakukan terpisah masing-masing jenis,
tidak boleh dicampur.
6.4.3. Produk hasil hutan biomassa merupakan sortimen Kayu Bulat Kecil
(KBK) atau sortimen AI sehingga proses penatausahaan hasil hutan
menyesuaikan dengan hal tersebut mulai dari kegiatan pengukuran,
pembuatan LHP, pembayaran PSDH, sampai dengan pengangkutan
menggunakan SKSHHK berikut lampiran DKHP.
Berdasarkan kebijakan Perusahaan bahwa tebangan kayu biomassa
dapat dilakukan tebangan dan diangkut menggunakan SKSHHK pada
hari yang sama. Penyesuaian administrasi penatausahaan hasil hutan
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 21 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

dilakukan dengan tidak melanggar dan taat pada ketentuan serta


pedoman yang berlaku dengan tujuan untuk itu:
 Pembuatan Buku Ukur/Penerimaan Kayu Biomassa (Kayu Tak
Bernomor) dapat dilakukan H-0;
 Pembuatan Laporan Hasil Produksi (LHP) dapat dilakukan H-0;
 Pembayaran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) dapat dilakukan
H-0;
 Pelaksanaan kegiataan administrasi lainnya yang terkait dapat
dilakukan H-0;
 Pengangkutan dengan SKSHHK dan lampiran DKHP satuan m3
(hasil konversi) dapat dilakukan H-0.
Adapun tujuan dari pelaksanaan administrasi penatausahaan hasil
hutan tersebut agar dapat diterbitkan SKSHHK dalam 1 (satu) hari
proses mulai dari tebangan, pengukuran, angkutan ke TPK/TPKh,
pembayaran PSDH, pengkaplingan, transaksi, serta penerbitan
SKSHHK dan administrasi kelengkapannya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka hal-hal yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Satu (1) truk angkutan memuat 1 (satu) DKB sebanyak volume
sm/m3 termuat optimal dalam truk.
2. Dokumen DKB dan kapling dengan volume sm/m3 yang sama.
3. Tidak dilaksanakan kegiatan bongkar dan muat ulang.
Apabila kayu hasil tebangan biomassa tidak langsung diangkut ke
pembeli atau pabrik, maka kayu dapat ditumpuk dan dikapling di
TPK/TPKh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6.4.4. Upload/Input RTT/Suplisi Tebangan Kayu Biomassa pada SIPUHH


 Pelaksanaan upload/input data pengesahan RTT/Suplisi RTT pada
SIPUHH dilaksanakan oleh operator SIPUHH KPH di bawah
koordinator Kepala Seksi Madya Bidang Produksi dan
Ekowisata/Kepala Sub Seksi Produksi dan Pembinaan TPK dengan
tata waktu Oktober T-1 berdasarkan pengesahan RTT/Suplisi RTT
Tebangan Kayu Biomassa.
 Upload/input pengesahan data RTT/Suplisi Tebangan Kayu
Biomassa pada SIPUHH dilakukan pada menu “RTT PHT NEW”
dengan melakukan entri data RTT antara lain Tahun Tebangan
Kayu Biomassa, Tanggal dan Nomor Pengesahan RTT serta Jenis
Tebangan Kayu Biomassa.
 Proses teknis upload/input data RTT/Suplisi RTT Tebangan Kayu
Biomassa sebagaimana terlampir.

6.4.5. Pengukuran dan Penandaan


No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 22 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

Pengukuran dan penandaan kayu hasil tebangan dilakukan sebagai


berikut:
 Dipotong sesuai dengan permintaan konsumen (spesifikasi mesin
dan lain sebagainya) atau panjang optimal untuk muatan pada truk
angkutan.
 Di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 8021:2014 Pelet Kayu
tidak menyaratkan panjang dan diameter.
 Pengukuran stapel meter (sm) mengacu pada SNI 8911:2020
Pengukuran dan Penetapan Isi Kayu Bundar.
Penetapan isi dengan satuan stapel meter (sm).
 KBK yang akan diukur sedapat mungkin ditumpuk secara teratur,
sehingga setiap tumpukan mempunyai ukuran lebar yang sama
(sebagai cerminan penumpukan kayu yang mempunyai panjang
yang sama), serta tinggi yang sama. Untuk memudahkan
perhitungan, setiap panjang tumpukan dapat mencerminkan isi
tertentu diberi tanda pancang. Isi tumpukan merupakan hasil
perkalian dari lebar (m), tinggi (m), dan panjang tumpukan (m),
dengan satuan sm.

 Untuk menghitung sm di dalam truk, dapat dihitung dengan


mengalikan panjang, lebar, dan tinggi tumpukan kayu dalam bak
truk.
 Untuk KBK yang panjangnya sama, akan tetapi tumpukannya tidak
teratur, maka pengukurannya dapat dilakukan dengan metode
segmen seperti pada gambar berikut:
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 23 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

 Data hasil pengukuran dicatat dalam Buku Ukur oleh GANISPH


sebagai dasar pembuatan LHP.
 Administrasi pencatatan hasil pengukuran kayu hasil produksi
sebagai berikut:
RTT Tebangan Biomassa

 Kayu biomassa hasil penebangan diisikan dalam Buku Ukur


(DK 302) di TPn/TP tanpa melalui pengisian DK 316
menyesuaikan dengan proses penyusunan RTT. Berikut
contoh pengisian Buku Ukur (DK 302):
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 24 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

PERUM PERHUTANI
BUKU UKUR KAYU BIOMASSA

Kabupaten / Kota : …........... Petak : sesuai Halaman : …...........


KPH : …........... Lokasi TPn : sesuai Tanggal penerimaan : …...........
BKPH : …........... Bentuk Teb. : sesuai RTT Masa pembayaran : …...........
Kode Lokasi : …........... Jenis Kayu : Gamal No Dokumen : …...........
Jumlah Pohon Volume (Isi) / Barat Yang Mengerjakan
No (Phn) Sm M3 Ton Nama Alamat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8

1 70 4750 1948 Dulah Mliwang

Catatan :
1 sm = 0,41 m3 = 472,9 Kg (fresh cut)

 Hasil pencatatan Buku Ukur digabung dalam DK 305 dan


DK 305/1 sekurang-kurangnya dilakukan 1 (satu) periode.

6.4.6. Pelaksanaan Angkutan ke TPK


 Dokumen angkutan menggunakan Daftar Kayu Bulat (DKB) DK
304b yang dibuat dan ditandatangani oleh mandor angkut atas
nama Asper.
 GANISPH bertanggung jawab penuh atas pengisian dan kebenaran
hasil pengujian pada dokumen DKB. GANISPH melakukan
pencocokan dan koreksi terhadap pengisian hasil pengujian pada
dokumen DKB dan fisik kayu.
 Hasil pengujian berupa dokumen net DKB yang dibuat oleh
GANISPH diketahui oleh Kepala TPK.
 GANISPH melakukan verifikasi kebenaran pengukuran dan apabila
terjadi kesalahan pengukuran dilakukan perubahan/pencoretan oleh
GANISPH yang bertugas di TPK dengan membubuhkan paraf pada
kolom kayu yang terjadi perubahan pada DKB.

6.4.7. Entri DKB dan Approval DKB


 Net DKB dientri pada DIKA Produksi mengunakan satuan m3
sebagaimana hasil konversi dari pengukuran dengan satuan sm.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 25 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

 Dokumen net DKB dientri ke dalam sistem DIKA oleh operator entri
DKB. Operator entri DKB mengentri DKB Net pada DIKA secara
berurutan sesuai dengan tanggal penerimaan. Operator entri DKB
melakukan koreksi terhadap hasil entri DKB untuk memastikan
kebenaran dan validitas hasil entri. Operator entri DKB selanjutnya
menginformasikan dan menyampaikan hasil entri DKB kepada
Penguji.
 Penguji melakukan koreksi terhadap hasil entri operator entri DKB.
Bilamana terjadi kesalahan entri DKB untuk dilakukan pembetulan
kembali oleh operator entri DKB.
 Pengisian kode nomor bukti pada DIKA sebanyak 12 digit adalah
sebagai berikut:
o 2 digit : Kode Tahun
o 3 digit : Kode Lokasi KPH
o 2 digit : Kode Lokasi BKPH
o 1 digit : Digit terakhir Kode Lokasi TPK
o 4 digit : Nomor Urut DKB
 DKB yang telah dikoreksi kemudian dilakukan approval/persetujuan
oleh GANISPH.

6.4.8. Pembuatan Laporan Hasil Produksi


 Draft LHP dibuat secara elektronik oleh operator KPH melalui
aplikasi DIKA berdasarkan hasil entri net DKB yang telah diperiksa
dan disetujui (approved) oleh GANISPH yang ditunjuk sebagai
Pembuat LHP.
 Pembuatan LHP dilaksanakan berdasarkan prinsip First In First
Out (FIFO).
 Pembuatan LHP dilakukan dengan ketentuan bahwa 1 (satu) LHP
berisi dari DKB dengan tujuan pengangkutan ke TPK yang sama,
jenis kayu yang sama, dan berasal dari bentuk tebangan yang
sama.
 Dalam hal LHP berasal dari tebangan yang berada pada 2 (dua)
wilayah kabupaten/kota atau lebih, maka LHP dibuat untuk
masing-masing kabupaten/kota.
 Bila data LHP sudah sesuai dengan ketentuan, maka LHP pada
DIKA diinterkoneksikan dengan SIPUHH serta SIPNBP
Kementerian LHK.

6.4.9. Pembayaran PSDH


Proses pembayaran PSDH adalah sebagai berikut:
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 26 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

1. Berdasarkan data LHP yang telah terinterkoneksi pada SIPNBP,


operator melakukan perhitungan kewajiban pembayaran PSDH
secara self assessment, order kode billing, serta penerbitan tagihan
PSDH.
2. Kepala Seksi Madya Produksi dan Ekowisata/Kepala Sub Seksi
Produksi dan Pembinaan TPK membuat rekapitulasi daftar tagihan
pembayaran PSDH untuk dilaporkan ke Administratur.
3. Administratur/KKPH memberi perintah otorisasi pembayaran PSDH
sesuai rekapitulasi tagihan kepada Kepala Seksi Madya Bidang
Keuangan, SDM, Umum, dan IT/Kepala Sub Seksi Keuangan,
Perpajakan, TJSL, dan MR.
4. Kepala Seksi Madya Bidang Keuangan, SDM, Umum, dan IT/Kepala
Sub Seksi Keuangan, Perpajakan, TJSL, dan MR melaksanakan
pelunasan PSDH melalui Bank Persepsi yang telah ditunjuk.
5. Apabila proses pembayaran dan pelunasan PSDH sudah dilakukan,
pada SIPNBP secara otomatis akan muncul NTPN atas LHP yang
telah dibayarkan.

6.4.10. Approval/Penyerahan KHP Menjadi Persediaan TPK


1. Kayu yang telah dilakukan pelunasan PSDH diserahkan kepada
Kepala TPK untuk menjadi persediaan TPK dengan cara
melakukan entri NTPN dan tanggal pembayaran LHP pada Digital
Inventori Kayu (DIKA) oleh Kepala Sub Seksi Produksi dan
Pembinaan TPK.
2. Kepala TPK melakukan verifikasi terhadap KHP dimaksud
kemudian melakukan approval untuk bisa menjadi persediaan TPK.

6.4.11. Pengaplingan
1. KHP siap kapling yang telah lunas PSDH, dilakukan pengaplingan
secara administratif sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Berdasarkan konsep kapling yang dibuat oleh mandor kapling, op-
erator DIKA pada TPK melakukan entri daftar kapling (DK 308) di
Digital Inventori Kayu (DIKA). Setiap Daftar Kapling diberi nomor
urut untuk masing-masing TPK yang berlaku dalam satu tahun tak-
win.
3. Daftar Kapling yang telah dibuat, secara sistem tercatat dalam reg-
ister Daftar Kapling (DK 308/1).
4. Kepala TPK melakukan koreksi terhadap hasil entri kapling operator
DIKA. Bilamana terjadi kesalahan dari ketentuan pengaplingan
untuk dilakukan pembetulan kembali oleh operator.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 27 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

5. Daftar Kapling yang telah dikoreksi kemudian dilakukan approval


(persetujuan) oleh Kepala TPK untuk selanjutnya dapat dilakukan
penjualan oleh KBM Komersial Kayu.

6.4.12. Pengangkutan Kayu Biomassa dengan Menggunakan SKSHHK


1. Setiap pengangkutan KHP dari TPK ke semua tujuan wajib
dilengkapi bersama-sama dengan dokumen SKSHHK yang dilam-
piri Daftar Kayu Hasil Pemanenan (DKHP) dengan satuan m3 (hasil
konversi).
2. Penerbitan SKSHHK harus dilampiri DKHP yang berasal dari Daftar
Kapling kayu yang akan diangkut.
3. Penerbit SKSHHK harus memastikan kayu yang akan diangkut
sesuai dengan kebenaran fisik KHP yang akan diangkut dan dilam-
piri Daftar Kapling (DK 308).
4. Dalam hal pengangkutan tidak dapat dilakukan secara langsung
karena alat angkut utama tidak dapat sampai ke tempat
pemuatan/TPK, penerbitan SKSHHK diatur sebagai berikut:
 Terhadap seluruh kayu yang akan diangkut diterbitkan DKHP,
 Pengangkutan dari TPK ke alat angkut utama disertai bersama-
sama dengan nota angkutan yang diterbitkan oleh GANISPH,
 Penerbitan SKSHHK dilakukan setelah kayu yang tercantum
dalam DKHP termuat ke dalam alat angkut utama,
 Dalam hal kayu yang tercantum dalam DKHP tidak dapat ter-
muat seluruhnya, maka dibuat DKHP baru sesuai jumlah kayu
yang termuat sebagai dasar penerbitan SKSHHK.
5. Data DKHP pada Digital Inventori Kayu (DIKA) di TPK terkoneksi
dengan SIPUHH.
6. Penerbitan SKSHHK dilakukan oleh GANISPH melalui SIPUHH.
7. GANISPH penerbit SKSHHK ditunjuk dan ditetapkan dengan SK
Kepala Divisi Regional dan dilaporkan ke Balai yang membidangi
pemantauan dan pemanfaatan hutan produksi untuk diunggah
dalam parameter SIPUHH.

6.5. Monitoring dan Evaluasi


6.5.1. Monitoring dilakukan terhadap kegiatan penebangan dan pasca
penebangan.
6.5.2. Jika berdasarkan pertimbangan teknis dan atau sosial diperlukan
perubahan logging plan/microplanning maka Asper mengusulkan
perubahan kepada Administratur.
6.5.3. Melakukan evaluasi kondisi areal bekas tebangan dan disesuaikan
dengan hasil ceklist sebelum penebangan.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 28 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

6.5.4. Monitoring penerapan SMK3 dilaksanakan setiap bulan 1 (satu) kali


monitoring pada petak di lokasi penebangan. Monitoring penerapan
SMK3, utamanya penggunaan APD dilakukan kepada mandor tebang,
tenaga kerja regu tebang, serta operator chainsaw.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 29 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

FORMULIR & LAMPIRAN


7.1. Skema Ilustrasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Biomassa
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 30 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

7.2 Lampiran 2. Upload/Input RTT Tebangan Kayu Biomassa pada SIPUHH


No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 31 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

7.3 Lampiran 3. Blangko PUHH Kayu Biomassa

DK 302
PERUM PERHUTANI
BUKU UKUR KAYU BIOMASSA

Kabupaten / Kota : …........... Petak : sesuai Halaman : …...........


KPH : …........... Lokasi TPn : sesuai Tanggal penerimaan : …...........
BKPH : …........... Bentuk Teb. : sesuai RTT Masa pembayaran : …...........
Kode Lokasi : …........... Jenis Kayu : Gamal No Dokumen : …...........
Jumlah Pohon Volume (Isi) / Barat Yang Mengerjakan
No (Phn) Sm M3 Ton Nama Alamat Ket
1 2 3 4 5 6 7 8

Telah diperiksa dan disetujui Dibuat dengan sesungguhnya


Tanggal
Jabatan

Tanda Tangan

Nama
NIK
DK 302
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 32 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

DK 305

PERUM PERHUTANI
DAFTAR GABUNGAN PENERIMAAN KAYU BIOMASSA

Kabupaten / Kota : …........... Bentuk Penebangan : …........... Halaman : …........... Lampiran …


KPH : …........... Penunjuk Pekerjaan : …........... Tanggal penerimaan : …...........
BKPH : …........... Jenis Kayu : …........... Masa pembayaran : …...........

Surat Bukti Jumlah Pohon Volume (Isi) / Berat


Keterangan
Tanggal Nomor (Phn) sm m3 Ton
1 2 3 4 5 6 7

Telah diperiksa dan disetujui Dikoreksi Oleh Dibuat dengan sesungguhnya


Tanggal
Jabatan

Tanda Tangan

Nama
NIK
DK 305/1
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 33 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

DKB (DK 304 b)


PERUM PERHUTANI
DAFTAR KAYU BULAT ( DKB ) KAYU BIOMASSA

Kabupaten / Kota : …........... Lokasi TPn/Petak : …........... Halaman : …...........


KPH : …........... Ke TPK Hutan : …........... No. Dokumen : …...........
BKPH : …........... Jenis Alat Angkut : …........... Masa Pembayaran : …...........
Bentuk Tebangan : …........... Jarak Angkut : …........... Jenis Kayu : …...........
Kode Lokasi : …........... No. Pol. Kendaraan : …...........
Volume (Isi) / Berat
No Jumlah Pohon (Phn) Keterangan
sm m3 Ton
1 2 3 4 5 6

Diperiksa/Dis
Diterima DI TPK Telah Diuji Diangkut Oleh Dibuat Oleh
etujui
Tanggal
Jabatan Asper/KBKPH Kepala TPK GANISPH Sopir Mandor Angkut

Tanda Tangan

Nama
NIK
DK 304 b
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 34 dari 32

1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16

7.4. SKSHH Kayu Biomassa

Anda mungkin juga menyukai