PK-SMPHT. 02.4-003
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1. TUJUAN
Prosedur kerja ini sebagai pedoman penyelenggaraan tebangan kayu biomassa di
Perum Perhutani.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Prosedur Kerja ini pada produksi, pengujian, dan Penatausahaan
Hasil Hutan Kayu yang berasal dari tanaman biomassa di wilayah Perum Perhutani.
3. REFERENSI
3.1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Manajemen
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.3. Prinsip dan Praktik Pemanenan Hutan di Indonesia, Natural Resources
Management Programme dan Departemen Kehutanan.
3.4. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan.
3.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.01/Men/1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu.
3.6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari Dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin Atau
Pada Hutan Hak.
3.7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.67/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
Kayu yang Berasal dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
3.8. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.2/VI-
SET/2015 tentang Metode Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan.
3.9. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.5/VI-BPPHH/2014
tentang Standard dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK).
3.10. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan HUtan Produksi Lestari Nomor
P.18/PHPL-SET/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi
Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 3 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
4. PENGERTIAN
4.1. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan yang selanjutnya disebut RPKH adalah
dokumen yang berisi rencana pengelolaan hutan selama 10 (sepuluh) tahun
untuk daur menengah/panjang atau 5 (lima) tahun untuk daur pendek, yang
berazaskan kelestarian sumberdaya hutan dengan mempertimbangkan
keseimbangan lingkungan dan sosial, yang disusun menurut Kelas Perusahaan
pada setiap Bagian Hutan dari suatu KPH.
4.2. Rencana Teknik Tahunan yang selanjutnya disebut RTT adalah rencana rinci
kerja pengelolaan hutan selama 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran
dari RPKH.
4.3. Suplisi RTT adalah perubahan RTT yang meliputi penambahan atau
pengurangan atau penggeseran lokasi termasuk perubahan jenis tanaman.
4.4. Verifikasi areal tebangan adalah kegiatan klarifikasi petak-petak tebangan
antara lain batas-batas petak tebangan, batas Kawasan Perlindungan
Setempat (KPS) yang dilarang untuk ditebang seperti di sekitar mata air, di
sempadan sungai, di sekitar jurang yang curam, Lapangan Dengan Tujuan
Istimewa (LDTI) misalnya kuburan, dan dilakukan sebelum kegiatan klem dan
teresan dilaksanakan.
4.5. Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae).
4.6. Kaliandra (Calliandra calothyrsus) adalah marga sekelompok tumbuhan
berbuah polong (legum), dengan anggota sekitar 200 jenis. Wujudnya berupa
pohon berukuran sedang dengan bunga tersusun majemuk dan termasuk suku
Fabaceae atau polong-polongan.
4.7. Kayu Energi adalah kayu berasal dari spesies dengan pertumbuhan cepat,
percabangan lebat, berat jenis tinggi, riap tinggi, mudah tumbuh pada berbagai
kondisi tempat tumbuh, cepat bertunas setelah dipangkas, dan memiliki nilai
kalor yang tinggi.
4.8. Tebangan adalah kegiatan perobohan pohon dengan arah rebah yang tepat
sehingga pohon tidak rusak atau pecah banting.
4.9. Pemangkasan adalah suatu kegiatan pemanenan cabang tanaman biomassa
hasil trubusan yang sudah berumur minimal 2 tahun dengan menggunakan alat
pangkas.
4.10. Pemungutan adalah suatu kegiatan untuk memisahkan antara cabang dengan
daun yang tidak dibutuhkan.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 5 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
4.23. Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Kemen LHK (SIPNBP)
adalah aplikasi yang mencatat, menyimpan, menghitung data kewajiban
pembayaran PNBP yang terintegrasi dengan SIPUHH KemenLHK dan SIMPONI
Kemen Keuangan
4.24. Digital Inventori Kayu (DIKA) adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisa, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan
menyebarkan informasi penatausahaan hasil hutan kayu pada bidang produksi
yang memproses pembuatan LHP secara elektronik melalui aplikasi SIPUHH
dan pembayaran PSDH melalui SIPNBP, serta bidang pemasaran dengan yang
memproses administrasi pemasaran dan penerbitan SKSHHK melalui aplikasi
SIPUHH.
4.25. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut sebagai GANISPH
adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi kerja di bidang pengelolaan
hutan.
4.26. Kayu Hasil Pemanenan yang selanjutnya disebut KHP adalah kayu hasil
produksi yang dihasilkan dari pemanenan hasil penanaman pada hutan
tanaman dan dapat berupa Kayu Bulat Sortimen A-III atau Kayu Bulat Besar
(KBB), Kayu Bulat Sortimen A-II atau Kayu Bulat Sedang (KBS), Kayu Bulat
Sortimen A-I atau Kayu Bulat Kecil (KBK), Kayu Brongkol dan Kayu Bakar.
4.27. Pengujian Hasil Hutan adalah kegiatan dalam rangka menetapkan jenis, ukuran
dan mutu hasil hutan.
4.28. Buku Ukur/Penerimaan Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor yang selanjutnya
disebut DK 302 adalah catatan atas hasil pengukuran Kayu Hasil Produksi
(KHP) biomassa yang dibuat di TPn/TP oleh GANISPH.
4.29. Daftar Gabungan Buku Ukur/Penerimaan Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor
yang selanjutnya disebut Blanko DK 305/1 adalah blanko yang digunakan oleh
GANISPH atau mandor tebang untuk membuat rekapitulasi hasil pencatatan
dalam Buku Ukur selama 1 (satu) periode pembayaran.
4.30. Daftar Kayu Bulat/Angkutan Biasa Kayu Biomassa/Kayu Tak Bernomor yang
selanjutnya disebut blanko DK 304b adalah dokumen yang memuat identitas
kayu yang dipergunakan dalam pengangkutan Kayu Hasil Produksi dari
TPn/TP ke TPK.
4.31. Laporan Hasil Produksi yang selanjutnya disebut LHP adalah dokumen yang
memuat data hasil penebangan pohon yang direncanakan ditebang pada blok
kerja tahunan/petak kerja tebangan yang ditetapkan.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 7 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
4.32. Kapling adalah tumpukan hasil hutan kayu yang diatur sedekian rupa menurut
jenis, sortimen, kelas panjang, dan mutu.
4.33. Daftar kapling atau DK 308 adalah daftar yang memuat tentang jumlah,
ukuran, mutu, dan volume hasil hutan kayu.
4.34. Daftar Kayu Hasil Produksi yang selanjutnya disebut D-KHP adalah dokumen
yang memuat identitas kayu hasil pemanenan sebagai dasar penerbitan
dokumen SKSHHK sekaligus merupakan lampiran SKSHHK.
4.35. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disebut SKSHHK
adalah dokumen angkutan yang wajib melengkapi setiap pengangkutan,
penguasaan, atau pemilikan hasil hutan kayu yang berasal dari wilayah
pengelolaan Perum Perhutani berupa KBB, KBS dan KBK dari TPK dan industri
primer ke semua tujuan dan kayu olahan berupa kayu gergajian, veneer dan
serpih dari industri primer.
4.36. Penerbit SKSHHK adalah pegawai Perum Perhutani yang mempunyai kualifikasi
sebagai GANISPHPL sesuai dengan kompetensinya yang diangkat dan diberi
wewenang untuk menerbitkan dokumen SKSHHK secara self assesment melalui
aplikasi SIPUHH.
4.37. Pertanggungjawaban Pengurusan Hasil Hutan yang selanjutnya disebut
sebagai Perni 39 adalah laporan pertanggungjawaban pengurusan hasil hutan
yang disampaikan oleh Administratur/KKPH kepada Kepala Divisi Regional pada
setiap akhir bulan.
4.38. Daftar Penyerahan Hasil Hutan yang selanjutnya disebut Perni 51 adalah
dokumen penyerahan hasil hutan kayu antar satuan kerja.
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kepala Divisi Produksi
5.1.1 Merumuskan strategi, pedoman, dan kebijakan produksi kayu.
5.1.2 Merumuskan pengawalan terhadap bidang Produksi Kayu baik
perencanaan, monitoring, serta evaluasi agar volume dan mutu
produksi kayu tercapai sesuai rencana.
5.1.3 Membuat Pedoman/Kebijakan pemberian reward and punisment bidang
Produksi Kayu.
5.2. Kepala Departemen Produksi Hasil Hutan Kayu
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 8 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
5.9. Kepala Seksi Madya Bidang Perencanaan SDH dan Pengembangan Bisnis
5.9.1. Menyusun Konsep RJP, RTT/RKTP, berdasarkan RPKH dan rencana
lainnya, Nomor Pekerjaan berdasarkan RTT dan RKAP KPH yang
sudah disahkan.
5.9.2. Membuat konsep Surat Perintah Kerja (SPK) berdasarkan RTT yang
sudah disahkan.
5.9.3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan bidang
produksi kayu serta menyusun laporan secara periodik.
5.9.4. Bertanggung jawab kepada Administratur.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 10 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
5.12. Kepala Sub Seksi Produksi dan Pembinaan Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
5.12.1. Menyusun konsep RKAP, RO, dan tarip upah bidang produksi kayu.
5.12.2. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan penilaian kegiatan
produksi kayu.
5.12.3. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan produksi
kayu.
5.12.4. Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Madya Bidang Produksi dan
Ekowisata.
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
6. PROSEDUR KERJA
6.1. Flow Chart Proses Produksi
KAYU
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 14 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
6.2. Perencanaan
6.2.1. Penyusunan rencana tebangan/pemanenan berdasarkan RPKH jangka
berjalan dan atau rencana kelola lainnya yang kemudian dituangkan ke
dalam RTT.
6.2.2. Pembuatan RTT Tebangan sebagaimana dimaksud di atas sebagai
berikut:
a. Disusun oleh Administratur dua tahun sebelum pelaksanaan
tebangan dimulai (T-2).
b. Dinilai oleh Kepala Perencanaan Hutan Wilayah/KPHW; dan
c. Disahkan oleh Kepala Departemen Perencanaan Pengembangan
Bisnis.
6.2.3. Pelaksanaan penyusunan RTT oleh Administratur didahului dengan
pembuatan batas petak dan batas blok tebangan pada T-2, kemudian
dilakukan inventarisasi pohon pada petak tebangan.
6.2.4. Pelaksanaan inventarisasi pohon dilakukan dengan menggunakan
metode sampling dengan intensitas sebesar 0,5% dari tegakan yang
berada pada petak rencana tebangan.
6.2.5. Pembagian Blok
a. Pembagian Blok (dengan bentuk blok berupa larikan atau persegi
panjang).
Pembuatan blok di peta dan di lapangan diusahakan mengikuti batas
alam. Luas blok ± 4 hektar dengan mempertimbangkan jalan
pemeriksaan.
Menentukan pohon yang tidak boleh ditebang sebagai berikut:
- Kawasan KPS (apabila ada),
- Lokasi situs (apabila ada),
- Vegetasi sarang satwa RTE (apabila ada),
- Vegetasi sumber pakan satwa RTE (apabila ada),
- Jenis pohon rimba lokal (apabila ada),
b. Petak Ukur (PU) persegi panjang
Bentuk petak ukur ini dapat dianggap sebagai penyederhanaan dari
bentuk petak ukur jalur. Untuk unit sampling yang luasannya 0,02 ha
maka:
- Plot berbentuk persegi panjang:
Luas unit sampling (200 m2) = 10 m x 20 m,
Keliling = (2 x 10 m)+( 2 x 20 m) = 60 m.
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling sistematik dengan
menggunakan bentuk petak ukur persegi panjang (10 x 20) meter
(systematic sampling with random start), sehingga setiap petak ukur
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 15 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
4 Ha
10 m
20 m
200 m
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
Panjang jalur ukur yang dihitung adalah jarak datar atau proyeksi.
Pengukuran panjang di lapangan yang miring dapat dilakukan
dengan dua cara:
- Sepanjang lereng (dengan menggunakan alat ukur lereng).
- Horizontal (dengan pengukuran bertahap).
Pembuatan jalur di lapangan dapat dilakukan dengan dua cara:
- Jalur dibuat dengan sistem sumbu jalur
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
± 30 cm
Ikat
Setelah kayu selesai dipotong, selanjutnya dilakukan pengikatan
dengan tali jumlah sesuai dengan kemampuan pikul tenaga.
Pikul
Pikul dilakukan setelah kegiatan ikat/pengikatan kayu selesai
dilakukan untuk dipikul ke TP hutan yang ditentukan.
Langsir
Pada kondisi tertentu, diperlukan muat kayu dilakukan di TP hutan,
kemudian dilakukan langsir dari TP hutan ke Tempat Penimbunan
(TPK/TPKh) dengan menggunakan tenaga manual atau kendaraan
(dongkal/truk kecil/truk).
Penerimaan
Penerimaan dan pengukuran Sm mengacu kepada SNI 7533.2-
2011-Kayu bundar Bagian 2 Pengukuran dan tabel isi kayu bundar
rimba.
Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan setelah berada di TPK/TPKh dan diangkut
menuju alamat pembeli disertai dokumen administrasi yang lengkap
berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH).
Berita Acara Penyelesaian Tebangan
Setelah kegiatan penebangan selesai dibuat Berita Acara
Penyelesaian Tebangan yang ditandatangani oleh Asper/KBKPH,
KRPH, Mandor Tebang, petugas KPH (KSS Produksi dan
Pembinaan TPK), dan diketahui Wakil Administratur.
6.3.4. Pemanenan Trubusan
Kegiatan Pemanenan Trubusan dilakukan setiap 2 tahun setelah
pemanenan pertama disebut juga pemanenan lanjutan hasil trubusan.
Jenis kegiatannya sama dengan kegiatan pemanenan/penebangan
pada poin 6.3.3.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 20 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
PERUM PERHUTANI
BUKU UKUR KAYU BIOMASSA
Catatan :
1 sm = 0,41 m3 = 472,9 Kg (fresh cut)
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
Dokumen net DKB dientri ke dalam sistem DIKA oleh operator entri
DKB. Operator entri DKB mengentri DKB Net pada DIKA secara
berurutan sesuai dengan tanggal penerimaan. Operator entri DKB
melakukan koreksi terhadap hasil entri DKB untuk memastikan
kebenaran dan validitas hasil entri. Operator entri DKB selanjutnya
menginformasikan dan menyampaikan hasil entri DKB kepada
Penguji.
Penguji melakukan koreksi terhadap hasil entri operator entri DKB.
Bilamana terjadi kesalahan entri DKB untuk dilakukan pembetulan
kembali oleh operator entri DKB.
Pengisian kode nomor bukti pada DIKA sebanyak 12 digit adalah
sebagai berikut:
o 2 digit : Kode Tahun
o 3 digit : Kode Lokasi KPH
o 2 digit : Kode Lokasi BKPH
o 1 digit : Digit terakhir Kode Lokasi TPK
o 4 digit : Nomor Urut DKB
DKB yang telah dikoreksi kemudian dilakukan approval/persetujuan
oleh GANISPH.
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
6.4.11. Pengaplingan
1. KHP siap kapling yang telah lunas PSDH, dilakukan pengaplingan
secara administratif sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Berdasarkan konsep kapling yang dibuat oleh mandor kapling, op-
erator DIKA pada TPK melakukan entri daftar kapling (DK 308) di
Digital Inventori Kayu (DIKA). Setiap Daftar Kapling diberi nomor
urut untuk masing-masing TPK yang berlaku dalam satu tahun tak-
win.
3. Daftar Kapling yang telah dibuat, secara sistem tercatat dalam reg-
ister Daftar Kapling (DK 308/1).
4. Kepala TPK melakukan koreksi terhadap hasil entri kapling operator
DIKA. Bilamana terjadi kesalahan dari ketentuan pengaplingan
untuk dilakukan pembetulan kembali oleh operator.
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 27 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
DK 302
PERUM PERHUTANI
BUKU UKUR KAYU BIOMASSA
Tanda Tangan
Nama
NIK
DK 302
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 32 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
DK 305
PERUM PERHUTANI
DAFTAR GABUNGAN PENERIMAAN KAYU BIOMASSA
Tanda Tangan
Nama
NIK
DK 305/1
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 33 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16
Diperiksa/Dis
Diterima DI TPK Telah Diuji Diangkut Oleh Dibuat Oleh
etujui
Tanggal
Jabatan Asper/KBKPH Kepala TPK GANISPH Sopir Mandor Angkut
Tanda Tangan
Nama
NIK
DK 304 b
No. Dok. : PK-SMPHT.02.4-003
PROSEDUR KERJA No. Revisi : 04
TEBANGAN KAYU Tanggal Revisi : 27 Oktober 2022
BIOMASSA Tanggal Berlaku : 27 Oktober 2022
Halaman : 34 dari 32
1 2 3 4 6
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA
10 11 12 13 14 15 16