Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
2
converter tidak dapat digunakan pada semua jenis kendaraan bermotor, karena
catalytic converter sangat peka terhadap logam-logam lain yang biasanya
terkandung dalam bensin ataupun solar, misalnya timbal pada premium dan
balerang pada solar. Logam-logam tersebut dapat merusak komponen dari catalytic
converter. Oleh karena itu teknologi ini tidak dapat digunakan secara menyeluruh di
daerah yang bahan bakarnya belum bebas timbal, seperti di Indonesia (Warju,
2006). Dengan demikian, perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut dalam hal
penurunan emisi gas buang CO, diantaranya menggunakan metode adsorpsi. Salah
satu adsorben yang dapat digunakan untuk menyerap gas CO adalah karbon aktif
(Huang dkk., 2015). Berbagai jenis limbah biomassa telah digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan karbon aktif, diantaranya ampas tebu, tempurung kelapa,
kulit durian, dan tandan kosong buah pisang.
Di sisi lain, pisang (Musa parasidiaca) merupakan salah satu komoditas buah
unggulan di Indonesia. Hal ini mengacu pada besarnya luas panen dan produksi
pisang yang selalu menempati posisi pertama. Selain besarnya luas panen dan
produksi pisang, Indonesia juga merupakan salah satu sentra primer keberagaman
pisang. Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di Indonesia. Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik, produksi pisang nasional Indonesia mencapai 6 juta ton pada
tahun 2013 dan akan terus meningkat setiap tahunnya (Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian, 2014). Pisang merupakan buah-buahan yang kaya akan
berbagai zat gizi seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, kalsium, magnesium, dan
kalium. Selain dikonsumsi secara langsung, pisang banyak dimanfaatkan untuk
dijadikan olahan lain seperti pisang sale, keripik pisang, pisang goreng, pisang keju,
tepung pisang, selai, wine, dan lain-lain. Kultivar pisang olahan unggulan Indonesia
adalah pisang kepok (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005). Pisang
kepok yang diolah menjadi berbagai macam produk olahan pisang akan menyisakan
limbah padat berupa kulit pisang dengan nilai ekonomis yang hampir tidak ada. Jika
ditinjau dari kandungan lignoselulosa yang merupakan material utama pembentuk
karbon dari berbagai jenis pisang yang ada di Indonesia, maka diperoleh dua jenis
pisang dengan kandungan lignoselulosa tertinggi yaitu jenis pisang kepok (Musa
paradisiaca) dan pisang raja (Musa textilia) .Hasil analisis menunjukkan bahwa
limbah kulit pisang kepok (basis kering) mengandung abu 0,001%, selulosa sekitar
7,5%, lignin sebesar 7,9%, dan hemiselulosa sekitar 74,9% (Tibolla et al., 2017).
Sedangkan pisang raja mengandung 37,52% hemiselulosa, 12,06% selulosa dan
3
7,04% lignin (Azura Nst et al., 2015). Lignin akan terdegradasi menjadi karbon
pada range suhu 250-500ºC, hemiselulosa terdegradasi pada suhu sekitar 250ºC
(Brebu and Vasile, 2009), sementara selulosa pada suhu 500ºC (Tang and Bacon,
2010). Total karbon yang dimiliki kulit pisang kepok lebih tinggi dibandingkan
dengan pisang raja ditinjau dari total lignoselulosa yang dapat terdegradasi menjadi
karbon, oleh karena itu kulit pisang kepok sangat berpotensi digunakan sebagai
bahan baku dalam sintesis karbon aktif (Mohapatra et al., 2010).
Secara umum, proses pembuatan karbon aktif terdiri dari 3 tahap, yaitu
dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi. Proses karbonisasi menghasilkan residu yang
menutupi permukaan dan pori-pori karbon, sehingga perlu dilakukan aktivasi.
Proses aktivasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu fisika dan kimia. Aktivasi
kimia biasanya dilakukan untuk bahan baku yang mengandung lignoselulosa. Pada
aktivasi ini, karbon dicampur dengan activating agent.
J. Ma dkk., (2010) menggunakan aktivator CuCl2 dan Cu(CH3COO)2 dalam
sintesis karbon aktif atau zeolit untuk menyerap gas CO. Namun, karbon aktif
teraktivasi Cu ini memiliki kekurangan yaitu apabila terjadi kontak dengan udara
pada suhu lingkungan akan mengakibatkan turunnya kemampuan mengadsorpsi gas
CO secara cepat, dari 56 ml/g menjadi 20 ml/g. Dengan demikian, diperlukan
metode aktivasi lain yang dapat mengoptimalkan adsorpsi gas CO. Tzong dkk.,
(2010) telah membandingkan penggunaan aktivator ZnCl2 dengan H3PO4 pada
sintesis karbon aktif dari ampas tebu dan kulit biji bunga matahari. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa surface area dan volume pori dari karbon yang
diproduksi menggunakan aktivator ZnCl2 lebih besar (2289 m2/g) dibandingkan
dengan H3PO4 (1611 m2/g). Kadar abu yang dihasilkan oleh ZnCl2 lebih rendah
yaitu 0,45% pada suhu 500ºC dibandingkan dengan H3PO4 (3,85%). Sementara
T.H. Liou dkk., (2009) menyatakan bahwa ZnCl2 lebih mudah larut dalam air
dibandingkan H3PO4 sehingga pada tahap pencucian ZnCl2 lebih mudah
dihilangkan dan kemurnian karbon aktif lebih tinggi, mencapai 99,95%. Luiz dkk.,
(2009) membandingkan pengaruh aktivator kimia ZnCl2 dengan FeCl3 terhadap
karakteristik karbon aktif yang dihasilkan dari coffee husks. Aktivasi dengan FeCl3
menghasilkan pori yang lebih kecil dibandingkan ZnCl2., sedangkan surface area
karbon aktif yang dihasilkan pada penggunaan aktivator FeCl3 juga lebih kecil (965
m2/g) dibandingkan ZnCl2 (1522 m2/g). Akibatnya, kapasitas penjerapan yang
4
dihasilkan pada aktivasi FeCl3 juga lebih kecil (65 mg/g) dibandingkan dengan
ZnCl2 (167 mg/g).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini dipilih larutan ZnCl2
sebagai aktivator kimia karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan aktivator
lainnya. Selain itu, ZnCl2 merupakan salah satu jenis dari logam halida yang
banyak digunakan dalam proses sintesis karbon aktif yang akan digunakan untuk
mengadsorpsi gas.
Teknik pemanasan saat aktivasi diduga dapat berpengaruh terhadap karakter
dan struktur karbon aktif yang dihasilkan. Pemanasan konvensional dengan
menggunakan furnace merupakan metode yang telah umum digunakan pada proses
sintesis karbon aktif, dan metode ini membutuhkan waktu pemanasan yang lebih
lama sehingga energi yang dibutuhkan juga lebih tinggi. Dalam beberapa tahun
terakhir, radiasi dengan menggunakan gelombang mikro dari microwave dianggap
sebagai metode alternatif yang lebih menjanjikan pada proses pemanasan material.
Waktu proses dengan menggunakan microwave lebih pendek dibandingkan waktu
proses menggunakan furnace sehingga energi yang dibutuhkan juga lebih kecil (
Liu dkk., 2016).
Namun bagaimana pengaruh pemanasan menggunakan gelombang mikro
dengan aktivator ZnCl2 terhadap karakter dan kemampuan adsorpsinya untuk gas
CO perlu dipelajari lebih lanjut.
5
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh ZnCl2 terhadap karakter dan kemampuan adsorpsi
karbon aktif berbasis kulit pisang terhadap emisi gas buang sepeda motor.
2. Mengetahui pengaruh teknik pemanasan terhadap karakter dan kemampuan
adsorpsi karbon aktif berbasis kulit pisang terhadap emisi gas buang sepeda
motor.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari berbagai jenis pisang, Pisang kepok merupakan jenis pisang yang
paling banyak dikonsumsi. Konsumsi pisang kepok yang tinggi
7
menyebabkan tingginya produksi kulit pisang. Banyaknya produksi kulit
pisang kepok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon
aktif karena kandungan 7 selulosa yang dimilikinya. Komposisi kimia
dalam kulit pisang kepok disajikan pada tabel 2.1.
Kulit pisang kepok sebagai salah satu bahan baku karbon aktif memiliki
kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi yaitu sebesar 90,3% (Tibola
dkk., 2017). Lignoselulosa terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa.
Lignin akan terkonversi menjadi karbon pada range suhu 250-500ºC,
sedangkan hemiselulosa terkonversi pada suhu sekitar 250ºC (Brebu and
Vasile, 2009), dan selulosa sudah terkonversi menjadi karbon pada suhu
500ºC (Tang and Bacon, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariani et al. (2016) menunjukkan
bahwa gugus fungsi utama selulosa (C-H dan O-H) dari kulit pisang kepok
dan selulosa standar berada pada area adsorpsi. Hasil FTIR menunjukkan
bahwa gugus fungsi utama selulosa dari kulit pisang kepok berada pada
peak 2920 dan 3411,8 cm-1. Sementara hasil FTIR selulosa standar berada
pada peak 2900,7 dan 3354 cm-1. Hasil uji FTIR selulosa dari kulit pisang
kepok dan selulosa standar ditunjukkan pada Gambar 2.2.
8
Gambar 2.2
(a) FTIR Selulosa dari Kulit Pisang Kepok
(b) FTIR Selulosa Standar
9
2.1.2 ZnCl2
Zinc Chloride (ZnCl2) adalah merupakan senyawa garam yang berwarna
putih bersifat higroskopis. ZnCl2 merupakan aktivator yang terbaik. ZnCl2
banyak diaplikasikan di berbagai bidang industri diantaranya sebagai
katalis, pengawetan materi organik, dan sebagai bahan pewarna karena
mudah terserap dalam materi organik (Adinata, 2013). Sifat kimia dari
ZnCl2 yaitu ZnCl2 terhidrolisis menjadi hydrochloric acid., selain itu ZnCl2
membentuk kompleks ion dengan air, ammonia, dan beberapa pelarut
organik. ZnCl2 dapat mengendap oleh senyawa alkali (ZaclonIncorporated).
Selain sifat kimia, ZnCl2 juga memilki sifat fisika diantaranya:
a. Titik cair = 290oC
b. Titik didih = 732oC
c. Kelarutan dalam air = 432 g/100g pada suhu 25oC
d. Bentuk dan bau = serbuk putih dan tidak berbau
(MSDS ZnCl2)
Kegunaan larutan ZnCl2 yaitu dapat digunakan sebagai activating agent
dalam pembuatan karbon aktif sehingga luas permukaan karbon aktif akan
menjadi lebih besar.
10
Sementara ukuran pori, karbon aktif dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Makropori yang memiliki diameter lebih besar dari 50 nm.
2. Mesopori yang memiliki diameter antara 2-50 nm.
3. Mikropori yang memiliki diameter lebih kecil dari 2 nm.
Karbon aktif dapat diaplikasikan untuk menjerap gas CO pada kendaraan
bermotor sehingga gas yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor memiliki
kadar CO yang lebih rendah.
11
Hasil reaksi pembakaran pada kendaraan bermotor tidak hanya gas CO2
dan CO melainkan senyawa berbahaya lainnya seperti hidrokarbon (HC),
NOx, SOx, dan partikel gas lainnya. Menurut Wardana (2001) persentase
gas keluaran hidrokarbon adalah sebagai berikut:
Emisi gas buang berupa gas CO memiliki diameter sebesar 0,113 nm,
hidrokarbon (HC) memiliki diameter sebesar 0,4 nm, sedangkan gas CO2
memiliki diameter sebesar 0,116 nm (Suraputra, 2011).
2.1.5 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penjerapan gas atau cairan oleh padatan
karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat.
Secara umum adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika
dan adsorpsi kimia.
12
a. Adsorpsi fisika Adsorpsi fisika dapat terjadi akibat adanya gaya Van
der Waals dan gaya elektrostatis antara molekul adsorbat dan atom-atom
yang menyusun permukaan adsorben. Adsorpsi fisika terjadi bila gaya
intermolekul, yaitu gaya tarik antar molekul fluida dan permukaan padatan
lebih besar daripada gaya tarik antar molekul fluida itu sendiri.
b. Adsorpsi kimia Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia
(ikatan kovalen) antara adsorbat dengan adsorben. Adsorpsi kimia bersifat
irreversible dan diperlukan temperatur yang tinggi untuk menghilangkan
gas-gas yang teradsorp.
2.1.6 Microwave
Pada spektrum elektromagnetik, gelombang mikro (microwave) terletak
diantara radiasi infrared dan gelombang radio (Menéndez dkk. 2010).
Gelombang mikro memiliki frekuensi sebesar 2.450 MHz dan panjang
gelombang sebesar 12,24 cm. Dalam dunia industri, microwave digunakan
sebagai pemanas material. Pathak dkk., (2015) menggunakan microwave
untuk sintesis kulit pisang menjadi karbon aktif dan diaplikasikan dalam
penjerapan zat warna. Hasil yang diperoleh yaitu karbon aktif yang mampu
menjerap zat warna dengan kapasitas adsorpsi yag tinggi. Pemanasan
menggunakan gelombang mikro mempunyai kelebihan yaitu pemanasannya
lebih merata. Selain itu pemanasan menggunakan microwave lebih hemat
energi karena berlangsung pada waktu yang cepat. Sumnu (2011)
menjelaskan bahwa keuntungan dari penggunaan microwave sebagai
pemanas yaitu waktu startup dan pemanasn yang relatif singkat, efisiensi
energi dan biaya proses, pengawasan proses yang mudah dan tepat, mutu
produk akhir yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas bahan kering.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Rencana Penelitian
Tahun Ajaran 2017/2018
15
5 Penyerahan Laporan Penelitian
16
Mesh
Gas analyzer
Alat uji SEM
Alat uji BET
Alat uji FTIR
3.3.2 Bahan Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Limbah kulit pisang kapok
ZnCl2
HCl
Aquades
17
Karbon aktif diaktivasi menggunakan ZnCl2 dengan cara direndam
selama 12 jam dan di stirrer.
3.4.6 Karbon aktif hasil aktivasi fisika menggunakan microwave dan furnace
kemudian dicuci menggunakan HCl 0,2 N hingga pH mencapai 7.
3.4.7 Karbon aktif yang telah dicuci kemudian dioven pada suhu 110oC
hingga diperoleh berat konstan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Konsentrasi CO
dan NO2 pada Emisi Gas Buang Menggunakan Arang Tempurung Kelapa
yang Disisipi TiO2. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional IV SDM Teknologi
Nuklir. Sekolah Tinggi teknologi Nuklir-BATAN, Yogyakarta. Brebu Mihai and
Cornelia Vasile. 2010. Thermal Degradation of Lignin – A review.
Cellulose Chemical Technology, Vol. 44, No. 9, pp. 353-363. Fernando, B.,
Supriyanto, A., Suciyati, S. W. 2013. Realisasi Alat Ukur Konsentrasi Karbon
Monoksida (CO) pada Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbasis Sensor Gas TGS 2201
dan Mikrokontroler ATMega8535. Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika 1 (1) : 43-47. Gultom, E. M., Lubis, M. T. 2014. Aktivasi Karbon Aktif
dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Aktivator H3PO4 untuk Penyerapan Logam Berat
Cd dan Pb.
Jurnal Teknik Kimia 3 (1) : 5-10. Halimah, S.N. 2016. Pembuatan dan Karakterisasi
serta Uji Adsorpsi Karbon Katif Tempurung Kemiri (Aleurites moluccana) terhadap
Metilen Biru. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hariani, P.L., Riyanti.
F., Asmara. R.D. 2016. Extraction of Cellulose from Kepok Banana Peel (Musa
parasidiaca L.) for Adsorption Procion Dye. Jurnal
Molekul 11 (1). Huang, Pei-Hsing, Hao-Hsiang Cheng, and Sheau-Horng Lin. 2015.
Adsorption of Carbon Prepared from Coconut Shells. Journal of Chemistry, Vol. 2015,
pp.
1-10.
J. Ma, Li Li, Jin Ren, Ruifeng Li. 2010. CO Adsorption on Activated CarbonSupported
Cu-Based Adsorbent Prepared by a Facile Route. Separation and
Purification Technology, Issue. 76, pp 89-93. Elsevier. Khokhlov, A. G., Valiullin, R.
R., Stepovich, M. A., Karger, J. 2008. Characterization of Pore Size Distribution in
Porous Silicon by NMR Cryoporosimetry and Adsorption Methods. Colloid Journal 70
(4), pp. 507- 514. Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2014.
Perkembangan
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis. Desember. BPS Pusat. Jakarta. Liu,
Dandan, Zhansheng Wu, Xinyu Ge, Giancarlo Cravotto, Zhilin Wu, dan Yujun Yan.
2016. Comparative Study of Naphthalane Adsorption on Activated Carbon Prepared by
Microwave-Assisted Synthesis from Different Typical Coals in Xinjiang. Journal of the
Taiwan Institute of Chemical Engineers,
Vol. 59, pp. 563-568.
20
Luiz C.A. Oliveira, Elaine Pereira, Iara R. Guimaraes, Andrea Vallone, Márcio Pereira,
João P. Mesquita Karim Sapag. 2009. Preparation of Activated
Carbons from Coffee Husks Utilizing FeCl3 and ZnCl2 as Activating Agents.
Journal of Hazardous Material, Vol. 165, pp. 87-94. Maulinda, L., Za, N. 2015.
Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal 4 (2) : 11-19. Menendez, J.A. 2010. Microwave Heating Processes
Involving Carbon Materials.
Fuel Processing Technology Journal, Vol. 91, No. 1, pp. 1-8. Metwalley, Sameh M,
Shawki A., and Abdelfattah M. Farahat. 2011. Determination of the Catalytic
Converter Performance of Bi-Fuel Vehicle. Journal of
Petroleum Technology and Alternative Fuels, Vol. 2, No. 7, pp. 111-131. Mohapatra,
D., Mishra S., Sutar, N. 2010. Banana and Its by-Product Utilisation: An Overview.
Journal of Scientific and Industrial Research, Vol. 69, pp. 323-
329. Mroczkowska, M., Szerszen. 2015. The Analysis of Pore Space Parameters of
Shale Gas Formations Rocks within The Range of 50 to 2 nm. Nafta-Gaz LXXI.
Pathak, P. D., A, Sachin., Mandavgane. 2015. Preparation and Characterization of Raw
and Carbon from Banana Peel by Microwave Activation: Aplication in Citric Acid
Adsorption. Journal of Environmental Chemical Engineering 3, 2435-2447. Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. 1 Agustus 2006. Jakarta. Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Pisang. Sekretariat Jendral
Kementerian Pertanian. Jakarta. Saepudin, A. dan Admono, T. 2005. Kajian
Pencemaran Udara Akibat Emisi
Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Indonesia 28 (2) 2005, 29-39,
LIPI Presss. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. 2014. Outlook Komoditi
Pisang. Jakarta : Pusdatin Kementerian Pertanian. Summu, G. "A review on microwave
baking of food." International Journal of
Food Science and Technology 36 (2001): 117-127. Suraputra, R. 2011. Adsorpsi Gas
Karbon Monoksida (CO) dan Penjernihan Asap Kebakaran Menggunakan Zeolit Alam
Lampung Termodifikasi TiO2. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok Suyanti, dan
Ahmad Supriyadi. 2008. Pisang Budi Daya Pengolahan dan Prospek
Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya. Tang M. M., and Roger Bacon. 2010. Carbonization
of Cellulose Fibers in Low Temperature Pyrolysis. Carbon, Vol. 2, pp. 211-220. T.H.
Liou. 2004. Kinetics Study of Thermal Decomposition of Electronic Packaging
21
Material. Chemical Engineering Journal, Vol. 98, pp. 39–51. Tibolla Heilosa, Franciele
M. P., Maria I. Rodrigues, and Florencia C. M. 2016. Cellulose Nanofibers Produced
from Banana Peel by Enzymatic Treatment: Study of Process Conditions. Industrial
Crops and Products, pp. 1-11.
Elsevier. Tzong, L. Horng. 2010. Development of Mesoporous Structure and High
Adsorption Capacity of Biomass-Based Activated Carbon by Phosphoric
Acid And Zinc Chloride Activation. Chemical Engineering Journal, Vol. 158,
pp. 129-142. Veeraragavan, V. 2013. Fabrication and Testing of a Catalytic Convertor.
International Journal of Application or Innovation in Engineering &
Management (IJAIEM), Vol. 2, Issue 11, pp. 350-354. Wardana, Wisnu Arya. 2001.
Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Warju. 2006. “Pengaruh Penggunaan Catalytic Converter Tembaga Berlapis
Mangan Terhadap Kadar Polutan Motor Bensin Empat Langkah”. Tesis. Surabaya:
Fakultas Teknologi Industri ITS.
www.google.com
https://namalatins.blogspot.com
https://www.slideshare.net/IffaMarifatunnisa/leaching
www.alodokter.com
https://id.m.wikipedia.org
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi
www.evanamtk.blogspot.co.id
www.scholar.google.co.id
http://nakedfisher.blogspot.co.id
22