Anda di halaman 1dari 21

DEPARTEMEN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL


JAKARTA

PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

Nomor: P. 01/V-PTH/2008

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH


DAN/ATAU BIBIT TANAMAN HUTAN TERDAFTAR

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

Menimbang : a. bahwa benih atau bibit tanaman hutan merupakan unsur yang
sangat penting dalam menjamin keberhasilan pembangunan
tanaman hutan baik untuk tujuan industri maupun untuk
rehabilitasi hutan dan lahan;
b. bahwa kualitas benih atau bibit sebagaimana dimaksud pada huruf
a sangat ditentukan oleh profesionalisme pengada dan/atau
pengedar benih dan/atau bibit;
c. bahwa untuk terjaminnya profesionalisme pengada dan/atau
pengedar benih dan/atau bibit sebagaimana dimaksud pada butir
b, dan sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan,
dipandang perlu menetapkan Tata Cara Penetapan Pengada
dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar dengan
Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan
Tanaman;
7. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian
Negara Republik Indonesia;
1
9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik
Indonesia;
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 13/Menhut-II/2005 yang
telah disempurnakan dengan Permenhut Nomor P. 17/Menhut-
II/2005, Permenhut Nomor P. 35/Menhut-II/2005, Permenhut
Nomor P. 46/Menhut-II/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kehutanan;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 10/Menhut-II/2007
tentang Perbenihan Tanaman Hutan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial


tentang Tata Cara Penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih
dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Benih tanaman hutan yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut benih
adalah bahan tanaman berupa bagian generatif (biji) atau bagian vegetatif
tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan
tanaman.
2. Bibit tanaman hutan yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut bibit adalah
tumbuhan muda hasil perbanyakan dan atau perkembangbiakan secara generatif
(biji) maupun vegetatif.
3. Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) yang selanjutnya di dalam peraturan
ini disebut Balai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Sosial yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.
4. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang kehutanan di Provinsi.
5. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang diserahi tugas dan bertanggung jawab
di bidang kehutanan di Kabupaten/Kota.
6. Pengadaan benih adalah kegiatan pengunduhan, penanganan, pengujian,
pengepakan dan penyimpanan benih.
7. Peredaran benih adalah kegiatan yang meliputi pengemasan, pengangkutan,
penyimpanan, dan distribusi benih.

2
8. Pengadaan bibit adalah kegiatan penyiapan benih, pembuatan bibit, seleksi,
penyimpanan dan pemeliharaan bibit sampai dengan bibit siap diedarkan dan
atau digunakan.
9. Peredaran bibit adalah kegiatan yang meliputi pengemasan, pengangkutan, dan
distribusi bibit.
10. Pusat kegiatan Perbenihan dan/atau Pembibitan adalah lokasi kegiatan
perbenihan/pembibitan yang berfungsi sebagai pusat manajemen usaha dan
dilengkapi dengan fasilitas perbenihan dan/atau pembibitan.
11. Sumber benih adalah suatu tegakan hutan di dalam kawasan hutan, kecuali
Cagar Alam serta Zona Inti dan Zona Rimba pada Taman Nasional, dan di luar
kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas.
12. Tim Penilai adalah Tim yang dibentuk oleh Kepala Balai Perbenihan Tanaman
Hutan yang terdiri dari unsur BPTH dan instansi terkait yang telah mengikuti
pelatihan di bidang perbenihan dan pembibitan tanaman hutan, yang ditugaskan
untuk menilai kelayakan administrasi dan teknis dari Calon Pengada dan
Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2

(1) Penyusunan Tata Cara Penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau
Bibit Terdaftar dimaksudkan untuk mengatur tugas dan tanggung jawab Dinas
Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota dan Balai serta persyaratan bagi pengada
dan/atau pengedar dalam mekanisme/proses penetapan Pengada dan/atau
Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar.
(2) Penyusunan Tata Cara Penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau
Bibit Terdaftar bertujuan untuk tersedianya Pengada dan/atau Pengedar Benih
dan/atau Bibit yang dapat menjamin kualitas benih atau bibit yang diedarkan.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 3

Keputusan ini berisi tentang :


(1) Persyaratan, prosedur, tata cara penilaian untuk menjadi Pengada dan/atau
Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar.
(2) Hak dan kewajiban Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar.
(3) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan penetapan
Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar.

3
BAB II
PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERDAFTAR

Pasal 4
(1) Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar sebagaimana
dimaksud pada Pasal 3 adalah Perorangan, BUMN, BUMD, BUMS dan Koperasi
yang bergerak di bidang usaha perbenihan atau pembibitan tanaman hutan yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas
Provinsi.
(2) Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari:
a. Pengada dan/atau pengedar benih;
b. Pengada dan/atau pengedar bibit;
c. Pengada dan/atau pengedar benih dan bibit.

BAB III
PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN

Pasal 5
(1) Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat dimana terletak pusat kegiatan
perbenihan dan/atau pembibitan yang dimiliki oleh pengada dan/atau
pengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan.
(2) Khusus untuk Kabupaten/Kota yang tidak mempunyai instansi yang diserahi
tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan, maka penetapan Pengada
dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Dinas Provinsi.
(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan
rekomendasi teknis dari Kepala Balai.

BAB IV
PERSYARATAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT
TERDAFTAR
Bagian Kesatu
Pengada dan/atau Pengedar Benih Terdaftar
Pasal 6
(1) Pengada dan/atau Pengedar Benih Terdaftar harus memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Perorangan
1) Keterangan Domisili;
2) Keterangan lokasi pusat kegiatan perbenihan dari Kepala Desa/Lurah dan
diketahui oleh notaris;
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
4
b. Badan Hukum (BUMN, BUMS dan Koperasi)
1) Akte Pendirian;
2) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
4) Keterangan Domisili;
5) Keterangan lokasi pusat kegiatan perbenihan dari Kepala Desa/Lurah dan
diketahui oleh notaris.
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Memiliki atau mengelola atau memanfaatkan sumber benih bersertifikat;
b. Memiliki sarana dan prasarana perbenihan lengkap sekurang-kurangnya
terdiri dari alat pengunduhan, alat ekstraksi benih, fasilitas/alat penjemuran
dan penyimpanan benih dalam jumlah yang memadai;
c. Memiliki tenaga ahli atau terampil di bidang perbenihan;
d. Memiliki stok benih yang bersertifikat.
e. Memiliki surat penunjukan dari pengelola sumber benih bersertifikat sebagai
distributor.

Bagian Kedua
Pengada dan/atau Pengedar Bibit Terdaftar

Pasal 7
(1) Pengada dan/atau Pengedar Bibit Terdaftar harus memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Perorangan
1) Keterangan Domisili;
2) Keterangan lokasi pusat kegiatan pembibitan dari Kepala Desa/Lurah dan
diketahui oleh notaris;
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
b. Badan Hukum (BUMN, BUMS dan Koperasi)
1) Akte Pendirian;
2) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
4) Keterangan Domisili;
5) Keterangan lokasi pusat kegiatan perbenihan dari Kepala Desa/Lurah dan
diketahui oleh notaris.
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Memiliki atau mengelola atau memanfaatkan sumber benih bersertifikat;
b. Memiliki sarana dan prasarana pembibitan sekurang-kurangnya terdiri dari
fasilitas penyimpanan benih, fasilitas penaburan benih, pertumbuhan stek,
penyapihan, pembesaran bibit (ruang terbuka dan tertutup) dan fasilitas
pengangkutan bibit dalam jumlah yang memadai lengkap;
c. Memiliki tenaga ahli atau terampil di bidang pembibitan;
5
d. Memiliki stok bibit yang bersertifikat;
e. Terdapat aktifitas pembuatan bibit.

Bagian Ketiga
Pengada dan/atau Pengedar Benih dan Bibit Terdaftar

Pasal 8

(1) Pengada dan/atau Pengedar Benih dan Bibit Terdaftar harus memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Perorangan
1) Keterangan Domisili;
2) Keterangan lokasi pusat kegiatan perbenihan dan pembibitan dari Kepala
Desa/Lurah dan diketahui oleh notaris;
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
b. Badan Hukum (BUMN, BUMS dan Koperasi)
1) Akte Pendirian;
2) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
4) Keterangan Domisili;
5) Keterangan lokasi pusat kegiatan perbenihan dan pembibitan dari Kepala
Desa/Lurah dan diketahui oleh notaris.
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Memiliki atau mengelola atau memanfaatkan sumber benih bersertifikat;
b. Memiliki sarana dan prasarana perbenihan dan pembibitan lengkap;
c. Memiliki tenaga ahli atau terampil di bidang perbenihan dan pembibitan;
d. Memiliki stok benih dan bibit yang bersertifikat;
e. Terdapat aktifitas pembuatan bibit;
f. Surat penunjukan dari pengada benih dan/atau bibit sebagai distributor.

BAB V
PROSEDUR PENETAPAN MENJADI PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR
BENIH DAN/ATAU BIBIT TERDAFTAR

Pasal 9
(1) Calon Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan
Terdaftar mengajukan permohonan yang dilengkapi dengan dokumen
administrasi dan teknis kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat dengan
tembusan kepada Kepala Balai dan Dinas Propinsi.
(2) Khusus untuk Kabupaten/Kota yang tidak mempunyai instansi yang mengurusi
bidang kehutanan, maka permohonan disampaikan kepada Dinas Provinsi.
6
(3) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Kepala
Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi melakukan penilaian atas persyaratan
administrasi dan kesiapan perusahaan yang bersangkutan, dan selanjutnya
menyampaikan surat permintaan rekomendasi teknis kepada Kepala Balai.
(4) Berdasarkan surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Balai membentuk Tim Penilai untuk
klarifikasi dokumen dan penilaian di lapangan dalam rangka pemberian
rekomendasi teknis.
(5) Format penilaian teknis lapangan calon pengada dan/atau pengedar benih
dan/atau bibit sebagaimana diatur pada Lampiran 1.
(6) Tim Penilai membuat Berita Acara hasil penilaian di lapangan yang disampaikan
kepada Kepala Balai dengan format sebagaimana diatur pada Lampiran 2.
(7) Format Rekomendasi Teknis Kepala Balai sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
adalah sebagaimana diatur pada Lampiran 3.
(8) Berdasarkan rekomendasi teknis yang diberikan oleh Kepala Balai sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi
setempat memutuskan menerima atau menolak penetapan sebagai Pengada
dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar
(9) Penetapan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Provinsi dibuat
dengan format sebagaimana diatur pada Lampiran 4.
(10) Surat penetapan atau penolakan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala
Dinas Provinsi, dikirimkan kepada Pemohon dengan tembusan kepada Kepala
Balai setempat.
(11) Skema Prosedur Penetapan sebagai pengada dan/atau pengedar benih atau bibit
tanaman hutan digambarkan pada Lampiran 5.
(12) Masa berlaku penetapan sebagai pengada dan/atau pengedar benih dan/atau
bibit tanaman hutan terdaftar berlaku selama 2 (dua) tahun sejak diterbitkan
penetapan, dan dapat diperpanjang langsung oleh Dinas tanpa rekomendasi
Balai kecuali jika terdapat perubahan status perusahaan dan/atau pemindahan
lokasi pusat kegiatan perbenihan dan/atau pembibitan.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR
BENIH DAN/ATAU BIBIT TERDAFTAR

Pasal 10

(1) Pengada dan/atau pengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan terdaftar
berhak mendapatkan pelayanan dalam hal menjadi pengada dan/atau pengedar
benih dan/atau bibit.
(2) Pengada dan/atau pengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan terdaftar harus
melaksanakan tata usaha benih dan/atau bibit sebagaimana peraturan yang
berlaku.

7
(3) Penetapan pengada dan/atau pengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan
terdaftar dapat dicabut sewaktu-waktu apabila:
a. Pengada dan/atau pengedar benih dan/atau bibit yang bersangkutan tidak
memenuhi kewajibannya dan melanggar peraturan dan perundangan yang
berlaku atau
b. Balai menyampaikan usulan pencabutan penetapan pengada dan/atau
pengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan terdaftar berdasarkan hasil
evaluasi
(4) Apabila di kemudian hari pengada dan/atau pengedar benih dan/atau bibit
tanaman hutan terdaftar memiliki pembibitan/pembenihan di lokasi baru maka
wajib melaporkannya kepada Dinas Provinsi atau Dinas Kabupaten/Kota dimana
lokasi pembibitan/pembenihan tersebut berada.

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 11

(1) Direktorat Jenderal melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit
Terdaftar.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian pedoman,
arahan, bimbingan, pelatihan, dan supervisi.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemantauan dan
evaluasi.
(4) Balai wajib menyampaikan laporan tiga bulanan dan laporan tahunan kepada
Direktur Jenderal.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 12

(1) Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini maka Keputusan Direktur
Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor 076/V-PTH/2004
tentang Tata Cara Penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih atau Bibit
Tanaman Hutan Terdaftar dinyatakan tidak berlaku lagi.

8
(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 7 Januari 2008

DIREKTUR JENDERAL,

Dr. Ir. SUNARYO, MSc


NIP 080038885

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Kehutanan di Jakarta;
2. Para Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan di Jakarta;
3. Para Pejabat Eselon II lingkup Dirjen RLPS di Jakarta;
4. Para Kepala Dinas Kehutanan Provinsi di seluruh Indonesia;
5. Para Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab di
bidang kehutanan di seluruh Indonesia;
6. Para Kepala Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) di seluruh Indonesia;
7. Para Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di seluruh Indonesia.

9
Lampiran 1. CONTOH PENILAIAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TANAMAN HUTAN OLEH
BUMN,BUMS DAN KOPERASI

No. Persyaratan Bukti Minimal Penilaian Keterangan


1 2 3 4 5
I Administrasi
1. Akte Pendirian Perusahaan Copy Akte Pendirian Perusahaan
2. Keterangan Domisili Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ada/Tidak Ada
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Copy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Keterangan lokasi fasilitas Copy Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa Ada/Tidak Ada
kegiatan perbenihan
5. NPWP Copy NPWP Ada/Tidak Ada
II Teknis
1.a. Memiliki Sumber Benih *) 1. Copy sertifikat Sumber benih yang memuat Ada/Tidak Ada
keterangan tentang:
Kelas SB :
Jenis :
Luas : Ha
Jumlah pohon : Batang
Produksi : kg/th
Kondisi SB : Terpelihara/tidak terpelihara
2. Copy sertifikat kepemilikan lahan Ada/Tidak Ada
1.b. Mengelola atau memanfaatkan 1. Copy sertifikat Sumber benih yang memuat Ada/Tidak Ada
sumber benih *) keterangan tentang:
Kelas SB :
Jenis :
Luas : Ha
Jumlah pohon : Batang
Produksi : kg/th
Kondisi SB : Terpelihara/tidak terpelihara
2. Copy sertifikat kepemilikan lahan Ada/Tidak Ada
3. Memiliki surat penunjukan sebagai distributor Ada/Tidak Ada
dari pengelola sumber benih bersertifikat

10
1 2 3 4 5
A. Pengada dan/atau Pengedar
Benih:
1.Memiliki sarana dan prasarana 1. Alat pengunduhan benih: Ada/Tidak Ada
penanganan benih Jenis alat....
2. Fasilitas pemrosesan benih: Ada/Tidak Ada
Alat ekstraksi
Lantai jemur: m2
3. Fasilitas penyimpanan benih: Ada/Tidak Ada
Jenis ruang simpan
2.Memiliki keahlian/keterampilan di Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada
bidang perbenihan dilihat dari hasil pengamatan.
3.Memiliki stok benih yang Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada
bersertifikat
4.Memiliki surat penunjukan dari Surat keterangan dari pengelola sumber benih Ada/Tidak Ada
pengelola sumber benih ber-
sertifikat sebagai distributor
B. Pengada dan/atau Pengedar
Bibit
1.Memiliki sarana dan prasarana 1. Sumber air: ...
pembuatan bibit 2. Fasilitas penyimpanan benih :
3. Fasilitas penaburan benih:
4. Fasilitas pembiakan vegetatif:
5. Fasilitas penyapihan: .
6. Fasilitas pembesaran bibit (ruang terbuka dan
Tertutup): .m2
Bukti hubungan hukum atas tanah lokasi
7. pem-
buatan bibit **).
8. Kapasitas produksi: ..btg/th
2.Memiliki fasilitas pengangkutan 1. Jenis alat angkut:..
bibit 2. Kapasitas:..
3.Memiliki keahlian/keterampilan di Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada
bidang pembibitan dilihat dari hasil pengamatan.
11
1 2 3 4 5
4.Memiliki stok bibit bersertifikat Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada
5.Terdapat aktifitas pembuatan Dilihat dari hasil pengamatan. Ada/Tidak Ada
bibit
C. Pengada dan/atau Pengedar
Benih dan/atau Bibit
1.Memiliki sarana dan prasarana 1. Alat pengunduhan benih: Ada/Tidak Ada
penanganan benih Jenis alat....
2. Fasilitas pemrosesan benih: Ada/Tidak Ada
Alat ekstraksi
Lantai jemur: m2
3. Fasilitas penyimpanan benih: Ada/Tidak Ada
Jenis ruang simpan
2.Memiliki keahlian/keterampilan di Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada
bidang perbenihan dilihat dari hasil pengamatan.
3.Memiliki stok benih yang Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada
bersertifikat
4.Memiliki surat penunjukan dari Surat keterangan dari pengelola sumber benih Ada/Tidak Ada
pengelola sumber benih ber-
sertifikat sebagai distributor
5.Memiliki sarana dan prasarana 1. Sumber air: ...
pembuatan bibit 2. Fasilitas penyimpanan benih :
3. Fasilitas penaburan benih:
4. Fasilitas pembiakan vegetatif:
5. Fasilitas penyapihan: .
6. Fasilitas pembesaran bibit (ruang terbuka dan
Tertutup): .m2
Bukti hubungan hukum atas tanah lokasi
7. pem-
buatan bibit **).
8. Kapasitas produksi: ..btg/th

1 2 3 4 5
12
6.Memiliki fasilitas pengangkutan 1. Jenis alat angkut:..
bibit 2. Kapasitas:..
7.Memiliki keahlian/keterampilan di Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada
bidang pembibitan dilihat dari hasil pengamatan.
8.Memiliki stok bibit bersertifikat Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada
9.Terdapat aktifitas pembuatan Dilihat dari hasil pengamatan. Ada/Tidak Ada
bibit

Keterangan :
1. Bukti minimal dalam bentuk fotocopi pada saat pemeriksaan di lapangan harus memperlihatkan bukti aslinya.
2. Tanda *), Minimal salah satu persyaratan terpenuhi.
3. Tanda **), dibuat daftar peralatan pemrosesan benih

Rekomendasi penilaian :
a. Diterima apabila seluruh bukti minimal terpenuhi
b. Ditolak apabila salah satu bukti minimal tidak terpenuhi

DIREKTUR JENDERAL,

DR.IR. SOENARYO, MSc


NIP. 080038885

13
Lampiran 2. Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

BERITA ACARA PEMERIKSAAN LAPANGAN DALAM RANGKA


PENETAPAN PENGADA DAN PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT
TANAMAN HUTAN TERDAFTAR

Pada hari ini............ tanggal ................bulan................tahun........., yang bertanda


tangan dibawah ini;
1. Nama : ................................................
NIP :.................................................
Jabatan :.................................................
Instansi :.................................................,
2. Nama : ...............................................
NIP :................................................
Jabatan :................................................
Instansi :................................................,
3. Nama : ...............................................
NIP :................................................
Jabatan :................................................
Instansi :................................................. (dst)
disebut sebagai Pihak Pertama selaku tim penilai calon pengada dan pengedar
benih dan/atau bibit tanaman hutan, selanjutnya;
4. Nama : ...............................................
Jabatan :................................................
Instansi :.................................................
Alamat :.................................................(dst)
disebut sebagai Pihak Kedua selaku wakil dari calon pengada dan pengedar benih
dan/atau bibit tanaman hutan.
Sesuai Surat Perintah Tugas Kepala Dinas......................
Kabupaten/Kota................. Nomor.................. tanggal................, pihak pertama
dengan didampingi pihak kedua telah melakukan pemeriksaan administrasi dan
lapangan terhadap lokasi perbenihan dan/atau pembibitan
PT/CV/UD/Koperasi..................

Adapun hasil pemeriksaan lapangan terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Berita Acara ini.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Lapangan ini dibuat dengan sebenarbenarnya


dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wakil Perusahaan Tim Pemeriksa,

DIREKTUR
1. JENDERAL,
2.

DR.IR. SOENARYO, MSc


NIP. 080038885 14
Lampiran 3. Contoh Format Surat Rekomendasi sebagai Pengada dan/atau Pengedar
Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar*) oleh Kepala Balai

KOP BPTH

................................
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi .....(pemohon)... sebagai
Pengada dan/atau Pengedar Benih
dan/atau Bibit Tanaman Hutan
*)
Terdaftar

Kepada Yth.
Kepala Dinas ............. Kabupaten/Kota .........
Di ..............

Menindaklanjuti surat permohonan ..................(pemohon),


Nomor:......... tanggal............., bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan SK Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial No.
.......... tanggal ............ tentang Pedoman Penetapan Pengada dan/atau
Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar, menyatakan bahwa
penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan
Terdaftar dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan/Kota berdasarkan rekomendasi
teknis dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
2. dalam rangka pemberian rekomendasi teknis, BPTH ......................................
telah melaksanakan penilaian teknis dengan hasil sebagaimana Berita Acara
Pemeriksaan terlampir.
3. sehubungan dengan hasil penilaian pada butir 2 di atas, maka kami
merekomendasikan ........ (pemohon) layak/tidak layak **) untuk ditetapkan
sebagai Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan *)
Terdaftar.
Demikian rekomendasi teknis yang dapat kami sampaikan.

Kepala BPTH .....................

.......................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Direktur Perbenihan Tanaman Hutan.
2. dst bila dianggap perlu.
DIREKTUR JENDERAL,
Keterangan :
*) dan *)) : pilih salah satu

DR.IR. SOENARYO, MSc


NIP. 080038885 15
Lampiran 4. Contoh Surat Keputusan Penetapan Pengada dan/atau Pengedar Benih
dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar *) oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota

KOP SURAT DINAS KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS .


KABUPATEN/KOTA .

Nomor : ..

TENTANG

PENETAPAN .(pemohon) SEBAGAI PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR


BENIH DAN/ATAU BIBIT TANAMAN HUTAN TERDAFTAR*)

KEPALA DINAS .. KABUPATEN/KOTA

Menimbang : a. bahwa benih berkualitas merupakan salah satu faktor yang


menentukan keberhasilan pembangunan tanaman hutan.
b. bahwa ketersediaan benih berkualitas sangat ditentukan oleh
pengada dan pengedar benih yang profesional;
c. bahwa menyadari akan pentingnya hal tersebut diatas, maka
dipandang perlu untuk menetapkan Pengada dan/atau
Pengedar Benih Terdaftar.
Mengingat : a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah;
b. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang
Perbenihan Tanaman;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonomi;
e. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 10/Kpts-II/2007 Tahun
2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan;
f. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Nomor .
Tahun .. tentang Pembentukan Organisasi
(Kehutanan Kabupaten/Kota);
g. Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial Nomor ./Kpts-V/2007 Tahun 2007
tentang Pedoman Penetapan Pengada dan/atau Pengedar
Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan Terdaftar;
h. Dst bila dianggap perlu.
Memperhatikan : Surat (pemohon) No. . Tanggal perihal
.. (permohonan);
16
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA : . (pemohon)
. (alamat perusahaan sesuai akte dan lokasi
kegiatan perbenihan dan/atau pembibitan)
sebagai Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman
Hutan Terdaftar*);
KEDUA : . (pemohon) sebagaimana tersebut pada amar PERTAMA
berkewajiban :
1. Melaksanakan kegiatannya berpedoman pada Peraturan Menteri
Kehutanan No. 10/Kpts-II/2007;
2. Menjaga mutu benih yang diedarkan;
3. Memberikan laporan setiap 3 (tiga) bulan kepada Dinas
Kabupaten/Kota dan kepada Balai Perbenihan Tanaman Hutan;
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : ..
PADA TANGGAL : .2007
KEPALA DINAS
KABUPATEN/KOTA

Surat Keputusan ini disampaikan Kepada Yth. :


1. Direktur Jenderal RLPS
2. Bupati/Walikota ..
3. Kepala Dinas Kehutanan Propinsi ..
4. Kepala Balai Perbenihan Tanaman Hutan .
5. Dst bila dianggap perlu
6. .. (pemohon).

DIREKTUR JENDERAL,

DR.IR. SOENARYO, MSc


NIP. 080038885 17
Lampiran 5. Skema Penetapan Pengada/pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman
Hutan Terdaftar

10b 9b
Pemberitahuan Pemohon
10a 9a
1b BPTH
1a
7 8
Penetapan
Dinas

Tim
Penilai
6a 6b
3

Lolos
Laporan 4a Administrasi
Lolos
Tim Administrasi
Tidak

Ya
4b

5a Lolos Cek 5b
Laporan
Lapangan Tim
Tidak Ya

Keterangan:
tembusan
DIREKTUR JENDERAL,

DR.IR. SOENARYO, MSc


NIP. 080038885

18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH
DAN/ATAU BIBIT TANAMAN HUTAN TERDAFTAR

I. Dasar Hukum

a. Undang Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 44 Tahun 1995 tentang
Perbenihan Tanaman
c. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.10/V-PTH/2007 tentang Perbenihan
Tanaman Hutan
d. Peraturan Direktur Jenderal Rehabiliasi Lahan dan perhutanan Sosial No.
P.01/V-PTH/2007 tentang Tata Cara Penetapan Pengada dan/atau Pengedar
Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan

II. Uraian Kegiatan

A. Urutan
1. Calon Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan
Terdaftar mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota
setempat dengan tembusan kepada Kepala Balai dan Dinas
Propinsi...........1 hari.
2. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi melakukan penilaian
atas persyaratan administrasi dan kesiapan perusahaan yang
bersangkutan, dan selanjutnya menyampaikan surat permintaan
rekomendasi teknis kepada Kepala Balai.................2 hari
3. Berdasarkan surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Balai membentuk Tim Penilai
untuk klarifikasi dokumen dan penilaian di lapangan ...................1hari
4. Tim Penilai melaksanakan penilaian dan membuat Berita Acara hasil
penilaian di lapangan yang disampaikan kepada Kepala Balai ............. 3
hari
5. Kepala Balai menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi ........ 1 hari
6. Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi menerima atau
menolak penetapan sebagai Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau
Bibit Tanaman Hutan dan menyampaikan kepada pemohon ...................
2 hari

B. Unit Kerja Petugas Terkait

1. Calon Pengada dan Pengedar Benih da/atau Bibit


2. BPTH
3. Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota

C. Waktu Penyelesaian ...10 hari

19
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR
BENIH DAN/ATAU BIBIT TANAMAN HUTAN TERDAFTAR

Unit Penyelesaian Batas waktu


Calon Pengada Dinas Kabupaten/ maksimal
No Tahapan Kegiatan Tim
dan/atau Pengedar Kota atau Dinas BPTH penyelesaian (Hari
Penilai
Benih dan/atau Bibit Provinsi kerja)
1 Calon Pengada dan/atau Pengedar Benih dan/atau Bibit
1 hari
Tanaman Hutan Terdaftar mengajukan permohonan
2 Berdasarkan permohonan, Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau
Dinas Provinsi melakukan penilaian atas persyaratan
administrasi dan selanjutnya menyampaikan surat permintaan 2 hari
rekomendasi teknis kepada Kepala Balai
3 Berdasarkan surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas
Provinsi, Kepala Balai membentuk Tim Penilai untuk 1 hari
melaksanakan klarifikasi dokumen dan penilaian di lapangan
4 Tim Penilai melaksanakan penilaian dan membuat Berita Acara
hasil penilaian di lapangan yang disampaikan kepada Kepala
3 hari
Balai
5 Kepala Balai menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas
1 hari
Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi
6 Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi menerima
atau menolak penetapan sebagai Pengada dan/atau Pengedar
2 hari
Benih dan/atau Bibit Tanaman Hutan dan menyampaikan
kepada pemohon
Jumlah 10 hari

Keterangan : : Operation yaitu proses kegiatan penyusunan konsep surat dinas

: Inspektion yaitu konsep surat dinas telah diperiksa baik kualitas


maupun kuantitasnya

: Storage yaitu kegiatan penyimpanan / pengarsipan

: Transportation yaitu arus surat dinas

21
(*) : Waktunya tergantung jarak lokasi antara lokasi calon Sumber Benih dengan BPTH

22

Anda mungkin juga menyukai