TENTANG
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi undang- undang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 104/Kpts- II/2003 tentang
Penunjukan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam sebagai Otorita Pengelola (Management Authority) CITES di
Indonesia;
7. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 355/Kpts- II/2003 tentang
Penandaan Spesimen Tumbuhan dan Satwa Liar;
8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts- II/2003 tentang Tata
Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan
Satwa Liar;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 19/Menhut- II/2005 tentang
Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar;
10.Peraturan....
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 02/Menhut- II/2007 jo. P.
51/Menhut- II/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Konservasi Sumber Daya Alam;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut- II/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN
KONSERVASI ALAM TENTANG PEDOMAN AUDIT ATAU PENILAIAN
KEBERHASILAN TRANSPLANTASI KARANG HIAS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kemurnian jenisnya.
2. Transplantasi karang hias adalah kegiatan untuk memperbanyak koloni karang hias
melalui fragmentasi spesimen yang berasal dari habitat alam atau sumber lainnya
dengan cara melekatkan fragmen tersebut pada media buatan dan menumbuhkan pada
habitat alam atau buatan.
3. Unit transplantasi karang hias adalah satuan usaha transplantasi karang hias yang
hasilnya untuk diperjualbelikan atau untuk dijadikan obyek yang dapat menghasilkan
keuntungan secara komersial yang berhubungan dengan transplantasi karang hias yang
meliputi kegiatan transplantasi, pengolahan sampai dengan pemasaran hasil
transplantasi.
4. Izin transplantasi karang hias adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
kepada seseorang atau badan usaha atau badan hukum untuk dapat melakukan
transplantasi karang hias.
5. Karang hias yaitu karang batu (hard coral) yang merupakan hewan berongga penghasil
kapur sebagai penghuni dan pembentuk utama terumbu karang.
6. Fragmen karang adalah potongan karang dengan ukuran tertentu yang siap untuk
ditransplantasikan.
7. Bibit yaitu individu atau koloni karang yang diambil dari habitat alam atau individu
karang hasil transplantasi yang akan digunakan sebagai indukan.
8. Induk adalah individu hasil transplantasi dengan fragmen karang yang berasal dari bibit
karang atau anakan yang dipersiapkan untuk induk.
9. Anakan adalah individu karang hasil transplantasi yang berasal dari fragmen karang
indukan yang dipersiapkan untuk diperdagangkan.
10.Pemanfaatan.....
10. Pemanfaatan adalah pemanfaatan komersial atau diperjualbelikan.
11. Penandaan adalah pemberian tanda bersifat fisik pada bagian tertentu dari jenis
tumbuhan dan satwa liar atau bagian- bagiannya serta hasil dari padanya baik dari hasil
penangkaran atau pembesaran.
12. Laporan Bulanan penangkaran tumbuhan dan atau satwa liar adalah
pertanggungjawaban atas semua perkembangan seluruh tumbuhan dan atau satwa liar
di setiap unit penangkaran yang disusun setiap bulan.
13. Dokumen asal- usul legalitas adalah suatu dokumen alat bukti yang dapat dilihat dan
dibaca yang merupakan hasil dari pemeriksaan terhadap asal usul spesimen hasil
penangkaran tumbuhan dan atau satwa liar, seperti BAP Kelahiran/
Penetasan/Pemanenan, BAP Penanaman, atau dokumen sah lainnya.
14. Spesimen adalah fisik tumbuhan dan atau satwa liar baik dalam keadaan hidup atau
mati atau bagian- bagian atau turunan- turunan dari padanya yang secara visual maupun
dengan teknik yang ada masih dapat dikenali, serta produk yang di dalam label atau
kemasannya dinyatakan mengandung bagian-bagian tertentu spesimen tumbuhan dan
satwa liar.
15. Sertifikat Jaminan Kualitas Penangkaran adalah sertifikat yang diterbitkan dan
ditetapkan oleh Direktur Jenderal tentang legalitas spesimen hasil penangkaran yang
telah layak dimanfaatkan untuk tujuan perdagangan di dalam negeri dan atau ke luar
negeri.
16. Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan menilai bukti secara objektif untuk menentukan
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan transplantasi karang hias dengan kriteria yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang- undangan yang
berlaku, serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
17. Auditor atau penilai transplantasi karang hias adalah orang yang memiliki kemampuan
dan ditunjuk untuk melakukan audit atau penilaian.
18. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab
dibidang perlindungan hutan dan konservasi alam.
19. Sekretaris Direktorat Jenderal adalah Sekretaris Direktorat Jenderal yang diserahi tugas
dan bertanggung jawab dibidang perlindungan hutan dan konservasi alam.
20. Direktur adalah Direktur yang diserahi tugas dan bertanggung jawab dibidang
konservasi keanekaragaman hayati.
21. Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam (UPT KSDA) adalah organisasi
pelaksana tugas teknis di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
yang terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (Balai Besar KSDA) dan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (Balai KSDA) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
22. Kepala Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam (Kepala UPT KSDA) adalah
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau Kepala Balai Konservasi Sumber
Daya Alam.
23. Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah (Kepala Bidang KSDA Wilayah)
adalah Kepala Bidang yang ditugaskan oleh Kepala Balai Besar KSDA untuk menangani
kegiatan administrasi dan teknis penangkaran di wilayah kerjanya.
24.Kepala .....
24. Kepala Seksi Konservasi Wilayah (Kepala SKW) adalah Kepala Seksi yang ditugaskan
oleh Kepala UPT KSDA untuk menangani kegiatan administrasi dan teknis penangkaran
di wilayah kerjanya.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 2
Pengaturan pedoman audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias bertujuan
untuk memberikan petunjuk dan arahan secara administrasi dan teknis sebagai acuan dalam
proses pelaksanaan audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup peraturan ini meliputi :
a. Tata cara audit,
b. Kriteria dan indikator audit,
c. Pelaksanaan dan penilaian hasil audit, dan
d. Pelaporan hasil audit.
BAB II
TATA CARA AUDIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias dilaksanakan terhadap
transplantasi karang hias dalam bentuk pengembangan populasi berbasis alam (wild
based population management) yang telah memiliki izin dari pejabat penerbit izin.
(2) Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dilaksanakan bagi setiap unit transplantasi karang hias yang akan
melakukan pemanfaatan untuk tujuan perdagangan ke luar negeri.
Bagian Kedua
Auditor atau Penilai Keberhasilan Transplantasi
Pasal 5
(1) Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias dilaksanakan oleh auditor
atau penilai keberhasilan transplantasi karang hias.
(2) Auditor atau penilai keberhasilan transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah tim audit atau tim penilai keberhasilan transplantasi karang hias yang
dinilai mampu melaksanakan tugas tersebut.
(3)Tim.....
(3) Tim audit atau tim penilai keberhasilan transplantasi karang hias sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Tata Cara Audit
Pasal 6
(1) Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) diusulkan oleh pemohon.
(2) Tata cara permohonan audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB III
KRITERIA DAN INDIKATOR AUDIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kriteria :
a. Batas jumlah populasi jenis karang hias hasil transplantasi; dan
b. Profesionalisme kegiatan transplantasi karang.
(2) Format pedoman audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana lampiran 1.
Bagian Kedua
Batas Jumlah Populasi Jenis Karang Hias Hasil Transplantasi
Pasal 8
Batas jumlah populasi jenis karang hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf a, ditentukan berdasarkan indikator :
a. Jenis karang hias yang ditransplantasi;
b. Kemampuan reproduksi karang hias;
c. Kecepatan pertumbuhan karang hias; dan
d. Laju kematian karang hias.
Pasal 9
(1) Jenis karang hias yang ditransplantasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a
merupakan jenis yang ditransplantasi dalam suatu unit transplantasi.
(2) Persyaratan yang harus dipenuhi atau data dan informasi untuk penilaian jenis karang
hias yang ditransplantasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jenis
karang hias sesuai dengan izin transplantasi atau laporan bulanan, dan anakan yang
memiliki Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Penanaman.
Pasal 10.....
Pasal 10
(1) Kemampuan reproduksi karang hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b
merupakan kemampuan reproduksi dalam menghasilkan fragmen baru atau koloni baru
yang siap untuk dimanfaatkan.
(2) Persyaratan kemampuan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada :
a. Kesesuaian metode transplantasi dengan pedoman transplantasi yang berlaku dan
atau metode lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah;
b. Proporsi jumlah indukan dan anakan; dan
c. Kesesuaian jenis indukan dan anakan.
Pasal 11
(1) Kecepatan pertumbuhan karang hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c
merupakan penambahan ukuran dan pembentukan individu baru yang ditransplantasi
dalam kurun waktu tertentu.
(2) Persyaratan kecepatan pertumbuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
pada kesesuaian masa tanam dengan ukuran karang hias baik di habitat alam atau di
dalam lingkungan terkontrol.
Pasal 12
(1) Laju kematian karang hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d merupakan
tingkat kematian yang ditransplantasikan dalam waktu tertentu.
(2) Untuk mencapai target produksi karang hias didasarkan atas persyaratan laju kematian
yang relatif rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Ketiga
Profesionalisme Kegiatan Transplantasi Karang Hias
Pasal 13
Profesionalisme kegiatan transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf b harus memperhatikan indikator :
a. Ketersediaan tenaga ahli;
b. Kelayakan sarana prasarana transplantasi;
c. Legalitas asal induk;
d. Ketersediaan buku induk (studbook);
e. Penandaan;
f. Pelaporan dan perencanaan;
g. Pelaksanaan restocking; dan
h. Pelibatan masyarakat.
Pasal 14
(1) Ketersediaan tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a sekurang-
kurangnya yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan serta kemampuan teknis dan
administrasi mengelola transplantasi karang hias.
(2)Persyaratan.....
(2) Persyaratan atau data dan informasi yang harus dipenuhi untuk penilaian ketersediaan
tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Mempunyai tenaga ahli di bidang transplantasi karang hias;
b. Mempunyai tenaga teknis transplantasi karang hias yang berpengalaman; dan
c. Mempunyai tenaga administrasi.
Pasal 15
(1) Kelayakan sarana prasarana transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf b dilakukan sebagai fasilitas sarana prasarana yang diperlukan pada
aktifitas transplantasi karang.
(2) Persyaratan atau data dan informasi yang harus dipenuhi untuk penilaian kelayakan
sarana prasarana transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas :
a. Transplantasi dilakukan di lokasi yang tidak merusak lingkungan;
b. Tersedianya rak/meja transplantasi untuk induk dan anakan yang memadai usaha
transplantasi komersial; dan
c. Tersedianya tempat penampungan dengan jumlah memadai.
Pasal 16
(1) Legalitas asal induk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c merupakan dokumen
legalitas asal usul pengadaan induk karang hias yang ditransplantasi.
(2) Persyaratan atau data dan informasi untuk penilaian legalitas asal induk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Memiliki dokumen izin ambil atau SATS- DN induk dari alam;
b. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Pemanenan dari hasil transplantasi sendiri; dan
c. Bukti pembelian atau pelimpahan atau mutasi dari hasil unit transplantasi lain.
Pasal 17
(1) Ketersediaan buku induk (studbook) atau buku catatan (logbook) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf d merupakan buku rekaman data karang hias dan
seluruh kegiatan transplantasi.
(2) Persyaratan atau data dan informasi yang harus dipenuhi untuk penilaian ketersediaan
buku induk (studbook) atau buku catatan (logbook) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sekurang- kurangnya memiliki buku induk atau buku catatan untuk merekam atau
mendata seluruh perkembangan kegiatan transplantasi karang hias.
Pasal 18
(1) Penandaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e merupakan tanda berupa
label yang terpasang permanen pada spesimen karang yang ditransplantasi dan karang
hasil transplantasi.
(2) Persyaratan yang harus dipenuhi atau data dan informasi untuk penilaian penandaan
dan atau sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. Terdapat tanda (label) yang terpasang pada karang hias sesuai spesifikasi;
b. Peralatan penandaan;
c.Tenaga.....
c. Tenaga teknis pemasangan tanda; dan
d. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Penanaman/Penandaan.
Pasal 19
(1) Pelaporan dan perencanaan serta pemeriksaan silang terhadap catatan dan laporan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf f merupakan pelaporan dan perencanaan
dari seluruh kegiatan tranplantasi sebagai data hasil tranplantasi.
(2) Persyaratan yang harus dipenuhi atau data dan informasi untuk penilaian pelaporan dan
perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. Laporan bulanan; dan
b. Rencana Kerja Tahunan.
Pasal 20
(1) Pelaksanaan restocking sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf g merupakan
pengembalian karang hias ke habitat alam sebagai upaya konservasi.
(2) Persyaratan yang harus dipenuhi atau data dan informasi untuk penilaian pencatatan
dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. BAP penanaman restocking; dan
b. Koloni memiliki ukuran lebih dari 25 cm.
Pasal 21
(1) Pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h merupakan
peranan dan pelibatan masyarakat pada kegiatan transplantasi.
(2) Persyaratan yang harus dipenuhi atau data dan informasi untuk penilaian pencatatan
dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. Adanya pelibatan masyarakat setempat; dan
b. Penggunaan tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENILAIAN HASIL AUDIT
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Audit Transplantasi Karang Hias
Pasal 22
Pelaksanaan audit atau penilaian keberhasilan transplantasi karang hias, dilakukan melalui :
a. Pertemuan pendahuluan;
b. Pemeriksaan lapangan;
c. Pertemuan akhir;
d. Penilaian; dan
e. Laporan hasil audit.
Bagian.....
Bagian Kedua
Pertemuan Pendahuluan
Pasal 23
Pertemuan pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a, dilaksanakan oleh
tim audit dengan pimpinan atau penanggung jawab unit usaha transplantasi karang hias
untuk mengkaji tujuan audit, jadwal kegiatan audit, dan yang terkait dengan adminstrasi.
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Lapangan
Pasal 24
(1) Pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b, dilaksanakan di
lokasi transplantasi karang hias untuk memperoleh dan menilai bukti secara objektif
untuk menentukan kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan transplantasi karang hias
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
(2) Pelaksanaan kegiatan transplantasi karang hias sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diaudit atau dinilai untuk jenis per jenis karang hias yang ditransplantasi dalam suatu
unit transplantasi karang hias.
Bagian Keempat
Pertemuan Akhir
Pasal 25
Pertemuan akhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c, dilaksanakan oleh tim audit
dengan pimpinan atau penanggung jawab unit usaha transplantasi karang hias untuk
mendiskusikan berbagai hal yang belum terpecahkan atau informasi yang perlu diklarifikasi
terkait dengan adminstrasi maupun hasil pemeriksaan lapangan.
Bagian Kelima
Penilaian
Pasal 26
(1) Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d, dilaksanakan terhadap
masing- masing indikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 13.
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk penghitungan
nilai audit dengan menggunakan Indeks Keberhasilan Transplantasi (IKT) Karang Hias.
Pasal 27
(1) Penghitungan IKT Karang Hias sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)
dilaksanakan dengan menggunakan dua penilaian yaitu :
a. Bobot Indikator; dan
b. Skoring dari tingkat pemenuhan persyaratan setiap indikator.
(2)Bobot.....
(2) Bobot Indikator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan angka yang
diberikan untuk masing- masing indikator penilaian berdasarkan tingkat kepentingan
terhadap keberhasilan transplantasi karang hias.
(3) Bobot Indikator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas :
a. Angka 7 untuk indikator sangat penting;
b. Angka 5 untuk indikator penting; dan
c. Angka 3 untuk indikator cukup penting.
(4) Skoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan nilai yang diberikan
untuk masing- masing indikator penilaian berdasarkan tingkat kelengkapan dan
persyaratan setiap indikator yang harus dipenuhi oleh unit transplantasi karang hias.
Ir. D A R O R I , MM.
NIP. 19531005 198103 1 004
Variabel Penilaian
Metode
No. Indikator Penilaian Bobot Pengertian Persyaratan Yang Harus Dipenuhi
Verifikasi/Penilaian Uraian Skor
1. Jenis karang hias 7 Jenis karang hias a. Jenis karang hias sesuai a. Pemeriksaan a. Jenis karang hias sesuai 5
yang ditransplan-tasi. yang dengan SK Transplantasi atau kesesuaian jenis dengan SK Transplantasi atau
ditransplan-tasi Laporan Bulanan. karang hias dengan SK Laporan Bulanan serta
oleh unit b. Setiap anakan memiliki BAP Transplantasi atau anakan memiliki BAP
transplantasi. Penanaman. Laporan Bulanan serta Penanaman.
kesesuaian anakan
dengan BAP b. Jenis karang hias sesuai 3
Penanaman. dengan SK Transplantasi atau
Laporan Bulanan dan
b. Pemeriksaan lapangan. sebagian anakan tidak
c. Wawancara dengan memiliki BAP Penanaman.
petugas.
c. Jenis karang hias sesuai 1
d. Pemeriksaan dokumen dengan SK Transplantasi atau
hasil audit sebelumnya. Laporan Bulanan, dan anakan
tidak ada BAP Penanaman.
Hal 1 dari 6
Variabel Penilaian
Metode
No. Indikator Penilaian Bobot Pengertian Persyaratan Yang Harus Dipenuhi
Verifikasi/Penilaian Uraian Skor
3. Kecepatan 5 Penambahan Kesesuaian masa tanam dengan a. Pemeriksaan fisik a. Pertumbuhan karang hias 5
pertumbuhan karang ukuran dan ukuran karang hias baik di karang hias dan lokasi sesuai dengan masa tanam.
hias. pembentukan habitat alam atau di dalam transplantasi.
individu baru lingkungan terkontrol. b. Pertumbuhan karang hias 3
b. Pemeriksaan dokumen kurang sesuai dengan masa
karang hias yang (BAP Penanaman/
ditrans- plantasi tanam.
Penandaan atau foto).
dalam kurun c. Pertumbuhan karang 1
waktu tertentu. hias tidak sesuai
dengan masa tanam.
4. Laju kematian karang 5 Tingkat Laju kematian karang hias relatif a. Pemeriksaan fisik yang a. Tingkat kematian < 5%. 5
hias. kematian induk rendah sehingga target produksi hidup.
dan anakan karang hias dapat tercapai. b. Tingkat kematian 5 – 10%. 3
b. Pemeriksaan Laporan
karang hias yang Bulanan atau BAP c. Tingkat kematian > 10%. 1
ditransplantasik Kematian.
an dalam waktu
tertentu.
Hal 2 dari 6
B. Profesionalisme Kegiatan Transplantasi Karang Hias
1. Ketersediaan tenaga 5 Tenaga ahli atau a. Mempunyai tenaga ahli di a. Pemeriksaan dokumen a. Semua persyaratan 5
ahli. berpengala-man bidang transplantasi karang daftar karyawan. terpenuhi.
yang memiliki hias. b. Wawancara dengan
pengetahuan b. Persyaratan no. 2 dan no. 3 3
b. Mempunyai tenaga teknis pimpinan dan terpenuhi.
dan kemampuan transplantasi karang hias karyawan.
teknis dan yang berpengalaman.
administrasi
c. Hanya 1 persayaratan 1
c. Mempunyai tenaga terpenuhi.
mengelola
transplantasi administrasi.
karang hias.
2. Kelayakan sarana 5 Fasilitas sarana a. Transplantasi dilakukan di a. Pemeriksaan fisik a. Semua persyaratan 5
prasarana. prasarana yang lokasi yang tidak merusak sarana prasarana. terpenuhi.
diperlukan pada lingkungan. b. Wawancara dengan
aktifitas b. Persyaratan no. 1 atau no. 2 3
b. Tersedianya rak / meja petugas unit
transplantasi terpenuhi.
transplantasi untuk induk dan transplantasi.
karang hias. anakan yang memadai c. Semua persyaratan tidak 1
sebagai usaha transplantasi terpenuhi.
komersial.
c. Tersedianya tempat
penampungan dengan jumlah
memadai.
3. Legalitas asal usul 7 Dokumen Memiliki bukti/dokumen izin a. Pemeriksaan bukti/ a. 100 % induk memiliki 5
induk. legalitas asal ambil, atau SATS-DN induk dari dokumen legalitas asal bukti/dokumen legalitas
usul penga- alam , atau BAP Pemanenan dari usul induk. asal usul induk.
dan induk hasil transplantasi sendiri dan atau b. Pemeriksaan fisik di
bukti pembelian atau pelimpahan b. 50 - <100% induk memiliki 3
karang hias yang lapangan.
atau mutasi hasil unit transplantasi bukti/dokumen legalitas
ditransplantasi
lain. c. Wawancara dengan asal usul induk.
petugas transplantasi
c. < 50 % induk memiliki 1
bukti/dokumen legalitas
asal usul induk.
Hal 3 dari 6
4. Ketersediaan Buku 3 Buku rekaman Memiliki buku induk atau buku a. Pemeriksaan dokumen a. Isi Buku Induk /Buku 5
Induk (studbook)/ data karang hias catatan untuk mere-kam atau dan fisik Buku Catatan telah sesuai dengan
Buku Catatan dan seluruh mendata seluruh perkembangan Induk/Buku Catatan fisik transplantasi karang
(logbook) kegiatan kegiatan transplantasi karang Harian. hias.
transplantasi. hias. b. Pemeriksaan kodisi b. Isi Buku Induk /Buku 3
fisik transplantasi Catatan sebagian sesuai
karang hias. dengan fisik transplant-tasi
karang hias.
c. Tidak memiliki Buku 1
Induk/Buku Catatan.
5. Penandaan. 7 Tanda (label) a. Terdapat tanda (label) yang a. Pemeriksaan fisik a. Semua karang hias yang 5
yang terpasang terpasang pada karang hias pemasangan tanda. ditransplantasi telah
permanen pada sesuai spesifikasi. b. Pemeriksaan dokumen ditandai sesuai dengan
spesimen b. Peralatan penandaan. BAP Penanaman/ standar.
karang hias yang Penandaan.
ditransplantasi c. Tenaga teknis pemasangan b. Belum semua karang hias 3
tanda. c. Wawancara dengan telah ditandai.
d. BAP Penanaman/ Penandaan. petugas.
c. Belum melakukan 1
penandaan.
Hal 4 dari 6
konservasi. petugas transplant-tasi c. Tidak ada persyaratan yang 1
dan petugas UPT KSDA. terpenuhi.
c. Pemeriksaan fisik
lapangan.
8. Pelibatan 3 Peranan dan a. Adanya pelibatan masyarakat a. Pemeriksaan dokumen a. >75 % tenaga kerja dari 5
masyarakat. pelibatan setempat. administrasi SDM unit masyarakat setempat l
masyarakat b. Penggunaan tenaga kerja dari transplantasi. (masyarakat sekitar).
pada kegiatan masyarakat sekitarnya. b. Wawancara dengan
transplantasi. b. 50 % - 75 % tenaga kerja 3
tenaga kerja. dari masyarakat setempat
(masyarakat sekitar).
c. < 50 % tenaga kerja dari 1
masyarakat setempat
(masyarakat sekitar).
DIREKTUR JENDERAL
IR. D A R O R I , MM.
NIP. 19531005 198103 1 004
Hal 5 dari 6
PERHITUNGAN INDEKS KEBERHASILAN TRANSPLANTASI (IKT) KARANG HIAS
Perhitungan hasil audit adalah perhitungan dengan menggunakan 12 indikator (4 indikator dari kriteria batas jumlah populasi jenis karang hias hasil
transplantasi, dan 8 indikator dari kriteria profesionalisme kegiatan transplantasi karang hias), dengan Bobot Indikator yang berbeda, yaitu angka 7,
angka 5 dan angka 3, serta skor untuk masing-masing indikator penilaian dengan kategori angka 5, angka 3 dan angka 1.
(Bpi x Spi) - 62
Indeks Keberhasilan Transplantasi (IKT) Karang Hias = x 100 %
248
Keterangan:
Bpi = Bobot parameter ke i
Spi = Skor parameter ke i
Keterangan :
1. Kegiatan transplantasi karang hias dianggap berhasil dan sudah dapat memanfaatkan hasil transplantasinya, apabila memperoleh nilai IKT ³ 60%
dengan kriteria Sangat Baik (A) atau Baik (B);
2. Kegiatan transplantasi karang hias dianggap belum berhasil dan belum dapat memanfaatkan hasil transplantasinya, apabila memperoleh nilai IKT <
60% dengan kriteria Cukup (C), Buruk (D) atau Buruk Sekali (E).
DIREKTUR JENDERAL
IR. D A R O R I , MM.
NIP. 19531005 198103 1 004
Hal 6 dari 6
LAMPIRAN 2 : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
NOMOR : P. 4/IV- SET/2011
TANGGAL : 6 September 2011
TENTANG : PEDOMAN AUDIT ATAU PENILAIAN KEBERHASILAN TRANSPLANTASI KARANG HIAS
No. Indikator Penilaian Bobot Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Variabel Penilaian Skor Nilai (Bpi
(Bpi) (Spi) x Spi)
1. Jenis karang hias 7 a. Jenis karang hias sesuai dengan SK a. Jenis karang hias sesuai dengan SK Transplantasi 5
yang ditransplan- Transplantasi atau Laporan Bulanan. atau Laporan Bulanan serta anakan memiliki BAP
tasi. b. Setiap anakan memiliki BAP Penanaman. Penanaman.
b. Jenis karang hias sesuai dengan SK Transplantasi 3
atau Laporan Bulanan dan sebagian anakan tidak
memiliki BAP Penanaman.
c. Jenis karang hias sesuai dengan SK Transplantasi 1
atau Laporan Bulanan, dan anakan tidak ada BAP
Penanaman.
Uraian :
Uraian :
Hal 1 dari 5
No. Indikator Penilaian Bobot Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Variabel Penilaian Skor Nilai (Bpi
(Bpi) (Spi) x Spi)
3. Kecepatan 5 Kesesuaian masa tanam dengan ukuran a. Pertumbuhan karang hias sesuai dengan masa 5
pertumbuhan karang hias baik di habitat alam atau di dalam tanam.
karang hias. lingkungan terkontrol.
b. Pertumbuhan karang hias kurang sesuai dengan 3
masa tanam.
c. Pertumbuhan karang hias tidak sesuai 1
dengan masa tanam.
Uraian :
4. Laju kematian 5 Laju kematian karang hias relatif rendah a. Tingkat kematian < 5%. 5
karang hias. sehingga target produksi karang hias dapat
b. Tingkat kematian 5 10%. 3
tercapai.
c. Tingkat kematian > 10%. 1
Uraian :
Hal 2 dari 5
No. Indikator Penilaian Bobot Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Variabel Penilaian Skor Nilai (Bpi
(Bpi) (Spi) x Spi)
3. Legalitas asal usul 7 Memiliki bukti/dokumen izin ambil atau SATS- a. 100 % induk memiliki bukti/dokumen legalitas 5
induk. DN induk dari alam, atau BAP Pemanenan dari asal usul induk.
hasil transplantasi sendiri dan atau bukti
b. 50 - <100% induk memiliki bukti/dokumen 3
pembelian atau pelimpahan atau mutasi hasil
legalitas asal usul induk.
unit transplantasi.
c. < 50 % induk memiliki bukti/dokumen legalitas 1
asal usul induk.
Uraian :
4. Ketersediaan Buku 3 Memiliki buku induk atau buku catatan untuk a. Isi Buku Induk /Buku Catatan telah sesuai dengan 5
Induk (studbook)/ merekam atau mendata seluruh fisik transplantasi karang hias.
Buku Catatan perkembangan kegiatan transplantasi karang
b. Isi Buku Induk /Buku Catatan sebagian sesuai 3
(logbook) hias.
dengan fisik transplant- tasi karang hias.
c. Tidak memiliki Buku Induk/Buku Catatan. 1
Uraian :
5. Penandaan. 7 a. Terdapat tanda (label) yang terpasang a. Semua karang hias yang ditransplantasi telah 5
pada karang hias sesuai spesifikasi. ditandai sesuai dengan standar.
b. Peralatan penandaan. b. Belum semua karang hias telah ditandai. 3
c. Tenaga teknis pemasangan tanda.
c. Belum melakukan penandaan. 1
d. BAP Penanaman/ Penandaan.
Hal 3 dari 5
No. Indikator Penilaian Bobot Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Variabel Penilaian Skor Nilai (Bpi
(Bpi) (Spi) x Spi)
Uraian :
Uraian :
8. Pelibatan 3 a. Adanya pelibatan masyarakat setempat. a. >75 % tenaga kerja dari masyarakat lokal 5
masyarakat. b. Penggunaan tenaga kerja dari masyarakat (masyarakat sekitar).
sekitarnya. b. 50 % - 75 % tenaga kerja dari masyarakat lokal 3
(masyarakat sekitar).
c. < 50 % tenaga kerja dari masyarakat lokal 1
(masyarakat sekitar).
Uraian :
Total Nilai
Indeks Keberhasilan Transplantasi (IKP) Karang Hias
Hal 4 dari 5
Status Rekomendasi :
Direkomendasikan.
Tidak Direkomendasikan.
CATATAN
1.
2.
DIREKTUR JENDERAL
IR. D A R O R I , MM.
NIP. 19531005 198103 1 004
Hal 5 dari 5
LAMPIRAN 3 : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
NOMOR : P. 4/IV- SET/2011
TANGGAL : 6 September 2011
TENTANG : PEDOMAN AUDIT ATAU PENILAIAN KEBERHASILAN TRANSPLANTASI KARANG HIAS
A. DASAR PELAKSANAAN
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.19/Menhut- II/2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar
C. HASIL PENILAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Catatan :
1. Foto copy hasil Penilaian Indeks Keberhasilan Transplantasi (IKT) Karang Hias masing- masing jenis yang
diaudit, terlampir.
2.
3.
................., ................................ 20..
Tim Penilai/Auditor :
DIREKTUR JENDERAL
IR. D A R O R I , MM.
NIP. 19531005 198103 1 004