MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Unit Pengolahan Ikan, yang selanjutnya disingkat UPI,
adalah tempat dan fasilitas untuk melakukan aktivitas
penanganan dan/atau pengolahan Ikan.
2. Sistem Ketertelusuran adalah sistem untuk menjamin
kemampuan untuk menelusuri riwayat, aplikasi atau
lokasi dari suatu produk atau kegiatan untuk
mendapatkan kembali data dan informasi melalui
suatu identifikasi terhadap dokumen yang terkait.
3. Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
adalah upaya pencegahan dan pengendalian yang
harus diperhatikan dan dilakukan sejak praproduksi
sampai dengan pendistribusian untuk menghasilkan
hasil perikanan yang bermutu dan aman bagi
kesehatan manusia.
4. Surat Keterangan Penerapan Sistem Ketertelusuran
adalah surat keterangan yang diberikan kepada pelaku
usaha perikanan yang telah menerapkan dan
memenuhi persyaratan penerapan Sistem
Ketertelusuran.
5. Ketertelusuran Internal adalah kemampuan untuk
menelusuri riwayat, aplikasi, atau lokasi hasil
perikanan sejak diterima, diproses sampai menjadi
produk akhir yang siap dipasarkan.
6. Ketertelusuran Eksternal adalah kemampuan untuk
menelusuri riwayat, aplikasi atau lokasi asal bahan
baku hasil perikanan yang diterima dan tujuan
peredaran produk, termasuk konsumen.
-4-
Pasal 2
(1) Setiap UPI harus menyusun dan menerapkan Sistem
Ketertelusuran yang mampu mengidentifikasi suatu
produk dan keterkaitannya dengan asal bahan dan
bagian-bagiannya, sejarah pengolahan, peredaran, dan
lokasi produk setelah dikirim.
(2) Sistem Ketertelusuran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan:
-5-
Pasal 3
(1) Penerapan Sistem Ketertelusuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilaksanakan secara
bertahap menurut tingkat pemenuhan UPI terhadap
persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan.
(2) UPI yang telah menerapkan Sistem Ketertelusuran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapatkan
Surat Keterangan Penerapan Sistem Ketertelusuran.
(3) Surat Keterangan Penerapan Sistem Ketertelusuran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh
Kepala Badan.
(4) Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
melimpahkan kewenangan penerbitan Surat
Keterangan Penerapan Sistem Ketertelusuran kepada
Kepala Pusat Pengendalian Mutu.
(5) Surat Keterangan Penerapan Sistem Ketertelusuran
berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
-6-
Pasal 4
Sistem Ketertelusuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) meliputi:
a. Ketertelusuran Internal; dan
b. Ketertelusuran Eksternal.
BAB II
PENYUSUNAN SISTEM KETERTELUSURAN
Pasal 5
Penyusunan Sistem Ketertelusuran dilakukan melalui
tahapan:
a. penetapan lingkup Sistem Ketertelusuran;
b. penetapan ukuran optimal unit produksi;
c. identifikasi informasi penelusuran yang diperlukan;
d. penyusunan sistem pencatatan (record-keeping) dan
penelusuran;
e. verifikasi Sistem Ketertelusuran; dan
f. dokumentasi Sistem Ketertelusuran.
Pasal 6
Penetapan lingkup Sistem Ketertelusuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dilakukan dengan cara
menetapkan lingkup ketertelusuran yang meliputi:
a. ketertelusuran Pemasok;
-7-
Pasal 7
(1) Penetapan ukuran optimal unit produksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dilakukan dengan
cara menetapkan jumlah satuan produk perikanan per
unit produksi untuk kemudahan penelusuran.
(2) Ukuran optimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa Lot, batch dan/atau kode khusus lainnya
sesuai dengan yang diterapkan oleh masing-masing
UPI.
Pasal 8
Identifikasi informasi penelusuran yang diperlukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c dilakukan
dengan cara mengindentifikasi informasi yang terkait
dengan:
a. peraturan yang relevan dengan Sistem Ketertelusuran;
b. bahan baku, bahan tambahan pangan, bahan kemasan,
dan/atau produk akhir;
c. posisi pelaku usaha pangan dalam Rantai Pangan; dan
d. diagram alir proses.
Pasal 9
(1) Penyusunan sistem pencatatan (record-keeping) dan
penelusuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf d dilakukan dengan cara mendokumentasikan
penerapan Sistem Ketertelusuran di UPI.
(2) Sistem pencatatan (record-keeping) dan penelusuran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. deskripsi produk (sifat alami bahan baku: segar,
beku, kering);
-8-
Pasal 10
(1) Verifikasi Sistem Ketertelusuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf e dilakukan dengan
cara verifikasi prosedur yang telah disusun dan
pelaksanaan penerapannya, dengan menggunakan
simulasi Sistem Ketertelusuran.
-9-
Pasal 11
(1) Dokumentasi Sistem Ketertelusuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf f harus dimiliki UPI
untuk mendukung penerapan Sistem Ketertelusuran
yang efektif.
(2) Dokumentasi Sistem Ketertelusuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat
Rekaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(2) huruf a sampai dengan huruf j.
BAB III
KETERTELUSURAN INTERNAL
Pasal 12
(1) Ketertelusuran Internal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a, meliputi keseluruhan input dan proses
dalam kegiatan penanganan dan/atau pengolahan
ikan.
(2) Keseluruhan input sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a. bahan baku;
b. bahan tambahan pangan;
c. bahan penolong;
d. bahan kemasan; dan
e. bahan kimia;
(3) Proses dalam kegiatan penanganan dan/atau
pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. proses produksi;
b. proses penggabungan produk; dan
c. proses pemisahan produk
- 10 -
Pasal 13
(1) Ketertelusuran Internal pada proses produksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (3) huruf
a berupa:
a. Rekaman setiap tahapan proses;
b. Rekaman pembersihan dan sanitasi; dan
c. Rekaman verifikasi.
(2) Rekaman setiap tahapan proses sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit memuat:
a. kode batch sejak bahan baku sampai produk akhir;
b. tanggal dan waktu produksi berdasarkan batch
produk;
c. jumlah hasil produksi untuk setiap batch produk;
dan
d. Rekaman hasil pemantauan paramater proses,
pengendalian mutu dan kriteria keamanan produk.
(3) Rekaman pembersihan dan sanitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit memuat:
a. jadwal pembersihan dan sanitasi;
b. bahan dan alat sanitasi yang digunakan; dan
c. petugas sanitasi
(4) Rekaman verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c paling sedikit memuat:
a. hasil pengujian untuk bahaya mikrobiologi, fisik
dan kimia; dan
b. kalibrasi peralatan.
Pasal 14
Dalam hal terjadi proses penggabungan produk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (3) huruf b,
harus dilakukan pencatatan dan dokumentasi terhadap
kode produk gabungan dari beberapa Pemasok yang
digabungkan sejak penerimaan bahan baku sampai dengan
produk akhir.
- 11 -
Pasal 15
Dalam hal terjadi pemisahan produk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (3) huruf c, harus dilakukan
pencatatan dan dokumentasi terhadap kode produk yang
dipisahkan.
BAB IV
KETERTELUSURAN EKSTERNAL
Pasal 16
Ketertelusuran Eksternal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b meliputi:
a. ketertelusuran terhadap sumber/asal bahan baku,
harus mampu mengidentifikasi setiap Pemasok dan
informasi tersebut tersedia untuk Kepala Badan apabila
diperlukan; dan
b. ketertelusuran terhadap pemasaran/distribusi produk,
harus mampu mengidentifikasi kepada siapa produknya
dikirim dan informasi tersebut tersedia untuk Kepala
Badan apabila diperlukan.
Pasal 17
(1) Ketertelusuran terhadap sumber/asal bahan baku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a
meliputi ketertelusuran informasi asal usul bahan
baku, bahan tambahan, bahan penolong, dan bahan
kemasan.
(2) Ketertelusuran informasi asal usul bahan baku, bahan
tambahan, bahan penolong, dan bahan kemasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. nama dan alamat Pemasok;
b. nama bahan disertai dengan keterangan nomor
batch dan tanggal kadaluarsa;
c. deskripsi bahan (sifat alami produk: segar, beku,
kering dan lain-lain);
d. tanggal pengiriman dan kedatangan bahan;
- 12 -
e. jumlah penerimaan;
f. kegiatan yang dilakukan di Pemasok bahan baku;
g. komposisi bahan tambahan dan bahan penolong;
h. material yang digunakan untuk bahan kemasan
(material safety data sheet); dan
i. Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik di
Supplier.
(3) Selain informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
untuk bahan baku yang berasal dari:
a. hasil perikanan budidaya harus mencantumkan
informasi mengenai:
1) Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik dan
Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik;
2) daftar Pemasok yang telah disetujui oleh UPI
berdasarkan hasil evaluasi;
3) Surat Keterangan Asal/Certificate of Origin;
4) informasi terkait monitoring residu oleh
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, dapat
berupa data pengambilan contoh dan hasil uji;
5) Cara Karantina Ikan yang Baik, bila produk
berasal dari impor; dan
6) log book (tally).
b. hasil perikanan tangkap, harus mencantumkan
informasi mengenai:
1) Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik di
atas kapal;
2) Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan atau catch
certificate untuk negara tujuan yang
mempersyaratkan;
3) hasil inspeksi pengendalian mutu;
4) Surat Keterangan Asal/Certificate of Origin;
5) Cara Karantina Ikan yang Baik, bila produk
berasal dari impor;
6) log book (tally);
- 13 -
Pasal 18
(1) Ketertelusuran terhadap pemasaran/distribusi produk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b
meliputi ketertelusuran terhadap informasi tujuan
pemasaran produk.
(2) Informasi tujuan pemasaran produk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama dan alamat Pelanggan;
b. deskripsi produk yang dikirim kepada Pelanggan;
c. kode produksi untuk produk yang dikirim kepada
Pelanggan;
d. tanggal pengiriman;
e. jumlah produk yang dikirim;
f. tujuan pengiriman (nama distributor/konsumen
/peritel);
g. nomor invoice/surat jalan/delivery order/sales
order;
h. packing list;
BAB V
PENGKODEAN DALAM SISTEM KETERTELUSURAN
Pasal 19
(1) Setiap UPI harus menetapkan pengkodean dalam
Sistem Ketertelusuran yang dikembangkannya.
(2) Pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa kode numerik sederhana atau kompleks
dan diletakkan pada kemasan produk akhir dengan
tujuan mempermudah penelusuran secara
menyeluruh, baik penelusuran ke belakang (tracing)
maupun penelusuran ke depan (tracking).
(3) Tracing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk mendapatkan data dan informasi terkait dengan
Pemasok atau asal usul bahan baku, bahan tambahan,
bahan penolong dan bahan kemasan.
- 14 -
BAB VI
TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN
PENERAPAN SISTEM KETERTELUSURAN
Pasal 20
(1) Kepala Pusat Pengendalian Mutu melalui Kepala
Bidang Inspeksi dan Ketelusuran menyusun program
evaluasi penerapan Sistem Ketertelusuran pada UPI.
(2) Berdasarkan program evaluasi penerapan Sistem
Ketertelusuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Pusat Pengendalian Mutu menugaskan tim
evaluasi untuk melaksanakan evaluasi penerapan
Sistem Ketertelusuran pada UPI.
(3) Dalam hal hasil evaluasi terdapat ketidaksesuaian
maka UPI harus melakukan tindakan perbaikan
terhadap seluruh ketidaksesuaian dalam jangka waktu
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak ketidaksesuaian
ditemukan.
(4) Tim evaluasi melakukan verifikasi terhadap tindakan
perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
membuat laporan hasil evaluasi beserta rekomendasi
yang disampaikan kepada Kepala Pusat Pengendalian
Mutu.
(5) Berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Kepala Pusat Pengendalian Mutu:
a. menerbitkan Surat Keterangan Penerapan Sistem
Ketertelusuran, dalam hal rekomendasi
menyatakan sudah mampu telusur; atau
- 15 -
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2019
ttd.
RINA
Sugiman
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN
NOMOR 170/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PENERAPAN SISTEM KETERTELUSURAN DI
UNIT PENGOLAHAN IKAN
3. Lampiran
3.1. Formulir informasi awal (Form 1)
3.2. Formulir ketertelusuran eksternal untuk (Pemasok) (Form 2)
3.3. Formulir ketertelusuran eksternal (Pelanggan) (Form 3)
3.4. Formulir ketertelusuran internal (proses produksi) (Form 4)
KOP UPI
Form 1.
Formulir Informasi Awal
Form 2.
Formulir ketertelusuran eksternal (Pemasok)
Alat
Total yang Suhu Produk
Nama Vessel Nama Tangkap Jumlah Total yang
No. diterima (Jenis (Fresh/Frozen)*
Nelayan/Pemasok ID/CPIB Spesies dan Lokasi Tangkapan ditolak
dan Size)
Tangkapan
Total yang
Nomor Total Suhu
Nama Nama Jumlah diterima
No. CPIB/CPIB Petak (Izin yang Produk
Petambak/Pemasok Spesies Tangkapan (Jenis dan
Tambak) ditolak
Size)
3. Ikan Kering
Total yang
Kode Jumlah
Nama diterima Total yang Keterangan
No. Nama Pemasok Produk (No Kemasan
Spesies (Jenis dan ditolak
lot/batch) (Karton)
Size)
KOP UPI
Form 3.
Formulir ketertelusuran eksternal (Pelanggan)
Form 4.
Formulir Ketertelusuran Internal (Proses Produksi)
Bukti
Nama Bahan Penerimaan
Nama Jumlah
Nomor Lot/ Tanggal Tanggal (COA,
No. Produsen Yang
Nomor Kadaluwarsa Kedatangan Laporan
/Pemasok Digunakan
Batch/ Inspeksi,
dll)
*) Jika ada
b. Bahan kemasan
Bukti
Penerimaan
Nama Jumlah
Nama Nomor Tanggal (COA,
No. Produsen Yang
Kemasan Lot/Batch Kedatangan Laporan
/Pemasok Digunakan
Inspeksi,
dll)
Kemasan nomor Tgl/bln/ Nama Jumlah Nomor COA;
primer thn supplier (pcs) Tanggal
pemeriksaa
n Laporan
QC
Pemantauan CCP
No. (Nama Tahapan Hasil Pemantauan Laporan/Rekaman
Proses)
Laporan /
Parameter Rekaman:
No. Hasil Analisa
Tanggal, Shift,
Jam
ttd.
RINA
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN
NOMOR 170/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PENERAPAN SISTEM KETERTELUSURAN DI
UNIT PENGOLAHAN IKAN
I. Penyusunan Program
a. Kepala Pusat Pengendalian Mutu melalui Kepala Bidang Inspeksi
dan Ketelusuran menyusun program evaluasi penerapan Sistem
Ketertelusuran pada UPI; dan
b. Berdasarkan program pada huruf a, Kepala Pusat Pengendalian
Mutu menugaskan Inspektur Mutu untuk melaksanakan evaluasi
penerapan Sistem Ketertelusuran pada UPI.
II. Persiapan Evaluasi
a. Tim evaluasi sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) orang
inspektur mutu yang terdiri dari ketua dan anggota;
b. Ketua tim melakukan koordinasi dengan anggota tentang rencana
pelaksanaan evaluasi dan ketersediaan dokumen penerapan Sistem
Ketertelusuran pada UPI; dan
c. Tim evaluasi mempersiapkan dokumen yang digunakan pada
pelaksanaan evaluasi, yaitu :
- Form Desk Audit
- Form Daftar Hadir Evaluasi (Pembukaan/Penutupan);
- Form Data Umum UPI;
- Form Check List Traceability; dan
- Form Laporan Singkat Hasil Evaluasi.
III. Pertemuan Pembukaan
a. Ketua Tim memimpin pertemuan pembukaan antara Tim Evaluasi
dengan manajemen UPI; dan
b. Ketua Tim mengkonfirmasi tujuan, ruang lingkup, dokumen, dan
waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan evaluasi.
- 27 -
ttd.
RINA