2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Teknologi Ramah Lingkungan
2.2 Prinsip Dasar Teknologi Ramah Lingkungan
2.3 Manfaat Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
2.4Perkembangan Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia2.5 Solusi Teknologi Ramah Lingkungan
untuk Masalah Transportasi
3. DISKUSI
4. KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan dampak transportasi yang
semakinbertambah seiring dengan meningkatnya teknologi serta pertumbuhan penduduk
yaitukemacetan, yang dapat beralih dalam membahayakan kesehatan manusia.
TINJAUAN PUSTAKA
Sepeda Listrik
Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang digerakkan dengan tenaga
listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya, sepeda ini juga
tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor.
Kecepatanberkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan
daya jelajahhingga 60 km.
2.5 Solusi Teknologi Ramah Lingkungan untuk Masalah Transportasi
Beberapa contoh teknologi ramah lingkungan untuk atasi masalah transportasi antara lain :
1.LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM TENAGA SURYA (PJU-TS)
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya(PJU-TS) adalah lampu penerangan jalan yang
menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Penerangan Jalan
Umum Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah
yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi
listrik terutama di daerah terpencil. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga
marak diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan
perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dsb.Penerangan Jalan Tenaga
Surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber
listrik penerangan karena menggunakan sumber energigratis dan tak terbatas dari alam yaitu
energi matahari. Menggunakan Modul/Panel Suryadengan lifetime hingga 25 tahun yang
berfungsi menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui
proses photovoltaic.
Lampu Jalan Tenaga Surya (PJU Tenaga Surya) secara otomatis dapat mulai menyala pada
sore hari dan padam pada pagihari dengan perawatan yang mudah dan efisien selama
bertahun tahun.Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan
tahan lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan sumber daya
DC. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga mengurangi frekuensi dan
menghemat biaya operasional pemeliharaan untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya
saja. Baterai yang digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA
dan tipe Deep Cycle. Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi
sendiri tanpa ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU
Tenaga Surya beroperasi secaramandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang
sehingga installasinya menjadisangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan tentunya dapat
terhindar dari black out total jikaterjadi gangguan. [7]Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga
matahari mempunyai ketinggian tiang yangberbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar
tiang juga bervariasi mulai dari 15 m s/d 40 m. Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang,
jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan(brightness).Secara keseluruhan sistem ini
dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umumdengan sumber energi terbarukan,
bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama.Dengan sistem pemasangan yang cepat
dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadisolusi yang cepat dalam mengatasi
kebutuhan penerangan jalan umum.[8] Gambar Lampu Penerangan Jalan Umum LED Keunggulan:
Terang dan tahan lama
Hemat energi
Ramah lingkungan
Bebas polusi
Cepat dan mudah dalam pemasangan
Hemat biaya perawatan
Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun)
Cocok dipasang di segala lokasi
Tersedia dengan daya mulai dari lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558Lm) [9]
2.Lampu Lalu Lintas Tenaga Surya Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika
lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat
menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur.Sistem ini disebut sebagai
actuated controller
.Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan
lampulalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy .Metode logika fuzzy digunakan
untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan
volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem
logika fuzzyini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan
keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%;
jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya
dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik.Namun, saat ini sudah perkembangan
teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.Dengan mengunankan Lampu lalulintas tenaga
surya , akan tercipta rasa aman bagi masyarakat pada saat berkendaraan
sehingga nanti tidak ada lagi terpengaruh pemadaman listrik dari PLN yang selama
inimenjadi pemasok energi. [10]Gambar lalu lintas tenaga surya
3. DISKUSI
Transportasi perlu untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat
asaldengan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi dan komunikasi,
dalamwujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jalan). Dari sini timbul jasa angkutan
untuk memenuhi kebutuhan perangkutan (transportasi) dari satu tempat ke tempat lain.
Di siniterlihat, bahwa transportasi dan tata guna lahan merupakan dua hal yang tidak
dapatdipisahkan. Dalam mengelola tata guna lahan seperti untuk pemenuhan kebutuhan
manusiayang lebih luas seperti untuk pelebaran jalan, sistem persimpangan tidak sebidang,
jalurpemisah, dan lainnya. Kebutuhan lahan yang sangat luas untuk sistem transportasi darat
inimempunyai pengaruh besar terhadap pola tata guna lahan, terutama di daerah perkotaan.
Disini, masalah lingkungan perlu diperhatikan. Perubahan tata guna lahan
akan berpengaruhterhadap kondisi fisik tanah (seperti muka air tanah), sehingga perlu
dilakukan studi yangbersifat komprehensif.Perencanaan pola tata guna lahan
dalam mengatasi masalah transportasi merupakan bagianyang tidak terpisahkan. Rencana
kota tanpa pertimbangan kedaan kota dan pola transportasiyang akan terjadi sebagai akibat
dari rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutanlalu lintas di kemudian hari, seperti
kemacetan - yang dapat menjalar pada meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran,
menurunnya sopan santun lalu lintas, serta meningkatnyapencemaran udara.Transportasi dalam
bentuk lalu lintas kendaraan bermotor di jalan-jalan di dalam kota dapat
menyebabkan terjadinya:
A) kemacetan (traffic congestion)
B) kecelakaan (traffic accident)
C) pemcemaran udara (air pollution)
D) kebisingan (traffic noise)
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di perkotaan dapat dilakukan dengan berbagaiusaha, seperti:
1) Tidak membangun jalan-jalan baru
2) Menaikkan harga bahan bakar secara drastis
3) Menyediakan jalur khusus untuk kendaraan umum dan sepeda, khususnya pada jam-
jamsibuk/padat lalu lintas
4) Mengenakan biaya tol jalan atau jembatan yang lebih tinggi pada jam-jam sibuk
5) Menghapuskan atau mengurangi biaya tol jalan atau jembatan untuk kendaraan dengan
3atau lebih penumpang
6) Mengenakan pajak untuk tempat-tempat parkir kendaraan
7) Meniadakan beberapa tempat parkir di pusat kota
8) Mengenakan pajak yang tinggi untuk kendaraan yang bolak-balik (commuters)
9) Melarang kendaraan bermotor pada beberapa jalan atau pada beberapa daerah tertentu
10) Penataan ruang kota
11) Pengaturan lalu lintas di perkotaan [7]
KESIMPULAN
Dengan meningkatnya urbanisasi, jumlah penduduk di perkotaan bertambah, yang
berartipenggunaan kendaraan bermotor bertambah, dan berakibat dengan kemacetan lalu
lintas,sehingga perlu dibangun lebih banyak jalan. Akibat meningkatnya jumlah penduduk
diperkotaan, maka luas kota berkembang, sehingga jarak perjalanan juga bertambah.
Smeed(1967) mengatakan, bahwa jarak perjalanan rata-rata berbanding lurus dengan kuadrat
dariluas kota. Apabila jumlah orang yang melakukan perjalanan meningkat 100 kali, maka
luas jalan yang dibutuhkan tiap orang akan meningkat kira-kira 12 kali.Jadi dengan
bertumbuhnya kota, diperlukan pula pembangunan lebih banyak jalan untuk kendaraan
bermotor. Namun demikian harus ada batasannya, karena tidak mungkin semualahan harus
dijadikan jalan, di samping bertambahnya kendaraan di jalan ditambah dengankemacetan
yang terjadi, akan meningkatkan kebisingan dan pencemaran udara akibat gasbuang
kendaraan bermotor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia [2]
DAFTAR REFERENSI
1.Kardono.2010.Teknologi Ramah Lingkungan: Kriteria, Verifikasi, dan Arah
Pengembangan. Jakarta: Lokakarya (BPPT, Jakarta)
2.Sukarto, Haryono "Transportasi Perkotaan dan Lingkungan", [pdf],
(http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/331/jiptummpp-gdl-jou-2009-haryonosuk-16517-
Transpor-n.pdf, diakses pada 2 Des 2012, pukul 16:00)
3.http://eddypras.web.id/lampu-led-hemat-energi-ramah-lingkungan (diakses 2 Des2012
,pukul 14.43 WIB )
4. http://www.pertamina-ep.com/id/warta-pep/2012/11/02/192-lampu-tenaga-surya-tindakan-
nyata-pertamina-ep-ramah-lingkungan (diakses 2 Des 2012 ,pukul 14.50WIB)
5.http://anekapju.produkanda.com/ (diakses 2 Des 2012 ,pukul 14.51 WIB)
6. http://regional.kompas.com/read/2010/08/01/08071366/Lampu.Lalu.Lintas.Pakai.Tenaga.S
urya (diakses 2 Des 2012 , pukul 15.07)
7.Waluya, Jaka dan Nugratama, Sony "Lingkungan dan Transportasi", [pdf],(http://ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/region/article/view/473/447, diakses 2 Des2012, pukul 15:44)
8.Daganzo, Carlos F. 1997. Fundamentals of Transportation and Traffic Operations.United
Kingdom: Emerald Group Publishing United