Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN P2 MASALAH KESEHATAN

JIWA DAN NAPZA

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENKES ri
OUTLINE

1 No Health Without Mental Health

2 Agenda Internasional

Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia


3
4 Gangguan Jiwa dan Pencegahannya

5 Program dan Capaian

6 Target dan Rencana

7 Penutup
No Health Without
1
Mental Health
Kesehatan jiwa merupakan bagian tidak terpisah dari 1 dari 4
kesehatan sepanjang kehidupan
orang mengalami
gangguan jiwa setiap
Memelihara kesehatan jiwa berarti:
tahunnya
1. Memastikan mereka yang sehat dapat menjalani kehidupan penuh arti (wellbeing),
2. Mereka yang berisiko ditangani dini, dan
3. Mereka yang sakit (illness) mendapatkan pengobatan paripurna
2/3
tidak mencari pertolongan
Sebagian besar karena stigma & keterbatasan
akses
gangguan jiwa dimulai
pada usia muda
sehingga mengakibatkan
penurunan
produktivitas, kehilangan
kualitas hidup, dan
pengobatan kronis.

Bunuh diri merupakan


penyebab kematian
kedua pada kelompok
usia 15-29 tahun.
Intervensi kesehatan jiwa yang tepat, memiliki dampak yang luas
Baik secara ekonomi maupun untuk mencegah stunting, bunuh diri dan mengatasi
komorbid

Stunting dan bunuh diri dapat Pengobatan depresi memiliki


30% orang dengan
dicegah dengan pengobatan depresi benefit-to-cost ratio yang tinggi dalam hal
penyakit kronis (diabetes,
mengembalikan produktivitas jantung, stroke)
mengalami gangguan jiwa

40% orang dengan


gangguan jiwa mengalami
penyakit kronis
Agenda
2
Internasional
Kesehatan jiwa merupakan indikator penting SDG’s 3

Indicator 3.5.1:
coverage of Indicator 3.8.1:
treatment coverage of essential
interventions for health services
substance use
disorders Indicator 3.8.2:
number of people
Indicator 3.5.2: covered by health
harmful use of insurance or a public
Indicator 3.4.2: alcohol (per health system per 1000
suicide capita population
mortality rate consumption)
Situasi Keswa di
3
Indonesia
Masalah Kesehatan Jiwa di Indonesia

1. Prevalensi tinggi
2. Kesenjangan pengobatan tinggi
3. Tingginya beban akibat gangguan jiwa
4. Stigma & diskriminasi
5. Kurangnya SDM keswa
6. Terbatasnya akses layanan
7. Hak asasi manusia
8. Tingginya angka penyalahguna napza
9. Tingginya pembiayaan kesehatan jiwa
1. Prevalensi Gangguan Jiwa

Data global :Tahun 2017 diperkirakan 792 juta orang hidup dengan gangguan jiwa (10.7%)
Jumlah penderita gangguan mental
emosional :20.364.502
Jumlah penderita gangguan depresi :
12.556.133

Angka Pasung th. 2020: 6.452 orang


Pemasungan Kembali (th. 2020): 445 orang

ODGJ : 490.047
Angka bunuh diri global : 800.000 kematian/th
1.4% kematian di seulur dunia krn bunuh diri
Angka percobaan bunuh diri di Indonesia (2020) : 1.166
kasus

Sumber :
- Our world in Data, Oxfprd University, 2017

- Riset Kesehatan Dasar, Litbangkes, 2018


10
Pemasungan pada ODGJ
WHO (2011) : kesenjangan pengobatan di negara2 low and
middle income : 75-83%
3. Tingginya Beban Akibat Gangguan Jiwa

Beban akibat penyakit dihitung dengan Disability-Adjusted Life


Years (DALYs) :
- morbiditas/ mortalitas yang berhubungan dengan penyakit,
- beban akibat hilangnya produktifitas
Beban global akibat gangguan jiwa sekitar 5%
Orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan pertolongan dengan cepat karena stigma
dan kurangnya edukasi masyarakat
5. Terbatasnya SDM Kesehatan Jiwa

WHO menetapkan  standar jumlah tenaga :


 psikolog & Psikiater 1 : 30.000 penduduk
6. Terbatasnya Akses Layanan Kesehatan Jiwa

 Kondisi geografis Indonesia yang luas dan terdiri dari banyak pulau
 Belum semua provinsi mempunyai RS Jiwa sebagai pusat rujukan tersier
Kesehatan jiwa (masih ada 6 Provinsi yang belum mempunyai RSJ)
 Belum semua RSU mempunyai layanan Kesehatan jiwa (jumlah?)
 Baru 4.644 puskesmas yang memberikan layanan Kesehatan jiwa
Continuum Of Psychiatric Care Belum Terintegrasi
Pelayanan di tingkat individu dan
keluarga

Pelayanan kesehatan jiwa informal dan


formal diluar sektor kesehatan

Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas

Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat


oleh Tim Keswamas (outreach oleh
Perawat Kesmas Terlatih)

Pelayanan kesehatan jiwa di Rumah


Sakit Umum

Pelayanan kesehatan jiwa di Rumah


Sakit Jiwa
7. Hak Asasi Manusia Pada ODGJ
Hak ODGJ:
a. mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau;
b. mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pelayanan kesehatan jiwa;
c. mendapatkan jaminan atas ketersediaan obat psikofarmaka sesuai dengan kebutuhannya;
d. memberikan persetujuan atas tindakan medis yang dilakukan terhadapnya;
e. mendapatkan informasi yang jujur dan lengkap tentang data kesehatan jiwanya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
dengan kompetensi di bidang Kesehatan Jiwa;
f. mendapatkan kebutuhan sosial sesuai dengan tingkat gangguan jiwa;
g. mengelola sendiri harta benda miliknya dan/atau yang diserahkan kepadanya .

Sumber: Standar Norma dan Pengaturan tentang Hak atas Kesehatan, Komnas HAM RI, 2021.
8. Tingginya Angka Penyalahguna Napza

20
8. Tingginya Angka Penyalahguna Napza

21
9. Biaya yang tinggi :
Pemanfaatan Kasus Gangguan Jiwa Dalam Program JKN

Total Pembiayaan Pelayanan Kesehatan


di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut dari
tahun 2016-2020

2.6 T
(Tidak termasuk biaya pelayanan obat
diluar paket INACBGs)
Gangguan Jiwa dan
4
Pencegahannya
Mengenal 3 gangguan jiwa dengan prevalensi tertinggi akibat gangguan neurotransmitter otak

Disebut gangguan jiwa (illness) ketika sudah mengganggu fungsi sehari-hari


Ansietas
12%

Depresi
9.1%
pandemi 33,7%

Skizofrenia
0,33-1%
Indonesia : 0.18%
Gangguan Jiwa Timbul Akibat Faktor Biologi, Psikologi Dan Sosial Selama
Perkembangan
Upaya promotif preventif kesehatan jiwa selama perkembangan
Anak, remaja, dan dewasa muda merupakan target utama dalam hal meningkatkan kesehatan jiwa

Upaya promotif preventif


Kesehatan jiwa :
- Konseling pra nikah
- Parenting skills training
- Social skills training
- Bullying prevention
- Suicide prevention
- Sex education
- Management stress
- Pencegahan penyalahgunaan
Napza
• Selama pandemi ditemukan
Pandemi yang berkepanjangan diprediksi menyebabkan 4 wave kesehatan jiwa
th kecemasan (65%), depresi
(62%), dan trauma (75%).
a
• Satu dari lima responden
memiliki pemikiran tentang
‘lebih baik mati’.
• Pikiran tersebut terbanyak
dimiliki pada usia 18-29
tahun.
• Indonesia :
- depresi : 7.2-8.5%
- kecemasan : 5.8-6.8%
- adiksi internet : 14.4%

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA &


PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Program dan
5
Capaian
Indikator, Target, serta Capaian

INDIKATOR Tahun 2020


Target Capaian
1 Jumlah Kab/Kota yg 330 205
melaksanakan deteksi dini
Kesehatan jiwa & Napza
2 Persentase ODGJ berat yg 45% 64%
mendapat pelayanan
3 Jumlah penyalahguna Napza 9.500 9.585
yang mendapat rehabilitasi
medis
4 Persentase penderita Gangguan 10% 0.18%
Mental Emosional > 15 th yg
mendapat layanan

5 Persentase penderita Gangguan 10% 0.21%


depresi > 15 th yg mendapat
layanan

29
Sejak tahun 2010 Program Menuju Indonesia Bebas Pasung
Sudah dibuat Nota Kesepahaman tentang Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi ODGJ lintas K/L

30
Rencana
6
2. Peningkatan peran RS Jiwa & RSU dg
1. Peningkatan akses layanan Kesehatan layanan jiwa sbg rujukan
jiwa di layanan primer

STRATEGI :
STRATEGI : a. Optimalisasi sistem rujukan layanan
kesehatan jiwa
a. Peningkatan jumlah
b. Optimalisasi peran RS Jiwa sebagai
Puskesmas dg layanan jiwa pusat rujukan pelayanan, pendidikan,
b. Peningkatan kompetensi penelitian & pengembangan teknologi
tenaga kesehatan Meningkatkan kesehatan jiwa
Puskesmas dalam layanan c. Pengampuan RS Jiwa pusat pd RS Jiwa
jiwa
akses layanan daerah
c. Optimalisasi ketersediaan kesehatan jiwa d. Peningkatan mutu layanan RSJ melalui
implementasi WHO quality right tool
obat
kit
d. Sistem pendampingan

YANKES
Reformasi Kesehatan Jiwa Berdasarkan
WHO
WHO
DIT P2MKJN
1 1. Upaya promotif preventif
sepanjang rentang usia
2. Meningkatkan akses layanan
Focus On Recovery kesehatan jiwa
3. Kemitraan & pemberdayaan
4. Upaya kesehatan jiwa berbasis
masyarakat
2 3 5. Pencegahan & pengendalian
masalah Penyalahgunaan
Promote Health Ensure Access To NAPZA
And Wellness Supports And
Services

Mental health America

33
Penutup
7
Dibutuhkan perhatian, pembiayaan serta SDM lebih besar
dan koordinasi lintas direktorat dan K/L untuk reformasi

Pemberantasan pemasungan  pencegahan pemasungan, re pasung, rumah


singgah, peningkatan ketrampilan, modal kerja

Perbaikan sistem pembiayaan rehabilitasi medis orang dengan


ketergantungan Napza melalui IPWL

Continuum of psychiatric care

Standarisasi system layanan Kesehatan jiwa


dengan memperhatikan hak asasi manusia pada ODGJ
TERIMA KASIH
Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Sehat dimulai dari diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai