Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA


PRAKTIKUM 1
UJI FLUDITAS GRANUL PARACETAMOL

Disusun oleh :

NAMA : SITI SALMA HANIYYAH


NIM : 1908010178
KELAS : 4C
GOLONGAN : C2.E
TANGGAL PRAKTIKUM : 29 MARET 2021
DOSEN : DR.Apt. AGUS SISWANTO, M.SI.
ASISTEN : LUTFIATUN HAERUROHMAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PRAKTIKUM 1
UJI FLIDITAS GRANUL PARACETAMOL
I. TUJUAN
 Mahasiswa mampu memahami prosedur uji fluditas dengan metode
corong alir, sudut diam, dan pengetapan.
 Mahasiswa mampu menentukan parameter fluiditas granul/massa cetak
tablet.
 Mahasiswa mampu menentukan sifat alir granul/massa cetaktablet
berdasarkan parameter kecepatan alir, sudut diam, dan pengetapan.

II. DASAR TEORI


A. SKENARIO

Bagian R&D suatu industry farmasi sedang mengembangkan formula tablet


parasetamol 500 mg. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Untuk
melakukan kendali mutu proses pembuatan dilakukan uji fluiditas granul kering.
Oleh karena itu, buatlah prosedur uji fluiditas menggunakan
metode corong, sudut diam, dan pengetapan!

Info penting:
1) Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan
yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa
2) Granulasi dibedakan menjadi dua yaitu granulasi basah dan granulasi kering.
3) Fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompresibilitas dari
massa cetak tablet, memadatkan bahan, menyediakan campuran seragam yang
tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan
memperbaiki penampakan tablet.

B. TEORI DASAR
A. Sifat Alir Pada Tablet

 Fluiditas / sifat alir serbuk merupakan faktor kritik dalam produksi obat sediaan
padat. Hal ini karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan
reprodusibilitas pengisian ruang kompresi pada pembuatan tablet dan kapsul ,
sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula efek
farmakologinya.
 Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul
melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu
waktu tertentu.
Aliran buruk adalah aliran yang tidak bisa atau ketika mengalir tidak bagus atau
cepat.Laju aliran buruk <1,6 sangat sukar.

B.Faktor- faktor yang dapat berpengaruh pada fluiditas serbuk:

1) Bentuk partikel dan tekstur, untuk partikel yang ekidimensional (teratur= bulat,
kubus) semakin besar diameter maka sifat alir semakin baik sedangkan untuk
partikel yang anisomerik maka hasilnya dapat berbeda. Sifat alir terbaik terjadi
pada diameter optimum partikel (200-500 µm). Partikel berukuran kurang dari 100
µm akan lebih cohesive. Semakin kecil gaya gesek friksi / gaya gesek antar partikel
sehingga semakin mudah mengalir. Sebaliknya, semakin kasar permukaan partikel
maka semakin besar friksi antar partikel sehingga menyebabkan semakin sulit
mengalir.
2) Kerapatan jenis,
3) Porositas, semakin besar porositas maka semakin kecil kontak antar partikel maka
kecepatan alir akan semakin baik.
4) Kandungan lembab, pada kondisi kandungan lembab yang tinggi ikatan partikel
akan lebih kuat karena luas kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya tarik
antar partikel serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.
5) Kondisi percobaan, ada beberapa kondisi percobaan yang dapat mempengaruhi sifat
alir yaitu diameter lubang alat uji, besar/ luas hopper dan sudut dinding hopper.
C.Memperbaiki Sifat Alir
(Syamsuni, 2007).
 Glidan
Glidan adalah zat yang digunakan untuk memperbaiki aliran granul dari hopper ke
feeder dan ke lubang cetakan. Beberapa mekanisme kerja glidan, yaitu : dispersi
muatan elektrostatik pada permukaan granul, distribusi glidan selama granulasi,
adsorpsi gas pada glidan yang berlawanan dengan granulasi, meminimalkan gaya
van der Waals dengan pemisahan granul, mengurangi friksi antar partikel dan
mengurangi permukaan kasar granul dengan penempelan glidan selama granulasi.
Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai glidan antara lain : talk,
pati jagung, Cab-O-Sil, siloid, aerosol.Anti Adheren
 Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa
tablet pada punch dan untuk mengurangi. Penempelan pada dinding cetakan. Bahan
ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E.
Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai antiadheren antara lain :
talk, pati jagung, Cab-O-Sil, DLLeucin, natrium
 lauril sulfat.Lubrikan
Lubrikan murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara
granul dengan dinding cetakan selama Pengempaan dan pengeluaran tablet.
Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan
boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua
permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena
adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang,
ke permukaan logam dari dinding cetakan. Karena penampilannya lebih kuat, maka
mekanisme ini lebih baik jika dibandingkan dengan fluid lubrication. Secara umum,
lubrikan berukuran 200 mesh atau lebih halus, dan dapat melewati saringan 100
mesh (dari nilon) sebelum ditambahkan pada tahap granulasi. Tipe atau jenis
lubrikan yang digunakan tergantung dari alat pengempa, tablet yang akan dibuat,
sifat penghancur, dan disolusi yang diinginkan, pertimbangan kompatibilitas
dengan zat aktif, serta biaya.Laju aliran buruk <1,6 sangat sukar.
(Syamsuni, 2007).
Rumus :
Kecepatan alir= berat(g)/waktu 9detik)
Sudut diam =Tan beta=h/r
Pengetapan bobot granul = (bobot gelas ukur +granul) – bobot gelas ukur kosong
Rk=m/vk
Ro= m/vo
Kompresitabilitas = rk-ro/rk . 100%
Volume pengetapan
carrindex (%) = v awal-v konstan / 100 ml . 100%
buku petunjuk

Paracetamol
Sifat Kimia Paracetamol
Formula:C8H9NO2

- Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan
amida( acetamida/ ethenamida )
- Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol.

Indikasi dan Kontraindikasi


Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri
ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah
pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai
efek anti-radang yang lemah.
Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-
inflamasi non-steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan
alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada
penderita anemia dan gangguan jantung, paru, dan ginjal.
Parasetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai campuran obat
sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk menghindari overdosis. Risiko kerusakan hati
lebih tinggi pada peminum alkohol, pemakai parasetamol dosis tinggi yang lama atau
pemakai lebih dari satu produk yang parasetamol.

Efek samping
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa gejala
ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal, gangguan
hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik merah
pada kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan
darah dapat berupa perdarahan saluran cerna, penurunan kadar trombosit dan leukosit,
serta gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol jangka pendek aman pada ibu
hamil pada semua trimester dan ibu menyusui.
Dosis
Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, dosis parasetamol dewasa
325 – 650 mg setiap 4 jam atau 500 mg setiap 8 jam. Dosis anak adalah 10 – 15
mg/kgBB , dapat diberikan setiap 4 jam (maksimal 5 dosis dalam 24 jam). Dosis
maksimal akumulatif parasetamol adalah 4 gram per hari. Efek parasetamol mulai
muncul 30 – 60 menit setelah konsumsi dan bertahan selama 4 jam.

Tablet
Tablet yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Terbebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
i. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
Persyaratan yang harus dipenuhi tablet agar layak dikonsumsi adalah sebagai
berikut:
a. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian
terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman
bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat
aktif merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh
karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet
mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 %
bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang
pengujiannya dilakukan pada tiap tablet (Syamsuni, 2007).
b. Uji kekerasan
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya
kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan tablet
meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode granulasi juga
menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet berkisar 4 - 8 kg, bobot
tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang
memuaskan. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini
diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet.
c. Uji keregasan
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya.
Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi hancur. Untuk
menguji keregasan tablet digunakan alat Roche friabilator. Sebelum tablet
dimasukkan ke alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tablet
dimasukkan ke dalam alat, lalu alat dioperasikan selama empat menit atau 100 kali
putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula.
Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih
kecil dari 0,8% (Ansel, 1989).
d. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan peroral, kecuali tablet yang
harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan
kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing-masing monografi. Uji
waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna. Pada pengujian waktu hancur, tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat
penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan
keenam tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet bersalut (Syamsuni, 2007).
e. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam
larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif
yang terlarut dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat
tergantung pada pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan
frekuensi pemberian obat (Syamsuni, 2007).
f. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang
terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan
memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif
obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi
dan juga tidak layak untuk dikonsumsi (Syamsuni, 2007).
Pada umumnya tablet mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat,
disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna yang diizinkan, dan
bahan penolong lainnya. Eksipien Tablet biasa disebut sebagai bahan tambahan tablet.
Untuk membentuk tablet diperlukan bahan - bahan tambahan. Akan tetapi beberapa
tablet ada yang tidak membutuhkan banyak bahan tambahan. Bahan tambahan yang
biasa digunakan adalah :
1) Bahan Pengisi
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa. Jika
kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan pengisi
yang besar jumlahnya. Selain itu, bahan pengisi dapat juga ditambah karena alasan
kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
memacu aliran.
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
a. Harus nontoksik dan dapat memenuhi praturan-peraturan dari Negara di mana
produk akan dipasarkan.
b. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu dibuat.
c. Harganya harus cukup murah.
d. Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya, sukrosa), atau karena komponen
(misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
e. Secara fisiologi harus inert/netral.
f. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau
komponen tablet lain.
g. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
h. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
i. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi
dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada
makanan.
j. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
k. Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa, mannitol, pati, dan beberapa bahan
pengisi yang digunakan berada dalam bentuk hidrat seperti kalsium fosfat dan
kalsium sulfat berbasa dua.
2) Bahan Pengikat
Bahan pengikat memberikan daya adhesi (perekatan) pada massa serbuk
sewaktu granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah
ada pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi
lebih efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan pada pembuatan granul. Bahan
pengikat yang umum meliputi amilum, metilselulosa gom akasia, gelatin, sukrosa,
povidon, dan karboksimetilselulosa.
3) Bahan Penghancur
Bahan penghancur atau disintegran ditambahkan untuk memudahkan
pecahnya atau hancurnya tablet menjadi partikel-partikel yang lebih kecil yang
mudah terdispersi atau melarut, sehingga lebih mudah diabsorpsi ketika berkontak
dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur berfungsi menarik air ke
dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi fragmen-
fragmen yang mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan
tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan. Disintegran tablet yang paling banyak
digunakan adalah Avicel, pati, dan explotab. Kandungan disintegran, cara
penambahan dan derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur tablet.
4) Bahan Pelincir, Anti Lekat dan Pelicin
Ketiga jenis bahan ini memiliki fungsi yang saling tumpang-tindih, hal ini
disebabkan suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelincir dan pelican.
Perbedaan ketiganya yaitu, suatu pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan
antara dinding tablet dengan dinding die, pada saat tablet ditekan ke luar. Anti lekat
bertujuan untuk mengurangi melengketnya granul pada permukaan punch atau
dinding die. Sedangkan pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Bahan yang paling
umum digunakan adalah talk, magnesium stearat, asam stearat, dan kalsium stearat.
5) Zat Warna, Pemberi Rasa dan Pemanis
Penggunaan zat warna dalam preparat farmasi untuk tujuan estetika, sebagai
pembantu sensori untuk pemberi rasa yang digunakan, dan untuk tujuan kekhasan
produk. Ada beberapa keuntungan penggunaan zat warna dalam tablet yaitu :
a. Dapat menutupi warna obat yang kurang baik.
b. Membantu identifikasi hasil produksi.
c. Membuat suatu produk menjadi lebih menarik.
d. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang
ditujukan untuk larut di dalam mulut. Sedangkan penggunaan pemanis dibatasi
terutama pada tablet yang dikunyah untuk mengurangi penggunaan gula di
dalam tablet.

Granulasi
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu.
Dapat juga diartikan, granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikelkecil membentuk
padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat
granul yang lebih homogen dari segi kadar, massa jenis, ukuran serta bentuk partikel. Adapun fungsi
granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet,
memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah,
mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan memperbaiki penampakan tablet.
Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk
langsung dikempa. Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya
proses pembuatan tablet melalui proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang
disebabkan sifat bahan aktif itu sendiri atau eksipien. Pembuatan tablet dapat dilakukan dengan proses
granulasi basah, granulasi kering atau kempa langsung.
Granulasi Basah
Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang dalam
memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan
tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: Menimbang dan mencampur
bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi granul,
pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, pembuatan tablet dengan
kompresi.
Penimbangan dan pencampuran: Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur
yang diperlukan dalam formula tablet ditimbang sesuai denganjumlah yang dibutuhkan
untuk membuat sejumlah tablet yang akan diproduksi dan dicampur, diaduk baik,
biasanya dengan menggunakan mesin pencampur serbuk atau mikser.
Pembuatan granulasi basah. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan
cairan pengikat ke dalam campuran serbuk, melewatkan adonan yang lembab melalui
ayakan yang ukuran nya sesuai kebutuhan, granul yang dihasilkan melalui pengayakan
ini dikeringkan, lalu diayak kembali dengan ayakan yang ukurannya lebih kecil supaya
mengurangi ukuran granul berikut nya. Unsur pengikat dalam tablet juga membantu
merekatkan granul satu dengan lainnya, menjaga kesatuan tablet setelah dikompresi.
Bahan pengikat yang digunakan adalah 10-20% cairan dari tepung jagung, 25-50%
larutan glukosa, molase, macam-macam gom alam (seperti akasia) derivat selulosa
(metilselulosa, karboksimetilselulosa dan selulosa mikrokristal), gelatin, dan povidon.
Bila diinginkan warna dan rasa dapat ditambahkan ke dalam bahan pengikat sehingga
terjadi granulasi dengan warna dan rasa yang diinginkan.
Penyaringan adonan lembab menjadi granul.Pada umumnya granulasibasah
ditekan melalui ayakan nomor 6 atau 8. Dibuat granul dengan menekankan pada alat
yang dibuat berlubang-lubang.
Pengeringan granul.Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering
dengan sistem sirkulasi udara dan pengendalian temperatur.Untuk metode terbaru
untuk pengeringan sekarang ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed
dryers.Pada metode ini granul dikeringkan dalam keadaan tertutup dan diputar-putar
sambil dialirkan udara yang hangat.
Penyaringan kering. Setelah dikeringkan, granul dilewatkan melaluiayakan
dengan lubang lebih kecil daripada yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli.
Ukuran granul dihaluskan tergantung pada ukuran punch yang akandipakai dan tablet
yang akan diproduksi. Semakin kecil tablet yang akandiproduksi semakin halus granul
yang dipakai, biasa nya menggunakan ayakanukuran 12-20.
Pelinciran atau lubrikasi. Jumlah pelincir yang dipakai pada pembuatantablet
mulai dari 0,1% berat granul sampai 5%. Manfaat pelincir dalam pembuatan tablet
kompresi; mempercepat aliran granul dalam corong kedalam rongga cetakan,
mencegah melekat nya granul pada punch dan cetakan, mengurangi gesekan antara
tablet dan dinding cetakan ketika tablet dilemparkan dari mesin dan memberikan rupa
yang bagus pada tablet yang sudah jadi.
Pencetakan tablet. Mesin tablet berputar (rotary) dengan kecepatan
tinggimempunyai banyak punch dan die (cetakan) dapat menyisihkan mesin
tablettunggal, karena punch berputar secara terus menerus maka pencetakan tablet
berlangsung secara terus menerus pula. Mesin tablet tunggal biasanya berkapasitas 100
tablet per menit sedangkan mesin tablet rotary dengan 16 tempat (16 set punch dan die)
dapat memproduksi 1150 tablet per menit (Ansel, 1989).
Keuntungan granulasi basah :
a. Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif terkendali.
b. Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan keseragaman
kandungan yang baik.
c. Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompres
d. Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman kandungan.
e. Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis kecil.
f. Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan penambahan
bahan pengikat.
g. Untuk serbuk dengan BJ yang rendah (voluminous) sehingga dapat mencegah
kontaminasi silang.
h. Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).
i. Memperoleh aliran yang lebih baik.
j. Mendapatkan berat jenis yang sesuai.
k. Mengontrol pelepasan.
l. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
m. Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat.

Kekurangan/kerugian granulasi basah :


a. Dalam granulasi basah ini, biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.
b. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
c. Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode
ini.
d. Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak.
e. Memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke unit proses lainnya.

Granulasi Kering
Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yangdapat
mengalir bebas untuk pembuatan tablet.Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif
tidak mungkin digranulasi basah, karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan
lembab atau tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak
dapat mengalir bebas dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung
(Siregar, 2010).
Dalam metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat
kohesif supaya masa yang jumlah nya besar dapat dibentuk.Metode ini khususnya
untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena
kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan
temperatur yang tinggi (Ansel, 1989).
Keuntungan granulasi kering :
a. peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
b. cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
c. tahap pengerjaan tidak terlalu lama
d. biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
e. mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Kerugian/kekurangan granulasi kering :
a. Pada proses granulasi kering ini memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat
slug (mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat).
b. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
c. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
d. Keseragaman kandungan lebih sulit untuk dicapai.
e. Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih banyak.

Kompresi Langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodida,amonium
klorida, dan metenamin, memiliki sifat mudah mengalir sebagai mana juga sifat-sifat
kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa
memerlukan metode granulasi basah atau kering.
Pada waktu sekarang ini penggunaan pengencer yang dikeringkan dengan
penyemprotan, meluas kepada formula-formula tablet tertentu daripada dengan serbuk
pengisi biasa, kualitas yang diinginkan untuk tablet kompresi langsung dan sejumlah
produk-produk lainnya banyak diproduksi dengan cara ini. Capping atau keretakan dari
tablet disebabkan oleh beberapa faktor dan tidak terbatas pada tablet yang dibuat
dengan pengkompresian langsung saja. Misalnya bila punch tidak bersih sekali dan
tidak halus sekali dapat menghasilkan tablet yang terlepas bagian atasnya sebagaimana
juga dengan cetakan (die) yang sudah tua dan tidak sempurna. Tekanan yang terlalu
besar pada pengempaan dapat menyebabkan keretakan seperti yang terjadi bila granulat
terlalu lunak. Pada umumnya ada bagian dari fines atau serbuk halus yang merupakan
hasil waktu granulasi kering dengan ukuran dan jumlahnya biasanya 10-20% dari berat
granul dan perlu supaya pengisian rongga cetakan wajar. Tetapi kelebihan dari
serbukhalus ini dapat juga berperan menjadi capping bila sejumlah besar
udaraterperangkap dalam tablet, keadaan seperti ini disebut laminating (Ansel, 1989).
Keuntungan metode kempa langsung :
a. lebih ekonomis
b. lebih singkat prosesnya
c. dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
d. waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung :
a. kurang seragamnya kandungan zat aktif karna kerapatan bulk antar zat aktif dan
pengisi berbeda.
b. zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
c. sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir, memiliki
kompresibilitas, kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses granulasi antara lain:
a. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.
Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel
semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat
dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
b. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan
homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer,
twin-shell, dan blender.
c. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat
Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga membutuhkan alat yang
dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan planetary mixer.
d. Pengayakan
Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan yang disebut
oscilating granulator/fitzmill.
e. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan. Granul kemudian
dikeringkan dalam oven atau fluid bed dryer.
f. Pengayakan
Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih
kecil dari yang sebelumnya(Syamsuni, 2007).
III. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT

 Silinder tetap dengan penyangga


 Volumenometer
 Corong alir
 Stopwatch

2. BAHAN
 Granul tablet parasetamol
IV. CARA KERJA
1. Uji kecepatan alir

Timbang granul seberat 100 gram, masukkan secara pelan-pelan lewat tepi
corong, sementara bagian bawah corongditutup.

Buka penutupnya dan biarkan granul mengalirkeluar.

Catat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut
corong dengan menggunakanstopwatch.

2. Uji sudut diam

Masukkan granul ke dalam silinder secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas,
sementara bagian bawahditutup.

Buka penutupnya dan biarkan serbukkeluar

Ukur tinggi kerucut yangterbentuk

3. Uji pengetapan

Timbang gelas ukur 100 mL (kosong).

Tuangkan granul secara pelan-pelan k edalam gelas ukur sampai volume 100 ml.
Catat sebagaiVo.

Timbang gelas ukur yang sudah terisigranul

Pasang gelas ukur pada alat volumenometer dan hidupkanmotor

Catat perubahan volume selama pengetapan (Vt) bila t = 5; 10; 25; 50; dan 100.
Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume sudah
konstan, dan dicatat sebagi Vk).

4. Data

Data hasil pengamatan uji fluditas (kecepatan alir, sudut diam, dan
pengetapan)
5. Analisis data

Berdasarkan data tersebut, maka tentukan:

Hitung kecepatan alir massa cetak tablet


parasetamol(gram/detik)!

Hitung sudut diam massa cetak tabletparasetamol!

Hitung harga car index (%) massa cetak tabletparasetamol!

Berdasarkan data kecepatan alir, sudut diam, dan car index maka tentukan fluiditas
massa cetak tabletparasetamol!
V. ANALISIS DATA
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FTS SOLID
PERCOBAAN 1. UJI FLUDITAS GRANUL PARASETAMOL

NIM/NAMA

1908010178/ SITI SALMA HANIYYAH

GOLONGAN/KELOMPOK

C2/D

TANGGAL PRAKTIKUM

29 MARET 2021

A. KECEPATAN ALIR GRANUL


No BERAT (g) WAKTU KECEPATAN ALIR
(detik) (g/detik)
1 100,05 4,25 23,541
2 100,25 4,15 24,156
3 100,15 3,90 25,679
Rata-rata 24,458

KECEPATAN ALIR= BERAT(g)/ WAKTU(detik)

1. KECEPATAN ALIR= 100,05/4,25 = 23,541


2. KECEPATAN ALIR= 100,25/4,15 = 24,156
3. KECEPATAN ALIR= 100,15 3,90 = 25,679
4. Rata-rata =23,541+24,156+25,679/3
=24,458

B. SUDUT DIAM
DIAMETER TINGGI SUDUT DIAM (º)
PENYANGGA KERUCUT
(cm) (cm)
1 5 1,6 32,61

2 5 1,8 35,75

3 5 1,7 34,21

Rata-rata 34,19
Sudut Diam = Tan Beta=h/r
1. Tan beta=h/r= 1,6 /2,5 =0,64, jadi beta=32,61
2. Tan beta=h/r= 1,8 /2,5 =0,72, jadi beta=35,75
3. Tan beta=h/r= 1,7 /2,5 =0,68, jadi beta=34,21
Rata-ratanya = 34,19
C. PENGETAPAN
Kompresibilitas
Volume Bobot Bobot gelas Bobot Kompresibilitas
granul (mL) gelas ukur ukur+granul granul (g) (%)
kosong (g) (g)
1 100,0 125,15 180,75 55,6 9,83%
2 100,0 125,15 179,85 54,7 8,47%
3 100,0 125,15 183,55 58,4 12,06%
Rata2 = 10,12%
1. Bobot granul = (bobot gelas ukur +granul) – bobot gelas ukur kosong

Bobot granul =180,75-125,15=55,6


Rk=m/vk= 55,6/90=0,61
Ro= m/vo=55,6/100=0,55
Kompresitabilitas = rk-ro/rk . 100% = 0,61-0,55/0,61.100%=9,83%

2. Bobot granul = (bobot gelas ukur +granul) – bobot gelas ukur kosong
Bobot granul =179,85-125,15=54,7
Rk=m/vk=54,7/91,5=0,59
Ro= m/vo=54,7/100=0,54
Kompresitabilitas = rk-ro/rk . 100% =0,59-0,54/0,59.100%=8,47%
3. Bobot granul = (bobot gelas ukur +granul) – bobot gelas ukur kosong
Bobot granul =183,55-125,15=58,4
Rk=m/vk=58,4/89,5=0,65
Ro= m/vo=58,4/100=0,58
Kompresitabilitas = rk-ro/rk . 100% =0,65-0,58/0,65.100%=12,06%

Rata-rata kompresitabilitas= 9,83%+8,47%+12,06%/3=10,12%

Volume pengetapan
Volume pada ketukan ... (mL) Carr index (%)
0 5 10 25 50 100 200 400 600
1 100,0 95,5 93,0 92,0 91,0 90,0 90,0 10%
2 100,0 96,0 94,0 92,0 91,0 91,5 91,5 8,5%
3 100,0 95,0 92,0 91,5 91,0 89,5 89,5 10,5%

Rata2 = 9,67%

1. Carrindex (%) = v awal-v konstan / 100 ml . 100% = 100-90 / 100 . 100= 10%
2. Carrindex (%) = v awal-v konstan / 100 ml . 100% = 100-91,5 / 100.100=8,5%
3. Carrindex (%) = v awal-v konstan / 100 ml . 100% = 100-89,5 / 100.100=10,5%
4. Rata-rata = 10%+8,5%+10,5%/3= 9,67%

D. KESIMPULAN
Berdasarkan parameter fluiditas dari hasil perhitungan diatas maka granul
parasetamol memiliki sifat alir yang baik/buruk. Mengapa demikian, jelaskan!
Berdasarkan parameter fluiditas dari hasil perhitungan diatas maka granul
paracetamol memiliki sifat alir yang baik. Baik karena semua uji termasuk kedalam
parameter yang baik seperti sudut diam kurang dari 40 dan data diperoleh 34,195
kemudian parameter dari carr index kurang dari 20% dari data tersebut diperoleh
carr index sebesar 9,47 % .

Asisten jaga, Praktikan,

....................................................................... SITI SALMA HANIYYAH


NIM.1908010178
NIM.

Keterangan : berikan tandatangan elektronik (scan) asisten/praktikan


VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Uji Fluiditas Granul Paracetamol” yang
bertujuan agar Mahasiswa mampu memahami prosedur uji fluiditas dengan metode corong
alir, sudut diam, dan pengetapan, Mahasiswa mampu menentukan parameter fluiditas
granul/massa cetak tablet dan Mahasiswa mampu menentukan sifat alir granul/massa
cetaktablet berdasarkan parameter kecepatan alir, sudut diam, dan pengetapan.

Aliran campuran serbuk sangat penting untuk pembuatan tablet untuk memastikan
pencampuran yang efisien. Kecepatan alir campuran serbuk berhubungan dengan sifat alir
campuran serbuk, dimana mempengaruhi pengisian yang seragam baik bobot maupun obat
dalam tablet ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan.

Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri


ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah
pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai
efek anti-radang yang lemah.

Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-
inflamasi non-steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan
alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada
penderita anemia dan gangguan jantung, paru, dan ginjal

Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu Silinder tetap dengan penyangga
berfungsi sebagai uji sudut diam, kemudian volumenometer berfungsi sebagai alat uji
pengetapan, corong alir berfungsi sebagai alat uji kecepatan alir, stopwatch berfungsi
untuk mengukur waktu .kemudian bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah granul
tablet paracetamol sebagai bahan uji fluiditas.

Ada pun cara kerja yang kami lakukan yang pertama adalah Uji kecepatan alir
dimana caranya Timbang granul seberat 100 gram, masukkan secara pelan-pelan lewat tepi
corong, sementara bagian bawah corong ditutup, Buka penutupnya dan biarkan granul
mengalir keluar, Catat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat
mulut corong dengan menggunakan stopwatch.

Kecepatan alir dihitung berdasarkan waktu alir sejumlah granul seberat 100 gram
yang dialirkan melalui corong yang dibaca dengan menggunakan stopwatch. Kecepatan
alir granul yang baik adalah lebih dari 10 gram/detik. Kecepatan aliran granul dapat
dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, porositas, kandungan lembab dan struktur partikel. Pada
granul yang memiliki kecepatan alir yang baik, menghasilkan keseragaman bobot yang
baik. Sifat alir granul dikatakan baik jika memiliki kecepatan alir antara lebih dari 10
g/detik. Rendahnya daya alir mungkin disebabkan oleh bahan-bahan yang digunakan
higroskopis seperti, sukrosa, gula palm, ekstrak kelapa dan asam sitrat. Selain itu kondisi
ruangan yang digunakan tidak terkontrol kelembabannya. Dengan peralatan uji kecepatan
alir granul yang ada saat ini kebanyakan masih dilakukan secara manual dengan
menggunakan stopwatch. Berdasarkan latar belakang masalah ini maka dirumuskan
bagaimana membuat peralatan uji kecepatan alir granul yang dapat bekerja secara
otomatis. Oleh karenanya penelitian dilakukan bertujuan dihasilkannya rancang bangun
peralatan uji kecepatan alir granul sehingga dapat digunakan untuk menentukan kualitas
granul yang digunakan sebagai bahan dasar tablet. ( Pada gambar di samping, sistem terdiri
dari corong yang berfungsi untuk menaruh granul / serbuk obat ).

Jika Semakin bertambahnya konsentrasi bahan pengikat akan semakin


memperbaiki sifat alir granul, karena bertambahnya kadar bahan pengikat dapat
memperbesar kerapatannya sehingga sifat alir granul juga semakin baik. Hal ini
disebabkan oleh karena proses pengikatan granul yang semakin meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi dari bahan pengikat, sehingga dimungkinkan bentuk granul yang
semakin sferis dan jumlah fines yang semakin kecil. Hal ini mengakibatkan gaya gesek
antar partikel-partikel granul dengan wadahnya menjadi kecil, maka kecepatan alir granul
juga semakin meningkat.

Pada praktikum kali ini kami mendapatkan data yamana ada 3 replikasi pada
berat(g) 1; 2; 3 masing-masing nilainya 100,05; 100,25; 100,15 dan waktu(detik) nya 4,25;
4,15; 3,90 maka kecepatan alir granulnya adalah diperoleh dari rumus Kecepatan Alir=
Berat(gram)/ Waktu(Detik) hasil dari replikasi 1; 2 dan 3 adalah secara berurutan 23,541;
24,156 dan 25,679 rata-rata yang diperoleh adalah 24,458, maka dapat dipastikan ini
termasuk kedalam parameter kecepatan alir granul yang baik karena termasuk parameter
Kecepatan alir granul yang baik yaitu lebih dari 10 gram/detik.

Perlakuan yang kedua adalah uji sudut diam yaitu suatu sudut yang tetap
yangterjadi antar timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang, dimana cara kerjanya
Masukkan granul ke dalam silinder secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara
bagian bawah ditutup, Buka penutupnya dan biarkan serbuk keluar dan Ukur tinggi kerucut
yang terbentuk.

Sudut diam merupakan uji granul yang penting untuk mengetahui sifat alir dari
granul. Serbuk akan membentuk kerucut, semakin datar kerucut yang dihasilkan maka
sudut diamnya makin kecil. Nilai dari sudut diam yang dapat diterima anata 20-40 derajat
nilai dari sudut diam jarang di bawah 20 derajat dan nilai samapi 40 derajat menunjukan
potensial aliran yang baik serta diatas 50 derajat serbuk hanya mengalir dengan susah,
itupun jika mungkin, berdasarkan sudut diam pada perhitungan yang kami hitung pada
praktikum ini terdapat 3 replikasi semuan diameter penyangganya adalag 5 cm dan tinggi
kerucutnya adalah 1,6; 1,8 dan 1,7 maka hasil dari masing-masing sudut diamnya 32,61;
35,75 dan 34,21 º serta rata-rata yang diperoleh adalah 34,1 9 º dari perhitungan seperti di
atas pada hasil lembar kerja praktikum maka dari itu hasil yang dipeoleh termasuk kedalam
parameter yang baik untuk kecepatan sudut diam uji granul ini karena diantara 20-40
derajat atau kurang dari 40. bisa jadi karena penggunaan povidon yang baik dimana
povidon adalh serbuk halus(fines) maka gaya tarik menarik antar partikelnya baik maka
terbentuk tumpukan granuk yang tidak sukar bergulir.

Sudut diam sangat dipengaruhi oleh waktu alir, dimana apabila waktu alirnya cepat
maka sudut diam yang dihasilkan kecil dan sebaliknya jika waktu alirnya lambat maka
sudut diamnya akan besar. Besar kecilnya sudut diam juga dipengaruhi oleh ukuran
partikel, diameter corong, cara penuangan, dan pengaruh getaran. Hasil sudut diam untuk
formula adalah lebih kecil dari 40°. Sifat alir baik akan menyebabkan pengisian ke dalam
ruang kompresi akan konstan, selanjutnya dihasilkan bobot tablet yang homogen dan
diperoleh tablet dengan keseragaman kadar zar aktif yang baik, hingga memberikan efek
terapi yang sama. Dari hasil yang didapat, formula yang memiliki sudut diam terbesar
tersebut mudah mengalir (free flowing) karena keempat formula tersebut memiliki sudut
diam antara 30°-40° sehingga memungkinkan kemudahan dalam pencetakan tablet.

Lalu selanjutnya dalah pengetapan dimana Pengetapan merupakan penerapan


sejumlah volume granul atau serbuk akibatnya adanya hentakan atau tap. Bentuk, ukuran
dan kerapatan dari suatu granul akan berpengaruh terhadap uji pengetapan.dimana cara
kerja pada uji pengetapan ini adalah Timbang gelas ukur 100 mL (kosong), Tuangkan
granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml. Catat sebagai Vo,
Timbang gelas ukur yang sudah terisi granul, Pasang gelas ukur pada alat volumenometer
dan hidupkan motor, dan Catat perubahan volume selama pengetapan (Vt) bila t = 5; 10;
25; 50; dan 100. Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak, turun lagi (volume
sudah konstan, dan dicatat sebagi Vk). Pada data yang diberikan terdapat 3 replikasi yaitu
pertama kami mencari nilai kompresibilitas dimana volume granul(ml) ketiganya masing-
masing 100 ml kemudian bobot gelas ukur kosong(g) nya masing-masing 125,15 untuk
bobot gelas ukur+granul (g) nya yaitu 180,75; 179,85; dan 183,55 lalu mencari bobot
granul dengan rumusnya Bobot granul = (bobot gelas ukur +granul) – bobot gelas ukur
kosong lalu hasil dari replikasi 1; 2 dan 3 adalah 55,6; 54,7 dan 58,.

kemudian setelah mendapatkan bobot granul maka kita dapat mencari


kompresibilitas dimana Kompresibilitas merupakan kemampuan bahan menerima tekanan
untuk membentuk massa yang kompak dengan kekerasan optimal tanpa memerlukan
tekanan yang berlebihan. Uji kompresibilitas mengetahui kemampatan campuran serbuk
dan untuk menentukan apakah campuran serbuk layak dikempa atau tidak. Kompresibilitas
dipengaruhi oleh sifat alir suatu campuran serbuk, untuk mencari kompresibilitas dengan
terlebih dahulu nilai rk dan ro. Rumus rk nya dalah m(bobot granul) /vk(volume konstan
yang terdapat dalam tabel volume pengetapan) dan rumus ro m(bobot granul)/ vo ( volume
pada ketukan 0) dan rumus kompresibilitas nya adalah Kompresitabilitas = rk-ro/rk .
100%. Hasil kompresibilitas dari replikasi 1; 2 daan 3 adalah 9,83%; 8,47% dan 12,06%
lalu rata-ratanya adalah 10,12 %.

Lalu masuk ke volume pengetapan untuk mencari carr index (%)merupakan


indikasi dari kompresibilitas dari bubuk. Indeks Carr sering digunakan
dalam farmaseutika sebagai indikasi kelancaran bubuk. Dalam bubuk yang mengalir bebas,
kerapatan curah dan kerapatan keran akan mendekati nilainya, oleh karena itu, indeks Carr
akan menjadi kecil. Di sisi lain, pada bubuk yang tidak mengalir dengan baik di mana
interaksi antar partikel lebih besar, perbedaan antara massa jenis dan kerapatan keran yang
diamati akan lebih besar, oleh karena itu, indeks Carr akan lebih besar. Indeks Carr yang
lebih besar dari 25 dianggap sebagai indikasi kemampuan mengalir yang buruk, dan di
bawah 15, kemampuan mengalir yang baik. Atau kurang dari 20 juga masih dikatakan
baik. Untuk mencari carr index menggunakan rumus Carrindex (%) = v awal-v konstan /
100 ml . 100% , dimana v awal adalah 100 dan v konstan itu yang stabil tidak ada
perubahan maka dari itu hasil yang diperoleh dari ketiga replikasi diatas adalah 10%; 8,5%
dan 10,5% dan rata-ratanya adalah 9,67% , maka 9,67% yang diperoleh pada carr index itu
termasuk kedalam parameter yang baik karena kurang dari 15/20% .

Bertambahnya konsentrasi bahan pengikat maka indeks pengetapan yang dihasilkan


semakin baik, karena bertambahnya kadar bahan pengikat dapat memperbesar
kerapatannya sehingga indek pengetapan juga semakin baik, Indeks pengetapan akan
menentukan sifat alir dari granul. Semakin kecil indeks pengetapan maka semakin baik
sifat alirnya. Granul dengan indeks pengetapan kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang
baik

Tablet yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


k. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
l. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
m. Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
n. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
o. Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
p. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
q. Terbebas dari kerusakan fisik.
r. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
s. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
t. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
Jika pada semua uji yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang baik maka dapat
dipastikan tablet paracetamol juga baik.

Oleh karena itu dari semua uji yang dilakukan pada uji fluiditas granul paracetamol
dimana ada uji kecepatan alir, uji sudut diam dan uji pengetapan semuanya memperoleh
hasil yang baik dan masuk kedalam range parameter yang baik seperti yang sudah
dijelaskan oleh saya di atas, semoga dapat terpahami dan kami dapat mendapatkan tujuan
dari praktikum uji fluiditas granul pada paracetamol ini.
VII. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Uji Fluiditas Granul Paracetamol” yang
bertujuan agar Mahasiswa mampu memahami prosedur uji fluiditas dengan metode corong
alir, sudut diam, dan pengetapan, Mahasiswa mampu menentukan parameter fluiditas
granul/massa cetak tablet dan Mahasiswa mampu menentukan sifat alir granul/massa
cetaktablet berdasarkan parameter kecepatan alir, sudut diam, dan
pengetapan.Kesimpulannya:

1. Kami telah mampu memahami prosedur uji fluiditas dengan metode corong alir,
sudut diam, dan pengetapan, menentukan parameter fluiditas granul/massa cetak
tablet, dan menentukan sifat alir granul/massa cetaktablet berdasarkan parameter
kecepatan alir, sudut diam, dan pengetapa.
2. Pada kecepatan alir diperoleh nilai rata-rata 24,458 (g/detik) dimana maka dapat
dipastikan ini termasuk kedalam parameter kecepatan alir granul yang baik karena
termasuk parameter Kecepatan alir granul yang baik yaitu lebih dari 10 gram/detik.
3. Pada sudut diam didapatkan rata-rata nya 34,19 º , pada hasil lembar kerja
praktikum maka dari itu hasil yang dipeoleh termasuk kedalam parameter yang
baik untuk kecepatan sudut diam uji granul ini karena diantara 20-40 atau kurang
dari 40 º.
4. Uji pengetapan rata-rata pada kompresibilitas adalah 10,12%, pada volume
pengetapan rata-rata atau carr index yang diperoleh 9,67%, yang diperoleh pada
carr index itu termasuk kedalam parameter yang baik karena kurang dari 15/20%.
5. Oleh karena itu dari semua uji yang dilakukan pada uji fluiditas granul paracetamol
dimana ada uji kecepatan alir, uji sudut diam dan uji pengetapan semuanya
memperoleh hasil yang baik dan masuk kedalam range parameter yang baik seperti
yang sudah dijelaskan di atas.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of Pharmaceutical


Anief M., 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : EGC Press.

Ansel, H.C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Universitas Indonesia
Press, Jakarta

Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi ketiga.


Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan.

Syamsuni, Drs. H. A., Apt.2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai