Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA


P1
UJI FLUIDITAS GRANUL PARASETAMOL

DISUSUN OLEH :

NAMA : UMI DAROZAH ZAIN


NIM : 1908010030
GOLONGAN : A1
ASISTEN : RIAN WOODY

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2021
P1
UJI FLUIDITAS GRANUL PARASETAMOL

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prosedur uji fluiditas dengan metode corong
alir, sudut diam, dan pengetapan
2. Mahasiswa mampu menentukan parameter fluiditas granul/massa cetak tablet
3. Mahasiswa mampu menentukan sifat alir granul/massa cetak tablet
berdasarkan parameter kecepatan ali, sudur diam, dan pengetapan
II. SKENARIO
Bagian R&D suatu industry farmasi sedang mengembangkan formula
tablet parasetamol 500 mg. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Untuk
melakukan kendali mutu proses pembuatan dilakukan uji fluiditas granul kering.
Oleh karena itu, buatlah prosedur uji fluiditas menggunakan metode corong, sudut
diam, dan pengetapan!
III. DASAR TEORI
Parasetamol memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk dengan
bentuknya yang kristal, maka perlu dibuat granul dengan metode granulasi basah
sehingga dapat meningkatkan fluiditas dan kompresibilitas yang baik (Voight, 1984).
Bahan aktif (obat) harus diberikan dalam Bentuk Sediaan Obat (BSO) agar dapat
digunakan pasien secara aman, mudah, nyaman, efisien dan memberikan efek terapi
yang optimal.
Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek
lainnya tergantung pada cara pemakaian tabet dan metode pembuatannya.
(Ansel, 2008).
Bahan yang akan dikempa menjadi tablet supaya menghasilkan yang baik
harus memenuhi sifat–sifat sebagai berikut:
1. Mudah mengalir
Artinya jumlah bahan yang mengalir dari hopper ke dalam mesin cetak selalu sama
untuk setiap saat. Dengan demikian bobot tablet tidak memiliki variasi yang besar.
2. Kompaktibel
Bahan menjadi kompak jika dikempa sehingga dihasilkan tablet yang cukup keras
dan stabil dalam penyimpanan.
3. Mudah dilepas dari cetakan
Maksudnya agar tablet menjadi mudah lepas dan tidak ada bagian yang melekat pada
cetakan sehingga permukaan halus dan licin.
Pada pembuatan tablet secara granulasi, terdapat tiga cara dalam
penambahan bahan penghancur, yaitu penambahan secara internal, eksternal dan
kombinasi eksternal-internal. Perbedaan antara ketiga cara penambahan tersebut
terletak pada tiga tahapan penambahannya, yaitu :
a) Internal addition, yaitu bahan penghancur ditambahkan pada proses granulasi,
bertujuan untuk menghancurkan granul menjadi partikel penyusun granul.
b) Eksternal addition, yaitu bahan penghancur ditambahkan bersama bahan pelicin
pada granul kering yang sudah diayak sebelum penabletan, bertujuan untuk
menghancurkan tablet menjadi granul setelah kontak dengan medium air.
c) Kombinasi eksternal-internal, yaitu bahan pengancur ditambahkan pada proses
granulasi dan sebagian lagi ditambahkan pada granul kering sebelum penabletan,
bertujuan agar tablet hancur menjadi granul dan selanjutnya hancur menjadi partikel-
partikel penyusunnya (Aulton, 2002).
 Metode Pembuatan Tablet Kompresi
1) Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah merupakan merupakan metode tertua yang paling luas dan
paling banyak digunakan dalam proses pembuatan tablet. Hal tersebut disebabkan
oleh karena hampir semua bahan obat dapat dicetak dengan metode ini dan
memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik. Tujuan granulasi adalah untuk
meningkatkan waktu aliran campuran dan atau kemampuan kempa. Proses-proses
pokok dalam granulasi basah yaitu, pengayakan dan pencampuran serbuk,
penambahan larutan bahan pengikat ke campuran serbuk untuk membentuk massa
dengan ukuran yang cukup basah, pengayakan dengan ukuran granul yang sesuai,
pengeringan, pengayakan kering, penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau
bahan tambahan lain dan pengempaan atau pentabletan (Priyambodo, 2007).
2) Metode Granulasi Kering
Metode granulasi kering, granul dibentuk tanpa pelembaban atau penambahan bahan
pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan masa yang
jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan
menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Dengan metode ini,
baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesi supaya masa yang
jumlahnya besar dapat dibentuk.
Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode
granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989).
3) Metode Cetak Langsung
Cetak langsung atau kempa langsung adalah proses dimana tablet dicetak langsung
dari campuran antara serbuk bahan aktif dan bahan tambahan (termasuk filler,
disintegrant, dan lubricant) yang akan mengalir secara seragam ke dalam ruang cetak
(die) dan dibentuk menjadi sediaan kompak. Tidak ada perlakuan awal terhadap
campuran serbuk baik proses granulasi basah maupun granulasi kering.
Pemeriksaan fisik granul penting dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu
granul sebelum dilakukan penabletan. Pemeriksaan fisik granul meliputi:
a. Pengetapan
Merupakan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapped)
dan getaran (vibration). Semakin kecil indeks pengetapan (dalam %), semakin baik
sifat alirnya. Granul dengan indeks pengetapan kurang dari 20%, menunjukkan sifat
alir yang makin baik pula (Fassihi dan Kanfer, 1986).
b. Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam
suatu alat. Kecepatan alir dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel, kondisi
permukaan partikel, kelembaban granul dan adanya fines. Granul yang baik jika
waktu alirnya kurang dari 10 detik untuk 100 gram bahan yang diuji. Pengujian
waktu alir dilakukan dengan cara memasukkan 100 gram campuran ke dalam corong
yang ujung tangkainya diberi tutup, tutup dibuka dan campuran dibiarkan mengalir.
Waktu alir lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan.
(Siregar,2010)
c. Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimum yang didapat antara permukaan tegak bebas
dari tumpukan serbuk dengan bidang horizontal, jika sejumlah granul atau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur. Metode sudut diam menghasilkan sudut dinamis
yang paling mendekati situasi manufaktur dimana serbuk-serbuk tersebut bergerak.
Nilai sudut diam yang baik antara 20-40⁰, yang akan memudahkan pengempaan
granul menjadi tablet (Lachman dkk., 1994). Pengujian sudut diam granuldengan
memasukkan campuran kedalam silinder, lalu penutup lubang bagian bawah dibuka.
Serbuk akan keluar melalui lubang bagian bawah dan bertahan pada penyangga
dengan membentuk kerucut. Sudut diam dihitung dengan mengukur tinggi kerucut
dan diameter serbuk.
Fluiditas atau sifat alir serbuk merupakan faktor krisis dalam produksi obat
sediaan padat. Hal ini karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan
rematubilitas pengisian ruang kompresi paa pembuatan tablet dikapsul. Sehingga
menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula efek
farmakologinya, waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari
sejumlah granul melalui lobang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang
mengalir dalam suatu waktu tertentu.
Kecepatan alir granul adalah kemampuan granul untuk memasuki matrik
tablet secara merata berdasarkan gaya gravitasi. Teknik pengukuran kecepatan alir
antara lain menggunakan metode corong. Caranya dengan meletakkan granul dalam
corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Granul yang keluar dari
dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menggunakan stopwatch dari
mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar
dari alat uji (Rowe R.C. et al, 2009).
Kecepatan alir dihitung berdasarkan waktu alir.Timbunan granul dapat
digunakan untuk menghitung sudut istirahat.Diameter rata-rata timbunan granul dan
tinggi puncak timbunan granul diukur. Untuk 100 gram granul, waktu alirnya tidak
boleh lebih dari 10 detik dan sedangkan sudut diam diperoleh sebaiknya antara 250
sampai 300.
IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
 Silinder tetap dengan penyangga
 Volumenometer
 Corong alir
 Stopwatch
B. Bahan
Granul tablet parasetamol
V. CARA KERJA

1. Uji Kecepatan Alir


Timbang granul seberat 100 gram, masukkan secara pelan-pelanlewat tepi
corong, sementara bagian bawah corong ditutup.

Buka penutupnya dan biarkan granul mengalir keluar.

Catat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granulkeluar lewat mulut
corong dengan menggunakan stopwatch

2. Uji Sudut Diam


Masukkan granul ke dalam silinder secara pelan-pelan lewatlubang bagian atas,
sementara bagian bawah ditutup.

Buka penutupnya dan biarkan serbuk keluar

Ukur tinggi kerucut yang terbentuk

3. Uji Pengetapan
Timbang gelas ukur 100 Ml (kosong).

Tuangkan granul secara pelan-pelan k edalam gelas ukur sampaivolume 100 ml.
Catat sebagai Vo.

Timbang gelas ukur yang sudah terisi granul

Pasang gelas ukur pada alat volumenometer dan hidupkan motor

Catat perubahan volume selama pengetapan (Vt) bila t = 5; 10; 25;50; dan 100.
Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume sudah
konstan, dan dicatat sebagi Vk).
VI. ANALISIS HASIL

 KECEPATAN ALIR GRANUL

No BERAT (g) WAKTU KECEPATAN ALIR


. (detik) (g/detik)
1. 100,05 g 4,25 detik 23,54 g/detik

2. 100,25 g 4,15 detik 24,16 g/detik

3. 100,15 g 3,90 detik 25,67 g/detik

Rata-rata 24,46 g/detik

Berat( g)
X=
waktu(detik )

100,05
R1 ¿ = 23,54 g/detik
4,25
100,25
R2 ¿ = 24,16 g/detik
4,15
100,15
R3 ¿ = 25,68 g/detik
3,90

23,54+24,16+25,68
Rata-rata = = 24,46 g/detik
3

Rata-rata kecepatan alir yang didapat dari ke-3 replikasi uji kecepatan alir granul
adalah 24,46 g/detik, dimana hal itu menunjukan bahwa sifat alir granul kurang baik dan
akan mempengaruhi granul pada saat pencetakan. Karena aliran granul yang baik adalah
jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 gram tidak lebih dari 10 g/detik
(Voight, 1994).

 SUDUT DIAM

No DIAMETER TINGGI SUDUT


. PENYANGGA (cm) KERUCUT (cm) DIAM (º)

1. 5 cm 1,6 cm 32,62º

2. 5 cm 1,8 cm 35,75º

3. 5 cm 1,7 cm 34,21º

Rata-rata 34,20º
h
Tanβ =
r
1,6
Tanβ = = 32,62o
2,5
1,8
Tanβ = = 35,75o
2,5
1,7
Tanβ = = 34,21o
2,5
32,62+ 35,75+ 34,21
Rata-rata = = 34,20o
3
Rata-rata sudut diam yang didapat dari ke-3 replikasi uji sudut diam granul adalah
34,20o, dimana hal itu menunjukan bahwa sudut diam granul baik dan memenuhi syarat
o o
karena Menurut Lachman dkk (1989) nilai sudut diam yang baik adalah antara 20 -40 .

 PENGETAPAN
Kompresibilitas

No Volume Bobot gelas Bobot gelas Bobot Kompresibil


. granul (mL) ukur kosong (g) ukur+granul (g) granul (g) itas (%)

1. 100,0 mL 125,15 g 180,75 g 55,6 g 10%

2. 100,0 mL 125,15 g 179,85 g 54,7 g 8,5%

3. 100,0 mL 125,15 g 183,55 g 58,4 g 10,5%

Rata2 = 9,67%

Bobot granul = bobot gelas dengan granul - bobot gelas kosong

R1 = 180,75 - 125,15 = 55,6 g


R2 = 179,85 - 125,15 = 54,7 g
R3 = 183,55 - 125,15 = 58,4 g

55,6+54,7+58,4
Rata - rata = = 56,23 g
3
55,6
rk = = 0,61
90
54,7
rk = = 0,59
91,5
58,4
rk = = 0,65
89,5

55,6
ro = = 0,55
100
54,7
ro = = 0,54
100
58,4
ro = = 0,58
100

rk−ro
Kompresibilitas = x 100 %
rk

0,61−0,55
Kompresibilitas 1 = x 100 % = 9,83%
0,61

0,59−0,54
Kompresibilitas 2 = x 100 % = 8,47%
0,59

0,65−0,58
Kompresibilitas 3 = x 100 % = 10,76%
0,65

9,83+8,47+10,76
Rata-rata = = 9,67%
3

Rata-rata persen kompresibilitas dari granul adalah 9,67% dimana nilai tersebut
dianggap baik dan memenuhi parameter uji yaitu uji dikatakan memenuhi syarat apabila <
20% (Lukman dkk., 2013).

Volume pengetapan

Volume pada ketukan ... (mL) Carr index


(%)

0 5 10 25 50 100 200 400 600


1 100,0 95,5 93,0 92,0 91,0 90,0 90,0 10%

2 100,0 96,0 94,0 92,0 91,0 91,5 91,5 8,5%

3 100,0 95,0 92,0 91,5 91,0 89,5 89,5 10,5%

Rata2 = 9,67%
Vawal−Vkonstan
Carindex% = x 100 %
100 ml
100−90
1. Carindex% = x 100 %= 10%
100 ml
100−91,5
2. Carindex% = x 100 %= 8,5%
100 ml
100−89,5
3. Carindex% = x 100 %= 10,5%
100 ml

10+8,5+10,5
Rata-rata = = 9,66%
3

Didapatkan hasil rata-rata carrindex adalah 9,66% dimana angka tersebut


menunjukan bawa nilai carrindex granul baik sebab menurut (Fassihi dan Kanfer, 1986)
carrindex yang baik adalah < 20%

 KESIMPULAN

Berdasarkan parameter uji fluiditas dari hasil perhitungan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa granul memiliki sifat alir yang kurang baik karena setelah dilakukan
beberapa uji ada salah satu uji yang tidak memenuhi persyaratan yaitu pada saat uji
kecepatan alir granul.

Asisten jaga, Praktikan,

....................................................................... Umi Darozah Zain

NIM. NIM. 1908010030


VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang pertama dilakukan Uji Fluiditas Granul Paracetamol dengan
tujuan agar mahasiswa mampu memahami prosedur uji fluiditas dengan metode corong
alir, sudut diam, dan pengetapan, yang kedua yaitu agar mahasiswa mampu menentukkan
parameter fluiditas granul/massa cetak tablet, dan yang ketiga yaitu agar mahasiswa
mampu menentukkan sifat alir granul/massa cetak tablet berdasarkan parameter kecepatan
alir, sudut diam, dan pengetapan.
Granulasi adalah perbesaran partikel secara sintesis, yang umunya menyebabkan
peningkatan daya mengalir atau daya luncur serbuk (Voight,1984). Alasan granulasi yang
paling umum dalah agar bahan memiliki sifat alir yang baik, sehingga mesin tablet dan alat
pengisi kapsul terisi dengan baik dan dapat dipertahankan bobot tablet yang seragam. agar
kepadatan serbuk meningkat dan agar penyebaran ukuran partikel berubah. sehingga daya
ikat pada pemadatannya dapat diperbaiki.
Kecepatan alir granul atau fluiditas pada granul adalah kemampuan granul untuk
memasuki matrik tablet secara merata berdasarkan gaya gravitasi. Teknik pengukuran
kecepatan alir antara lain menggunakan metode corong. Caranya dengan meletakkan
granul dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Granul yang
keluar dari dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menggunakan stopwatch
dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar dari
alat uji (Rowe R.C. et al, 2009) sedangkan pada praktikum kali ini menggunakan 3 metode
yaitu metode corong, metode sudut diam dan metode pengetapan, ini juga sebagai
parameter uji fluiditas granul.
Pada praktikum ini yang akan diuji yaitu granul parasetamol. Dilakukan uji fluiditas
pada granul bertujuan agar mengetahui kualitas granul yang dihasilkan, sehingga
diharapkan akan menghasilkan mutu tablet yang baik. Parasetamol merupakan drug of
choice untuk menurunkan demam dan menghilangkan rasa nyeri, yang telah lama dikenal
dan digunakan oleh masyarakat (Tan dan Rahardja, 2007). Parasetamol mempunyai
kompaktibilitas serta sifat alir yang buruk, maka tablet parasetamol perlu dijadikan granul
dengan metode granulasi basah atau wet granule dengan penambahan binder sehingga
dapat memperbaiki kompresibilitas dan meningkatkan fluiditas. Salah satu bahan
tambahan yang memiliki peran penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat
atau binder, selain itu juga dengan metode granulasi basah tidak memerlukan banyak
bahan tambahan yang menyebabkan bobot terlalu besar. (Mycek,2001)
Bahan pengikat memiliki peran sebagai pengikat zat aktif dengan bahan tambahan
sehingga didapatkan granul yang baik, dengan didapatkannya granul yang baik akan
meningkatkan kekompakan tablet. Parasetamol lebih baik saat dijadikan granul, maka
penggunaan binder dijadikan pengikat antar partikel serbuk agar dapat dibentuk menjadi
granul. Pengikat dapat memperbaiki kerapuhan serta kekuatan granul dan tablet, sehingga
dapat meningkatkan kualitas tablet yang dihasilkan. Bahan pengikat yang berasal dari
polimer sintetik adalah gelatin, selulose dan mikrokristalin. Selain berasal dari sintetik,
binder dapat berasal dari alam seperti amilum manihot, amilum jagung dan ekstrak
tumbuhan yang dijadikan gum. (Voigt, 1984)
Untuk alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah silinder tetap
dengan penyangga, lalu volumenometer yang berfungsi untuk menghitung volume larutan,
corong alir, dan juga stopwatch untuk menghitung waktu.
Pertama dilakukan uji kecepatan alir, kecepatan alir granul merupakan kemampuan
alir granul untuk dapat mengalir bebas secara bebas (free flowing) yaitu jika kecepatan alir
granul lebih besar dari 10 g/detik (Staniforth, 2002). Aliran serbuk yang semakin cepat dan
konstan ke dalam ruang kempa akan menghasilkan bobot tablet yang seragam. Kecepatan
alir dipengaruhi oleh ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, bentuk partikel,
kekerasan, tekstur permukaan, penurunan energi permukaan dan luas permukaan partikel.
Ukuran partikel berpengaruh terhadap sifat alir pada campuran serbuk, karena adanya
efek kohesi dan adhesi yang terjadi pada permukaan partikel serbuk, sehingga ukuran
partikel menjadi parameter penentu terhadap besarnya efek yang terjadi. Suatu bahan
dengan ukuran partikel besar, kurang kohesif dibandingkan dengan ukuran partikel yang
halus karena adanya pengaruh gaya gravitasi bumi yang menyebabkan serbuk dengan
ukuran partikel besar lebih mudah mengalir / free flowing. Uji kecepatan alir ini
menggunakan corong, pertama granul dimasukkan kedalam corong uji waktu alir
kemudian penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar.
waktu alir kemudian dicatat dan dilakukan replikasi tiga kali, sehingga didapatkan hasil
rata rata uji kecepatan alir yaitu 24,46 g/detik. menurut Voight, 1994 uji kecepatan alir
dikatakan baik dan memenuhi persyaratan apabila waktu yang dihasilkan tidak kurang dari
10 g/detik, sedangkan hasil praktikum yang didapatkan yaitu lebih dari 10 gr/detik
sehingga granul ini memiliki kecepatan alir yang tidak baik karena tidak memenuhi
persyaratan parameternya.
Kedua yaitu pengujian sudut diam. Sudut diam adalah sudut maksimum yang
dibentuk permukaan granul pada permukaan horizontal. Besar kecilnya sudut diam
dipengaruhi oleh besarnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan
gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan mudah mengalir. Selain itu sudut diam
juga dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas
partikel makin tinggi yang akan mengurangi kecepatan alirnya sehingga sudut diam yang
terbentuk semakin besar dan juga Semakin kecil sudut kemiringan granul, sifat alirnya
semakin baik. Pada uji ini menggunakan alat bernama silinder, yang pertama granul
dimasukkan kedalam silinder secara perlahan lahan melewati lubang dan permukaan
silinder, dimasukkan melalui tepi atau permukaa silinder karena untuk menghindari
kemampatan yang dapat menghambat proses alir pada granul, sementara yang bagian
terakhir ditutup agar mempermudah pengamatan, lalu setelah itu membuka penutupnya
dan biarkan serbuk keluar. Dan yang terakhir mengukur tinggi kerucut yang dihasilkan.
Pada replikasi yang pertama didapatkan tinggi kerucut 1,6; 1,8; dan 1,7. sehingga dapat
dihitung sudut diamnya dengan rumus Tan B = h/r. dimana h itu tinggi kerucut dan r
adalah jari jari dari diameter penyangga. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan rata-
rata sudut diam dari tiga granul tersebut yaitu 34,21̊. Apabila dibandingkan dengan
parameter maka sediaan ini memenuhi parameter, karena menurut Lachman dkk (1989)
o o
nilai sudut diam yang baik adalah antara 20 -40 .
Selanjutnya, Uji yang ketiga yaitu uji kompresibilitas. Kompresibilitas merupakan
kemampuan granul untuk membentuk tablet dengan tekanan tertentu. Kompresibilitas
dapat digunakan untuk menentukan sifat alir. Semakin besar nilai kompresibilitas maka
granul memiliki sifat alir yang kurang baik. Sebelum menghitung kompresibilitas, terlebih
dahulu kita mencari nilai Rk dan Ro. Untuk rumus Rk mengggunakan rumus Rk = bobot
granul/volume konstan. Dan didapatkan nilai Rk pada granul pertama yaitu 0,617; granul
kedua yaitu 0,597; dan granul ketiga yaitu 0,652. Setelah itu menghitung nilai Ro dengan
menggunakan rumus R0 = bobot granul/volume awal dan didapatkan hasil dari nilai Ro
pada granul pertama yaitu 0,556; 0,547; dan 0,584. Setelah mengetahui nilai Rk dan Ro
pada masing-masing granul, dapat menghitung nilai kompresibilitas menggunakan rumus
Kompresibilitas = Rk-Ro/Rk. Sehingga didapatkan rata-rata kompresibilitas dari ketiga
granul yaitu 9,67%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai kompresibilitas pada granul
memiliki sifat alir yang baik. Karena, men urut Lukman dkk., 2013 sifat alir yang baik
ditunjukkan dengan nilai pengetapan ≤ 20%. Ketika uji kompresibilitas dinyatakan baik,
maka akan mempengaruhi tablet yang baik serta kompak.
Uji yang terakhir yaitu uji car index atau pengetapan. Pengukuran sifat alir dengan
metode pengetapan terhadap sejumlah granul dengan menggunakan alat yaitu
volumenometer. Car index atau indeks komprebilitas adalah ukuran tidak langsung dari
berbagai karateristik bubuk yaitu : bulk density, ukuran dan bentuk, luas permukaan,
kadar air dan kepaduan material, selain itu Pengetapan atau car index juga merupakan
penurunan volume sejumlah granul atau serbuk karena hentakan (tapped) dan
getaran (vibration). Semakin kecil indeks pengetapan (%), semakin baik sifat alirnya.
Granul yang baik adalah jika memilik indeks pengetapan kurang dari 20%. (Fassihi dan
Kanfer, 1986)
Untuk melakukan uji pengetapan, langkah pertama yang dilakukan yaitu mengukur
bobot gelas ukur kosong, setelah itu memasukkan granul ke dalam gelas ukur melalui tepi
gelas ukur sampai granul tepat di 100 ml gelas ukur. Setelah itu menimbang gelas ukur
yang sudah diisi oleh granul. Sehingga didapatkan hasil replikasi pertama 10%, 8,5%, dan
10,5% dan rata rata nya 9,67%. Rata-rata persen kompresibilitas dari granul adalah 9,67,
dimana nilai tersebut dianggap baik dan memenuhi parameter uji yaitu uji dikatakan
memenuhi syarat apabila < 20%.
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan melakukan beberapa uji dapat disimpulkan
bahwa granul yang didapat kurang baik untuk dibuat tablet karena ada salah satu uji yang
tidak sesuai parameter yaitu pada uji kecepatan alir granul.
Faktor faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk dan ukuran partikel
granul, distribusi ukuran partikel, kekerasan atau tekstur permukaan, penurunan energi
permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel granul akan menggumpal dan
menghambat kecepatan alirnya. ( Aulton M.E.,2002 )

VIII. KESIMPULAN

1. Prosedur uji fluiditas granul parasetamol ini menggunakan metode corong alir,
sudut diam, dan pengetapan.
2. Uji fluiditas granul parasetamol menggunakan metode granulasi basah.
3. Hasil dari rata–rata uji kecepatan alir yang telah diketahui yaitu 24,5 g/detik maka
dapat disimpulkan granul ini memiliki sifat alir yang kurang baik karena sifat alir
yang baik pada granul yaitu jika kecepatan alirnya kurang dari 10 g/detik.
4. Rata-rata sudut diam dari tiga granul yaitu 34,21̊ dan dikatakan baik.
5. Rata-rata kompresibilitas dari ketiga granul yaitu 9,67%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai kompresibilitas menunjukkan sifat alir yang baik.
6. Rata-rata car index yang dihasilkan pada ketiga granul yaitu 9,67%. Nilai tersebut
menujukan bahwa granul ini memiliki sifat alir yang baik sifat alir yang baik
ditunjukkan dengan nilai pengetapan ≤ 20%.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Ansel, 1989. Pengantar bentuk Sedian Farmasi.Jakarta : Universitas Indonesia Press.


Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim, F.
Jakarta : UI Press.
Aulton M.E., 2002, Pharmaceutics : the science of dosage form design, 2nd
ed.,Churchill Livingstone, Edinburgh ;;New York.
Departemen Kesehatan RI., 2014. Farmakope Indonesia, Edisi kelima, Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI., 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Edmonds J. M.; Staniforth; M.: 1998. Toona sinensis Meliaceae. Curtis’s Botanical
Magazine 15, 186-193.
Fassihi, A. R., dan Kanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow
Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development Industrial
Pharmacy, Marcel Dekker Inc, Afrika, 72.
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi III, Diterjemahkan oleh Suyatmi, S.Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Priyambodo,B.2007.Manajemen Farmasi Industri.Yogyakarta : Global Pustaka.
Rowe, R. C. Sheskey P. J, and Owen, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th
London : Edition Pharmaceutical Press.
Siregar C.J.P. and Wikarsa S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Dalam Dasar-
Dasar Praktis.Jakarta : ECG Buku Kedokteran.
Tan, H.T., dan Rahardja K.2007.Obat- Obat Penting. Jakarta : Gramedia.
Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi.Yogyakarta : Soendani NoerotoS.,UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai