Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SOLID

“PEMBUATAN GRANUL & SUPPOSITORIA”

DISUSUN OLEH
NAMA : ESTERINA
NIM : 1900013
KELAS : D3-4A
GRUP : GANJIL
HARI/JAM : SENIN /08.00-11.00
DOSEN PENGAMPU :1. apt.WILDAN Mukhari, M.farm
2. apt.NOFRIYANTI M.Farm
ASISTEN DOSEN : 1. Berliani aprilia rahmadewi
2. Yoga Yudhistira
3. Nida Larasati

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
PEMBUATAN GRANUL & SUPPOSITORIA

I. Tujuan
Diharapkan Mahasiswa mampu membuat sediaan granul dan suppositoria dengan
baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dalam farmakope

II. Prinsip
Pembuatan granul dilakukan dengan metode granulasi basah dimana prinsip
dari metode ini adalah membasahi massa atau campuran zat aktif dan eksipien
dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu
pula.setelah basah di ayak menggunakan pengayak sesuai lalu dikeringkan.
Pembuatan suppositoria Merupakan sediaan padat dalam bobot tertentu yang
diberikan melalui rektal vagina atau uretra basis yang digunakan dalam pembuatan
harus meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan yang terdapat pada rektum
III. Tinjauan pustaka
Granulasi adalah salah satu metode dalam pembuatan tablet secara kempa tidak
langsung. Granulasi terbagi dua macam, yaitu:

1. Granulasi basah
Granulasi basah adalah proses dimana bahan-bahan dalam formulasi tablet
dicampur dengan suatu cairan bahan pengikat, kemudian dibuat masa yang
sedemikian rupa sehingga bisa dibuat butiran-butiran dengan ukuran tertentu. Hasil
yang diperoleh kemudian dikeringkan dan diayak sampai memiliki ukuran granul
yang telah ditentukan untuk dikempa menjadi tablet. Bahan-bahan yang sering
dipakai sebagai bahan pengikat antara lain musilago amili (pasta amilum) dan
musilago gelatin. Bahan pengikat ini, secara tidak langsung akan menentukan
kekerasan dan kerapuhan tablet, sebab kualitas granul yang dihasilkan akan
ditentukan oleh bagaimana bahan pengikat dicampurkan dan bagaimana kekuatan
daya ikat musilago terhadap partikel-partikel yang diikatnya. Tujuan dilakukan
granulasi: (Arief moh.2004 )
1. Memudahkan kompresi campuran serbuk, karena serbuk telah menggumpal
dan struktur partikelnya telah dimodifikasi.
2. Menjaga homog enitas campuran yang akan dikempa selama proses
kompresi, agar tercapai keseragaman dosis.
3. Menjamin agar aliran granul ke dalam die selalu konstan, sehingga tercapai
keseragaman bobot.
4. Mengurangi debu.
5. Mentransformasi sifat permukaan serbuk yang hidrofob menjadi hidrofil.

Granulasi basah adalah proses menambahan cairan pada serbuk alam suatu
wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul,Dalam
proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen,
lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak
menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C.Proses
pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan
pelarutyang dipakai pada pembentukan gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi
kelembaban sampai pada tingkat yang optimumSetelah kering diayak lagi untuk
memperolehgranul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin
dan dicetak dengan mesintabletTahapan pembuatan tablet parasetamol dengan
menggunakan metode granulasi basah yaitu :

1. Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien


2. Pencampuran serbuk yang sudah digiling
3. Preparasi larutan pengikat
4. Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk
masa basah
5. Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh
6-12
6. Pengeringan granul basah
7. Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20
8. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran
9. Pengempaan tablet (Victoria Elisabeth.2018)

2.Granulasi Kering

Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipienmenghasilkan partikel yang berukuran lebih beasr dari serbuk
semua(granul). Prinsip darimetode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan pengikat dan pelarut,ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memilikidosis efektif yang terlalu tinggi
untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitive terhadap pemansan dan
kelembabab.Pada proses ini, komponen-komponen tablet dikempakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekanke dalam die dan dikempakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untukmendapatkan granul yang daya
mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yangdidapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang(Ansel,H.C.2008)

MONOGRAFI BAHAN

1. Asetaminofen (Departemen Kesehatan Republik Indonesia)


 mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa pahit.
 Kelarutan :Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol p ;
larut dalam larutan alkali hidroksida.Suhu lebur 169° sampai 172°
 Penyimpanan dalam wadah yang tertutup baik, terlindung dari cahaya
 Khasiat dan penggunaan Analgetikum; antipiretikum

2. Amprotab
adalah amilum protablet yaitu amilum yang dikhususkan untuk bahan
tambahan dalam pembuatan tablet. Menurut Farmakope Indonesia (2005)
merupakan serbuk sangat halus, warna putih tidak berbau, tidak berasa, praktis tidak
larut dalam air dingin dan etanol (Departemen Kesehatan Republik Indonesia)
3. Mucilago amili
dengan konsentrasi 5%-10% merupakan bahan pengikat yang baik, dapat
menghasilkan granul dan tablet yang mudah hancur dalam tubuh dan bersifat netral
serta non reaktif sehingga dapat digunakan dengan kebanyakan zat aktif
((Departemen Kesehatan Republik Indonesia)

4. Laktosa
merupakan bahan pengisi yang banyak digunakan dalam pembuatan tablet.
Biasanya digunakan laktosa dalam bentuk serbuk sebagai bahan pengisi tablet yang
dibuat secara granulasi basah. Laktosa merupakan serbuk hablur, putih tidak berbau,
rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian
airmendidih, sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform P
dan dalam eter((Departemen Kesehatan Republik Indonesia)

5. Mg Stearat
Merupakan senyawa Mg dengan campuran asam-asam organik padat yang
diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari Mg stearat dan Mg palmitat dalam
berbagai perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8 % dan
tidak lebih dari 8,3 % MgO. Mg stearat berupaserbuk halus, putih; bau lemah khas;
mudah melekat di kulit; bebas dari butiran (Anonim, 1995). Mg stearat digunakan
sebagai bahan pelicin. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia)

6. Talk
Talk adalah Mg silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit
alumunium silikat. Talk berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.
Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran .Talk sering
dikombinasikan dengan Mg stearat denganperbandingan 9:1. Sebagai bahan yang
sangat menonjol adalah talk. Talk memiliki tiga keunggulan, antara lain dapat
berfungsi sebagai:
 Bahan pengatur aliran
Bahan pengatur aliran memperbaiki daya luncur massa atau granulat yang
ditabletasi dan menjamin bahwa yang ditabletasi mudah mengalir dari
sepatu pengisi ke dalam ruang cetak. Dengan mengurangi gesekan antar
partikel dijamin terjadinya pengisian serba-sama dari lubang ruang cetak
sehingga konstannya masa tablet yang disyaratakan dapat dicapai. Dengan
demikian bahan pengatur aliran dapat membantu memperbaiki ketepatan
takaran.
 Bahan pelicin
Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak
melalui pengurangan gesekan antara dinding dan lubang ruang cetak dengan
permukaan sisi tablet. Dengan demikian pula dapat mengurangi dan
mencegah gesekan stempel bawah pada lubang ruang cetak, sehingga
stempel bawah tidak macet.
 Bahan pemisah hasil cetakan
Bahan pemisah ini berfungsi untuk menghindarkan lengketnya masa
tablet pada stempel dan pada dinding dalam ruang cetak (Hayatun
Sa'adah.2016.)

IV. Alat dan Bahan

1. Alat
 Sudip
 Perkamen besar
 Aluminium
 Lem
 Timbangan
 Kotak korek api
 Etiket
 Lumpang & stanfer
 Penggaris
 Gunting
 Tisu
2. Bahan
a. Granul
 Paracetamol
 Amylum
 Lactosa
 Amprotab
b. Suppositoria
 Aminophylin
 Oleum cacao
 Cera flava
V. Cara kerja
1. Cara kerja pembuatan granul:
Buatlah musilago amili 10% b/v sebanyak 50 ml:
 Amylum sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam beker gelas 50 ml, lalu
ditambah1,5 bagian air (7,5 ml), diaduk dengan batang pengaduk sampai
terbentuk suspensi yang homogen, lalu ditambahkan air sampai tanda batas,
kemudiandipanaskan di atas hotplate sampai terbentuk larutan suspensi kental
yang jernih mudah dituang (larutan kanji). Beker gelas yang berisi musilago
amili diangkat lalu musilago diaduk sampai dingin, kemudian ditimbang
beratnya beserta batang pengaduk (A).
 Campur dan grus homogen serbuk parasetamol, laktosa dan amylum penghancur
dalam di dalam mortir/lumpang sampai homogen.
 Kemudian tambahkan larutan kanji sedikit demi sedikit sampai terbentuk
adonan yang dapat dikepal seperti bola salju yang bila kepalan tersebut dipecah
akan memberikan butiran-butiran terpisah. Berat musilago ditimbang lagi
beserta batang pengaduk (B).24
 Catat jumlah larutan kanji yang digunakan dengan menghitung selisih jumlah
awal larutan kanji dengan jumlah larutan kanji yang tersisa (A-B)
 Adonan tersebut diayak dengan ayakan mesh 14 dengan sedikit tekanan
memakai stamfer atau perata seperti botol yang dimiringkan, granul yang
didapat ditampung dalam suatu wadah.
 Keringkan granul didalam lemari pengering pada suhu 50-60˚C selama 8-12 jam
kemudian diayak dengan mesh 16 dan ditimbang jumlah granul yang didapat.
 Jumlah fasa luar yang ditambahkan dihitung menurut jumlah granul kering yang
dihasilkan.
 Selanjutnya apabila pencetakan akan dilaksanakan maka granul kering dan fasa
luar dicampur homogen dan campuran ini siap dicetak menjadi tablet.

VI. Hasil
Perhitungan bahan granul :
1. Fase dalam (92%) :
 Parasetamol = 500 mg x 50 tab = 25 gram
 Amprotab (10%) = 70 mg x 50 tab = 3,5 gram
 Musilago omili (10%) = 220 mg x 50 tab = 11 gram
 Laktosa = 52 mg x 50 tab = 2,6 gram
Jumlah total fase dalam : 42,2 gram

2. Fase luar (8%) :


 Mg – stearat = 1 / 92 x 42,2gram = 0,45  duplikan
 Talk = 2 / 92 x 42,2 gram = 4,12gram glidon
 Amprotab 5 / 92 x 42,2 gram = 2,29 gram penghancur luar

HASIL
Granul :
- Musilago amilium + batang pengaduk (A) =106,504
- Musilago amilium sisa (B) = 97,260
A – B = 106,504-97,260
= 9,244  Kanji yang terpakai
- Berat suppositorian :3,52 gr
3.09
- Berat granul 1 fasedalam= 42,2 gram
- Berat granul setelah pengeringan = 51,150 gr
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji tentang pembuatan granul
parasetamol , Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun
secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada hipotalamus
sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di tempat
inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik
atau kimiawi. sedangkan ekspisien yang digunakan dalam pembuatan granul ini
adalahmucilagoamilum(pengikat),Amprotab(penghancur),laktosa(pengisi),Mg.S
treat(lubrikan),talkum(glidan). Pada pembuatan tablet parasetamol ini digunakan
metode pembuatan granulasi basah,dikarenakan parasetamol memiliki sifat
kompreseibilitas dan fluiditas yang kurang baik, sehingga menimbukan
kesulitan dalam pengempaan dan metode granulasi basah yang tepat
dalampengerjaan ini, dimana pembentukan granul dengan memproses campuran
zat aktif dan ekspisien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
zat cairan pengikat dalam jumlah yang tepat agar di di dapat massa yang
lembab sehingga dapat di granulasi.
Langkah pertama yang dilakukan adalah degan menimbang Amylum
sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam beker gelas, lalu ditambah1,5 bagian air (7,5
ml), diaduk dengan batang pengaduk sampai terbentuk suspensi yang homogen,
kemudian dipanaskan di atas hotplate sampai terbentuk larutan suspensi kental
yang jernih mudah dituang (larutan kanji).Adapun dilakukan tujuan dari
pemanasan diatas hotplae untuk membuat larutan amilum cair bersama dengan
aquadest Beker gelas yang berisi musilago amili diangkat lalu musilago diaduk
sampai dingin, kemudian ditimbang beratnya beserta batang pengaduk.Adapun
tujuan penimbangan ini agar kita dapat mengetahui berapa larutan kanji yang
nanti nya akan terpakai dengan mencampurkan dan grus homogen serbuk
parasetamol, laktosa dan amylum penghancur dalam di dalam mortir/lumpang
sampaihomogen, adapun fungsi daribahan tersebu ialah dimana mucilago
amilum(pengikat),Amprotab(penghancur),laktosa(pengisi),Mg.Streat(lubrikan),t
alkum(glidan)Kemudian tambahkan larutan kanji sedikit demi sedikit sampai
terbentuk adonan yang dapat dikepal seperti bola salju yang bila kepalan
tersebut dipecah akan memberikan butiran-butiran terpisah. Berat musilago
ditimbang lagi beserta batang pengaduk.

Dari pasta amilum yang terpakai ini kami dapat mengetahui apakah pasta
amilum yang kami gunakan ini berlebih, pas ataukah berkurang dari jumlah
yang direncanakan karena pasta amilum yang terpakai ini dapat mempengaruhi
total fase dalam tabletpada saat proses ini . dan kami mengetahui bahwa granul
kami baik. Selanjutnya ,adonan tersebut diayak dengan ayakan mesh 14.
Pengayakanini bertujuan untuk granul lebih berkonolidasi, meningkattkan
banyaknya tempat kontak partikel, dan meningkatkan luas permukaan untuk
memudahkan pengeringan. dengan sedikit tekanan memakai stamfer atau perata
seperti botol yang dimiringkan, granul yang didapat ditampung dalam suatu
wadah. Adapun tujuan ini dilakukan untuk menghomogenkan granul dengan
fase dalamyang telah dibuat. Selanjutnya, keringkan granul didalam lemari
pengering pada suhu 50-60˚C selama 8-12 jam kemudian diayak dengan mesh
16 dan ditimbang jumlah granul yang didapat. Hal inibertujuan
untukuntukmenghilankan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan-
gumpalan dan untukmengurangi kelembapan sampai pada tingkat yang
optimum. Pada proses pengeringan inilah yang memegang peranan penting
adalah ikatan antar partikel akibat penggabungan atau rekristalisasi dan gaya
van der waals. Kandungan air yang tinggi menyebabkan friabilitas tinggi dan
kerapuhan pada tablet nantinya. Setelah kering dihitung kembali berat granul
Berat granul Berat granul setelah pengeringan = 51,150 gr dan hasil granulnya
sesuai dengan teori dan hasilnya baik

VIII. Kesimpulan
1) Hasil granul parasetamol baik dan pengerjaan sesuai dengan teori
2) Paracetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer,
menghambat pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah
sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
sedangkan ekspisien yang digunakan dalam pembuatan granul ini
adalahmucilagoamilum(pengikat),Amprotab(penghancur),laktosa(pengisi),
Mg.Streat(lubrikan),talkum(glidan).
IX. Daftar Pustaka
- Arief moh.2004.Ilmu meracik obat.Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta
- Ansel,H.C.2008.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Edisi Keempa.UI
Press:Jakarta
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope
Indonesia.Edisi III:Jakarta
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmkope Indonesia.Edisi
IV:Jakarta
- Hayatun Sa'adah.2016.FORMULASI GRANUL EKSTRAK DAUN KERSEN
(Muntingia calabura L.)MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH
101.Media Sains, Volume 9 Nomor 1, ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
- Sulaiman,Teuku.2007.Teknologi Formulasi Sedian Tablet.Erlangga: Jakarta
- Victoria Elisabeth.2018. FORMULASI SEDIAAN GRANUL DENGAN
BAHAN PENGIKAT PATI KULIT PISANG GOROHO (Musa acuminafe L.)
DAN PENGARUHNYA PADA SIFAR FISIK GRANUL.ARMACONJurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 .ISSN 2302 - 24931
X. Lampiran
XI. Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai