Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

UJI EVALUASI GRANUL

Disusun Oleh :

Nama : Rachma Septia Cahya Ningrum

NIM : 34180259

Golongan : A2-3

Instruktur : Ari Wahyudi, S. Farm., M. Pharm., Apt.

PRODI DIII FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharap dapat memahami macam-macam evaluasi sifat fisik
granul.

II. DaASAR TEORI


Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan
mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi
bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses
granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging
dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan
granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi
peleburan atau hot melt granulation merupakan metode pembentukan
dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur di
atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk
membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax
dengan tujuan penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan
pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari granulasi
peleburan ini adalah : tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak
memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta
bersih.
Tablet adalah sediaan  padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obatatau lebih dengan atau  tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat
lain yang cocok (FI III,1979).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena
secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif
dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan,
homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar
agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas Sediaan dan harus
dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak,
dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak
dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa
tablet. Komponen tablet terdiri atas zat aktif dan bahan tambahan yang
dibutuhkan tablet.

Ada pun macam-macam kerusakan pada pembuatan tablet, diantaranya:

1.     Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak melekat
pada dinding ruang cetakan

2.     Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah


akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelican
kurang, atau massa basah
3.     Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau
terjadi pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi, akibatnya pada
penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan
menghasilkan bubuk

4.     Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada


bagian tengah

5.     Capping, membelahnya tablet di bagian atas

6.     Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan
tablet

7.     Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh. ( Syamsuni, 2006)

III. FORMULA
-

IV. CARA KERJA


1. Diameter rata-rata granul
Ditimbang sejumlah 25 gram granul dimaskan kedalam ayakan
bertingkat disusun mulai dari yang kasar sampai yang halus yaitu no.
14, 16, 20, 30, 50 mesh dan pan. Pengayakn dilakukan dengan sieving
machine, mesin dijalankan 50 amplitudo selama 15 menit. Granul
dihitung dengan rumus ( Lachman dkk, 1986 )

dr = besar rata-rata lubang x %tertinggi / 100


keterangan : dr= Diameter rata-rata

2. Kerapuhan granul
30 gram granul dimasukan kedalam ayakan bertingkat dengan ayakan
teratas no. 30 mesh dan terbawah pan. Pengayakan dilakuakan sieving
machine, mesin dijalankan dengan kecepatan 50 amplitudo selama 30
menit. Granul yang tertinggal pada ayakan no. 30 mesh ditimbang dan
dihitung persentasenya terhadap berat mula-mula. Kerapuhan granul
dihitung dengan rumus :

Kerapuhan granul = (bobot awal – bobot tertinggal) / bobot awal x


100%

3. Pengentapan
 Sejumlah granul dimasukan kedalam geelas ukur yang
dimiringkan kemudian ditegakan. Ditambahkan lagi granul
sampai volume 100ml. Ini dicatat sebagai Vo.
 Gelas ukur dipasangkan pada alatnya dan kemudian rotor
dinyalakan.
 Dicatat perubahan volumenya pada menit-menit tertentu yaitu :
5, 10, 25, 50, dan 100 menit. Ici dicatat sebagai Vt.
 Dihitung nitai T% (setelah diperoleh volume konstan).
 Dicatat berat granul yang digunakan.
Indeks pengentapan dapat dihitung dengan rumus :
T% = (Vo-Vt) / Vo x 100%
1) Dihitung nilai T% (setelah diperoleh volume konstan)
2) Dibuat kurva hubungan log Vo/Vt vs t
3) Hitung densitas granul = bobot granul / 100ml

4. Kompaktibilitas
Granul masing- masing formula dikempa dengan memvariasi posisi
skala punch atas. Bahan dimasukan dalam ruang die pada mesin tablet
single punch, kemudian diretakan permukaan lalu ditablet. Kekerasan
tablet yang dihasilkan tiap perubahan posisi skala punch atas dicatat.
5. Daya serap granul
Pada uji daya serap, alat dihubungkan dengan timbangan elektrik yang
diatasnya terdapat ampul yang diisi air sehingga permukaan rat dengan
air yang ada dalam tabung pada alat uji daya serap (mengikuti prinsip
tabung U). ampul tersebut diatur sedemikian rupa agar ampul dalam
timbangan tidak bersentuhan dengan kapiler yang disambung ketempat
bahan. Kertas saring diletakan di atas permukaan tabung alat uji daya
serap lalu dibersihkan sisa air di sekitar kertas saring. Tempat atau
holder untuk bahan yang akan diuji diletakan diatas kertas saring,
timbangan diatur pada posisi nol. Berkurangnya air yang terdapat pada
ampul diatas timbanagan menunjukkan jumlah air yang terserap oleh
bahan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit dengan baan uji 300mg
dengan hasil dinyatakan sebagai kecepatan penyerapan air yaitu
banyaknya air yang diserap per satuan waktu.

6. Sudut diam
 Granul seberat 50 gram dimasukan secara perlahan kedalam
alat, lubang bagian bawah tertutup.
 Penutup lubang bagian bawah dibuka maka granul akan
mengalir ke bawah.
 Tinggi kerucut yang terbentuk diukur.
 Untuk masing-masing ukuran granul dilakukan pengukuran
sebanyak 3 kali.
 Sudut diam granul dapat dihitung dengan rumus persamaan :
Tgα = 2h/ d

Keteranga : α = sudut diam


h = tinggi kerucut

d = diameter kerucut

7. Waktu alir
 Sebanyak 25 gram granul dimasukan kedalam corong yang
sebelumnya sudah ditutup bahian bawahnya.
 Tutup bagian corong ditarik sambil menghidupkan stopwatch.
 Waktu yang diperlukan untuk granul mengalir kebawah dicatat.
 Hitung kecepatan air granul dalam gram perdetik (kecepatan
alir granul yang baik kurang dari 100g/detik).

Anda mungkin juga menyukai