Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“DISPERSI KASAR”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Farmasi

Dosen Pengampu : Whisnu Trie Seno Ajie, M.Pd.

Oleh:

SITA LAODIKA (30100817009K)

Pelaksanaan Percobaan

Hari/Tanggal/Jam : Rabu/18 April 2018/08.00 – 09.30 WIB

Teman Kelompok : 1. Yossy Yonathan (30100817020K)

2. Lusy N Tarragona (30100817024K)

LABORATORIUM FISIKA FARMASI

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

2018
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui parameter evaluasi pembutaan sediaan suspensi dan emulsi

B. Alat dan Bahan


ALAT  Penangas Air
 Mortir dan Stamper BAHAN
 Gelas ukur 100ml  Aquadest
 Beaker Glass  Na – CMC
 Batang pengaduk

C. Dasar Teori
Sistem terdispersi terdiri dari partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai fase
terdispersi yang terdistribusi secara merata keseluruh medium kontinu atau medium
dispersi. Bahan-bahan yang terdispersi bisa saja memiliki ukuran partikel berdimensi
atom atau molekul sampai partikel yang dapat diukur dengan satuan mililiter. Oleh
karena itu cara paling mudah untuk menggolongkan system dispersi adalah
berdasarkan diameter dari partikel rata-rata dari bahan yang terdispersi. Umumnya,
sistem dispersi digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Dispersi Molekular atau biasa disebut larutan
2. Dispersi Koloidal
3. Dispersi Kasar
Emulsi adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang biasanya bercampur
(nonmixable atau unblendable). Emulsi adalah bagian dari kelas yang lebih umum dari
sistem dua – fase materi disebut koloid. Meskipun istilah koloid dan emulsi kadang-
kadang digunakan secara bergantian, emulsi harus harus digunakan ketika kedua
tersebar dan fase kontinu adalah cairan. Dalam emulsi satu, satu cair (fase terdispersi)
tersebar dilain (fase kontinu). Contoh emulsi meliputi vinaigrettes, susu, mayones, dan
beberapa cairan pemotongan untuk pengerjaan logam (Aqila, 2014)
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang
terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa obat dimana obat
tersebut menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa suspense resmi
diperdagangkan dalam bentuk siap pakai, ada juga yang tersedia dalam bentuk kering
(dry syrup) untuk disuspensikan dalam cairan pembawa (umumnya berupa air), salah
satu contohnya adalah suspensi antibiotika yang biasa ditemukan dalam bentuk sirup.
Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspensi
farmasetik yang baik. Disamping efek terapeutik, stabilitas kimia dai komponen-
komponen formulasi, kelangengan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan. Ada sifat
lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi:
1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tempat mengedap secara lambat dan
harus rata kemabul saat dikocok.
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel suspensoid
tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
Terdapat beberapa point yang dapat menjadi penilaian kestabilan sediaan suspensi
yaitu:
1. Volume sedimentasi
Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu)
terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap. Rumus

Vu
F=
Vo
 Bila F =1 atau mendekati 1, maka sediaan baik karena tidak adanya supernatant
jernih pada pendiaman
 Bila F > 1 terjadin “floc” sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih
besar dari volume awal
 Formulasi lebih baik jika dihasilkan kurva garis horisontal.
2. Derajat flokulasi.
Derajat flokulasi adalah rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi
(Vu) terhadap volume sedimentasi akhor suspensi deflokulasi (Voc).
3. Metodi reologi

D. Prosedur Percobaan
1. Pembuatan Suspensi/Emulsi
Zat aktif disuspensikan /diemulsikan dengan zat pensuspensi atau emulgator yang
ditentukan asisten, dengan konsentrasi variasi tertentu dibuat pula blanko
suspensi/emulsi tanpa zat pensuspensi/emulgator.
2. Pengamatan sedimentasi/creaming
Amati dan catat Volume sedimentasi yang terjadi dalam interval waktu : 0,15,30,
dan 60 menit.
3. Tentukan redispersibilitas suspensi dan emulsi
E. Data Pengamatan
Sebelum Sesudah
Suhu 23C 26C
Tekanan 1016 hPa 1010,6 hPa

Waktu 0.5% 1% 1.5% 2.0% 2.5%


0 menit 1 1 1 1 1
15 menit 0.98 0.96 0.99 0.98 1
30 menit 0.98 0.99 0.98 0.97 0.96
45 menit 0.98 0.98 0.98 0.98 0.95
60 menit 0.98 0.95 0.98 0.98 0.95

F. Pengolahan Data
1. Perhitungan
0.5
 CMC 0,5 % = x 100 mL = 0,5 gr
100
1
 CMC 1 % = x 100 mL = 1 gr
100
1.5
 CMC 1,5 % = x 100 mL = 1,5 gr
100
2
 CMC 2 % = x 100 mL = 2 gr
100
2.5
 CMC 2,5 % = x 100 mL = 2,5 gr
100

a. 0.5%
Kelompok 1 Vu
45 menit =f = =
Vo
0 menit =1
Vu 96
15 menit =f = = = 0.99
Vo 97
Vu
96 60 menit =f = =
= 0.98 Vo
98
Vu 96
30 menit =f = = = 0.99
Vo 97

96
= 0.99
97 Kelompok 6
0 menit =1
Vu 97
15 menit = f = = = 0.99
Vo 98
Vu 96 Vu 94
30 menit = f = = = 0.98 60 menit = f = = = 0.97
Vo 98 Vo 97
Vu 94
45 menit = f = = = 0.97
Vo 97
Rata-rata
0 menit =1
15 menit = 0.98
30 menit = 0.98
45 menit = 0.98
60 menit = 0.98
b. 1%
Kelompok 2
0 menit =1 Kelompok 7
Vu 0 menit =1
15 menit = f = =
Vo Vu 96
15 menit = f = = =
Vo 98
94
= 0.94
100 0.98
Vu Vu 94
30 menit = f = = 30 menit = f = = =
Vo Vo 96
0.98
98
=1 Vu 92
98 45 menit = f = = =
Vo 94
Vu
45 menit = f = = 0.98
Vo
Vu 92
96 60 menit = f = = =
= 0.98 Vo 94
98
0.98
Vu
60 menit = f = =
Vo

90
= 0.92
98
Rata-rata
0 menit =1
15 menit = 0.96
30 menit = 0.99
45 menit = 0.98
60 menit = 0,95
c. 1.5%
Kelompok 3 0 menit =1
Vu
15 menit = f = =
Vo
Kelompok 8
98 0 menit =1
= 0.98
100 Vu 99
15 menit = f = = =1
Vu Vo 99
30 menit = f = =
Vo Vu 98
30 menit = f = = =
Vo 99
98
= 0.98 0.99
100
Vu Vu 98
45 menit = f = = 45 menit = f = = =
Vo Vo 99
0.99
98
= 0.98 Vu 99
100 60 menit = f = = =
Vo 100
Vu
60 menit = f = = 0.99
Vo

96
= 0.98
98

Rata-rata
0 menit =1
15 menit = 0.99
30 menit = 0.98
45 menit = 0.98
60 menit = 0.98

d. 2%
Kelompok 4 Vu
60 menit = f = =
Vo
0 menit =1
Vu 94
15 menit = f = = = 0.98
Vo 96

96
= 0.98
98 Kelompok 9
Vu 0 menit =1
30 menit = f = = Vu 96
Vo
15 menit = f = = =
Vo 98
94
= 0.96 0.98
98 Vu 96
30 menit = f = = =
Vu Vo 98
45 menit = f = =
Vo
0.98
Vu 95
94 45 menit = f = = =
= 0.98 Vo 96
98
0.99
Vu 94
60 menit = f = = =
Vo 96
0.98
Rata-rata
0 menit =1
15 menit = 0.98
30 menit = 0.97
45 menit = 0.98
60 menit = 0.98
e. 2.5%
Kelompok 5
0 menit =1
Vu 98
15 menit = f = = =1
Vo 98
Vu 94
30 menit = f = = = 0.96
Vo 98
Vu 93
45 menit = f = = = 0.95
Vo 98
Vu 93
60 menit = f = = = 0.95
Vo 98

2. Grafik

CMC 0.5%
1 1
1
Volume Sedimentasi

0.99
0.99
0.98 0.98 0.98 0.98 0.98
0.98
0.97
0.97
0 15 30 45 60
Waktu (menit)

(Grafik 1 CMC 0.5%)


CMC 1%
1.01 1
1 0.99

Vol ume Sedi menta s i


0.99 0.98
0.98
0.97 0.96
0.96 0.95
0.95
0.94
0.93
0.92
0 15 30 45 60
Waktu (meni t)

(Grafik 2 CMC 1%)

CMC 1.5%
1
1

0.99
Volume Sedimentasi

0.99

0.98 0.98 0.98


0.98

0.97

0.96
0 15 30 45 60
Waktu (Menit)

(Grafik 3 CMC 1.5%)

CMC 2%
1
1

0.99
Volume Sedimentasi

0.98 0.98 0.98


0.98
0.97
0.97

0.96

0.95
0 15 30 45 60
Waktu (menit)

(Grafik 4 CMC 2%)


CMC 2.5%
1.01 1 1
1

Voulme Sedimentasi
0.99
0.98
0.97 0.96
0.96 0.95 0.95
0.95
0.94
0.93
0.92
0 15 30 45 60
Waktu (menit)

(Grafik 5 CMC 2.5%)


G. Analisis
Berdasarkan hasil praktikum mengenai sistem disperse, dilakukan pengujian
volume sedimentasi pada suspensi paracetamol dengan zat pensuspensi CMC dengan
variasi konsentrasi yang berbeda dari setiap kelompoknya. Didalam Literatur hasil
pengujian volume sedimentasi (F) untuk semua sediaan dengan variasi konsentrasi
berbeda untuk evaluasi stabilitas fisik suspense, dijelaskan bahwa volume sedimentasi
harus ± 1, karena jika tidak sediaan suspense yang dibuat akan tidak stabil.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan nilai dari sedimentasi sediaan
yang bersuspending agent CMC, pada 0 menit semua sedimentasi hasilnya bagus yaitu
1, akan tetapi untuk menit berikutnya mengalami sedimentasi yang berbeda-beda. Ada
beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya flokulasi atau sedimentasi.
Diantaranya adalah dari bahan CMC nya sendiri atau teknik praktikum yang salah.

H. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa CMC dari berbagai
konsentrasi pada 0 menit tidak terjadi sedimentasi atau dapat diartikan volume
sedimentasinya 1. Tetapi untuk menit selanjutnya semua CMC dari berbagai
konsentrasi mengalami sedimentasi yang berbeda-beda. Seharusnya emulsi yang baik
tidak mengalami sedimentasi atau flokulasi, tapi dari data yang didapat hasil volume
sedimentasi dari semua konsentrasi tidak begitu jauh dari 1. Hasil yang didapat untuk
konsentrasi CMC 0.5% adalah 0.98, 0.98, 0.98, 0.98 tiap 15 menit. Untuk CMC 1%
0.96, 0.99, 0.98, 0.95 tiap 15 menit. CMC 1.5% 0.99, 0.98, 0.98, 0.98 untuk tiap 15
menit. CMC 2% 0.98 0.97, 0.98, 0.98 tiap 15 menit. CMC 2.5% 1, 0.96, 0.95, 0.95
tiap 15 menit.
I. Saran
Diharapkan kerjasama yang lebih ditingkatkan lagi antara praktikan dan asisten.
Sebaiknya alat-alat yang digunakan pada praktikum ini lebih dilengkapi agar
pengetahuan dari mahasiswa semakin luas serta dapat dibandingkan dari beberapa alat
lain yang digunakan.

J. Daftar Pustaka
Agoes, Goesman. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi Edisi revisi dan perluasan.
ITB : Bandung
Ansel C Ph.D Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke empat.
UI.press : Jakarta
http;//dprayetno.wordpress.com/suspense
Buku panduan praktikum farmasi fisika ; Seno Ajie W, Padalarang 2018

Anda mungkin juga menyukai