Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri

Kepala Pada Pasien Hipertensi di Ruang Mawar RSUD


Dr. Drajat Prawiranegara Serang Tahun 2019

Fuji Rahmi Utami


5019031035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
2019 – 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya serta shalawat beriring salam kepada Rasulullah SAW, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan Evidance Base Practice (EBP) dengan judul “Pengaruh
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Kepala Pada Pasien Hipertensi di
Ruang Mawar RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Serang Tahun 2019”. EBP ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah Program
Studi Profesi Ners di Universitas Faletehan Serang-Banten. Penulis menyadari,
bahwa EBP ini masih banyak kekurangannya walaupun penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk hasil yang terbaik. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan EBP ini.

Serang, November 2019

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015


menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
(WHO, 2015).

Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013), hipertensi di


Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi
yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa
Barat (29,4%), dan Gorontalo (29,4%) (Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang


menjadi masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di
Indonesia (Anggraini dalam Roshifani, 2017). Hipertensi ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Smeltzer
Bare, 2016; Naziah dkk, 2018). Tingginya angka hipertensi disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor resiko hipertensi antara lain, genetik, usia,
jenis kelamin, geografi dan lingkungan, pola hidup, garam dapur, dan
merokok (Pranata & Eko, 2017).

Tanda dan gejala hipertensi menurut Nurarif (2015), antara lain


penglihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, pusing,
gemetar, mual muntah, lemas, sesak nafas, gelisah, kaku ditengkuk, dan
kesadaran menurun (Nugraheni, 2016).
Nyeri kepala merupakan masalah yang sering dirasakan oleh penderita
hipertensi. Nyeri kepala ini dikatagorikan sebagai nyeri kepala intrakranial
yaitu jenis nyeri kepala migren diduga akibat dari venomena vascular
abnormal. Walaupun mekanisme yang sebenarnya belum diketahui, nyeri
kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal misal nausea,
penglihatan kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi (Hall&
Guyton, 2014; Purwandari, 2018).

Nyeri kepala pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena adanya


peningkatan atau tekanan darah tinggi dimana hal itu terjadi karena adanya
adanya penyumbatan pada sistem peredaran darah baik dari jantungnya
dan serangkaian pembuluh darah arteri dan vena yang menyangkut
pembuluh darah (Nurtanti, 2017).

Secara umum manajemen nyeri yang dapat dilakukan untuk mengatasi


nyeri dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu terapi farmakologi dan terapi
non-farmakologi. Banyak dari pasien atau anggota tim kesehatan
cenderung memandang obat sebagai metode untuk menghilangkan nyeri.
Namun begitu, banyak pula aktivitas terapi keperawatan nonfarmakologi
yang sebenarnya cukup ampuh dalam mengatasi nyeri. Meskipun tindakan
tersebut bukan merupakan pengganti obat-obatan (Smeltzer & Bare, 2002;
Budiman & Wibowo, 2018).

Penatalaksanaan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat


penting dalam mencegah tekanan darah tinggi, antara lain
mempertahankan berat badan ideal, kurangi asupan natrium, batasi
konsumsi alkohol, makan makanan yang banyak mengandung kalium dan
kalsium yang cukup dari diet, menghindari merokok, penurunan stress,
terapi masase, dan teknik relaksasi. Teknik relaksasi terdiri dari relaksasi
otot (progressive muscle relaxion), pernapasan (diaphragmatic breathing),
meditasi, (attentionfocussing exercise), dan relaksasi perilaku (behavioral
relaxation training) (Miltenberger, 2004; Sumiati, 2018).

Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang


dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Nurman,
2017).

Klasifikasi metode relaksasi napas dalam dibagi menjadi dua macam yaitu
teknik relaksasi progresif aktif dan teknik relaksasi progresif pasif. Teknik
relaksasi progresif pasif melibatkan penggunaan pernafasan perut yang
dalam dan pelan ketika otot mengalami relaksasi dengan ketegangan
sesuai urutan yang diperintahkan. Teknik relaksasi yang efektif dapat
menurunkan denyut jantung, tekanan darah, mengurangi tension headache,
menurunkan ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan dan
mengurangi tekanan gejala pada individu yang mengalami berbagai situasi
(Potter & Perry, 2010; Handayati & Safrudin, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah Pengaruh Melakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Hipertensi.

1.3 Tujuan
Menganalisis Pengaruh Melakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Hipertensi.
BAB II

TINJAUAN JURNAL

2.1 Argumen Riset 1


Judul : Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri
Pada Penderita Hipertensi (Susana Nurtanti, 2017).
2.1.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menentukan efek relaksasi pernapasan
dalam untuk mengurangi sakit kepala pada hipertensi.
2.1.2 Merode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat Pokoh Wonoboyo yang mengalami hipertensi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan
penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala dan bersedia menjadi
responden sebanyak 2 orang.
2.1.3 Hasil penelitian
Hasil Penelitian ini diperoleh hasil adanya perbedaan yang signifikan
tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi teknik relaksasi nafas
dalam pada pasien hipertensi pada masyarakat Pokoh Wonoboyo tahun
2017. Tindakan yang diambil adalah terapi relaksasi pernapasan dalam.
Terapi ini dilakukan 2 hari untuk 15 menit. Kedua responden
mengalami penurunan dari skala 4-6 (sedang nyeri) ke skala 4-3 (nyeri
ringan). Terapi relaksasi napas dalam dipengaruhi untuk penurunan
skala sakit kepala.
2.2 Argumen Riset 2
Judul : Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Kepala Pada
Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
2.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan untuk mempelajari pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Sawah Lebar Kota Bengkulu.
2.2.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode desain Pre Eksperimen dengan
pendekatan one-Group Pretest-posttest Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang pernah berobat di
Puskesmas Sawah Lebar tahun 2017 yang berjumlah 584 pasien. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental
sampling diperoleh sampel sebesar 41 responden. Pengumpulan data
dalam penelitian menggunakan data primer (data yang diperoleh
langsung dari responden) dengan melakukan pengukuran intensitas nyeri
secara obyektif sebelum dan sesudah teknik relaksasi nafas dalam
menggunakan instrumen lembar observasi dengan skala nyeri numeric
rating scale (NRS). Teknik pengolahan data menggunakan teknik
analisis uji Wilcoxon sign rank test.
2.2.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden didapatkan nilai
rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan relaksasi nafas dalam 4,37
untuk nyeri sedang 41 dan standar deviasi 0,581. Sedangkan nilai rata-
rata tingkat nyeri setelah diberikan relaksasi nafas dalam 3,02 untuk
nyeri ringan (36), nyeri sedang (5) dan standar deviasi 0,570. Dari hasil
uji statistik didapatkan p= 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Jadi kedua variabel memiliki skala nyeri kepala yang berbeda
atau dengan kata lain terjadi penurunan skala nyeri kepala setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.
2.3 Argumen Riset 3
Judul: Efektifitas Terhadap Napas Latihan Pada Tekanan Darah Di Antara
Pasien Dengan Hipertensi

2.3.1 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas latihan
pernapasan dalam pada darah tekanan di antara pasien dengan hipertensi
2.3.2 Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain pra-
eksperimental dengan ukuran sampel 30 termasuk pretest dan post test
untuk sampel yang dipilih. Sampel dipilih dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel yang mudah. Latihan pernapasan dalam
diberikan kepada populasi dua kali sehari selama satu jam
satu minggu selama dirawat di rumah sakit. Tekanan darah mereka
diukur dengan sphygmomanometer elektronik sebelumnya serta setelah
intervensi pada setiap sampel. Data dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dan inferensial.
2.3.3 Hasil Penelitian
Latihan pernapasan dalam ternyata efektif dalam mengurangi tekanan
darah sistolik dan diastolik pada level tersebut dari p <0,05. temuan
penelitian menyimpulkan bahwa latihan pernapasan dalam akan menjaga
tekanan darah normal (120 / 80mm Hg) dan juga latihan pernapasan
dalam yang aktif dapat mengurangi penggunaan obat di sana
digunakan biasa sebagai metode manajemen keseimbangan untuk
hipertensi.
BAB III

ANALISIS DAN SIMPULAN

1. Apa simpulan dan analisis tersebut ?

Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak


kejadian nyeri selama rentang kehidupannya, Ansietas yang relevan
atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien
terhadap nyeri. Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada
bagaimana seseorang berespon terhadap nyeri (bagaimana nyeri
diuraikan atau seseorang berperilaku dalam berespon terhadap nyeri).
Cara berespon terhadap nyeri akan berbeda antara lansia dengan usia
yang lebih muda, begitu pula dengan efek placebo terjadi ketika
seseorang berespon terhadap pengobatan atau tindakan lain karena
suatu harapan bahwa pengobatan atau tindakan tersebut akan
memberikan hasil (Smeltzer & Bare, 2002).

Teknik relaksasi nafas dalam ini didasarkan pada keyakinan bahwa


tubuh berespons pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri
atau kondisi penyakitnya (Asmadi, 2009). Teknik relaksasi nafas
dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan
mata (Setyoadi & Kusharyadi (2011).

Terapi teknik relaksasi nafas dalam terbukti menurunkan tingkat nyeri


teknik relaksasi yang efektif dapat menurunkan denyut jantung,
mengurangi tekanan darah, mengurangi tension headache, menurukan
ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tekanan
gejala pada individu. yang mengalami berbagai situasi. Mulyadi
(2015).
2. Apakah intervensi (EBP) yang dipilih dilaksanakan di Indonesia ?

Berdasarkan penelitian bahwa terapi relaksasi nafas dalam terbukti


sangat efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada penderita
hipertensi. Terapi ini dapat dilakukan di Indonesia yang menjadi salah
satu intervensi mandiri keperawatan yang dapat dilakukan perawat
untuk mengatasi respon nyeri pasien hipertensi atau dalam menejemen
nyeri dan menjadi salah satu SOP dalam perawatan pasien hipertensi.
Keunikan setiap pasien dalam berespon terhadap intervensi terapi
relaksasi nafas dalam harus dipahami oleh perawat. Untuk itu, tidak
bisa selalu diasumsikan terapi relaksasi nafas dalam akan selalu
memberi efek yang sempurna bagi semua pasien.

3. Apakah mempunyai dampak untuk asuhan keperawatan pada


pasien tertentu ?
Dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam masalah nyeri akut
pada penderita hipertensi yang dialami seseorang dapat teratasi karena
sebagian besar pasien dengan nyeri akut pada hipertensi merasakan
nyeri yang mengganggu. Selain itu teknik relaksasi nafas dalam juga
cukup mudah untuk dilakukan dirumah jika seseorang ingin
mengurangi rasa nyeri nya.

4. Apakah kemungkinan kendala yang dihadapi jika diterakpkan di


Indonesia ?
Salah satu faktor yang menjadi kendala biasanya karena kurangnya
pengetahuan dari penderita dan keluarga, sebagian besar masyarakat
Indonesia menganggap nyeri pada kepala adalah hal yang biasa dan
peran keluarga juga kurang optimal dalam merawat keluarga yang
mempunyai riwayat hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbangkes Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Terapi Nafas Dalam.
(http://www..depkes.go.id/images/themes/theme_dreams/) diperoleh
tanggal 19 November 2019.
Hall & Guyton.(2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Singapore:
Elsevier.
Nugraheni, D. H. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Bp. Y Dengan Foukus
Utama Pada Ibu A Menderita Hipertensi Di Srowot Kecamatan
Kalibagor Kabupaten Banyumas (Doctoral Sjahranie Samarinda Tahun
2018).
NURMAN, M. (2017). Efektifitas Antara Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pulau Birandang Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar Timur Tahun 2017. Jurnal Ners, 1(2).

Potter & Ferry. (2010). Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika.

Pranata, A. E, & Eko, P.(2017). Keperawatan Medikal Bedah Dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwandari, K. P. (2018). EFEKTIFITAS MASSAGE PUNGGUNG UNTUK
MENGURANGI NYERI KEPALA PADA PENDERITA
HIPERTENSI. Jurnal KEPERAWATAN GSH, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai