A. Latar belakang
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan
psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa
remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia
18-22 tahun. World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu
yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur
mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-
kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri. remaja adalah anak berusia 13-25
tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada
umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan
seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya, secara
sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal
penting menyangkut, batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut
menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Ratnaningsih, Zulkifli, & Hakim (2013), menjelaskan bahwa remaja
saat ini sedang mengalami kerentanan terhadap berbagai ancaman resiko
kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.
Penyakit menular seksual (PMS) menurut Irianto (2014) adalah suatu
penyakit atau gangguan yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui/
kontak hubungan seksual. Veraa (2014) menjelaskan bahwa remaja putri
tampak lebih mudah terinfeksi penyakit menular seksual dibandingkan wanita
dewasa karena secara biologis sel-sel organ reproduksi belum matang.
Aprilianingrum (2006) menjelaskan bahwa Penyakit menular seksual selain
ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat ditularkan melalui kontak
langsung dengan kulit, handuk, alat, serta kurangnya kebersihan organ
reproduksi. Diantara semua jenis personal hygiene, organ reproduksi wanita
harus dijaga kebersihannya. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan
permasalahan pada organ reproduksi.
Masalah yang dialami oleh remaja ini, menurut BKKBN (2006)
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
yaitu Penyakit menular seksual dan bahaya yang ditimbulkan akibat tidak
memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara perawatan organ genitalia
yang benar sehingga seseorang mudah berperilaku yang membahayakan atau
acuh terhadap kesehatan alat genitalnya, menurut Septiana (2014) program
kesehatan seharusnya lebih ditujukan pada perubahan perilaku (promotif dan
preventif). Perubahan perilaku berkontribusi 50% untuk menyehatkan
masyarakat. Salah satu strategi untuk mengubah perilaku yaitu dengan
meningkatkan pengetahuan dan sikap melalui pendidikan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk melakukan pendidikan
kesehatan mengenai pencegahan Penyakit menular seksual pada remaja untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan Penyakit menular
seksual (PMS).
D. Metode
Metode yang dilakukan dalam memberikan pendidikan kesehatan yaitu:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Media yang dilakukan dalam memberikan pendidikan kesehatan adalah
poster.
F. Rencana Pembelajaran
Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan audiens
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 5 menit 1. Menjawab salam
2. Melakukan perkenalan diri 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan maksud dan
tujuan
4. Mengadakan kontrak waktu
Pelaksanaan Penyuluhan menjelaskan mengenai: 15 menit 1. Mendengarkan
1. Ciri-ciri pubertas 2. Bertanya
2. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada kespro
3. Pengertian PMS
4. Penyebab PMS
5. Tanda dan gejala PMS
6. Pencegahan PMS
7. Tanya jawab
Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi 5 menit 1. Mendengarkan
yang diberikan. 2. Menjawab
2. Melakukan evaluasi kegiatan 3. Mendengarkan
3. Mengakhiri kontrak 4. Menjawab salam
4. Salam penutup
Jumlah 25 menit
G. Pengorganisasian Kelompok
Penyaji :
Moderator :
Notulen :
Fasilitator :
I. Materi
Terlampir
II. Evaluasi
1. EvaluasiStruktur
a. SAP sudah dibuat satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat telah disiapkan
c. Pembagian peran sudah diberikan
d. Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta aktif bertanya
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan ciri-ciri pubertas
b. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan hal-hal yang harus
diperhatikan pada kesehatan reproduksi
c. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan pengertian PMS
d. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan penyebab PMS
e. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan tanda dan gejala PMS
f. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan pencegahan PMS
Universitas Indonesia (UI press), 2010. 2. Sinclair. Faktor risiko Penyakit menular
seksual (PMS), Jakarta : cv Infomedika.