Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

SAP

oleh

Dwi Umil Hasanah

Nim 152310101271

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja


Sub Pokok Bahasan : Resiko bahaya pada kesehatan reproduksi remaja
Sreasaran : Remaja
Hari/Tanggal : Jumat, 9 Desember 2016
Tempat : Program Studi Ilmu Keperawatan UNEJ
Pukul : 08.00 – 08.10
Penyuluh : Dwi Umil Hasanah

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 20 menit diharapkan para remaja
mampu mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi remaja, macam-
macam resiko penyakit pada reproduksi, pencegahan, dan penangannya
serta dapat di terapkan dalam kehidupan sehari – hari.
b. Tujuan Khusus
 Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja
 Menjelaskan teentang anatomi dan fisiologi alat reprosuksi
 Menjelaskan tentang perkembangan dan prilaku pada remaja
 Menjelaskan tentang masalah kesehatan pada reproduksi remaja
 Menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan terhadap penyaki
reproduksi remaja
B. MATERI
 Pengertian kesehatan reproduksi remaja
 Penggambaran teentang anatomi dan fisiologi alat reprosuksi
 Macam-macam perkembangan dan prilaku pada remaja
 Macam-macan masalah kesehatan pada reproduksi remaja
 Cara pencegahan dan penanganan terhadap penyaki reproduksi remaja
C. MEDIA
1. Flipchart
2. Leaflet

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA


PENYULUHAN
1 Pembukaan:

5 menit 1. Mengucapkan salam Mendengarkan dan


memperhatikan
2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu

4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2 Kegiatan inti:

10 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan


kesehatan reproduksi memperhatikan
remaja
2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tentang memperhatikan
macam-macam alat
reproduksi
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menjelaskan tentang
macam-macam
perkembangan dan
4. Mendengarkan dan
prilaku pada remaja
memperhatikan

5. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tentang
memperhatikan
macam-macam masalah
kesehatan pada
reproduksi remaja
6. Bertanya

5. Menjelaskan tentang
cara pencegahan dan
penangan penyakit pada
reproduksi

6. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
3 Evaluasi :
2 menit 1. Menjawab pertanyaan
1. Mengajukan 1
pertanyaan tentang
materi penyuluhan

2. Mendengarkan dan
2. Kesimpulan dari
memperhatikan
penyuluhan

F. EVALUASI LISAN

Diskusi tentang kegiatan yang dilakukan.

G. Lampiran

Materi Penyuluhan

Leaflet
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan


antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan
pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh
lingkungan. Factor-faktor ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi
Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang
sempurna secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan system reproduksi.
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan
reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas
dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas
dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995),
menambahkan bahwa kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi
dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks secara aman,
dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan
diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang
dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit
atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial
kultur (BKKBN, 2001 ).
B. Alat Reproduksi
a. Sistem reproduksi wanita

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam
rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-


hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus –
hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/
ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

b . Sistem Reproduksi Pria

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis


dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam
dan organ reproduksi luar.
C. Macam-macam Perkembangan dan Prilaku Remaja

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu


pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan
keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan
seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi
perilakumu.

Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena


setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan
mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada
usia 13-15 tahun.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut
perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:

1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).


2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran
diri (self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan
merupakan puncak perkembangan emosi.

 Perkembangan Fisik pada Remaja

Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya,
dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan.
Ciri sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot
dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih
kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit
relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat
kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih
halus.

Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:

1. Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan
dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis
dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria
dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan
mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara
alamiah.
2. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur
(ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk
menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga
mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat
ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang
menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga
seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat
berat.

Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi,
maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa
alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya
endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.

1. Perkembangan Psikosial pada Remaja

Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja
sadar meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan
yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:

1. Menerima kenyataan (realitas) jasmani


2. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
3. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan
norma.
4. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau
orang dewasa lain.
5. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
7. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah
sendiri.
D. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

 Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah


satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja.
Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak
dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru
seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru
pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks
dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks
dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan
dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
(Notoadmodjo, 2007).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden


yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan
di antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara
dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya
masa anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita
(Notoatmodjo, 2007).

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja


pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia
remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan
yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.

Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari


keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang
dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia
remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa
kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20
tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia
20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat
mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi
perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR)
dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

 b) Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau


pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang
disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang
diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah
(abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi
sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja.
Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi
tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian
ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada


dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian
kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum.
Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi)
atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum
agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).

 c) Penyakit Menular Seksual (PMS)


Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu
penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku
seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit
anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok
terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan
kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang terbesar
jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan
hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan
melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit
Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara
melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-
genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas
pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo,
2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan


penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor
psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan
pelayanan kesehatan khusus remaja.

Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja

Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:

1. Gonorrhea (GO)

Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau


masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.

2. Sifilis (Raja Singa)

Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau


masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu
tanpa gejala.

3. Herpes Genitalis

Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa
tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

4. Trikomoniasis Vaginalis

Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya


dikeluarkan melalui hubungan seks.

5. Charcroid

Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui


hubungan seksual.

6. Klamida

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.

7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)

Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

E. Cara menanggulangi penyakit PMS yang penyerang system reproduksi

1. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.


2. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
3. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS
4. Pilih teman yang berakhlak baik.
5. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak
melakukanhubungan seksual dengan orang lain.
6. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.
 Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai


pengakit infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan
tubuh sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak
aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada
tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi
yang timbul antara lain

1. Infeksi pencernaan
2. Kulit
3. Tangan
4. Kaki
5. Kuku
6. Alat kelamin
Daftar Pustaka

http://www.idmedis.com/2015/08/materi-penyuluhan-kesehatan-reproduksi.html
(diakses pada tanggal 7 Desember 2016)

http://psks.lppm.uns.ac.id/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi-manusia-psks-
lppm-uns.html (diakses pada tanggal 7 Desember 2016)

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-1-5.pdf (diakses pada tanggal 7 Desember


2016)

http://genggaminternet.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-manusia-artikel-
lengkap/ (diakses pada tanggal 8 Desember 2016)

http://www.admedika.co.id/index.php/en/medias/sehati-blog/item/57-cara-
mencegah-dan-menangani-penyakit-menular (diakses pada tanggal 8
Desember 2016)

Anda mungkin juga menyukai