Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, yang atas rahmat Nya dan
karunia Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema makalah ini adalah “ Critycal Analisis Dalam Praktik Kebidanan”.
Pada kesempatan ini sayan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Critycal Analisis Dalam Praktik Kebidanan yang telah
memberikan tugas kepada saya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan
baik dari segi teknis penulisan maupun materi dikarenakan terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala
bentuk masukan dan kritik yang bersifat membangun, semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Irdayanti (2018:19) Berpikir merupakan proses menghasilkan
representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan
interaksi secara komplek meliputi aktivitas penalaran, imajinasi, dan pemecahan
masalah (Irdayanti, 2018:19).
Berpikir kritis adalah sikap yang diasah dan dipelajari. Aspek yang penting
yang mempengaruhi proses berpikir kritis misalnya seperti disiplin. Berpikir
bukan suatu proses yang statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses
berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang
yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganilisis, menerapkan
standrat, mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan
melakukan transformasi pengetahuan.Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya
seseorang untuk memeriksa kebenaran dari suatu informasi menggunakan
ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran akan bias (Halpern, 1998; Larsson,
2017).
Menurut Santrock (dalam Rahmawati:2014) “ berpikir adalah mamanipulasi
atau mengelolah dan mentransformasi informasi dalam memori”. Ini sering
dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat
keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah (Rahmawati, 2014:15).
Sedangkan Berpikir kritis Menurut Adinda (dalam Azizah, dkk:2018) Orang
yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang
diketahuinya, mengetahui cara menggunakan informasi untuk memecahkan
permasalahan, dan mampu mencari sumber-sumber informasi yang relevan
sebagai pendukung pemecahan masalah.
Bidan sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi
asuhan kebidanan dengan menggunakan proses kebidanan akan selalu dituntut
untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. Manajemen asuhan kebidanan
merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan yang
dilakukan secara sistematis. Sebagai seorang profesi bidan harus memanfaatkan
kompetensinya, sumber daya pikirnya untuk berpikir kritis agar menegakkan
suatu diagnosa kebidanan yang tepat sehingga tercapai pengambilan keputusan
dan menghasilkan asuhan yang bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara
2
kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun
obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru,
seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang
selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan
diri maupun orang lain.
Proses berfikir seperti ini lah yang diharapkan dapat dimiliki oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan, agar dapa memberikan pelayanan yang semaksimal
mungkin. kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berfikir dan belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam laporan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi critycal thinking ?
2. Apa saja aspek berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik kebidanan?
3. Apa saja kecakapan critycal thinking dan kaitannya dalam praktik kebidanan?
4. Apa saja fungsi berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik kebidanan?
5. Apa saja komponen berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik kebidanan ?
C. Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang di atas, tujuan yang akan dicapai dalam
laporan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui defenisi critycal thinking
2. Mengetahui Apa saja aspek berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik
kebidanan
3. Mengetahui Apa saja kecakapan critycal thinking dan kaitannya dalam praktik
kebidanan
4. Mengetahui Apa saja fungsi berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik
kebidanan
5. Mengetahui Apa saja komponen berpikir kritis dan kaitannya dalam praktik
kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diartikan sebagai proses juga sebagai suatu kemampuan. Proses dan kemampuan
tersebut digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan
mengevaluasi informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan. Tidak
semua informasi yang diterima dapat dijadikan pengetahuan yang diyakini
kebenarannya untuk dijadikan panduan dalam tindakan. Demikian halnya dengan
informasi yang dihasilkan tidak selalu merupakan informasi yang benar. Informasi
tersebut perlu dilakukan pengkajian melalui berbagai kriteria seperti kejelasan,
ketelitian, ketepatan, reliabilitas, kemamputerapan, bukti-bukti lain yang
mendukung, argumentasi yang digunakan dalam menyusun kesimpulan,
kedalaman, keluasan, serta dipertimbangkan kewajarannya. (Jenicek, 2006).
Berfikir kritis merupakan proses kognitif atau mental yang mencakup penilaian
dan analisis rasionalterhadap info atau ide serta merumuskan kesimpulan dan
keputusan ( Brunner dan Suddrath, 2002). Berfikir kritis merupakan suatu aktifitas
mental yang memiliki tujuan dimana ide-ide dihasilkan dan dievaluasi
perencanaan dibuat dan ditegakkansuatu keputusan atau kesimpulan. Critical
Thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yg terstandar
dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz.Kenzie).
Berpikir kritis yang dilakukan seorang bidan tidak terpisah dari clinical
reasoning, artinya seorang bidan memusatkan pikirannya ke arah diagnosa
kebidanan yang memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan
penalaran deduktif hipotetik. Kemampuan berpikir kritis tentu telah menjadi
tuntutan bagi seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik dan
benar. Bidan juga dituntut harus siap dalam mengambil keputusan dalam waktu
singkat dan akurat. Selain menjadi komponen yang penting dalam kebidanan,
berpikir kritis juga menjadi tema yang penting dalam kebidanan dikarenakan
semakin kompleksnya pengambilan keputusan klinis dalam pemberian pelayanan
kebidanan untuk mengatasi masalah klien dan akan terjadi risiko yang merugikan
klien jika bidan melakukan kesalahan dalam membuat keputusan.
Aspek-aspek berpikir kritis yang ditekankan oleh beberapa para ahli antara lain:
1. Keterampilan penalaran kritis (seperti kemampuan untuk menilai alasan
benar).
2. Sebuah disposisi dalam arti sikap kritis (skeptis, kecenderungan untuk
mengajukan pertanyaan menyelidik) dan komitmen untuk bersikap kritis, atau
orientasi moral untuk berpikir kritis.
3. Pengetahuan substansial konten tertentu baik dari konsep berpikir kritis atau
sebuah disiplin ilmu tertentu dimana kemudian mampu berpikir kritis (Mark
Mason, 2007: 343-344).
membedakan kita dari makhluk lainnya, sehingga seseorang tidak hanya dapat
merencanakan, berpikir, mendiskusikan dengan harapan untuk memahami sesuatu
permasalahan dengan lebih baik, tetapi dapat melihat lebih baik dan dapat
mendengar lebih baik dari apa yang telah dipelajari.
Kecakapan critical thinking menggunakan pemikiran dasar menganalisis
argumen dan membawa wawasan bidan pada setiap interpretasi, untuk
meningkatkan pola penalaran yang kohesif dan koheren, merumuskan masalah,
dengan melakukan deduksi dan induksi, serta menentukan keputusan yang tepat.
Dengan demikian kecakapan critical thinking adalah kecakapan berpikir tingkat
tinggi.
Menurut Susilowati, dkk (2017) kecakapan critical thinking meliputi:
analysis (analisis) merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi maksud dan
kesimpulan yang benar antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi
berdasarkan keputusan, pengalaman, alasan, informasi dan pendapat. evaluation
(evaluasi) kemampuan menilai kredibilitas pernyataan atau penyaji lain dengan
menilai atau menggambarkan persepsi seseorang, pengalaman, situasi,
kepercayaan, keputusan, dengan menggunakan kekuatan logika dari hubungan
inferensial yang diharapkan atau hubungan inferensial yang aktual diantara
pertanyaan, pernyataan, deskripsi maupun bentuk representasi lainnya.
Explanation (eksplanasi) kemampuan bidan untuk menyatakan hasil proses
pertimbangan, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu alasan itu
berdasarkan bukti, metodologi, konsep, atau suatu kriteria tertentu dan
pertimbangan yang masuk akal, serta kemampuan untuk mempresentasikan alasan
berupa argumen yang meyakinkan.
Inference (inferensi) kemampuan bidan untuk mengidentifikasi dan memilih
unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk kesimpulan yang beralasan atau
untuk membentuk hipotesis dengan memperhatikan informasi relevan dan
mengurangi konsekuensi yang ditumbulkan dari data, pertanyaan, prinsip, bukti,
penilaian, opini, deskripsi, pernyataan, keyakinan, maupun bentuk representasi
lainnya.
Interpretation (interpretasi) merupakan kemampuan bidan untuk memahami
dan menyatakan arti atau maksud dari pengalaman yang bervariasi situasi, data,
peristiwa, keputusan, konvensi, kepercayaan aturan, prosedur atau kriteria.
Selanjutnya, self regulatian (pengaturan diri) ini berkaitan dengan kesadaran
seseorang untuk memonitor kognisi dirinya dengan mengaplikasikan keterampilan
untuk mengevaluasi kemampuan diri dan mengambil kesimpulan dalam bentuk
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses kebidanan ada yang namanya berpikir kritis. Berpikir kritis
ini adalah suatu konsep dasar dari kebidanan yang digunakan untuk mendapat
informasi baik spontan maupun tidak. Berpikir kritis sangatlah penting dalam
proses kebidanan, walupun demikian tidak semua bidan dapat berpikir kritis.
Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang perawat harus mengetahui apa itu
berpikir kritis terlebih dahulu dan model-model yang dapat digunakan untuk
berpikir kritis.
B. Saran
Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan mengembangkan dan
mengimplementasikan model dari berpikir kritis, karena berpikir kritis tersebut
sangatlah penting dikuasai oleh seorang perawat kelak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Insani, Aldina A, dkk. 2016. "Berpikir Kritis" Dasar Bidan dalam Manajemen
Asuhan Kebidanan. FK Universitas Andalas.
http://jom.fk.unand.ac.id/index.php/jom/article/download/8/21
Ika Putri Wulandar (2019). Berpikir Kritis Matematis dan Kepercayaan Diri
Siswa Ditinjau dari Adversity Quotient PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika 2, 629-636