KEPULAUAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : SONIA
NIM : PO7224219 1945
KELAS : 3B KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPU :
ii
KATA PENGANTAR
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
D. Pengertian produk................................................................................................9
F. Pengertian BPM.............................................................................................11
G. Tujuan BPM..................................................................................................11
ii
L. Pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM..................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tingginya permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perlu bidan belajar kewirausahaan?
2. Bagaimana cara memasuki usaha baru?
3. Bagaimana profil usaha dan model pengembangan nya?
4. Apa pengertian produk?
5. Apa saja produk barang dan jasa Kebidanan?
6. Apa yang dimaksud dengan BPM?
7. Apa Tujuan BPM?
8. Apa saja Langkah-langkah Manajemen Kebidanan?
9. Apa saja Persyaratan pendirian BPM?
10. Apa saja Pelayanan yang diberikan BPM?
11. Berapa Biaya pelayanan di BPM ?
12. Apa Pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM?
13. Apa saja Tujuan dan pencatatan pelaporan di BPM
14. Bagaimana Menerapkan analisis SWOT di BPM?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perlunya Bidan belajar kewirausahaan
2. Untuk mengetahui cara memasuki usaha baru
2
3. Untuk mengetahui profil usaha dan model pengembangan nya
4. Untuk mengetahui pengertian produk
5. Untuk mengetahui produk barang dan jasa Kebidanan
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BPM
7. Untuk mengetahui Tujuan BPM
8. Untuk mengetahui Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
9. Untuk mengetahui persyaratan pendirian BPM
10. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan BPM
11. Untuk mengetahui biaya pelayanan di BPM
12. Untuk mengetahui pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM
13. Untuk mengetahui tujuan dan pencatatan pelaporan di BPM
14. Untuk menerapkan analisis SWOT di BPM
D. Manfaat
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti
perkuliahan dan Mahasiswa mampu memahami dan memantapkan
pengetahuannya tentang konsep merintis praktek mandiri bidan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Kesediaan untuk mengkaji orang yang lebih cerdas dari dirinya
Yaitu bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa
berekerja sama dengan bidan yang lain maupun dokter spesialis
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah
berbagai hal
Bidan yang membuka BPS bukan hanya menolong persalinan saja
melainkan memberi jasa lain seperti pijat ibu dan bayi, mengurus akte
kelahiran dll.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu tanggap terhadap peluang-peluang
baru, bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditmepa
mampu membaca trend jaman.
6. Rasa urgenits yang tinggi
Artinya adalah bahwa inovasi merupakan sesutu harga mati, ini dalah
sesutau yang urgentdan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
7. Preseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan
dan memwujudkannya.
8. Resilience (Ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka yang jika
dipukul selalu selalu kembali keposisi semula. Kita yang sadar bahwa
hidup adalah perjuangan dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan
untuk bangkit setelah jatuh dan bangun oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis, adalah bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan
target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati, kemampuan menertawakan diri
sendiri adalah bentuk kapabilitas untuk mengoreksi bahkan
mengkritik diri sendiri.
5
B. Cara Memasuki Usaha Baru
Untuk memulai suatu usaha baru, langka-langkah yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Mengenali peluang usaha
Peluang usaha dapat dikenali memalui pengalaman hidup maupun
hubungan sosial dan hubungan sosial dengan masyarakat laus dapat
memberikan informasi yang aktual sesuai kebutuhan dan potensi
pasar.
2. Optimalisasi potensi diri
Dengan potensi diri yang optimal, calon wirausaha mamapu membut
inovasi dan bersaing agar bisnis tersebut sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Fokus dalam bidang usaha
Fokus dalam menjalaniusaha sangat diperlukan agar usaha tersebut
dapat berjalan lancar dan terus berkembang.
4. Berani memulai
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara
informasi yang dimiliki oleh calon wirausaha sedikit. Oleh karena itu
keberanian untuk memulai dan mengambil resiko sangat diperlukan.
6
Berdasarkan pendekatan tersebut untuk memulai usaha seorang calon
wirausaha harus mempunyai kompetens. Kompetensi yang diperlukan
adalah:
1. Kemampuan teknik yaitu kemampuan bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara penyajiannya.
2. Kemampuan pemasaran yaitu kemapuan menemukan pasar dan
pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial yaitu kemampuan memperoleh sumber dana
dan cara menggunakannya.
4. Kemampuan hubungan yaitu kemampuan untuk cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi serta kemampuan komunikasi
dan negosiasi.
7
Daya tarik marketing dapat kita peroleh dengan mengubah gaya
penulisan, penyampaian isi yang berbobot dan menarik sesuai kebutuhan
target pasar. Sedangkan untuk daya tarik desain digunakan untuk
mempengaruhi emosi pembaca, menarik untuk dikunjungi, meningkatkan
image, menambah tingkat kepercayaan klien tentang usaha Anda. Dari
bentuk desain maupun warna dapat juga digunakan sebagai identitas
perusahaan Anda.
Fungsi dan Manfaat profil usaha
1. Informasi Lengkap Anda (Jasa / Usaha / Bisnis)
2. Media representasi Anda
3. Alat / Media Marketing
4. Sebagai pelengkap dalam sebuah Proposal / Penawaran / Event /
Seminar / Pameran / Tender
5. Branding Anda
6. Alat Publikasi Anda
Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan
tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “ .
Pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda, Level atau
tingkatan tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada
pengembangan usaha yaitu :
1. Tingkat Produk: Pada level produk pengembangan usaha berarti
mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tingkat
pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.
2. Tingkat Komersial: Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di
tingkat komersial berarti prospeksi murni . Ini berarti berburu
pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian
8
pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan
yang sangat didorong mampu menangani banyak masalah.
3. Tingkat Korporasi: Bila organisasi harus memutuskan apakah akan
membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu Kita
memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya
adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada
korporasi tingkatan usaha.
D. Pengertian Produk
Dalam bisnis produk adalah barang atau jasa, dalam marketing produk
adalah apapun yang bisa ditawarkan kesebuah pasar dan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam penggunaan yang lebih luas
produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk
yang sama sekelompok barang dan jasa atau sebuah pengelompokan
industri untuk barang dan jasa.
Jenis-jenis produk
1. Produk konsumsi adalah produk yang dipakai oleh konsumen.
Dalam hal ini produk yang dibeli akan dokinsumsi atau digunakan
langsung dan tidak dijual maupun dibisniskan kembali oleh orang
yang bersangkutan
2. Produksi industri adalah produk yang sengaja dibelai sebagai
bahan baku maupun sebagai barang yang diperdagangkan kembali
oleh pembelinya. Dalam hal ini. Dalam hal ini produk yang dibeli
akan dibuat produk lain maupun dijual kembali dengan tujuan
mencari keuntungan.
Kasifikasi produk
Berdasarkan wujudnya diklasifikasi menjadi 2 yaitu:
1. Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat,
diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan
perlakuan fisik lainnya.
9
2. Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual, contoh produk berupa jasa diantaranya salon, hotel dan lain
sebagainya.
10
F. Pengertian Bidan praktek Mandiri
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada
sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012 : 01).
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena
harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal
ini Bidan Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol
dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006).
Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik
kebidanan.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan
pendekatan menejemen kebidanan.
11
2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai
kasus dan rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu
dan anak.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat
yang mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
12
Persyaratan-persyaratan untuk mendirikan Bidan Praktek Mandiri, yaitu :
1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat
yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain,
yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar
informasi dengan sesama bidan.
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
13
Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :
1. Papan nama
a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan
medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat
diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah
meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.
b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih
d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah
terbaca oleh masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang
adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan
kamar mandi/WC masing-masing 1 buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah
daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
4. Hak dan guna pakai
a. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)
b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.
14
J. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Menurut Ambarwati, 2010 :03. Dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8. Imunisasi (Ibu dan Bayi)
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Perawatan Pasca Keguguran
15
suntik sebesar Rp 35.000 – 50.000, dan KB pil sebesar Rp 10.000 –
20.000. (Hidayat, 2011 : 01)
16
10. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara
kerahasiaan
11. Dokumen untuk menjamin penggantian biaya kesehatan
12. Dokumen untuk perencanaan pelayanan dimasa yang akan datang
17
a. Bidan praktek swasta yang ada relatif sedikit
b. Setelah dianalisis pelayanan sebagian bidan di daerah itu kurang
memuaskan khususnya dalam bidang kepuasan pelanggan
c. Bidan-bidan senior kurang bisa meningkatkan kreatifitas sehingga
terlihat monoton
4. Threats (ancaman)
a. Adanya persaingan yang tidak sehat
Persyaratan menurut KEPMENKES RI NO.
900/MENKES/SK/VII/2002
1) Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
a) Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c) Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap yang berlaku.
d) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
peralatan yang berlaku
2) Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin
praktek bidannya atau fotocopy izin prakteknya di ruang
praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
3) Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat
tidur, harus memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang
memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4) Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus
tersedia di tempat prakteknya
5) Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek
bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan
18
6) Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa
mempertahankan dan meningkatkan keterampilan profesinya
antara lain dengan:
a) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau
saling tukar informasi dengan sesama bidan
b) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
c) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Bidan
Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga,
dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan
yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau
program.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dalam sistematika penulisan maupun
dari isi makalah, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini dan
makalah-makalah selanjutnya kami berharap saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
21