Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI

KEPULAUAN

“LAPORAN KONSEP MERINTIS PRAKTEK MANDIRI


BIDAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SONIA
NIM : PO7224219 1945
KELAS : 3B KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU :

MARDIAH , SKM,. M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang


Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai


keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah
kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang.

Dengan menyelesaikan makalah yang berjudul “LAPORAN KONSEP


MERINTIS PRAKTEK MANDIRI BIDAN”, kami mengharapkan banyak
manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah yang kami buat. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang strategi dalam
promosi kesehatan.

Tanjungpinang, 31 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlunya Bidan belajar wirausaha......................................................................4

B. Cara memasuki usaha baru............................................................................6

C. Profil usaha dan model pengembangan nya......................................................7

D. Pengertian produk................................................................................................9

E. Produk barang dan jasa Kebidanan....................................................................10

F. Pengertian BPM.............................................................................................11

G. Tujuan BPM..................................................................................................11

H. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan.....................................................12

I. Persyaratan pendirian BPM................................................................................13

J. Pelayanan yang diberikan BPM.........................................................................15

K. Biaya pelayanan di BPM.....................................................................................15

ii
L. Pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM..................................................16

M. Tujuan dan pencatatan pelaporan di BPM........................................................16

N. Menerapkan analisis SWOT di BPM.................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................20

B. Saran..............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di


bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. (Imamah, 2012 :
01)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk


menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –
obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan
yang kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan
bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan
kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea, 2011 : 01)

Pelayanan yang diberikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan


kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara,
asuhan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB (IUD, AKBK,
Suntik, Pil), imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan
pasca keguguran. Selain itu, bidan praktek mandiri melayani pemeriksaan untuk
orang yang sakit, kemudian memberi pelayanan kesehatan terhadap WUS (wanita
usia subur ) serta LANSIA (lanjut usia). (Imamah, 2011 : 01)

1
Tingginya permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan.

Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha


meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Karena hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik
dan terjangkau yang diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada
individu, keluarga dan masyarakat dapat tercapai. (Ambarwati, 2010 : 0l)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah perlu bidan belajar kewirausahaan?
2. Bagaimana cara memasuki usaha baru?
3. Bagaimana profil usaha dan model pengembangan nya?
4. Apa pengertian produk?
5. Apa saja produk barang dan jasa Kebidanan?
6. Apa yang dimaksud dengan BPM?
7. Apa Tujuan BPM?
8. Apa saja Langkah-langkah Manajemen Kebidanan?
9. Apa saja Persyaratan pendirian BPM?
10. Apa saja Pelayanan yang diberikan BPM?
11. Berapa Biaya pelayanan di BPM ?
12. Apa Pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM?
13. Apa saja Tujuan dan pencatatan pelaporan di BPM
14. Bagaimana Menerapkan analisis SWOT di BPM?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perlunya Bidan belajar kewirausahaan
2. Untuk mengetahui cara memasuki usaha baru

2
3. Untuk mengetahui profil usaha dan model pengembangan nya
4. Untuk mengetahui pengertian produk
5. Untuk mengetahui produk barang dan jasa Kebidanan
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BPM
7. Untuk mengetahui Tujuan BPM
8. Untuk mengetahui Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
9. Untuk mengetahui persyaratan pendirian BPM
10. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan BPM
11. Untuk mengetahui biaya pelayanan di BPM
12. Untuk mengetahui pengertian pencatatan dan pelaporan di BPM
13. Untuk mengetahui tujuan dan pencatatan pelaporan di BPM
14. Untuk menerapkan analisis SWOT di BPM

D. Manfaat
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti
perkuliahan dan Mahasiswa mampu memahami dan memantapkan
pengetahuannya tentang konsep merintis praktek mandiri bidan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlunya Bidan Belajar Kewirausahaan


kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah Sebuah mindset
dan method yang harus dikuasai seorang Bidan sebagai wirausahawan
dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek profesional
(Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan mengembangkan
kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat memenuhi
kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan/keberhasilan
praktek profesional kebidanannya.
Manfaat yang didapatkan dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberikan peluang untuk mencapai potensi diri spenuhnya
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang breperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluaang untuk melakukan sesuatu yang disukai dengan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya
Pola pikir melibatkan 10 kualitas menurut Neal Thornberry 2006,
sebagai berikut:
1. Memiliki locus of control ,
Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali
hidupnya
2. toleransi untuk ambiguitas
Sebagai wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan
melanggar hal-hal yang dianggap pakem, sebagai contoh mendirikan
sebuah BPS maupun klinik bersalin tidak harus ditempat yang ramai.

4
3. Kesediaan untuk mengkaji orang yang lebih cerdas dari dirinya
Yaitu bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa
berekerja sama dengan bidan yang lain maupun dokter spesialis
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah
berbagai hal
Bidan yang membuka BPS bukan hanya menolong persalinan saja
melainkan memberi jasa lain seperti pijat ibu dan bayi, mengurus akte
kelahiran dll.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu tanggap terhadap peluang-peluang
baru, bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditmepa
mampu membaca trend jaman.
6. Rasa urgenits yang tinggi
Artinya adalah bahwa inovasi merupakan sesutu harga mati, ini dalah
sesutau yang urgentdan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
7. Preseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan
dan memwujudkannya.
8. Resilience (Ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka yang jika
dipukul selalu selalu kembali keposisi semula. Kita yang sadar bahwa
hidup adalah perjuangan dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan
untuk bangkit setelah jatuh dan bangun oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis, adalah bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan
target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati, kemampuan menertawakan diri
sendiri adalah bentuk kapabilitas untuk mengoreksi bahkan
mengkritik diri sendiri.

5
B. Cara Memasuki Usaha Baru
Untuk memulai suatu usaha baru, langka-langkah yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Mengenali peluang usaha
Peluang usaha dapat dikenali memalui pengalaman hidup maupun
hubungan sosial dan hubungan sosial dengan masyarakat laus dapat
memberikan informasi yang aktual sesuai kebutuhan dan potensi
pasar.
2. Optimalisasi potensi diri
Dengan potensi diri yang optimal, calon wirausaha mamapu membut
inovasi dan bersaing agar bisnis tersebut sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Fokus dalam bidang usaha
Fokus dalam menjalaniusaha sangat diperlukan agar usaha tersebut
dapat berjalan lancar dan terus berkembang.
4. Berani memulai
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara
informasi yang dimiliki oleh calon wirausaha sedikit. Oleh karena itu
keberanian untuk memulai dan mengambil resiko sangat diperlukan.

Menurut peggy lambing, untuk mencari peluang dan mendirikan usaha


baru ada 2 macam pendekatan utama yang dapat digunakan wirausaha
yaitu:

1. Pendekatan Inside-out atau idea generation yaitu pendekatan


berdasarkan gagasan sebagaui kunci yang mementukan keberhasilan
sebuah usaha. Seorang wirausaha melihat peluan dari keterampilan
diri sendiri, kemampuan, latar belakang dan hal-hal lainnya sehingga
dapat menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan otside-in atau opportunity recognition yaitu pendekatan
yang menekankan pada ide pemenuhan dan tanggapan akan
kebutuhan pasar.

6
Berdasarkan pendekatan tersebut untuk memulai usaha seorang calon
wirausaha harus mempunyai kompetens. Kompetensi yang diperlukan
adalah:
1. Kemampuan teknik yaitu kemampuan bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara penyajiannya.
2. Kemampuan pemasaran yaitu kemapuan menemukan pasar dan
pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial yaitu kemampuan memperoleh sumber dana
dan cara menggunakannya.
4. Kemampuan hubungan yaitu kemampuan untuk cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi serta kemampuan komunikasi
dan negosiasi.

C. Profil Usaha (business profile) dan Model Pengembangannya


Profil usaha adalah gambaran atau pandangan mengenai kegiatan-
kegiatan usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha,
kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan dibidang
perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan.
Profil usaha (business profile) merupakan media/alat yang
memberikan informasi/gambaran secara lengkap dan detail tentang
ANDA, usaha Anda, pelayanan jasa Anda, bisnis Anda sampai produk
yang Anda tawarkan. Jenis business profile ada beberapa macam
tergantung pada konsep yang diciptakan untuk mewakili apa yang Anda
tawarkan atau ingin Anda sampaikan kepada konsumen maupun
masyarakat luas.
Kegunaan business profile adalah untuk alat marketing untuk
memperoleh klien, dan disetiap manfaat dan kegunaannya nanti
dipengaruhi oleh bentuk desain dan kelengkapan data. Sehingga pada
dasarnya business profile yang menariklah yang akan banyak
pengunjung/klien, baik menarik dari segi image maupun tulisan.

7
Daya tarik marketing dapat kita peroleh dengan mengubah gaya
penulisan, penyampaian isi yang berbobot dan menarik sesuai kebutuhan
target pasar. Sedangkan untuk daya tarik desain digunakan untuk
mempengaruhi emosi pembaca, menarik untuk dikunjungi, meningkatkan
image, menambah tingkat kepercayaan klien tentang usaha Anda. Dari
bentuk desain maupun warna dapat juga digunakan sebagai identitas
perusahaan Anda.
Fungsi dan Manfaat profil usaha
1. Informasi Lengkap Anda (Jasa / Usaha / Bisnis)
2. Media representasi Anda
3. Alat / Media Marketing
4. Sebagai pelengkap dalam sebuah Proposal / Penawaran / Event /
Seminar / Pameran / Tender
5. Branding Anda
6. Alat Publikasi Anda

Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan
tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “ .
Pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda, Level atau
tingkatan tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada
pengembangan usaha yaitu :
1. Tingkat Produk: Pada level produk pengembangan usaha berarti
mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tingkat
pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.
2. Tingkat Komersial: Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di
tingkat komersial berarti prospeksi murni . Ini berarti berburu
pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian

8
pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan
yang sangat didorong mampu menangani banyak masalah.
3. Tingkat Korporasi: Bila organisasi harus memutuskan apakah akan
membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu Kita
memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya
adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada
korporasi tingkatan usaha.

D. Pengertian Produk
Dalam bisnis produk adalah barang atau jasa, dalam marketing produk
adalah apapun yang bisa ditawarkan kesebuah pasar dan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam penggunaan yang lebih luas
produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk
yang sama sekelompok barang dan jasa atau sebuah pengelompokan
industri untuk barang dan jasa.
Jenis-jenis produk
1. Produk konsumsi adalah produk yang dipakai oleh konsumen.
Dalam hal ini produk yang dibeli akan dokinsumsi atau digunakan
langsung dan tidak dijual maupun dibisniskan kembali oleh orang
yang bersangkutan
2. Produksi industri adalah produk yang sengaja dibelai sebagai
bahan baku maupun sebagai barang yang diperdagangkan kembali
oleh pembelinya. Dalam hal ini. Dalam hal ini produk yang dibeli
akan dibuat produk lain maupun dijual kembali dengan tujuan
mencari keuntungan.
Kasifikasi produk
Berdasarkan wujudnya diklasifikasi menjadi 2 yaitu:
1. Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat,
diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan
perlakuan fisik lainnya.

9
2. Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual, contoh produk berupa jasa diantaranya salon, hotel dan lain
sebagainya.

Berdasarkan Daya Tahan, produk dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1. Barang tidak tahan lama: Barang tidak tahan lama (nondurable


goods) adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya: sabun, pasta
gigi dan sebagainya.
2. Barang tahan lama: Barang tahan lama (durable goods) adalah
barang berwujud yang biasanya dapat bertahan lama dengan
banyaknya pemakaian. Contohnya: lemari es dan lain-lain.

E. Produk Barang dan Jasa Kebidanan


Produk barang adalah produk fisik (memiliki wujud), bias diraba
dan bias dilihat yang dapat diberikan kepada pembeli sehingga terjadi
perpindahan kepemilikan dari penjual kekonsumen.
Ciri-ciri dari produk barang dalah memiliki wujud, memiliki
manfaat, dan nilai yang dapat dirasakan saat digunakan, serta bila
digunakan produk nilai dan manfaat dapat berkurang bahkan habis.
Contoh produk barang yaitu peralatan dan makanan.
Produk barang kebidanan yaitu seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet FE
dan oralit.
Produk jasa, jasa adalah layanan aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah transaksi dengan konsumen. Contoh produk jasa adalah pengacara,
gutu, tukang bangunan, dokter dan tenaga medis dll. Beberapa jasa usaha
kebidanan yaitu persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu anak (KIA) yang
meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita tahap awal.

10
F. Pengertian Bidan praktek Mandiri
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada
sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012 : 01).
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena
harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal
ini Bidan Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol
dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006).
Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik
kebidanan.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan
pendekatan menejemen kebidanan.

G. Tujuan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut, Ambarwati, 2010 : 02, tujuan dari adanya Bidan Praktek
Mandiri, yaitu :
1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak
balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta
keluarga berencana melalui upaya strategis.

11
2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai
kasus dan rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu
dan anak.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat
yang mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.

H. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


1. Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi
yang lengkap
2. Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang terkumpul
3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang
mungkin terjadi dikarenakan masalah atau diagnosa yang sudah
teridentifikasi
4. Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera
dan atau untuk manajemen konsultasi atau kolaborasi dengan anggota
tim kesehatan lainnya,seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu
5. Buat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan
rasionalyang tepat menggarisbawahi keputusan yang diambil
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya
6. Arahkan atau terapkan rencana asuhan secara efisien dan aman
7. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang secara tepat
manajemen proses untuk semua asuhan yang tidak efektif

I. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri (BPM)

12
Persyaratan-persyaratan untuk mendirikan Bidan Praktek Mandiri, yaitu :
1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat
yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain,
yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar
informasi dengan sesama bidan.
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.

13
Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :

1. Papan nama
a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan
medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat
diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah
meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.
b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih
d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah
terbaca oleh masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang
adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan
kamar mandi/WC masing-masing 1 buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah
daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
4. Hak dan guna pakai
a. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)
b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

14
J. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Menurut Ambarwati, 2010 :03. Dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8. Imunisasi (Ibu dan Bayi)
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Perawatan Pasca Keguguran

Bidan Praktek Mandiri selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat


terutama ibu dan anak, hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat
pemberdayaan masyarakat yang juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran
serta masyarakat, misalnya menjadi ibu asuh dan menjadi anggota organisasi
kemasyarakatan. (Ambarwati, 2010 : 04)

K. Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2012 dan Dinas Kesehatan
wilayah Kepulauan Riau telah menetapkan biaya pelayanan yang di
berikan bidan praktek mandiri untuk pelayanan persalinan saja belum
termasuk biaya perawataan bayi sebesar Rp 500.000 -800 .000. tetapi
pada kenyataannya biaya tersebut tidak sesuai dengan patokan yang telah
di tetapkan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk biaya
perawatan bayi di bidan praktek mandiri sebesar Rp 150.000, biaya untuk
kontrasepsi IUD sebesar Rp 650.000, AKBK sebesar Rp 250.00, KB

15
suntik sebesar Rp 35.000 – 50.000, dan KB pil sebesar Rp 10.000 –
20.000. (Hidayat, 2011 : 01)

L. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri


Pencatatan adalah data tertulis dan merupakan data resmi tentang
kondisi kesehatan pasien dan perkembangannya . Pencatatan berguna
untuk menggambarkan kejadian penting atau kritis, yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari masalah yang mungkin
terjadi. Pencatatan juga bisa digunakan sebagai rekam medik tentang
pelayanan apa sajakah yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan selain
itu juga berfungsi sebagai bukti jika suatu saat tenaga kesehatan dituntut
oleh klien karena ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, jadi bisa
dijadikan barang bukti untuk membela diri tenaga kesehatan tersebut.
(Handri, 2012 : 01)
Pelaporan adalah penyampaian informasi tentang kondisi dan
perkembangan pasien secara lisan kepada bidan/perawat lain atau kepada
dokter atau tim kesehatan lainnya. (Handri, 2012 : 01)

M. Tujuan dan Pencatatan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut Handri, 2012 : 02. Adapun tujuan pengadaan pencatatan dan
pelaporan pada setiap sarana kesehatan yaitu sebagai :
1. Bukti Pelayanan yang bermutu
2. Tanggung jawab legal terhadap pasien
3. Informasi untuk perlindungan tim kesehatan
4. Pemenuhan pelayanan Standar
5. Sebagai sumber dari statistic untuk standarisasi
6. Sumber informasi untuk data wajib
7. Komunikasi untuk konsep manajemen resiko
8. Informasi untuk pendidikan, pengalaman belajar
9. Perlindungan hak pasien

16
10. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara
kerahasiaan
11. Dokumen untuk menjamin penggantian biaya kesehatan
12. Dokumen untuk perencanaan pelayanan dimasa yang akan datang

N. Menerapkan analisis SWOT


1. Strength (Kekuatan)
a. Telah menyelesaikan program SI Kebidanan
b. Pengetahuanbaiktekhnismaupun non tekhnis, anatara lain :
1) Asuhan persalinan normal
2) LSS
3) Diklat jarak jauh bidan
4) Keluarga berencana
5) Insersi IUD
6) Pemasangan AKBK
7) Pelatihan penanganan HIV AIDS
8) Pelatihan isu gender
9) Pelatian kesehatan reproduksi
c. Memiliki wajah yang menarik
d. Memiliki solidaritas yang tinggi
e. Pandai bersosialisasi
f. Memiliki rasa humor
g. Kreatif dan inovatif
h. Ramah dan santun
2. Weakness (Kelemahan)
a. Sensitif
b. Berbicara spontan apa adanya, terkadang tanpa mempedulikan
perasaan orang lain
c. Pelupa
3. Opportunities (peluang)

17
a. Bidan praktek swasta yang ada relatif sedikit
b. Setelah dianalisis pelayanan sebagian bidan di daerah itu kurang
memuaskan khususnya dalam bidang kepuasan pelanggan
c. Bidan-bidan senior kurang bisa meningkatkan kreatifitas sehingga
terlihat monoton
4. Threats (ancaman)
a. Adanya persaingan yang tidak sehat
Persyaratan menurut KEPMENKES RI NO.
900/MENKES/SK/VII/2002
1) Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
a) Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c) Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap yang berlaku.
d) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
peralatan yang berlaku
2) Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin
praktek bidannya atau fotocopy izin prakteknya di ruang
praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
3) Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat
tidur, harus memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang
memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4) Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus
tersedia di tempat prakteknya
5) Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek
bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan

18
6) Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa
mempertahankan dan meningkatkan keterampilan profesinya
antara lain dengan:
a) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau
saling tukar informasi dengan sesama bidan
b) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
c) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Bidan
Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga,
dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan
yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau
program.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dalam sistematika penulisan maupun
dari isi makalah, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini dan
makalah-makalah selanjutnya kami berharap saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R., Y.Sriati. 2011. Kewirausahaan kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

McKenzie, James F., Pinger, Robert R., Kotecki, Jerome E. 2007.


Kewirausahaan terpadu: Suatu Pengantar. Edisi 4. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai