Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

“REWARD DAN SANKSI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


PROSES PERUBAHAN DAN PEMASARAN SOSIAL DALAM ASKEB
KEBIDANAN
PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : Sarah kinanti


NIM : PO7224219 1940
KELAS. : 1 B KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU:
NURNIATI TR, M. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII/KEBIDANAN
T.A. 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dalam rangka
memenuhi tugas Konsep Kebidanan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi maklah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki masih sangat minim. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang bersifat
membangun terbuka untuk dapat menjadi acuan kedepannya.

Tanjungpinang, 11 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................,............................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. LATAR
BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN
MASALAH..........................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

A. REWARD DAN SANKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN.........3


B. SANKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN.....................................4
C. PROSES PERUBAHAN DAN PEMASARAN SOSIAL DALAM
ASKEB KEBIDANAN........................................................................4
D. PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN..................................5

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7

A. KASUS.................................................................................................7
B. FAKTA.................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penghargaan atau reward adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu
prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu
lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan.
Sementara sanksi adalah suatu langkah hukuman yang dijatuhkan oleh negara
atau kelompok tertentu karena terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok.
Perubahan merupakan suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,
sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat. penggunaan prinsip dan teknik pemasaran, yang dirancang untuk
mempengaruhi khalayak sasaran agar secara sukarela mengubah perilaku,
demi kebaikan dan kepentingan individu serta masyarakat.
Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam
organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut. Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi
aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu reward dalam praktik kebidanan?
2. Apa itu sanksi dalam praktik kebidanan?
3. Apa itu perubahan dan pemasaran sosial askeb kebidanan?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip perkembangan karier bidan?
5. Apa saja fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan?
6. Bagaimanakah perubahan yang harusnya dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan?

1
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan.
2. Untuk mengetahui apa saja reward dalam praktik kebidanan.
3. Untuk mengetahui apa saja sanksi dalam praktik kebidanan.
4. Untuk mengetahui perubahan dan pemasaran sosial askeb kebidanan
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan karier bidan.
6. Untuk mengetahui apa itu perkembangan dalam pelayanan asuhan
kebidanan.
7. Untuk mengetahui fakta- fakta yang terjadi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan.
8. Untuk mengetahui perubahan apa saja yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Reward dalam Praktik Kebidanan


Sistem penghargaan bagi bidan untuk reward bertujuan untuk meningkatkan
citra bidan dan IBI di masyarakat, memberikan penghargaan pada bidan atas
darma baktinya kepada KIA khususnya dan pada masyarakat umumnya,
meningkatkan motivasi bidan dalam berkarya dalam meningkatkan kualitas di
pelayanan kebidanan, menjadi pendorong terciptanya tenaga kesehatan yang
mempunyai sikap nasionalis, etis dan profesional, memiliki semangat pengabdian
yang tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat
memegang teguh etika profesi, meningkatkan motivasi agar dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sedangkan tujuan sanksi sendiri yaitu untuk diberikan pada bidan yang
menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Kriteria penerima penghargaan yaitu bidan yang berprestasi dengan kriteria
berprestasi (kontribusi dan pengabdian, kemandirian, manajemen administrasi)
serta pemberian penghargaan diberikan pada bidan teladan dengan kriteria umum
dan kinerjanya. Contoh reward dalam sistem penghargaan bagi bidan adalah :
1. Bidan Bintang
2. Bidan Delima
3. Beasiswa mahasiswa AKBID jalur khusus yang berprestasi diberikan oleh
IBI
4. Penghargaan bagi bidan yang menyiapkan desa siaga di Kab. Cirebondan
Kab. Kuningan diberikan oleh DEPKES
5. Penganugerahan Damandiri Award yang diselenggarakan Yayasan
Damandiri
6. Penghargaan hasil belajar diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STT PP).
7. Satuan Kredit Perolehan (SKP) bidan.

3
B. Sanksi dalam Praktik Kebidanan
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi
bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan yang telah diatur oleh
organisasi profesi, karena kode etikbidan merupakan norma yang berlaku bagi
anggota IBI dalam menjalankan praktik profesinya yang telah disepakati dalam
Kongres Nasional IBI.

Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan


yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan Permankes RI No.
1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas:

a. Merencanakan dan melaksanan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan


pengurus pusat;
b. Melaporkan hasil kegiatan bidang tugasnya secara berkala;
c. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat;
d. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.
e. MPEB dan MPA bertugas mengkaji, menangani, dan mendampingi
anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan secara
masalah hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua,
sekertaris, bendahara, dan anggota.

C. Perubahan dan Pemasaran Sosial Askeb Kebidanan


Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial,
pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar,
pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan
promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah
penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial.
Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran
sosial.

4
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil
kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata
sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang
kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian
program dimasayang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran
keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk
“menjual” perilaku baru. Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit
antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil
yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin
membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen. Konsumen atau
pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur
apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen
secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan
data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan ( Depkes, 1997).
Pemasaran social mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat
2. Memberikan pelayanan sesuai dengan standart praktik, keterampilan
yang mantap (dalam memberikan pelayanan kepada klien ).
3. Manurunkan sensitivitas klien pada tarif.
4. Rekomendasi ( pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.
5. Menghemat biaya pemasaran.
6. Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem
pelayanan.
7. Peningkatan pendapatan.

D. Prinsip-Prinsip Perkembangan Karier Bidan


Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam
organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut. Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi

5
aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan.
Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu
tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih
penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
2. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan
pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor
akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle
manager.
3. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum
memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan
tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu
yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati
pekerjaan yang baru.
4. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi
dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang
rasional.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Fakta-Fakta yang Terjadi dalam Pelaksanaan Praktik Kebidanan


Kasus 1:
Tingkatan pendidikan bidan dimulai dari D-III Kebidanan, waktu pendidikan
D-III Kebidanan sendiri ialah 3 tahun atau 6 semester dengan 106 SKS yang
diselesaikan dalam 1 tahun. Kemudian D-IV yang waktu pendidikannya
selama 2 semester atau 1 tahun dengan jumlah 42 SKS, yakni 24 SKS pada
Semester 1 dan 18 Semester pada Semester 2. Setelah D-IV. Kemudian S1
Kebidanan dan dilanjutkan dengan S2 Kebidanan.
Fakta:
Kasus diatas berkaitan dengan prinsip perkembangan karier bidan. Tidak
semua bidan menyelesaikan pendidikannya hingga S2. Banyak ditemui bidan
yang berhenti setelah lulus D-III kebidanan, ada juga yang melanjutkan
hingga D-IV dan mengambil Pendidikan Profesi agar sang bidan bisa
melakukan praktek mandiri. Beberapa bahkan melanjutkan pendidikan hingga
S2 kebidanan sebagai tenaga pendidik di Universitas atau Perguruan Tinggi
Swasta maupun Negeri.

Kasus 2:
Bidan hendaknya memberi pelayanan yang maksimal seperti kelengkapan
fasilitas ketika pasien sedang menunggu giliran di ruang tunggu. Seperti
kesediaan kursi dan ruang bersalin atau ruang rawat yang sekiranya dapat
membuat pasien nyaman.
Fakta:
Terkadang sangking banyaknya pasien di salah satu PMB, ada beberapa ibu
hamil yang harus berdiri menunggu giliran konsultasi. Hal tersebut berkaitan
dengan perkembangan pemasaran social bidan.

7
Seharusnya untuk memberikan pelayanan yang memadai bidan hendaknya
melengkapi fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien.

Kasus 3:
Seorang bidan A di PMB X diketahui memberikan pelayanan yang buruk
terhadap beberapa pasien.
Fakta:
Kasus ini terkait dengan reward dan sanksi bidan. Seharusnya bidan
memberikan dan menyediakan pelayanan yang memadai bagi para pasien. Jika
bidan memberikan asuhan-asuhan dan pendidikan kesehatan yang baik maka
pasien bisa menerima informasi tentang pendidikan kesehatan terkait masa
bersalin, nifas, menyusui, hingga masa subur si ibu kembali.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Salmiati, Juraida Roito, Fathunikmah, Yanti. Konsep kebidanan manajemen dan


standar pelayanan. Jakarta : EGC. 2011. P. 33-8.
2. Ai yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. Konsep kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info
Media. 2014. P. 54-8.
3. Suryani, Evi Sri. Buku ajar konsep kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2014. P.
66-70.
4. Estiwidani, Dwiana dkk. 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
5. Sujianti dan Susanti. 2014. Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
6. Soepardan, Suryani. 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai