Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH
DOSEN PEMBIMBING
DARWITRI,SST
NIP.19840505 200604 2 003
CI LAPANGAN
YOSHI FEBRIYANTI, Amd.Keb
NIP.19860201 201704 2 017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
nya, sehingga kami penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS MASA
ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19 ASUHAN KEBIDANAN PADA
KELUARGA X DI KAMPUNG BUGIS TANGGAL 09 NOVEMBER S/D 19
NOVEMBER 2021”
Penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah praktik
kebidanan komunitas Prodi DIII kebidanan. Pembuatan laporan kasus ini tidak
akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
sebagai penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang
2. Rahmadona, SST., M. Keb selaku kepala jurusan kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3. Darwitri,SST selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan
pengarahan dalam penulisan laporan ini.
4. Ny. R yang bersedia untuk diambil sebagai klien dalam pembuatan laporan
tugas ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Keluarga........................................................................................4
2.2 Asuhan Kebidanan Di Keluarga................................................................4
2.3 Menopause.................................................................................................4
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN DI KELUARGA.. . 9
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................14
5.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
dan saling memelihara.
Keluarga pada hakikatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari
suatu sistem sosial yang ada di masyarakat. Sebagai satuan terkecil keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur dan aspek kehidupan
manusia. Suasana keluarga yang kondusifakan menghasilkan warga
masyarakat bahkan generasi yang baik karena dalam keluargalah seluruh
anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan.
Pembentukan keluarga tiada lain bertujuan untuk mencapai kehidupan
yang bahagia dan sejahtera bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.
Untuk menciptakan hal tersebut maka disinilah kebutuhan adanya bimbingan
konseling keluarga. Namun, sebelum pembahasan itu semua, harus diketahui
dahulu mengenai konsep dasar keluarga, dan bagaimana konsep keluarga di
Indonesia dan konsep keluarga di negara – negara lainnya. Maka melalui
makalah ini kami sajikan materi mengenai konsep keluarga di Indonesia dan
konsep keluarga di negara lainnya.
1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi
pada Ny.R dengan Menopause diKota Tanjungpinang 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif Asuhan Kebidanan pada
Ny.R dengan Menopause di Kota Tanjungpinang Tahun 2021.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif Asuhan Kebidanan pada
Ny.R dengan Menopause di Kota TanjungpinangTahun 2021.
c. Mampu menegakkan Analisa data Asuhan Kebidanan pada Ny.R dengan
Menopause di Kota TanjungpinangTahun 2021.
d. Mampu melakukan perencanaan Asuhan Kebidanan dan mengevaluasi
pada Ny.R dengan Menopause di Kota Tanjungpinang Tahun 2021.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Gunarsa (2010:31) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keluarga harmonis adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa
bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan
dan menerima seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi,
aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental dan sosial.
Keluarga adalah unit kelompok sosial terkecil dalam
masyarakat. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga
memerlukan organisasi tersendiri dan karena itu perlu ada kepala
keluarga sebagai tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup
keluarga yang diasuh dan dibinanya. Karena keluarga sendiri terdiri
dari beberapa orang, maka terjadi interaksi antar pribadi, dan itu
berpengaruh terhadap keadaan harmonis dan tidak harmonisnya pada
salah seorang anggota keluarga, yang selanjutnya berpengaruh pula
terhadap pribadi-pribadi lain dalam keluarga.
Daradjad (2009:37) juga mengemukakan bahwa keharmonisan
suatu keluarga merupakan suatu keadaan dimana anggota keluarga
tersebut menjadi satu dan setiap anggota menjalankan hak dan
kewajibannya masing-masing, terjalin kasih sayang, saling pengertian,
dialog dan kerjasama yang baik antara anggota keluarga. Dengan
demikian keharmonisan keluarga tersebut merasakan kesejahteraan
lahir dan batin. 13
Menurut Mahali dalam Inggrid, (2010:44) keluarga yang
harmonis adalah keluarga yang dapat mengantarkan seseorang hidup
lebih bahagia, lebih layak dan lebih tentram. Keluarga merupakan
tempat para penghuninya beristirahat dari suatu kepenatan aktivitas,
sehingga keluarga haruslah menyenangkan.
Menurut Nick (2010:113) keluarga harmonis merupakan tempat
yang menyenangkan dan positif untuk hidup, karena anggotanya telah
3
belajar beberapa cara untuk saling memperlakukan dengan baik.
Anggota keluarga dapat saling mendapatkan dukungan, kasih sayang
dan loyalitas. Mereka dapat berbicara satu sama lain, mereka saling
menghargai dan menikmati keberadaan bersama. Berdasarkan
pendapat ahli di atas, maka keharmonisan keluarga yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah suatu situasi atau kondisi keluarga dimana
terjalinnya kasih sayang, saling pengertian, dukungan, mempunyai
waktu bersama, adanya kerjasama, kualitas komunikasi yang baik dan
minim terjadinya konflik, ketegangan dan kekecewaan dalam rumah
tangga.
B. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran
serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat
perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Menurut Friedman (1998)
Tipe keluarga ada 2 yaitu:
4
b) Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anaak bersama.
4. The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami-istri (marital partners).
6. Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7. Group-marrige family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
5
9. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang
ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai
istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu
mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola
hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam
keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit
tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon
stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari
sebagai berikut.
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ayah.
6
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami dan istri.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Menurut ( Murwani, 2007 ) komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1. Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga,
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota
yang lain. Maka, kemampuannya untuk memberikan
kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal
dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain
diluar keluarga/masyarakat.
7
2. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar
anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anakanak dapat meniru tingkah laku yang
positif dari kedua orang tuanya.
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi.Keberhasilan
perembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi.Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi
kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
8
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan tidak
seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
e) Fungsi Perawatan atau Pemeliharan
Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk
melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
E. Tugas Kesehatan
Keluarga Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
(Friedman, 1998)
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e) Mempertahankan hubungan dengan ( menggunakan ) fasilitas
kesehatan masyarakat
F. Tugas Perkembangan
Keluarga Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-
tahapan. Seperti individu-individu yang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga
mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-
tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam (Friedman,
1998) adalah :
a) Tahap I : keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan
9
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.
b) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan .
c) Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai
ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
d) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika
anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
e) Tahap V : keluarga dengan anak remaja dimulai ketika anak
pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda,
ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anakanak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
g) Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
h) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai
dengan salah stu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lainnya meninggal dan tugas tumbuh
kembang lansia pada tahap ini adalah:
10
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
2.2 Asuhan Kebidana Pada Keluarga
Asuhan kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan
implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan
dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan.
A. Peran bidan dalam pelayanan kebidanan
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, terdapat
beberapa peranan yang penting yang dapat dilakukan oleh bidan,
antara lain sebagai berikut.
a) Health monitor Bidan dapat membantu keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan terutama yang terkait dengan
ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara obyektif, serta
berperan untuk membuat keluarga sadar akan akibat masalah
tersebut dalam perkembangan keluarga.
b) Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit Bidan
berperan sebagai pemberi pelayanan pada keluarga dengan
memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
memerlukan.
c) Koordinator pelayanan kesehatan keluarga Bidan dapat
berperan sebagai koordinator pelayanan kesehatan keluarga
khususnya masalah kesehatan yang terkait dengan praktik
kebidanan. Dalam hal ini, bidan berperan mengkoordinasikan
pelayanan kesehatan keluarga khususnya terkait dengan
praktik kebidanan, baik secara berkelompok maupun
individual.
d) Sebagai fasilitator Bidan berperan sebagai fasilitator yaitu
mampu menjadikan pelayanan kesehatan khususnya dalam
11
lingkup kebidanan yang mudah dijangaku oleh keluarga serta
mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
e) Pendidik kesehatan Bidan sebagai pendidik kesehatan yaitu
untuk mengubah perilaku keluarga dari perilaku yang kurang/
tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f) Sebagai penyuluh dan konsultan Bidan sebagai penyuluh dan
konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.
12
yang sedang dialami pada umumnya. Dokumentasi yang jelas
dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, di samping
mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status
kesehatan keluarga juga dapat membantu keluarga sebagai
klien untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan
masalah secara realistik.
c) Koordinasi dengan tim pelayanan kesehatan lain dan
manajemen kasus Bidan mempunyai tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan atau berkolaborasi dengan profesi
kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga,
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi keluarga tersebut
dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan tanggung jawab
bidan dalam manajemen kasus adalah kemampuan untuk
mengkaji masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas
masalah, mengidentifikasi cara mengatasi masalah dengan
penyusunan rencana dan mengimplementasikan rencana
tersebut secara sistematis.
d) Menentukan frekuensi dan lamanya asuhan/pelayanan
kebidanan Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang
dimaksud adalah intensitas kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertenu dalam proses asuhan kebidanan yang
diberikan. Sedangkan lamanya asuhan/pelayanan kebidanan
adalah lamanya waktu asuhan pelayanan kebidanan yang
dilakukan di rumah atau di dalam keluarga. Selama proses ini,
keluarga senantiasa dilibatkan dalam dari perencanaan sampai
menentukan prioritas rencana rencana tindakan yang akan
diimplementasikan. Bidan juga harus memperkirakan alokasi
waktu dan frekuensi yang kemungkinan berbeda ketika harus
berkolaborasi ketika harus berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan/profesi lain.
C. Tujuan asuhan kebidanan pada keluarga
13
Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan
tujuan akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan
kebidanan pada keluarga yang diberikan. Karena dengan
meningkatnya status kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan
meningkatkan pula produktivitas keluarga terebut dan dengan
meningkatnya produktivitas keluarga, maka kesejahteraan keluarga
akan semakin meningkat. Secara lebih rinci tujuan asuhan kebidanan
pada keluarga adalah sebagai berikut (Setadi, 2008).
a) Tujuan umum
Secara umum, tujuan asuhan kebidanan pada keluarga adalah
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
keluarga dalam meningkatkan, mencegah dan memelihara
kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin
meningkat serta mampu melaksanakan tugas – tugas mereka
secara produktif.
b) Tujuan khusus
Secara khusus, asuhan kebidanan pada keluarga ditujukan
untuk:
1) meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu, bayi
baru lahir dan anak;
2) meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam
keluarga;
3) meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat;
4) meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan pelayanan terhadap anggota keluarga yang
sakit; dan
5) meningkatkanproduktivitas keluarga dalam rangka
meningkatkan mutu hidup keluarga.
14
D. Prinsip prinsip asuhan kebidanan pada keluarga
Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan/pelayanan kesehatan, antara lain
sebagai berikut.
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai
klien atau sebagai fokus utama pengkajian dalam
pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga dipandang sebagai
sistem yang saling berinteraksi dengan memperhatikan
dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi
keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan
pelayanan kesehatan serta dengan lingkungannya.
b. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga,
status sehat adalah menjadi tujuan utamanya melalui
peningkatan status kesehatan keluarga khususnya dengan
program kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak agar keluarga
dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya.
c. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, bidan
harus mampu melibatkan peran aktif dari semua anggota
keluarga mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam rangka mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
e. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
g. Sasaran pelayanan asuhan kebidanan pada keluarga adalah
keluarga secara keseluruhan.
15
h. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan
kebidanan pada keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach) dengan menggunakan
proses asuhan kebidanan pada keluarga.
i. Kegiatan essensial dalam memberikan asuhan kebidanan
keuarga adalah penyuluhan/pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan dasar.
j. Pemberian pelayanan/asuhan diutamakan kepada keluarga
yang mempunyai risiko tinggi terhadap masalah kesehatan
teruatam masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak.
16
Langkah–langkah yang harus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuh an kebidanan pada keluarga antara lain sebagai
berikut.
a. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota
keluarga, dengan cara:
1. melakukan kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai sistem di mana mereka hidup di
masyarakat yang mempunyai struktur organisasi
kemasyarakatan tersendiri, sehingga sebelum
melakukan dengan kontak dengan keluarga,
sebaiknya menyampaikan dan menjelaskan maksud
dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada;
2. menyampaikan maksud dan tujuan serta minat
untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan mereka;
3. menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan yang dirasakan oleh keluarga;
serta
4. membina komunikasi dua arah yang harmonis
dengan keluarga.
b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya
masalah kesehatan keluarga.
c. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan
keluarga, dengan melakukan pengelompokan data.
d. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah
dengan mengacu pada tipologi dan sifat masalah kesehatan
keluarga dengan kriteria.
e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan
keluarga untuk melaksanakan tugas- tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.
17
f. Menentukan skala prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
kesehatan keluarga.
g. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga sesuai
dengan urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan
langkah – langkah yang sistematis.
h. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan
pada keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun.
i. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
j. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
kebidanan yang baru.
F. Implikasi dari pelayanan kesehatan yang dipusatkan kepada keluarga
Terdapat beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan asuhan
kebidanan yang dipusatkan atau berorientasi kepada keluarga, antara
lain sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan diarahkan untuk
membantu seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan cara
hidup sehat sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat
kesehatan keluarga.
b. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih
luas karena banyak anggota keluarga yang bisa dicakup dan
sumber – sumber keluarga yang ada dapat diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
c. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan dipusatkan kepada
keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh.
d. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan lebih ditekankan pada
waktu – waktu rawan dalam kehidupan keluarga, terutama pada
keluarga – keluarga dengan risiko tinggi.
e. Diperlukan pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan yang
mempunyai kemampuan yang kompeten dalam memberikan
18
asuhan kebidanan secara kontinyu dan sistematis agar dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan terutama pada
keluarga – keluarga yang rawan terhadap masalah kesehatan.
2.3. Menopause
1.Pengertian menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis
yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan
18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan
menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya
terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga
dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa
setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai
dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid,
sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas,
berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan
gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika
seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi
hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase
dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa
subur. (Sarwono,2013).
2.Jenis-jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause
alamiah dan menopause prematur (dini).
a. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-56
tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih
mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun
seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas
tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan
kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif.
19
Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin
membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan
perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara
menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat
lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
b. Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri
dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
“menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”.
Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia
di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan
sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga
pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan
rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini
disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-
sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika
kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen
terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk
seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita
kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti
merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang
tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh
obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas
zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang
mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada
bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang
sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya
20
tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka
alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang
lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu
diwaspadai. (Sarwono,2013).
3.Tahap-tahap Menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa
pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita
mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau
akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti
(rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi
perubahan fisik yang berarti.
b. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa
menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid
lagi selama 1 tahun penuh.
c. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan
hormonalnya.
4.Gejala-gejala Menopause
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar
estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka
ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh
memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala,
sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya
ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen
secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri
terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan
kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala
21
yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh
pengangkatan ovarium.
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid
b. Gejolak rasa panas
c. Perubahan kulit
d. Keringat dimalam hari
e. Sulit tidur
f. Perubahan pada mulut
g. Kerapuhan tulang
h. Penyakit
Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang
bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan
dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu
penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini
pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause &
sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan
terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan
penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita
menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut
dikombinasikan dengan progestogen.
22
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
Nama Pengkaji:Satwika
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN h.s
KELUARGA Hari/Tanggal
:Rabu,10
november 2021
Jam Pengkajian:10.00 wib
2. ISIAN
Pengkajiandalam format diisidengan 2 carayaitu:
a. Pertanyaanterbukadiisidenganjawaban yang diberiklien
b. Pertanyaan yang memilikipilihandengantandakolom ( )
diisidengantandacentang(✓)
c. Masalahkebidananditulissesuaidenganjawaban yang ada.
I. Pengumpulan Data
A. Struktur Keluarga
1.Kepalakeluarga
a. NamaKepalaKeluarga : Ny. R
b. Jeniskelamin : Perempuan
c. Umur : 72 tahun
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Pendidikan : Tidak sekolah
g. Pekerjaan : IRT
h. Alamat : Kampung Bugis RT 03/ RW 06
23
B. Data Anggota Keluarga
No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Ket.Hubungan
*Jenis Kelamin (JK) hanya diisi dengan lambang. Perempuan (P), Laki-Laki (L)
C. Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : Cerai mati
2. Perkawinan ke :-
3. Umur ketika menikah :-
4. Istri :-
5. Suami : -
6. Lama menikah : -
E. Fasilitas Kesehatan :
() Posyandu ( )Polindes (√ ) Puskesmas( )PosObatDesa ( )RumahSakit
F. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
( √ )Permanen ( ) semi permanen
2. Pembuangan Tinja
( √ ) septic tank ( ) wccemplung
G. Sarana Komunikasi
( ) Kantor Pos ( √ )TeleponSeluler
H. Sumber Informasi
( √ )TV ( )Koran ( )radio (√ ) HP
24
II. Anamnese / Data Subjektif
A. Keluhan Utama : Ny.R mengeluh sulit tidur dan berkeringat
pada malam hari
B. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus Haid :
3. Teratur/ tidak teratur : Teratur
4. Sifat darah : Encer, warna merah dan agak menggumpal
5. Banyak : 3x ganti pembalut perhari
6. Lamanya : 6-7 hari
7. Dismenorhoe : Tidak Ada
C. Keluarga Berencana
1. Akseptor KB : Tidak
2. KB yang pernah digunakan : Tidak Ada
3. KB yang sedang digunakan : Tidak Ada
4. Keluhan : Tidak Ada
D. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita
1. Jantung : Tidak Ada
2. Ginjal : Tidak Ada
3. Asma/TBC Paru : Tidak Ada
4. Hepatitis : Tidak Ada
5. Epilepsi : Tidak Ada
6. Gamelli : Tidak Ada
7. Lain-lain : Tidak Ada
E. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Jantung : Tidak Ada
2. Skizoprenia : Tidak Ada
3. Hipertensi : Tidak Ada
4. DM : Tidak Ada
F. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat
1. Merokok : Tidak Ada
2. Minuman Keras : Tidak Ada
25
3. Obat-obat terlarang: Tidak Ada
G. PemeriksaanLaboratorium
1. HB : Tidak Dilakukan
2. Protein Urine : Tidak Dilakukan
3. Glukosa : Tidak Dilakukan
4. Rapid Test : Tidak Dilakukan
5. PCR : Tidak Dilakukan
6. Pemeriksaan Lain : Tidak Dilakukan
Frekuensi makan 3x 3x 3x 3x
…../hari
Jenis makanan Nasi, lauk, Nasi, lauk, Nasi, lauk, Nasi, lauk,
sayur sayur sayur sayur
Frekuensi minum 7-8 gelas 7-8 gelas 7-8 gelas 7-8 gelas
… gelas/hari
BAB 1x 1x 1x 1x
…./hari
Warna BAB Coklat kuning Coklat Coklat kuning Coklat
kuning kuning
Keluhan BAB Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Frekuensi tidur malam 6-8 jam 6-8 jam 6-8 jam 6-8 jam
…../hari
Alat transportasi Motor/mobil Motor Motor Motor
beraktifitas/bekerja
Jarak tempuh untuk ±3 km - ±1 km ±1 km
26
beraktifitas/ bekerja
*Didalam kolom bias diisi lebih dari 1 orang (anak atau keluarga lain)
27
7 Sayaataukeluargamenyentuhbenda / uangyang jugadisentuh orang lain.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
8 Sayaataukeluargatidakmenjagajarak 1,5 meter dengan orang lain ketikabelanja, bekerja,
belajardanibadah.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
9 Sayaataukeluargamakandiluarrumah (warung/restaurant).
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ )
10 Sayaataukeluargatidakrutinminumhangatatau air putihdalamsehari (minimal 8
gelasperhari). *
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
11 Sayaataukeluargatidakmencucitangandengansabunsetelahtiba di tujuan. *
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
12 Sayaataukeluargaberada di wilayahkelurahantempatpasientertular (terdapatpasienpositif
Covid19).
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
13 Sayaataukeluargatidakmemasang hand sanitizer di
depanpintumasukuntukmembersihkantangansebelummemegang (handle) pinturumah.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
14 Sayaataukeluargatidakmencucitangandengansabunsetelahtiba di rumah.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
15 Sayaataukeluargatidakmenyediakan : tissue basah/antiseptic, masker,
dansabuncucitanganbagikeluarga di rumah.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
16 Sayaataukeluargatidaksegeramerendambajudancelanabekaspakai di luarrumahkedalam
air deterjen.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
17 Sayaataukeluargatidaksegeramandidan keramas setelah saya tiba di rumah.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
28
18 Sayaataukeluargadalamseharitidakterkenacahayamatahari minimal 15 menit.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
19 Sayaataukeluargatidakjalan kaki/berolahraga minimal 30 menitsetiaphari.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
20 Sayaataukeluargajarangminum vitamin (terutama vitamin E dan C).
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
21 Sayaatau keluargajarangmengonsumsibuahdansayur.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
22 Usiakeluargadiatas 60 tahun.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebihdari 1 orang)
23 Sayaataukeluargamempunyairiwayatpenyakit
:jantung/diabetes/gangguanpernafasankronik.
Ya ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
24 ApakahselamasemingguterakhirAndaataukeluargamengalamigejala di bawah ini?
Demam / riwayat demam ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
25 ApakahselamasemingguterakhirAndaataukeluargamengalamigejaladibawahini?
Batuk ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
26 Apakah selama seminggu terakhir Anda atau keluarga mengalami gejala di bawah ini?
Pilek ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
27 ApakahselamasemingguterakhirAndaataukeluargamengalamigejaladibawahini?
Sakit Tenggorokan ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (bolehlebihdari 1 orang)
28 ApakahselamasemingguterakhirAndaataukeluargamengalamigejaladibawahini?
Sesak Nafas ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
29 Apakah selama seminggu terakhir Anda atau keluarga mengalami gejala di bawah ini?
Menggigil ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
30 Apakah selama seminggu terakhir Anda atau keluarga mengalami gejala di bawah ini?
Sakit Kepala ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
29
31 Apakah selama seminggu terakhir Anda atau keluarga mengalami gejala di bawah ini?
Diare ( ) *jika YA siapa? …………………….
Tidak ( √ ) (boleh lebih dari 1 orang)
2. TD : 110/ 80 mmHg
19-11-2020
N : 75x/menit
RR : 19x/menit
30
V. Tambahan Informasi
No Informasi
.
1. Tidak ada
VI. ASSESSMENT
KETERANGAN 1
Diagnosa Ny.R Usia 72 Tahun dengan Menopause
VII. PRIORITASMASALAH
No PrioritasMasalah
31
- Kurangya pengetahuan Ny. R mengenai Menopause
VIII. PLANNING
6. Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan sulitnya tidur atau insomnia yang
berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti stres,suasana hati,suhu tubuh dan
kecemasan.
( Ny. R mengerti)
7. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan
kesulitan untuk tidur pasien yaitu Atur suhu kamar dengan kondisi dingin yang
nyaman untuk mengurangi gejala panas ketika terjadi secara tiba-tiba,lakukan
aktivitas meditasi untuk menenangkan pikiran dan membuat tubuh nyaman
sebagai penghantar tidur,mandi air hangat atau dingin dapat membantu mengatur
suhu tubuh dan membuat tubuh lebih nyaman dan rileks.jika diperlukan, bisa
mengonsumsi obat penenang untuk membantu mengatur siklus tidur. Hal ini bisa
dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.
( Ny. R mengerti)
32
8 Menjelaskan penanganan pada insomnia yaitu Pola hidup sehat, mandi air
hangat,minum susu( Ny. R mengerti)
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang didapat melalui
anamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang didapat
dengan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan
pemeriksaan penunjang kepada Ny “R”.
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Dari data tersebut didapat data subjektif Ny “R” umur 72 Tahun yaitu
kesulitan untuk tidur dan selalu berkeringat pada malam hari.
Dari data Ny “R” didapat data objektif dengan keadaan umum cukup,
kesadaran composmentis, vital sign TD:110/70 mmHg, N:70 x/menit,
RR:19x/menit.
Perencanaan dilakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny“R”
yaitu melakukan pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan hasil
pemeriksaan,memberikan penjelasan kepada pasien tentang
disminore.
5.2 Saran
a. Bagi Lahan Praktik
Petugas kesehatan khususnya bidan dapat mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan
teori. Dan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, neonatus, bayi dan anak
prasekolah,Menopaus sesuai standar pelayanan kompetensi
bidan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
35
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan
bimbingan dan arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik
kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui
mahasiswi dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan,
sehingga kualitas pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya
program studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu menopause sesuai standar pelayanan
kompetensi bidan.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-
Kebidanan-Komunitas_SC.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-
Kebidanan-Komunitas_SC.pdf
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diiharapkan Ny. R mengerti tentang
Menopause
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Ny. R dapat mengetahui tentang
1. Pengertian menopause
2. Jenis menopause
3. Faktor menopause
C. Materi
Pengertian, jenis , dan faktor dismenore
D. Metode
Ceramah
E. Media dan alat
Leaflet
F. Strategi pelaksanaan
No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran