Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTEK KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI PADA
KELUARGA NY.K DI DUSUN GEGUTU DAYEN AIK KECAMATAN
GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NI PUTU DEWI ARTHANING R


NPM :
SEMESTER : I PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVII
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI PADA


KELUARGA NY.K DI DUSUN GEGUTU DAYEN AIK KECAMATAN
GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT”

Telah dibaca dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh:
NI PUTU DEWI ARTHANING RAHAYU

Disahkan Oleh:

Pembimbing Akademik

( )
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan
asuhan keperawatan keluarga yang berjudul ” ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY.K DI DUSUN DAYEN AIK
KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT”.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Gunung Sari , Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................2
KATAPENGANTAR........................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................5
B. TUJUAN....................................................................................................5
C. METODE PENULISAN...........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA.............................................................................7
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI.............................................................14
C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN....................................
BAB III LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN..........................................................................................26
B. TIPOLOGI MASALAH DAN ANALISA DATA....................................38
C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................38
D. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................41
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................42
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN...........................................49
G. IMPLEMENTASI.....................................................................................49
H. EVALUASI...............................................................................................56
BAB IV PENUTUP...........................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................58
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga
berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di
rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai–nilai dan
budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat
tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal–hal yang
terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung
jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur
pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah–rumah
khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan
atas jasa yang diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan
dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai
pendekatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam merawat pasien Hipertensi dan
mendapat gambaran yang jelas terhadap Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada pasien

2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu mengkaji data pasien
b. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien
d. Penulis mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun
e. Penulis dapat melakukan evaluasi dterhadap tindakan keperawatan pasien

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan askep (asuhan keperawatan) ini adalah :
1. Wawancara
Tujuannya adalah untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data. Alasan digunakan
teknik wawancara :
- Dapat menggali lebih dalam masalah yang ingin diketahui.
- Wawancara merupakan keterangan langsung dari objek yang diteliti.
2. Observasi
Teknik observasi dalam penulisan ini adalah observasi secara langsung. Tujuannya agar data yang
diperoleh mendekati data yang sebenarnya. Alasan digunakan observasi :
- Observasi merupakan teknik langsung yang dapat dipakai untuk meneliti berbagai gejala
atau keluhan pasien
- Dari segi pencatatan hasil observasi merupakan media yang lebih praktis
3. Studi Kepustakaan
Dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan catatan-catatan yang ada hubungannnya dengan
masalah yang ada atau diteliti.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data dari status atau test
pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. DEFINISI
a) WHO (1969)
Anggota RT yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan
b) Depkes RI (1988)
Unit terkecil masyarakat terdiri, KK, beberapa orang yang terkumpul disatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
c) DUVALL (1977)
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
untuk meciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, mempertahankan perkembangna
fisik, mental, dan emosional dan sosial dari tiap anggota.
d) BURGES (1963)
- Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan darah, adopsi
- Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah tangga dan hidup terpisah mereka
dianggap sebagai keluarga
- Anggota keluarga berinteraksi sebagai komunitas dalam peran sosial
- Mempunyai kebiasaan yang berasaldari masyarakat tetapi mempunyai keunikan sendiri
e) UU No.10 Tahun 1992
Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau
ayah dan anknya, atau ibu dan anaknya.
f) Friedman (1988)
Kumpulan 2 orang atau lebih secara bersama, karena sudah ikatan lahir dan emosional dan setiap
individu mempunyai peran masing masing yang merupakan bagian dari keluarga.

g) SALVICION G.GALLON DAN ARACELIS MAGLAYA (1989)


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan meraka hidup dalam satu rumah tangga.
Berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing masing meciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik seuatu kesimpulan bahwa keluarga adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. terdiri atas dua orang atau lebih
3. adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. hidup dalam suatu rumah tanggga
5. dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. stiap anggota keluarga mempunyai peran masing masing
8. menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga terdiri dari bermacam macam diantaranya adalah:
a.Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah
b.Matrilinel : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar sedarah beberapa generasi
diman hubungan disusun melaui jalur garis ibu
c.Matrilkal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d.Patri Lokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersamaan keluargadari suami
e.Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karna adanya hubungan menjadi bagian
keluarga adanya hubungan dengan suami istri

3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA (ANDERSON CARTER)


a.Teroganisir
Saling berhubungan, aling ketergantungan, antara anggota keluarga
b.Ada keterbatasan
Setiap anggota keluarga emiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.

4. TIPE / BENTUK KELUARGA


a. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, msalnya,
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang meikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family), adalah keluarga yang teradi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Komposite), adalah keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersamaan.

5. PEMEGANG KEKUASAAN DALAN KELUARGA


a. Patrikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
b. Matrikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

6. PERAN KELUARGA
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan stuasi tertentu, peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat didalam keluarga sebagai berikut:
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak. Berperanan sebaai pencari nafkah.
Pendidik, pelindng, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai amggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu: Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagi anggoa
masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko sosial spritual sesuai dengan perkembangan
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

7. FUNGSI KELUARGA
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memeilahara dan merwat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
- Memberikan asih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantar anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
- Membina kedewasaan dan kepribadian anggota keluarga
c. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
- Meneruskan nlai-nilai budaya kluarga
d. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sember penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
- Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkananak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberntuk sesuai
dengan bakat dan mina yang dimilikinya
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Ahli lain menbagi keluarga sebagai berikut
Fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi anak, fungsi perlindungan fungsi perasaan, fungsi
religius, fungsi ekonomi, fungsi rekreasi, fungsi biologis.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap keluarga-keluarganya
adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga
sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhannya.
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara, sehingga diharapkan menadikan meraka anak-anak yang sehat fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
c. Asah,kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri
dalam mempersiapkan masa depannya.
8. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvalladalah sebagai berikut:
a. Tahap pembentukan keluarga: tahap ini dimuai dari pernikhan yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan
sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
sat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi: dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih
sayangkepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kedua orang
tuanya.dan kondisi masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidpan
sosialnya sudah mulai bergaul, dengan teman sebaya tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih
e. Tahap menghadapi anak sekolah: dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak
untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol
tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja: tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam ahap ini
anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu sri tauladan
bagi orang tua sangat di perlukan.
g. Tahap pelepasan anak kemasayarakat: Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat
menylesaikan pendidikannya maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasayarakat
dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya dalam tahap ini anak akan mulai kehidupan
erumah tangga.
h. Tahap berdua kembali: setelah aak besar dan memenpuh kehdupan keluaga, sediri-sendiri
tinggallah suami istri berdua saja.
i. Tahap masa tua: tahap ini masuk ketahap lanjut usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

9. TUGAS-TUGAS KELUARGA
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaa sumber-sember daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

10. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Lansia


Terdapat beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia menurut Friedman, Bowden,
dan Jones (2003) ialah:
1) Mempertahankan sebuah peraturan dalam kehidupan yang memuaskan. Tujuan dari menerapkan
peraturan yang sesuai untuk menjadikan kehidupan lebih bermanfaat bagi dirinya dan anggota
keluarga lainnya. Pasalnya, pada teori perkembangan dari Erikson di usia lanjut, seseorang berada
pada tahap integritas versus keputusasaan (Berman, Synder, dan Frandsen, 2012). Peraturan yang
diterapkan menjadi sangat penting bagi lansia untuk meningkatkan rasa integritas bagi kehidupan
yang memuaskannya.
2) Menyesuaikan diri dengan keadaan bahwa pendapatan untuk kehidupan menjadi berkurang.
Seorang lanjut usia akan mengalami masa pensiun sehingga menyebabkan penurunan pendapatan
bagi dirinya. Kondisi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang bersifat penting bagi
kehidupan seorang lansia. Seperti contoh, pendapatan atau tabungan yang dimiliki digunakan
untuk menunjang kesehatan, memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai, serta kebutuhan akan
rohani.
3) Menjaga hubungan pernikahan. Tujuan dari menjaga hubungan pernikahan untuk
mempertahankan kesejahteraan hidup dengan pasangannya. Berdasarkan teori Robert Peck pada
tahun 1968, salah satu tugas perkembangan lansia ialah mempertahankan kesejahteraan hidup
agar dapat merasakan kebahagiaan serta kepuasan hidup (Berman, Synder, dan Frandsen, 2012)
4) Menyesuaikan diri akan kehilangan pasangannya. Berdasarkan teori tugas perkembangan dari
Robert Peck dalam Berman, Synder, dan Frandsen (2012), yaitu transendensi ego. Transendensi
ego merupakan penerimaan terhadap kehilangan dari orang yang dicintainya atau kematian
pasangannya.
5) Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap generasi. Tujuan dari
mempertahankan ikatan di dalam keluarga untuk meningkatkan hubungan yang akrab di antara
anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan hidup bagi seorang lanjut usia ketika
sedang berkumpul bersama keluarga.
6) Mempertahankan eksistensi di usia lanjut. Perubahan masa transisi yang terjadi pada seorang
lansia membuatnya tetap mempertahankan keberadaannya di dalam keluarga. Tujuannya untuk
meningkatkan integritas diri yang baik.
Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan lanjut usia memiliki peran penting bagi seorang
lanjut usia dalam membantu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan kemampuan yang
dimiliki seorang lanjut usia, peran anggota keluarga lain untuk mempertahankan integrits diri yang
baik bagi setiap individu lanjut usia.
B. KONSEP DASAR PENYAKIT
(MASALAH UTAMA) : HIPERTENSI
I. HIPERTENSI
1. Pengertian
1. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal
yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
1. Anatomi dan Fisiologi jantun
a. Anatomi Jantung
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi
utama system kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompa
darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan berongga, terletak di rongga toraks
bagian 6
mediastunum. Jantung berbentuk seperti kerucut tumpul dan bagian bawah disebut apeks terletak lebih ke kiri
dari garis medial, bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea
medioklavikularis, bagian atas disebut basis terletak agak ke kanan pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi
lateral sternum. Memiliki ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar
200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan sekitar 225 gram (Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua ventrikel. Jantung dikelilingi oleh
kantung pericardium yang terdiri atas dua lapisan,yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)
Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu:
a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur yang sama dengan pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan dalam menentukan
kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang melapisi bagian dalam
jantung dan menutupi katup jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu:
a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas
ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara rongga
kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
Gambar 2.1 :anatomi jantung

2) Pembuluh darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan fungsi system
vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel melalui system tersebut. Sifat
structural dari setiap bagian system sirkulasi darah sistemik menentukan peran fisiologinya
dalam integrasi fungsi kardiovaskular. Keseluruhan system peredaran (system
kardiovaskular) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani, 2016)
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan (intima,media,adventisia)
yang membawa darah yang mengandung oksigen dari jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang mevaskularisasi kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah yang lebih besr
yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan arteriol), dimana zat gizi dan sisa
pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
e)Vena adalah pembuluh yang berkapasitas-besar, dan bertekanan rendah yang membalikkan
darah yang tidak berisi oksigen ke jantung.
(Lyndon, 2014)
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam bentuk yang
pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan kedua atrium, yang mengikuti
suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu kali siklus
jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole
(saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan sel
pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium
akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel menekan
darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah
juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel melanjutkan kontraksi,
memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan dengan pengaliran
kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
1)Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati
setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding
arteri. Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan pulsasi, tekanan
arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat ventrikel
jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolic yaitu tekanan darah
pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan
pulsasi merupakan reflek dari stroke volume dan elastisitas arteri, besarnya sekitar 40-90
mmHg. Sedangkan tekanan arteri rerata merupakan gabungan dari tekanan pulsasi dan
tekanan diastolic yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan pulsasi ditambah tekanan
diastolik. Tekanan darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan systole dan tekanan
diastole yang normal berkisar120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah lebih dari normal
disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut hipotensi. Tekanan darah sanagat berkaitan
dengan curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer ( R ). Viskositas dan elastisitas
pembuluh darah (Aspiani, 2016)
1. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada
beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
a.Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b.Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c.Stress karena lingkungan
d.Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah
(Aspiani,2016)Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita oleh seitar
95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita
esensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan),
dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam
yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum
alcohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi sekunder
adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat
bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah
ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan
pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung
meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau
apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil
epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan
volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup
akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani,
2016).
1. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang dapat
muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur,
nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat,
dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor
risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya
hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat
badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan
di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke hipertensi
esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan
berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan
koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau
zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder (Adrian, 2019)
PATHWAY
B. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
1. Tdak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekanan
darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur .
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hemoglobin / hematocrit
Untuk menkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor-faktor resiko hiperkoagulabilitas, anemia
2. BUN: memberikan informasi tentang informasi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes militus adalah pencetus hipertensi
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolestrol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontruksi dan hipertensi
7. Urinalisa
Darah, protein, glikosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes
8. Asam urat
Hiperurisemi telah menjadi implikasi factor resiko hipertensi steroid urin
D. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan Hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmhg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolestrol
dan rendah kolestrol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Menghentikan merokok
d. Latihan fisik latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,joging , bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik anatara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.frekuensi latihan latihan
sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x perminggu
2. Edukasi Psiikoologis
a. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah salah satu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
b. Pendidikan kesehatan atau penyuluhan
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengolahanya sehingga pasien dapat mempertahan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hudup penderita.

C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji
a. Nyeri /kenyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung) ,sakit kepala.

b. Aktifitas/Istirahat
Gejala : kelemahan,letih,nafas pendek gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea

c. Kardiovaskuler

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja

d. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas perawatan diri pribadi
dilakukan dengan mandiri

e. Makanan/Cairan
Gejala: - tidak mengkomsumsi makanan yang mengandung garam

f. Neurosensori
Gejala: pening/pusing berdenyut, sakit kepala, suboksipital ( terjadi saat bangun
dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam ).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri aku berhubungan dengan pencedera fisiologis

3. Perencanaan
Diagnose
NO. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri kronis Setelah melakukan Observasi :
berhubungan dengan kunjungan selama 2 kali  Identifikasi lokasi,
ketidakmampuan kunjungan diharapkan karakteristik, durasi, kualitas,
keluarga dalam tingkat nyeri menurun intensitas nyeri
merawat anggota dengan Terapeutik :
keluarga yang sakit Kriteria hasil :  Berikan teknik non
 Keluhan nyeri (3-5) farmakologis (kompres
hangat)
Edukasi :
 Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri

2. Pemeliharaan Setelah melakukan Observasi :


Kesehatan Tidak kunjungan selama 2 kali  Identifikasi kesiapan dan
Efektif berhubungan kunjungan diharapkan kemampuan keluarga
dengan keluarga dapat menerima informasi
Ketidakmampuan meningkatkan kesehatan Terapeutik :
keluarga dalam lingkungan dengan  Sediakan materi dan
menganalisis Kriteria hasil : media pendidikan
masalah kesehatan  Keluarga mampu kesehatan lingkungan
keluarga. menjelaskan tentang  Berikan kesempatan
pentingnya untuk bertanya
peningkatan Edukasi :
Kesehatan  Jelaskan pentingnya menjaga
lingkungan (3-5) kesehatan lingkungan
 Keluarga mampu  Jelaskan cara pembuangan
menerapkan cara sampah yang benar
pemeliharaan  Jelaskan pentingnya
lingkungan yang baik membuka jendela setiap hari
(3-5)

3. Defisit Pengetahuan Setelah melakukan Observasi :


Tentang hipertensi kunjungan selama 2 kali  Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan kunjungan diharapkan kemampuan keluarga
Ketidakmampuan tingkat pengetahuan menerima informasi
keluarga dalam keluarga meningkat dengan Terapeutik :
mengenal masalah Kriteria hasil :  Sediakan materi dan
kesehatan keluarga.  Keluarga mampu media pendidikan
menjelaskan kesehatan tentang
pengetahuan tentang Hipertensi
atritis rematoid (1-4)  Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
 Jelaskan tentang penyakit
Hipertensi
BAB III
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn. H Pendidikan : SMP
Umur : 69 tahun Pekerjaan : Serabutan
Agama : Islam Alamat : gegutu dayen aik
Suku : Sasak Nomor Telpon : -

b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. H L 69 Suami Serabutan SMP
2 Ny.K P 65 Istri IRT SD

3. An . A L 23 Anak Petani SMA

4. An . F L 12 Anak Pelajar SD

c. Genogram:
d. Keterangan :

: Laki -laki

: Perempuan

: Laki -laki Meninggal

: Pasien

: tinggal serumah
e. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga : Tipe keluarga Ny.K adalah tipe keluarga extended family,
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : tidak terjadi masalah dengan type
tersebut
f. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa : Keluarga Ny.K adalah orang yang berasal dari suku sasak
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Ny.K mengatakan tidak ada
budaya suku bangsa sasak yang bertentangan atau bertolak belakang dengan
kesehatan.
g. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama keluarga Ny.K adalah islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
h. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: TN. H
b) Penghasilan : Rp.40.000.000/ bulan
c) Upaya lain : Tn.H mengerjakan beberapa lahan untuk dijadikan usaha
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
1 Tv, 1 kulkas,1 mobil, 2 motor, 1 sepeda dan 1 kipas angin
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Rp. 800.000/ bulan
Listrik : Rp. 50.000/ bulan
Air : Rp. 50.000/ bulan
Pangan : Rp. 700.000/ bulan
i. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. K jarang untuk berekreasi, untuk mengisi
kekosongan waktu Ny. K biasa menonton tv bersama di rumah.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Tahap
perkembangan keluarga dengan Ny.k adalah tahap perkembangan usia remaja
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: semua tahap
perkembangan keluarga Ny. K sudah terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Ny. K mengalami hipertensi , setiap bangun dipagi dan malam hari terkadang
Ny.K merasakan nyeri dibagia kepala bagian belakang

b) Riwayat penyakit keturunan:


Ny. K mengatakan Suaminya memiliki riwayat penyakit keturunan hipertensi.
Sedangkan Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak
1 Ny. K 65 tahun 70 Kurang sehat - Hipertensi -
- - -

2 Tn. H 69 thum 69 Sehat - -


-
3 An. F 23 tahun 57 Sehat Lengkap - -
4
An. A 12 tahun sehat Lengkap

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: pelayanan kesehatan yang


dimanfaatkan yaitu puskesmas.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Keluarga dari suami Ny.K mengalami Hipertensi

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 6 x 6 meter
2) Type rumah: permanen
3) Kepemilikan: tanah rumahnya sudah milik pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga,
dapur dengan kondisi rapi dan bersih.
5) Ventilasi/jendela: ventilasi memandai cahaya yang masuk cukup, dengan 4
jendela yang sering dibuka setiap hari
6) Pemanfaatan ruangan: setiap ruangan tertata dengan baik
7) Septic tank: : ada, letak di belakang rumah
8) Sumber air minum: Mata Air
9) Kamar mandi/WC: kamar mandi ada 1, diluar rumah, kondisi bersih dan tidak
licin.
10) Sampah: Ny. K mengatakan cara membuang/mengolahnya sampah dengan
cara dibakar dibelakang rumahnya, karena tidak tersedianya
tempat sampah umum dilingkungan Ny. K
11) Kebersihan lingkungan : rumah Ny. K terlihat bersih

12) Denah rumah

3
2
Ket :
1 : Kamar Tidur Ny. K & Tn. H
2 : Kamar Tidur An. A & An.F
4 3 : Dapur
1 4 : Ruang Keluarga

: Jendela
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
: Kamar Mandi
1) Kebiasaan :
Tetangga sering tolong menolong satu sama lain dan sering melakukan zikir
bersama.
2) Mobilitas Geografis Keluarga: keluarga Ny.K mempunyai rumah permanen
dan sudah menetap dari baru menikah sampai sekarang.
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Ny.K setiap sore hari
berkumpul bersama keluarga dan sesekali waktu Ny. K mengadakan acara keluarga
dan interaksi dengan keluarga dan masyarakat sangat baik.
d. System Pendudukung Keluarga: hubungan keluarga dengan tetangga sekitar baik.
Keluarga memiliki BPJS PBI.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: keluarga Ny.K berkomunikasi menggunakan
bahasa sasak, dan biasanya Ny.K menghubungi keluarga yang lain menggunakan
handphone.
b. Struktur Kekuatan Keluarga: keluarga mampu menyelesaikan masalah
keluargannya.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
 Tn. H : Sebagai kepala keluarga, sebagai pencari nafkah
 Ny. K : Sebagai istri dan membantu mencari nafkah
 An .F : Sebagai anak membantu ayah panen ikan
 An. A : sebagai anak ,dan pelajar SD
d. Nilai dan Norma Keluarga: Keluarga Ny. K menganut agama islam keluarga Ny.K
sangat menghormati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan agama.
apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai itu adalah cobaan dari
tuhan.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Ny. K mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk ramah, sopan, santun kepada
semua orang terutama yang usianya lebih tua
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: kerukunan terjaga dengan baik
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dalam keluarga sangat baik
dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: keluarga Ny.K
selalu mengedepankan musyawarah yang dilakukan antara Ny.K, suaminya ,
anaknya, dan tetapi saat Ny.K tidak ada di rumah, segala keputusan diambil
oleh Tn.H dengan sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Ny. K.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: berkumpul bersama keluarga dan sering kali
dihabiskan di rumah dengan menonton tv
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial: jika tidak sibuk Ny.K selalu berpartisipasi
dalam kegiatan dalam masyarakat
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya: Ny. K mengatakan dirinya tidak mengetahui penyakit yang
dialaminya (hipertensi)
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Bila Ny.K mengalami kekambuhan nyeri pada kepala belakag (tengkuk) , Ny.K
hanya mengatasi nyeri kepala belakang dengan koyo karena tidak mengetahui
jenis terapi lainnya sehingga saat dikaji Ny. K menanyakan terapi lain seperti
apa yang bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri kepala belakangnya
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny. K membeli obat di warung saja,
seperti sakit demam atau pilek
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: Ny.K
mengatakan, dirinya dan anaknya membersihkan setiap hari ruangan dan
halaman di sekitar rumahnya.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : jika ada
anggota keluarga yang sakit keluarga Ny. K membelikan obat di warung bila
sakitnya tidak kunjung sembuh, keluarga Ny.K akan membawa ke puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: Ny.K mengatakan bahwa dirinya tidak ingin
melahirkan lagi
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny. K mengatakan untuk pemenuhan
sandang pangan dalam keluarga sudah tercukupi dengan penghasilan kerjanya
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: tidak ada

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Ny.K mengatakan khawatir jika panen kebunnya gagal
b. Stressor jangka panjang : Ny.K khawatir jika penyakitnya bertambah parah
c. Respon keluarga terhadap stressor : keluarga Ny. K mengobati anggota keluarga
yang sakit dengan membeli obat di warung
d. Strategi koping: keluarga Ny. K selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada
e. Strategi adaptasi disfungsional: jika Ny.K memiliki masalah tidak pernah
melampiaskan kepada anggota keluarga yang lain, melainkan lebih mendekatkan
diri kepada tuhan dan bersikap lebih tenang dan sabar.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi: Ny.K mengatakan memperhatikan pemenuhan gizi keluarganya sudah
terpenuhi.
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. H berharap agar petugas kesehatan yang ada mampu
memberikan pelayanan yang baik dan sama rata tidak membeda-bedakan
berdasarkan status ekonomi.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
Anggota Keluarga
No. Variabel
Ny.K Tn. H An. F An. A
1. Riwayat Ny. K mengatakan - -
Penyakit Saat 2th yang lalu tiba-
Ini tiba tidak bisa
berbicara dan
anggota badan tidak
bisa digerakkan
sehingga Tn.H
dibawa ke RS untuk
dirawat.
2. Keluhan Yang Ny. K mengatakan Tn. H mengatakan An. F mengatakan An. A mengatakan
Dirasakan masih merasa lemah tidak ada keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan
dan tangan kesehatan, dan kesehatan didapatkan kesehatan didapatkan
kanannya masih didapatkan tekanan TD 110/90 mmHg. TD 100/80 mmHg.
susah digerakkan. darah 120/100 mmHg.-
didapatkan tekanan
darah 150/100
mmHg.
3. Riwayat Ny. K mengatakan - -
Penyakit memiliki riwayat
Sebelumnya penyakit hipertensi.
4. Tanda Tanda TD : 150/100 mmHg TD : 160 /100 mmHg TD : 110/90 mmHg TD : 100/80 mmHg
Vital N : 85x/menit N : 90x/menit N : 80x/menit N : 80x/menit
S : 36,5’C S : 36,8’C S : 36,6’C S : 36,6’C
RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 19x/menit RR : 19x/menit

5. Mata Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak
ptosis, tidak ada ptosis, tidak ada ptosis, tidak ada ptosis, tidak ada
peradangan, peradangan, peradangan, peradangan,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
menggunakan kaca menggunakan kaca menggunakan kaca menggunakan kaca
mata. mata. mata. mata.
6. Telinga Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
ditelinga. ditelinga. ditelinga. ditelinga.

7. Mulut Gigi bersih, gosok Gigi bersih, gosok gigi Gigi bersih, gosok Gigi bersih, gosok
gigi 2x sehari setiap 2x sehari setiap mandi gigi 2x sehari setiap gigi 2x sehari setiap
mandi menggunakan menggunakan pasta mandi menggunakan mandi menggunakan
pasta gigi. gigi. pasta gigi. pasta gigi.
8. Ekstremitas Tidak ada kekakuan, Ada kelemahan pada Tidak ada kekakuan, Tidak ada kekakuan,
tidak nyeri pada ekstremitas atas tidak nyeri pada tidak nyeri pada
telapak kaki dan (tangan kanan) susah telapak kaki dan telapak kaki dan
tangan digerakkan, kaki terasa tangan tangan
lemah.
B. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
No Daftar Masalah Kesehatan
1 Ancaman Saat ini Ny. K memiliki defisit pada pengetahuan
tentang Hipertensi
2 Kurang/ Tidak sehat Keluarga memiliki kebiasaan kurang baik dalam
memelihara kesehatan lingkungan
3 Defisit Kurangnya memanfaatkan fasilitas kesehatan

C. ANALISA DATA :
No Data Problem Etiologi
1 Ds :
 Ny.K mengeluh nyeri pada
kepala bagian belakang
Do :
Ketidakmampuan
 Kepala bagian belakang
keluarga dalam
P : hipertensi Nyeri Kronis
merawat anggota
Q : seperti ditusuk-tusuk
keluarga yang sakit
R : di kepla
S:6
T : Pagi dan malam hari

2 Ds :
 Ny.K mengatakan hanya
mengatasi nyeri kepala
bagian belakang dengan
Ketidakmampuan
koyo karena tidak Defisit
keluarga dalam
mengetahui jenis terapi Pengetahuan
menganalisis masalah
lainnya Tentang Hipertensi
kesehatan keluarga

Do :
 Ny. K menanyakan jenis
terapi lain untuk rematik.
3 Ds : Pemeliharaan Ketidakmampuan
 Ny. K mengatakan cara Kesehatan Tidak keluarga dalam
membuang/mengolahnya Efektif mengenal masalah
sampah dengan cara dibakar kesehatan keluarga
dibelakang rumahnya.
Do :
 tidak memiliki sistem
pendukung (Tempat sampah
umum)

D. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
b) Defisit Pengetahuan Tentang hipertensi berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam menganalisis masalah kesehatan keluarga.
c) Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan keluarga.
E. SKORING DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah Ny.K mengeluh nyeri pada
Skala : 2 kepala (tengkuk) dan tidak
2/3 x 1 = 2/3
Ancaman kesehatan mengetahui terapi selain
pengkonsumsi obat
2 Kemugkinan masalah dapat diubah Keluarga bersedia untuk
2/ 2 x 2= 2
Skala : 2 diajarkan teknik non
Mudah farmakologis
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga siap untuk diberikan
Skala : 3
3/ 3x 1 = 1 informasi
Tinggi
4 Menonjolnya masalah : Keluarga tidak pernah
Skala : 2 2/2x1 = 1 memberikan terapi non
Masalah berat, harus segera ditangani farmakologis
Total 4 2/3

2. Defisit Pengetahuan Tentang Hipertensi berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


dalam menganalisis masalah kesehatan keluarga.
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah Bila Ny.K mengalami
2/3 x 1 = 2/3
Skala : 2 kekambuhan nyeri pada kepala
Ancaman kesehatan (tengkuk), Ny.K hanya
mengatasi nyerinya dengan
koyo
2 Kemugkinan maslah dapat diubah Saat dikaji Ny. K menanyakan
1/ 2 x 2= 1
Skala : 1 terapi lain seperti apa yang bisa
Sebagian digunakan untuk
menghilangkan nyerinya.
3 Potensial masalah untuk dicegah Keluarga siap diberikan
Skala : 2 informasi
2/ 3x 1 = 2/3
Sebagian
4 Menonjolnya masalah : 0/2x1 = 0
Keluarga mengeluhkan tidak
Skala : 0
mengetahui penyakit Hipertensi
Masalah tidak dirasakan
Total 2 1/3

3. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah kesehatan keluarga.
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga membakar sampah
Skala : 2 setiap hari
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2/2 x 1 = 1 Keluarga bersedia diberikan
mudah edukasi tentang kesehatan
Skala : 2 lingkungan
3 Potensial masalah untuk dicegah : tinggi 3/3 x 1 = 1 Masalah dapat dicegah dengan
Skala : 3 cara mengajarkan pentingnya
PHBS
4 Menonjolnya masalah : masalah tidak 0 Keluarga tidak merasakan
dirasakan adanya masalah
Skala : 0
Total Total Skor 8/3

F. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menganalisis masalah kesehatan dalam keluarga
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menganalisis masalah
G. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnose
NO. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri kronis Setelah melakukan Observasi :
berhubungan dengan kunjungan selama 2 kali  Identifikasi lokasi,
ketidakmampuan kunjungan diharapkan karakteristik, durasi,
keluarga dalam tingkat nyeri menurun kualitas, intensitas
merawat anggota dengan nyeri
keluarga yang sakit Kriteria hasil : Terapeutik :
 Keluhan nyeri (3-5)  Berikan teknik non
farmakologis
(kompres hangat)
Edukasi :
 Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

2. Pemeliharaan Setelah melakukan Observasi :


Kesehatan Tidak kunjungan selama 2 kali  Identifikasi
Efektif berhubungan kunjungan diharapkan kesiapan dan
dengan keluarga dapat kemampuan
Ketidakmampuan meningkatkan kesehatan keluarga
keluarga dalam lingkungan dengan menerima
menganalisis Kriteria hasil : informasi
masalah kesehatan  Keluarga mampu Terapeutik :
keluarga. menjelaskan tentang  Sediakan materi
pentingnya dan media
peningkatan pendidikan
Kesehatan kesehatan
lingkungan (3-5) lingkungan
 Keluarga mampu  Berikan
menerapkan cara kesempatan untuk
pemeliharaan bertanya
lingkungan yang baik Edukasi :
(3-5)  Jelaskan pentingnya
menjaga kesehatan
lingkungan
 Jelaskan cara
pembuangan sampah
yang benar
 Jelaskan pentingnya
membuka jendela
setiap hari

3. Defisit Pengetahuan Setelah melakukan Observasi :


Tentang hipertensi kunjungan selama 2 kali  Identifikasi
berhubungan dengan kunjungan diharapkan kesiapan dan
Ketidakmampuan tingkat pengetahuan kemampuan
keluarga dalam keluarga meningkat dengan keluarga
mengenal masalah Kriteria hasil : menerima
kesehatan keluarga.  Keluarga mampu informasi
menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan tentang  Sediakan materi
Hipertensi (1-4) dan media
pendidikan
kesehatan tentang
Hipertensi
 Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
 Jelaskan tentang
penyakit Hipertensi
i. IMPLEMENTASI

Hari/ No
Implementasi Evaluasi
tanggal dx
1 Observasi : S : Ny.K mengatakan
 Mengidentifikasi lokasi, masih merasa nyeri
karakteristik, durasi,
kualitas, intensitas nyeri O:
Terapeutik : P : Hipertensi
 memberikan teknik non Q : seperti ditusuk-
farmakologis (kompres tusuk
hangat) R : di kepala belakang
Edukasi : S:5
 menjelaskan penyebab T : Pagi dan malam
periode dan pemicu nyeri hari
Jelaskan strategi
meredakan nyeri A : Nyeri Kronis

P: Intervensi
dilanjutkan
TD: 170/90 mmhg
RR: 22x/mnt
S: 36℃
N: 77x/mnit
2 Observasi : S : keluarga
 Mengidentifikasi mengatakan bahwa
kesiapan dan sudah paham tentang
kemampuan keluarga penyakit Hipertensi
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga hanya
 Menyediakan materi dapat menjelaskan
dan media pendidikan kembali tentang
kesehatan tentang penyebab Hipertensi
stroke
 Memberikan A : Defisit
kesempatan untuk pengetahuan
bertanya
Edukasi : P : Jelaskan penyakit
 Menjelaskan penyakit Hipertensi
stroke
3 Observasi : S : keluarga
 Mengidentifikasi mengatakan paham
kesiapan dan tentang cara menjaga
kemampuan keluarga kesehatan lingkungan
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga dapat
 Menyediakan materi menjawab tentanng
dan media pendidikan pertanyaan cara
kesehatan lingkungan pembuangan sampah
 Memberikan yang benar
kesempatan untuk
bertanya A : ketidakefektifan
Edukasi : manajemen kesehatan

 Menjelaskan pentingnya
menjaga kesehatan P :
lingkungan  jelaskan

 Menjelaskan cara pentingnya

pembuangan sampah yang menjaga

benar kesehatan

 Menjelaskan pentingnya lingkungan

membuka jendela setiap  jelaskan cara

hari pembuangan
sampah yang
benar
 jelaskan
pentingnya
membuka
jendela setiap
hari

Hari/ No Implementasi Evaluasi


tanggal dx
1 Terapeutik : S : Ny.K mengatakan
 megajarkan teknik non masih nyeri yang di
farmakologis (kompres rasakan sedikit
hangat) berkurang
Edukasi : O:
 menjelaskan penyebab P : Hipertensi
periode dan pemicu nyeri Q : seperti ditusuk-
Jelaskan strategi tusuk
meredakan nyeri R : di kepala
belakang
 Mengajarkan tekhnik S : 4
relaksasi nafas dalam T : Pagi dan malam
hari

A : Nyeri Kronis

P : Intervensi
dilanjutkan
TD: 160/80 mmhg
RR: 21x/mnt
S: 36℃
N: 75x/mnit
2 Observasi : S : keluarga
 Mengidentifikasi mengatakan bahwa
kesiapan dan sudah paham tentang
kemampuan keluarga penyakit Hipertensi
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga dapat
 Menyediakan materi menjelaskan kembali
dan media pendidikan tentang penyebab dan
kesehatan tentang cara pencegahan
stroke Hipertensi
 Memberikan
kesempatan untuk A : Defisit
bertanya pengetahuan terhenti
Edukasi :
 Menjelaskan penyakit P : intervensi
stroke dihentikan

3 Observasi : S : keluarga
 Mengidentifikasi mengatakan paham
kesiapan dan tentang cara menjaga
kemampuan keluarga kesehatan lingkungan
menerima informasi
Terapeutik : O : Sebelum
 Menyediakan materi dilakukan
dan media pendidikan implementasi terlihat
kesehatan lingkungan jendela rumah Ny.K
 Memberikan terbuka, hanya
kesempatan untuk dibagian depan saja
bertanya Saat akan dilakukan
Edukasi : pengkajian terlihat

 Menjelaskan pentingnya An. F sedang

menjaga kesehatan membersihkan rumah


lingkungan dan sampah sudah

 Menjelaskan cara tidak dibakar


pembuangan sampah yang melainkan
benar dikumpulkan dalam
 Menjelaskan pentingnya karung untuk
membuka jendela setiap kemudian ditimbun
hari
A : ketidakefektifan
manajemen kesehatan

P : intervensi
dihentikan

Hari/ No Implementasi Evaluasi


tanggal dx
1 Observasi : S : Ny.K mengatakan
 Mengidentifikasi lokasi, nyeri yang di rasakan
karakteristik, durasi, sedikit berkurang
kualitas, intensitas nyeri O:
Terapeutik : P : Hipertensi
 Memberikan teknik non Q : seperti ditusuk-
farmakologis (kompres tusuk
hangat) R : di kepala
Edukasi : belakang
 Menjelaskan penyebab S:4
periode dan pemicu nyeri T : Pagi dan malam
Jelaskan strategi hari
meredakan nyeri
A : Nyeri Kronis

P : Intervensi
dilanjutkan mandiri
dengan farmakologi
TD: 160/80 mmhg
RR: 23x/mnt
S: 36℃
N: 78x/mnit
ii. EVALUASI AKHIR

No. Diagnose Keperawatan Evaluasi


1. Nyeri kronis berhubungan dengan S : Ny.K mengatakan nyeri berkurang
ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang O:
sakit P : Hipertensi
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : di kepala bagian belakang
S:4
T : Pagi dan malam hari

A : Nyeri Kronis

P : Intervensi dilanjutkan mandiri


12. Deficit Pengetahuan berhubungan S : keluarga mengatakan bahwa sudah
dengan ketidakmampuan keluarga paham tentang penyakit Hipertensi
menganalisis masalah kesehatan
keluarga O : keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang penyakit Hipertensi dan cara
pencegahannya

A : Defisit pengetahuan terhenti

P : intervensi dihentikan

3. Ketidakefektifan pemeliharaan S : keluarga mengatakan paham tentang cara


kesehatan berhubungan dengan menjaga kesehatan lingkungan
ketidakmampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah O : Sebelum dilakukan implementasi terlihat
jendela rumah Ny.K terbuka, hanya dibagian
depan saja
Saat akan dilakukan implementasi terlihat
An. F sedang membersihkan rumah dan
sampah sudah tidak dibakar melainkan
dikumpulkan dalam karung untuk kemudian
ditimbun

A : kefektifan manajemen kesehatan

P : intervensi dihentikan
EVALUASI

No. Diagnose Keperawatan Evaluasi


1. Nyeri kronis berhubungan dengan S : Ny.K mengatakan nyerinya sedikit
ketidakmampuan keluarga dalam berkurang
merawat anggota keluarga yang sakit
O : Ny.K tampak lebih baik sedikit,tidak
merasakan berat di kepala belakang

A : Hipertensi

P : intervensi dilanjutkan secara mandiri

12. Deficit Pengetahuan berhubungan S : keluarga mengatakan bahwa sudah


dengan ketidakmampuan keluarga paham tentang penyakit Hipertensi
menganalisis masalah kesehatan
keluarga O : keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang penyakit Hipertensi dan cara
pencegahannya

A : Defisit pengetahuan terhenti

P : intervensi dihentikan

3. Ketidakefektifan pemeliharaan S : keluarga mengatakan paham tentang


kesehatan berhubungan dengan cara menjaga kesehatan lingkungan
ketidakmampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah O : Sebelum dilakukan implementasi
terlihat jendela rumah an. F terbuka, hanya
dibagian depan saja
Saat akan dilakukan implementasi terlihat
An.F sedang membersihkan rumah dan
sampah sudah tidak dibakar melainkan
dikumpulkan dalam karung untuk
kemudian ditimbun

A : kefektifan manajemen kesehatan

P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan
dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan
mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada
ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota
keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.

B. SARAN

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan pendidikan


kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bisa menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke
depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Daud, 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3 FKUI, Jakarta
Doenges, M.E, dkk 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC. Jakarta

Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi 2005-2006

Nugroho, Wahalit, 2001. Keperawatan Gerontik, Edisi 2. EGC, Jakarta

Price, S.A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 6. EGC. Jakarta

Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat. R dan Jong, Wimde. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC : Jakarta.

Carpenito, Linda Jual. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC


Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua. Jakarta : Media Ausculapius
Soeprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai