KABUPATEN PURWOREJO
Disusun oleh:
NIM : 102017006
TAHUN 2019
MANAJEMEN KEBIDANAN KELUARGA
KABUPATEN PURWOREJO
Tanggal…………………..2019
Mengesahkan
AKADEMI KEBIDANAN
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Air Ketuban.................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus.........................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan.............................................................................24
BAB V PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................27
B. Saran.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................29
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat
kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan.
(Marmi, 2011:11)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Management Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
a. Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu
yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
b. Menurut Departemen RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling bergantung. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
c. Bailon dan Maglaya (1989). Mengatakan keluarga adalah dua atau
lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
d. Burgess dan kawan-kawan (1963). Menyebutkan bahwa (1)
keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. (2) para anggota sebuah
keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka. (3) anggota keluarga berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan lainnya dalam peran sosial. (4)
keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
e. Menurut Syafrudin (2010;h.41). Keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial tiap anggota
keluarga. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
2. Ciri-ciri keluarga
a. Suami yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum
dewasa atau belum kawin.
b. keluarga conjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dari
kerabat salah satu atau dari pihak orang tua.
c. Keluarga luas yang di tarik atas dasar garis keturunan di atas
keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara
paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Mariam dan Jhonson (2008;h.42) macam- macam fungsi
keluarga:
a. Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi memelihara dan merawat kesehatan.
b. Fungsi psikologis
Suami memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian kepada anggota keluarga terutama kepada istri.
c. Fungsi ekonomi
Mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur penggunaan
keuangan, menabung untuk kebutuhan keluarga, kebutuhan makan
dan minuman, pakaian, tempat tinggal.
d. Fungsi perasaan
Di lihat dari bagaimana keluarga merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
e. Fungsi Agama
Di lihat dari bagaimana keluaga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota kelurga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai
berikut:
Tugas perkembangan :
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam hal
mengolah minat sosial & waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara gemerasi muda-tua.
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pansiunan meningkatkan keakraban
pasangan.
Tugas perkembangan :
6. Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana
keputusan diambil yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola
otoritas :
a. Berdasarkan lokasi
1) Adat utrolokal, yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada
pasangan suami istri untuk memilih tempat tempat tinggal baik itu
disekitar kaum kerabat, suami ataupun disekitar kediaman
kerabat kaum istri.
2) Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri diharuskan menetap disekitar pusat kediaman kaum
kerabat suami.
3) Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri harus tinggal disekitar kediaman kaum kerabat istri.
4) Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat tinggal disekitar pusat kediaman kerabat suami pada
masa tertentu dan sekitar pusat kediaman kerabat istri pada
masa tertentu pula (bergantian).
5) Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata
tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
6) Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang
suami istri untuk menetap disekitar tempat kediaman saudara
laki-laki ibu ( avunculus dari pihak suami).
7) Adat natalokal yaitu adat yang menentukan bahwa suami istri
masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka
tinggal dipusat kaum kerabat sendiri.
b. Berdasarkan pola otoritas [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Patriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki laki-laki ( laki-
laki tertua)
2) Matriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh
perempuan ( perempuan tertua, umumnya ibu )
3) Equalitarian, suami dan istri berbagai otoritas secara seimbang.
Pada umumnya kita menginginkan suasana damai, ceria
dalam kehidupan keluarga.Suasana demikian perlu diupayakan oleh
orang tua sebagai motivator terhadap perilaku anggota keluarga
pada anak-anak. Kebiasaan komunikasi yang tidak sehat dapat
mengakibatkan kedamaian tidak akan pernah dicapai seperti
mengeluarkan nada suara yang kasar, mata melotot dan jawaban
kasar yang tidak pantas untuk mencapai kehidupan keluarga yang
damai, ceria, maka perlu dilakukan kebiasaan- kebiasaan sebagai
berikut:
1) Setiap anggota keluarga berupaya menciptakan suasana
gembira ketika memasuki rumah / ruangan ( menyanyi dan
bersiul).
2) Setiap anggota keluarga baik tua maupun muda harus
mengucapkan salam bila memasuki rumah atau permisi bila
meninggalkan rumah.
3) Anak-anak biasakan mencium pipi ibunya bila mau sekolah atau
sepulang dari sekolah.
4) Biasakan bercerita kepada anggota keluarga tentang
pengalaman yang diperoleh disekolah, ditempat kerja.
5) Bila anak-anak menanyakan sesuatu, orang tua harus
mendengar, anak dapat melihat dari sorot amta, apakah orang
tua serius menanggapi atau tidak. Dibutuhkan kejujuran dan
kesabaran mendengar cerita anak-anak. Berikan respon
sehingga dia akan terus bercerita.
7. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga
Hubunga Status
Nam L/ Pendidi Pekerj
No Umur n dengan Kesehata
a P kan aan
KK n
Keterangan hubungan:
Gambar 1. Contoh Genogram
Menikah Anak yang masih dalam
kandungan
Pisah Meninggal
Cerai Kembar
Anak angkat
Catatan:
a) Orang tua laki-laki selalu disis kiri, ornag tua perempuan selalu di
sisi kanan genogram.
b) Anak tertua selalu digambarkan di kiri, disusul anak berikutnya.
c) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki/perempuan
Contoh :
15 th
b. Analisa Data
Tabel.2 contoh Analisa Data
c. Perumusan Diagnosa
Komponen :
1) Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota (individu) keluarga.
2) Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah.
3) Pemeriksaan S, adalah sekumpulan data subyektif clan obyektif
yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau tidak yang
menclukung masalah clan penyebab.
4) Minimal harus ada 2 komponen yaitu P & E dalam diagnose.
Tipologi Diagnosa Keperawatan Keluarga
(1) Diagnosa actual
(2) Diagnosa resiko/resiko tinggi
Diagnosa Contoh
AKTUAL 1. Kurnang nutrisi pada anak
Adalah masalah kesehatan W berhubungan dengan
yang sedang dialami keluarga ketidaktahuan keluarga
dan memerlukan bantuan tentang pemberian nutrisi
dengan cepat. pada balita.
2. Perubahan peran menjadi
ornag tua tunggal (single
parent) pada Tn. M yang
berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga
mengenali masalah peran
orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO/RESTI 1. Resiko terjadinya kelahiran
Adalah masalah yang belum prematur, bayi kecil,
terjadi, tetapi masalah actual penyulit, persalinan/nifas
dapat terjadi denganc epat pada NY. A berhubungan
apabila tidak segera mendapat dengan kondisi anemia
bantuan/ditangani. sedang yang dialami.
2. Resiko tinggi gangguan
perkembangn balita pada
An. U yang b/d
ketidakmampuan keluarga
stimulasi pada balita.
segera
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
f. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan kebidanan pada
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber – sumber yang dimiliki oleh keluarga.
Implementasi diprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga
dan sumber yang dimiliki oleh keluarga. Pada tahap ini bidan
diharapkan tidak melakukan tindakan sendiri, melainkan
berkejasama dengan keluarga, tim lain, melakukan kontak, agar
keluarga mempunyai kesiapan fisik dan psikis.
Table 5. Format Perencanaan
Tanggal Evaluasi
Diagnosa Implementasi
& waktu Respon
8 Juni Risiko cidera Mendiskusikan Keluarga dapat
2008 pada lansia tentang bahaya menjelaskan
15.00- (Ny. M) b/d dalam rumah kembali tentang
16.00 ketidakmampu (lantai licin, …., kontak
an keluarga perabotan yang selanjutnya
menyediakan menghalangi tanggal …
lingkungan jalan, tangga, jam…
yang aman api dsb) kepada untuk…..kegiat
bagi lansia keluarga Bp. A an ……
yang dihadiri
oleh Bp. A, Ibu A
dan anak
mertua.
g. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis kebidanan pada
keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru.
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian tujuan
yang diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga.Bila
tercapai sebagian atau timbul masalah kebidanan baru, kita perlu
melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasikan rencana, atau
mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan
keluarga.
kriteria tujuan.
analisa.
B. Kehamilan Resiko
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang
dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata
laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal
(Manuaba, 2009:43).
Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil (Muslihatun, 2009:132),
meliputi:
a. Ibu hamil risiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang
dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP
minggu ke-36.
b. Ibu hamil risiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko
tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain lain.
Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan
janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu
persalinan.
c. Ibu hamil risiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor
risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor
risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam
keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan nanti.
1) Termasuk kehamilan risiko
Menurut Puji Rochyati (2009:112) faktor risiko ibu hamil adalah:
a) Kehamilan risiko rendah
(1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan
bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable).
Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan
36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.
(2) Multipara tanpa komplikasi
Adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau
lebih.
(3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan
bayi hidup Persalinan spontan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan
lahir melebihi 2500 gram. (1) Kehamilan yang masuk ke
dalam kategori “4 terlalu”
KABUPATEN PURWOREJO
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 34 Tahun
d. Agama : Islam
e. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
f. Pekerjaan KK : Petani
g. Pendidikan KK : SLTA
h. Status pernikahan : Usia menikah suami : 27 th, istri : 20 th
Lama pernikahan : 7 tahun
Jumlah anak :1
i. Alamat : Dusun Klepu RT 003/ RW 002 Desa
Pandanrejo, Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo
j. Komposisi keluarga
Tabel 1.1 Komposisi keluarga
L/ Hubungan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
P dengan KK
Prasetiyo 34 L Kepala SLTA Petani Islam
1.
tahun Keluarga
Sri Ratjinem 27 P Istri SLTA IRT Islam
2.
tahun
Kayla 7 P Anak Belum Belum Islam
3.
Larasati tahun sekolah bekerja
Genogram
64 60
34 27 24
7
Keterangan Hubungan :
Laki-laki : Menikah
Perempuan :
:
2
4
2
7
7
3
4
64
k. Tipe Keluarga
U S
7
7
T
5
6
4
2
3
Ket :
1. Ruang tamu
2. Kamar Tidur
3. Kamar Tidur
4. Kamar Tidur
5. Dapur
6. Kamar Mandi/ WC
7. Kandang ternak
4. Struktur Keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosial
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
g. Pemeriksaan fisik.
PEMERIKSAAN OBSTETRI
1) Inspeksi
a) Abdomen : Tidak terdapat linea alba,
linea nigra dan striae
gravidarum
b) Mammae : Areola hiperpigmentasi,
putting menonjol
2) Palpasi
a) Leopold I : Teraba bulat tidak
melenting ( bokong )
b) Leopold II Kanan : Teraba keras seperti papan
(punggung )
: Teraba kecil-kecil
Leopold II kiri (ekstermitas bayi)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB 15 gr/dl
2. Urin
Negatif
e Protein
3. Urin
Negatif
e Reduksi
B. Analisis Data
DIAGNOSA
RESIKO/RESTI Resiko terjadinya resiko tinggi
pada kehamilan Ny.S yang
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Tn. S tentang
resiko tinggi pada ibu hamil
D. Prioritas Masalah
Ny.S usia 27 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 28+6 minggu dengan
kehamilan resiko tinggi yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Ny.S tentang resiko tinggi pada ibu hamil
1.5 Tabel Prioritas Masalah
E. Perencanaan
Memberikan informasi dan konseling tentang resiko tinggi pada ibu
hamil berdasarkan keadaan ibu, memberikan konseling mengenai
nutrisi pada ibu hamil kepada Ny. S.
1.6 Tabel Perencanaan Tindakan
G. EVALUASI
1.8 Tabel Evaluasi