Anda di halaman 1dari 63

MANAJEMEN KEBIDANAN KELUARGA

BAPAK PRASETYO RT 003 RW 002 DUSUN KLEPU

DESA PANDANREJO KECAMATAN KALIGESING

KABUPATEN PURWOREJO

Laporan Individu Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun oleh:

Nama : DIAH AYU KURNIA WATI

NIM : 102017006

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

TAHUN 2019
MANAJEMEN KEBIDANAN KELUARGA

BAPAK PRASETYO RT 003 RW 002 DUSUN KLEPU

DESA PANDANREJO KECAMATAN KALIGESING

KABUPATEN PURWOREJO

Laporan Individu Praktik Kebidanan Komunitas ini Telah Disetujui

Tanggal…………………..2019

Mengesahkan

AKADEMI KEBIDANAN

BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

Koord Praktik Kebidanan Komunitas Pembimbing

Tri Puspa Kusumaningsih, Fetty Chandra Wulandari,


S.S.T.,M.Kes S.S.T.,M.Kes
NIPY. 01062011041 NIPY. 20052008027
Mengetahui
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO
Direktur

Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T.,M.Kes


NIPY. 20052008027
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah-Nya. Sehingga
penulisan presus ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tepat pada
waktunya.
Laporan KK Intensif dengan judul “Ibu Hamil Patologis Pada Ny S Usia
16 Tahun G2P1A0 Usia kehamilan 41 +4 Minggu dengan Resiko Tinggi Badan
Kurang dari 145” sebagai tugas Praktek Klinik Kebidanan Komunitas. Pada
kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnnya kepada :
1. Ibu Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T., M.Kes selaku direktur Akbid Bhakti
Putra Bangsa Purworejo
2. Ibu Fetty Chandra Wulandari, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing lahan
praktik kebidanan komunitas
3. Seluruh Dosen Akbid Bhakti Putra Bangsa Purworejo
4. Orang tua dan keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang serta
dukungan moril dan materi
5. Beserta teman-teman yang sudah membantu saya menyelesaikan
tugas ini baik saran maupun kritikan yang diberikan.
Penulis berharap laporan KK intensif ini dapat memberikan manfaat
bagi tenaga kesehatan khususnya di bidang kebidanan.Kami menyadari
bahwa dalam penulisan presus ini masih jauh dari sempurna, karena masih
banyak kekurangan dan kesalahan.
Dengan presus ini,kami mengharapkan semoga presus ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kami serta pembaca pada umumnya.

Purworejo,15 Desember 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Air Ketuban.................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus.........................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan.............................................................................24
BAB V PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................27
B. Saran.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................29
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat
kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan.
(Marmi, 2011:11)
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Management Keluarga

Definisi keluarga menurut friedman (2014) adalah kumpulan dua


orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunya peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Sayekti (2013)
keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Menurut Departemen Kesehatan RI (2014),
keluarga adalah inti terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah wilayah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
[ CITATION Yul14 \l 1033 ]

Keluarga mempunyai siklus perkembangan sebagaimana layaknya


individu. Perkembangan itu terutama dalam hal besarnya keluarga dan
kemampuannya, mulai dari pasangan yang baru menikah, baru memiliki
anak, memiliki anak remaja, memiliki anak dewasa. Keluarga dewasa
adalah keluarga mandiri yang sanggup memikul tanggung jawab dan
menentukan perannya dengan baik. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]

1. Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
a. Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu
yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
b. Menurut Departemen RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling bergantung. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
c. Bailon dan Maglaya (1989). Mengatakan keluarga adalah dua atau
lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
d. Burgess dan kawan-kawan (1963). Menyebutkan bahwa (1)
keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. (2) para anggota sebuah
keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka. (3) anggota keluarga berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan lainnya dalam peran sosial. (4)
keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
e. Menurut Syafrudin (2010;h.41). Keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial tiap anggota
keluarga. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
2. Ciri-ciri keluarga

Manurut (Robert Maclver dan Charles Morton Page) menjelaskan


ciri-ciri keluarga sebagai berikut:

a. Keluarga berbentuk su Keluarga merupakan hubungan perkawinan.


b. atu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur),
termasuk perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
Ciri-ciri keluarga disetiap negara berbeda-beda bergantung pada
kebudayaan, falsafah hidup, dan ideologi negaranya. Keluarga di
Indonesia mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:[ CITATION Yul14 \l
1033 ]

a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi


semangat kegotong royongan.
b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
d. Sedikit berbeda antara yang tinggal dipedesaan dan perkotaan
keluarga dipedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling
menghormati satu sama lain, sedikit sulit menerima inovasi baru.
3. Tipe Keluarga
Friedmn (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :
a. Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang
masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari
satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lain.
c. Single parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
d. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Blanded family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan yang masing-masing pernah menikah dan membawa
anak hasil perkawinan terdahulu.
f. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari
satu orang kos-kosan yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari pasangan
suami-istri paruh baya.
Marylin M.Friedman (1998) membagi tipe keluarga menjadi
keluarga inti (konjugal).Keluarga yang menikah.sebagai orang tua,
atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak
(anak kandung, anak adopsi).Keluarga orientasi (keluarga asal).Unit
keluarga tempat sesorang dilahirkan.Dan yang terakhir keluarga besar.
Keluarga inti dan orang lain yang ada hubungan darah, misalnya
sanak keluarga, kakek, nenek, taante, paman, dan sepupu.

Menurut Jhonson (2010;h.25 ) Tipe keluarga terdiri dari :

a. Suami yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum
dewasa atau belum kawin.
b. keluarga conjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dari
kerabat salah satu atau dari pihak orang tua.
c. Keluarga luas yang di tarik atas dasar garis keturunan di atas
keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara
paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Mariam dan Jhonson (2008;h.42) macam- macam fungsi
keluarga:
a. Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi memelihara dan merawat kesehatan.

b. Fungsi psikologis
Suami memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian kepada anggota keluarga terutama kepada istri.

c. Fungsi ekonomi
Mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur penggunaan
keuangan, menabung untuk kebutuhan keluarga, kebutuhan makan
dan minuman, pakaian, tempat tinggal.

d. Fungsi perasaan
Di lihat dari bagaimana keluarga merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga.

e. Fungsi Agama
Di lihat dari bagaimana keluaga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota kelurga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai
berikut:

1) Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang


utama untuk mengajarkan segala sesuatu untu mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2) Fungsi sosialisasi dan tempat sosialisasi (sosialitation and sosial
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi (the reproduktif function) adalah funsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care
function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi
industrialisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :[ CITATION
Yul14 \l 1033 ]

a) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga.
b) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat
dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada
disekitarnya.
c) Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan
tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk
menghadapi kehidupan dewasanya.
d) Fungsi sosialisasi, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu
mencuptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
e) Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharakan dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga yang primer dalam
rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang
mungkin di alami keluarga.
f) Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat keluarga tentang
agama dan mengamalkan ajaran keagamaan.
g) Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengalami ketegangan akibat berada diluar
rumah.
h) Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan,
tetapi juga merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi,
secara unifersal (menyeluruh), diantaranya : seks yang sehat dan
berkualitas, pendidikan seks untuk anak, dan yang lain.
i) Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untu
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga
berada di luar rumah.
5. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang
sama. Berikut akan diuraikan tahap-tahap perkembangannya:
[ CITATION Yul14 \l 1033 ]

a. Tahap I, Pasangan baru/keluarga baru (beginning family)


Dimulai saat masing-masing individu membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah. Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Merencanakan anak/KB.
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
Pada tahap ini, bidan dapat memberikan konsultasi, misalnya
tentang KB, perawatan prakonsepsi, perawatan prenatal dan
komunikasi. Kurangnya informasi tentang hal-hal tersebut dapat
menimbulkan masalah seksual, emosional, rasa takut. Cemas
bersalah, atau kehamilan yang tidak direncanakan.

b. Tahap II, Keluarga child-bearing/mengasuh anak


Keluarga menantikan kelahiran (hamil) sampai lahirnya anak
pertama dan berlangsung sampai anak pertamanya berusia 30
bulan (2,5 tahun). Pada tahap ini sering terjadi perubahan besar
dalam keluarga karena pasangan harus beradaptasi dengan
perananya untuk memenuhi kebutuhan bayi.Kadang pasangan
merasa diabaikan karena perhatian terfokus pada bayi, Suami
merasa belum siap atau istri belum siap menjadi ibu. Tugas
perkembangan :

1) Persiapan menjadi orang tua.


2) Membagi peran dan tanggung jawab.
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan.
4) Mempersiapkan biaya.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Bidan dapat memberikan perawatan dan konsultasi tentang
bagaimana merawat bayi, mengenalai gangguan kesehatan bayi
secara dini dan mengatasinya, imunisasi, tumbuh kembang,
interaksi keluarga, KB, pemenuhan kebutuhan anak-anak.

c. Tahap III, Keluarga dengan anak prasekolah


Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun hingga anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti tempat tinggal,


privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang barn lahir, sementara kebutuhan
yang lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan stimulasi tumbuh
kembang anak.
Peran bidan dapat beupa memberikan penyuluhan kepada
orang tua tentang penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada anak-
anak.Sibling Rivalry, tumbuh kembang anak, KB, peningkatan
kesehatan dan sosialisasi anak. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]

d. Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (Famillies with scoll


children).[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun hingga 12
tahun.
2) Umumnya keluarga sangat sibuk, selain aktivitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktivitas sendiri demikian pula
orang tua.
3) Keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas
perkembangan.
Tugas perkembangan :

a) Memberikan perhatian pada kegiatan sosial anak, pendidikan dan


semangat belajar.
b) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan.
c) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
d) Menyediakan aktivitas untuk anak.
e) Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan
mengikutsertakan anak.
Bidan dapat memberikan perawatan dan konsultasi baik dalam
keluarga maupun disekolah, bekerjasama dengan guru sekolah dan
orang tua anak.

e. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (Famillies with teenagers).


1) Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berahr
sampai usia 10/20 tahun.
2) Tujuan keluarga ; melepas anak renaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa.
3) Sering muncul konflik orang tua-remaja

Tugas perkembangan keluarga :

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung


jawab mengingat remaja sudah mulai tambah dewasa dan
meningkat otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbukan antara anak dan orang
tua, menghindari perdebatan dan kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang
keluarga.
Fungsi bidan dapat lebih difokuskan pada peningkatan dan
pencegahan penyakit.Pada remaja yaitu penyuluhan tentang obat-
obatan terlarang, minum minuman keras, seks/kesehatan
reproduksi, serta membantu hubungan yang lebih efektif antara
orang tua dengan remaja.[ CITATION Yul14 \l 1033 ]

f. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (Launcing


center families)
Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah dan lamanya
tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak
yang belum berkeluarga tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan
utama keluarga ini : mengorganisai kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anak untuk hidup mandiri.

Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat


anak dan merasa kosong karena anak sudah tidak lagi tinggal
serumah.

Tugas perkembangan :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami/istri yang sakit dan memasuki masa
tua.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anak.
5) Menata kembali fasilitas clan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami-istri, kakek-nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.
Disini bidan dapat memberikan konsultasi tentang penyakit-
penyakit yang wring timbul pada masa tua atau faktor-faktor
predisposisinya. Misalnya: hipertensi, jantung, problem menopause,
juga peningkatan kesehatan dengan pola hidup sehat. [ CITATION
Yul14 \l 1033 ]

g. Tahap VII, Keluarga usia pertengahan (Middle age famillies)


Dimulai saat anak terahir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau satu pasangan meninggal. Seringkali dirasakan
sulit berkaitan dengan masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak
atau perasaan gagal sebagai orang tua.

Tugas perkembangan :

1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam hal
mengolah minat sosial & waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara gemerasi muda-tua.
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pansiunan meningkatkan keakraban
pasangan.

Bidan dapat berfungsi melaksanakan perawatan dan


konsultasi yang terkait dengan upatya peningkatan kesehatan sejati;
kebutuhan yang cukup, aktifitas ringan sesuai kemampuan, nutrisi
dsb.[ CITATION Yul14 \l 1033 ]

h. Tahap VIII, Keluarga lanjut usia


Tahap terakhir, dimulai saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut hingga salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal.

Stressor : berkurangnya pendapatan, berbagai relasi sosial,


pekerjaan, menurunnya produktifitas dan kesehatan. [ CITATION
Yul14 \l 1033 ]

Tugas perkembangan :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.


2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
kemsyarakatan.
5) Mengenang pengalaman hidup dan keberhasilan masa lalu.
6) Menerima kematian pasangan, teman, dan mempersiapkan
kematian.
Dalam hal ini bidan melakukan perawatan pada lansia
terutama yang mengalami penyakit kronis, memperhatikan
peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, aktifitas, istirahat, periksa
mata, gigi, pencegahan kecelakaan di rumah.

6. Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana
keputusan diambil yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola
otoritas :

a. Berdasarkan lokasi
1) Adat utrolokal, yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada
pasangan suami istri untuk memilih tempat tempat tinggal baik itu
disekitar kaum kerabat, suami ataupun disekitar kediaman
kerabat kaum istri.
2) Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri diharuskan menetap disekitar pusat kediaman kaum
kerabat suami.
3) Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri harus tinggal disekitar kediaman kaum kerabat istri.
4) Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat tinggal disekitar pusat kediaman kerabat suami pada
masa tertentu dan sekitar pusat kediaman kerabat istri pada
masa tertentu pula (bergantian).
5) Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata
tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
6) Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang
suami istri untuk menetap disekitar tempat kediaman saudara
laki-laki ibu ( avunculus dari pihak suami).
7) Adat natalokal yaitu adat yang menentukan bahwa suami istri
masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka
tinggal dipusat kaum kerabat sendiri.
b. Berdasarkan pola otoritas [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Patriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki laki-laki ( laki-
laki tertua)
2) Matriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh
perempuan ( perempuan tertua, umumnya ibu )
3) Equalitarian, suami dan istri berbagai otoritas secara seimbang.
Pada umumnya kita menginginkan suasana damai, ceria
dalam kehidupan keluarga.Suasana demikian perlu diupayakan oleh
orang tua sebagai motivator terhadap perilaku anggota keluarga
pada anak-anak. Kebiasaan komunikasi yang tidak sehat dapat
mengakibatkan kedamaian tidak akan pernah dicapai seperti
mengeluarkan nada suara yang kasar, mata melotot dan jawaban
kasar yang tidak pantas untuk mencapai kehidupan keluarga yang
damai, ceria, maka perlu dilakukan kebiasaan- kebiasaan sebagai
berikut:
1) Setiap anggota keluarga berupaya menciptakan suasana
gembira ketika memasuki rumah / ruangan ( menyanyi dan
bersiul).
2) Setiap anggota keluarga baik tua maupun muda harus
mengucapkan salam bila memasuki rumah atau permisi bila
meninggalkan rumah.
3) Anak-anak biasakan mencium pipi ibunya bila mau sekolah atau
sepulang dari sekolah.
4) Biasakan bercerita kepada anggota keluarga tentang
pengalaman yang diperoleh disekolah, ditempat kerja.
5) Bila anak-anak menanyakan sesuatu, orang tua harus
mendengar, anak dapat melihat dari sorot amta, apakah orang
tua serius menanggapi atau tidak. Dibutuhkan kejujuran dan
kesabaran mendengar cerita anak-anak. Berikan respon
sehingga dia akan terus bercerita.
7. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga

Tahap manegement asuhan kebidanan pada keluarga


a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu proses pendataan terhadap keluarga yang
meliputi identifikasi data demografi, sosiokultural, lingkungan rumah,
struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan keluarga, strategi
yang digunakan keluarga bila stress, mekanisme koping, budaya
hidup sehat yang diaktualisasikan sehari – hari oleh keluarga.
Sumber informasi dapat dari wawancara keluarga, observasi,
pemeriksaan fisik anggota keluarga, data sekunder : hasil lab, pap
smear, dsb: [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Data Umum
a) Nama KK
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan KK
d) Pendidikan KK
e) Komposisi keluarga

Table 1. Contoh Komposisi Keluarga

Hubunga Status
Nam L/ Pendidi Pekerj
No Umur n dengan Kesehata
a P kan aan
KK n

Genogram: Gambarkan sesuai dengan hubungannya:

Keterangan hubungan:
Gambar 1. Contoh Genogram
Menikah Anak yang masih dalam
kandungan

Pisah Meninggal

Cerai Kembar

Anak kandung Tinggal dalam satu rumah

Anak angkat

Catatan:

a) Orang tua laki-laki selalu disis kiri, ornag tua perempuan selalu di
sisi kanan genogram.
b) Anak tertua selalu digambarkan di kiri, disusul anak berikutnya.
c) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki/perempuan
Contoh :

15 th

d) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-


laki/perempuan
Contoh:
15 th

e) Tipe keluarga: menjelaskan tipe keluarga dan kendala/ masalah


yang terjadi berkaitan dengan jenis/ tipe keluarga tsb.
f) Tipe bangsa : suku bangsa dan budaya yang terkait dengan
kesehatan
g) Agama: agama yang dianut oleh keluarga dan kepercayaan yang
berhubungan dengan kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang
berbeda agama sebutkan disini.
h) Status sosial ekonomi keluarga : pendapatan baik dari KK
maupun anggota keluarga. Kaji pula kebutuhan yang dikeluarkan
keluarga serta barang-barang yang dimiliki yang menunjukan
status sosial ekonomi keluarga.
i) Aktivitas reaksi keluarga.
2) Riwayat tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Ditentukan dari anak tertua keluarga inti. Tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya mengapa belum
terpenuhi.
b) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan keluarga serta
pengalamannya terhadap sarana kesehatan.
c) Riwayat keluarga lainnya
Riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Meliputi luas rumah, tipe, jumlah, jumlah rumah, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan, jenis WC, jarak
septik tank dengan sumur, sumber air minum yang diguakan.
Gambar denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas
Kebiasaan setempat, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan,
budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Meliputi kebiasaan berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Seperti waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
perkumpulan keluarga.
e) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
untuk menunjangkesehatan(fisik, psikologis, atau dukungan dari
keluarga dan fasilitas sosial setempat).
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga bahasa, waktu komunikasi, bentuk
komunikasi.
b) Struktur kekuatan keluarga kemampuan anggota keluarga baik
formal maupun informal.
c) Struktur peran : peran masing-masing anggota keluarga baik
formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga : nilai dan norma keluraga yang
berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif :gambaran diri anggota, perasaan paling memiliki,
menghargai, dukungan keluarga terhadap anggota lain.
b) Fungsi sosial : interaksi dalam keluarga, sejauh mana anggota
belajar disiplin, norma, budaya clan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan :
(1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan.
(2) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat.
(3) Kemampuan merawat anggota yang sakit, termasuk hamil,
nifas, merawat bayi dan balita.
(4) Kemampuan memelihara lingkungan rumah yang sehat.
(5) Pengunaan fasilitas kesehatan di masyarakat.
d) Fungsi reproduksi jumlah anak, perencanaan jumlah anak,
metode yang digunakan.
e) Fungsi ekonomi sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan. Sejauh mana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat berdasarkan kondisi
ekonominya.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek (< 6 bulan) dan stresor jangka panjang
(> 6 bulan).
b) Kemampuan merespon terhadap situasi stressor.
c) Strategi koping yang digunakan.
d) Strategi adaptasi disfungsional: apakah keluarga menggunakan
Strategi adaptasi yang negatif.
7) Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.
8) Pemeriksaan fisik : pada semua anggota keluarga dengan metode
yang sesuai dengan situasi/kondisi.
9) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan komunitas yang dikembangkan ada tiga
komponen yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan
gejala.Diagnosa ini bersifat potensial merupakan diagnosis bahwa
keluarga tersebut memiliki potensi yang memadai untuk
berkembang lebih baik.

b. Analisa Data
Tabel.2 contoh Analisa Data

Data (S & O) Penyebab Masalah


Kelompokkan di sini Tuliskan Pernyataan
data-sata yang saling penyebab dari problem/masala
berhubungan yang munculnya data hnya
merupakan manifestasi S & O
adanya masalah.
Pengelompokan data
berdasarkan data
subyektif dan data
obyektif

c. Perumusan Diagnosa
Komponen :
1) Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota (individu) keluarga.
2) Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah.
3) Pemeriksaan S, adalah sekumpulan data subyektif clan obyektif
yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau tidak yang
menclukung masalah clan penyebab.
4) Minimal harus ada 2 komponen yaitu P & E dalam diagnose.
Tipologi Diagnosa Keperawatan Keluarga
(1) Diagnosa actual
(2) Diagnosa resiko/resiko tinggi

Table 2. Contoh Diagnosa

Diagnosa Contoh
AKTUAL 1. Kurnang nutrisi pada anak
Adalah masalah kesehatan W berhubungan dengan
yang sedang dialami keluarga ketidaktahuan keluarga
dan memerlukan bantuan tentang pemberian nutrisi
dengan cepat. pada balita.
2. Perubahan peran menjadi
ornag tua tunggal (single
parent) pada Tn. M yang
berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga
mengenali masalah peran
orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO/RESTI 1. Resiko terjadinya kelahiran
Adalah masalah yang belum prematur, bayi kecil,
terjadi, tetapi masalah actual penyulit, persalinan/nifas
dapat terjadi denganc epat pada NY. A berhubungan
apabila tidak segera mendapat dengan kondisi anemia
bantuan/ditangani. sedang yang dialami.
2. Resiko tinggi gangguan
perkembangn balita pada
An. U yang b/d
ketidakmampuan keluarga
stimulasi pada balita.

d. Penentuan prioritas dan skoring


Skoring dilakukan apabila ditemukan diagnosis lebih dari satu,
proses scoring menggunakan Skala yang dirumuskan oleh Ballon &
Maglaya (1978). Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis,
yang terdiri dari :
1) Tentukan sekornya untuk setiap criteria.
2) Skor dibagi dengan Skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot :
Skor yang diperoleh
x bobot
Skor tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk senua kriteria.
(Balion & Manglaya, 1978)

Table 3. Penentuan Prioritas dan Skoring

No Kriteria Skore Bobot


1 Sift masalah 1
Skala
Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman 2
 Keadaan sejahter
1
Kemungkinan masalah dapat diatasi 2
Skala
2  Mudah 2
 Sebagian
1
 Rendah
0
Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala
3  Tinggi 3
 Cukup
2
 Rendah
1
Menonjolnya masalah 1
Skala
 Masalah berat, harus segera
2
4 ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu 1

segera
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan

4) Untuk Prioritas Sesuai dengan Kriteria Skala


Untuk kriteria skala ;
a) Untuk kriteria pertama (sifat masalah), prioritas utama
diberikan pada tidak/kurang sehatt karena perlu segera dan
biasanya masalah disadari oleh keluarga.
b) Untuk kriteria kedua (kemungkinan masalah dapat diatasi)
perlu diperhatikan dalam menentukan skor :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan
yang dapat dilakukan untuk menangani masalah
2) Sumber daya keluarga ; fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya petugas kesehatan ; pengetahuan,
ketrampilan dan waktu
4) Sumber daya masyarakat ; fasilitas kesehatan, organisasi
masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat

c) Untuk kriteria ketiga (potensial masalah untuk dapat


dicegah perlu diperhatikan :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit.
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan penyakit.
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar
tidak actual dan menjadi parch.
d) Untuk kriteria keempat (menonjolnya masalah), kita perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah
keperawatan tersebut.
e. Perencanaan Tindakan
Perencanaan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang
diharapkan sesuai prioritas masalah kebidanan pada keluarga,
memilih strategi kebidanan yang tepat, dan mengembangkan
rencana asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan kebutuhan
klien.
1) Rencana tindakan pada keluarga meliputi :
a) Menstimulasi kesadaran/ penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan, dengan cara : memberikan
informasi ; mengidentifikasi kebutuhan keluarga, mendorong
sikap keluarga untuk mendukung upaya kesehatan
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara : mengidentifikasi konsekuensi bila
tidak melakukan, mengidentifiksi sumber yang dimiliki
keluarga, diskusikan tentang tipe tindakan.
c) Memberikan kepercayaan din selama merawat anggota
keluarga yang sakit, dengan cara ; demonstrasi
menggunakan alat dan fasilitas dirumah, mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
d) Membantu keluarga untuk memelihara (modifikasi)
lingkungan.
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di sekitar.
Hal penting dalam menyusun rencana
a) Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai
jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
b) Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan
diobservasi dengan panca indera yang obyektif.
c) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan
dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke
kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasi.
Table 4. Format Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Tidak terjadi cidera pada
lansia
(Ny.S) selama tinggal di
keluarga Bp. A
Kriteria:
(Aspek Pengetahuan) 1. Diskusikan tentang bahaya
1. Keluarga dapat mengenal lingkungan dalam rumah
bahaya lingkungan dalam dan akibatnya bila lansia
rumah dan akibat yang jatuh
diderita lansia bila terjatuh.
2. Keluarga dapat 2. Diskusikan cara mencegah
menyebutkan cara lansia jatuh
mencegah lansia terjatuh
akibat lantai yang licin.
(Aspek Sikap)
3. Keluarga mampu 3. Anjurkan kepada keluarga
memutuskan untuk agar mengambil suatu
menyedakan sarana yang keputusan mengenai
aman bagi lansia. penyediaan sarana yang
aman bagi lansia.
(Aspek Psikomotor)
4. Keluarga menyediakan 4. Anjurkan melaksnaakan
sarana yang aman bagi upaya pencegahan
lansia kecelakaan pad alansia
(misal: pendampingan
sesering mungkin, lansia
diberikan sandal karet,
tongkat, dll.)
5. Keluarga dapat 5. Modifikasi lingkungan yang
memodifikasi lingkungan aman bersama keluarga
rumah menjadi aman bagi
lansia

f. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan kebidanan pada
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber – sumber yang dimiliki oleh keluarga.
Implementasi diprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga
dan sumber yang dimiliki oleh keluarga. Pada tahap ini bidan
diharapkan tidak melakukan tindakan sendiri, melainkan
berkejasama dengan keluarga, tim lain, melakukan kontak, agar
keluarga mempunyai kesiapan fisik dan psikis.
Table 5. Format Perencanaan
Tanggal Evaluasi
Diagnosa Implementasi
& waktu Respon
8 Juni Risiko cidera Mendiskusikan Keluarga dapat
2008 pada lansia tentang bahaya menjelaskan
15.00- (Ny. M) b/d dalam rumah kembali tentang
16.00 ketidakmampu (lantai licin, …., kontak
an keluarga perabotan yang selanjutnya
menyediakan menghalangi tanggal …
lingkungan jalan, tangga, jam…
yang aman api dsb) kepada untuk…..kegiat
bagi lansia keluarga Bp. A an ……
yang dihadiri
oleh Bp. A, Ibu A
dan anak
mertua.

Materi dan media yang disediakan akan diberikan sesuai dengan

rencana implementasi jangan sampai lupa.

g. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis kebidanan pada
keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru.
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian tujuan
yang diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga.Bila
tercapai sebagian atau timbul masalah kebidanan baru, kita perlu
melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasikan rencana, atau
mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan
keluarga.

1) Evaluasi respon ; keluarga terhadap tindakan bidan perlu


dilakukan segera setelah melakukan suatu tindakan. Evaluasi
respon ini dapat ditulis pada kolom sebelah kanan pada form
implementasi.
2) Evaluasi hasil/pencapaian tujuan menggunakan metode SOAP.
S : Hasil pengkajian terhadap data subyektif berupa ungkapan

perasaan dan keluhan yang dirasakan oleh keluarga.

O : Hasil pengkajian data obyektif yang dapat diidentifikasi oleh

bidan melalui pengamatan dan pemeriksaan.

A : Merupakan analisa bidan setelah mengetahui respon

subyektif dan obyektif keluarga yang dibandingkan dengan

kriteria tujuan.

P : Adalah perencanaan selanjutnya setelah bidan melakukan

analisa.

Contoh format evaluasi:

Table 6. Format Evaluasi

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan Waktu
5 Juni 2008 Risiko cidera pada S : Keluarga mengatakan
Pukul 06.00 lansia (Ny. M) b/d sudah tahu apa yang
ketidakmampuan dapat menyebabkan
keluarga cidera pad alansia
menyediakan (Ny. M) dana kan
lingkungan yang berusaha
aman bagi lansia mencegahnya.
O : Keluarga terlihat
sering mendampingi
lansia. Lansia telah
memakai alat bantu
tongkat untuk
berjalan, sandal dari
karet, namun kondisi
lantai tidak selalu
kering karena bekas
air dari sandal para
anggota keluarga
sehabis masuk
toilet/kamar mandi.
A : Masalah teratasi
sebaian, resiko cidera
masih ada.
P : Lanjutkan tindakan ….
Anjurkan keluarga
agar selalu
mengeringkan alas
kaki (keset) saat
masuk rumah sehabis
dari kamar
mandi/toilet).

B. Kehamilan Resiko
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang
dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata
laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal
(Manuaba, 2009:43).
Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil (Muslihatun, 2009:132),
meliputi:
a. Ibu hamil risiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang
dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP
minggu ke-36.
b. Ibu hamil risiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko
tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain lain.
Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan
janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu
persalinan.
c. Ibu hamil risiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor
risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor
risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam
keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan nanti.
1) Termasuk kehamilan risiko
Menurut Puji Rochyati (2009:112) faktor risiko ibu hamil adalah:
a) Kehamilan risiko rendah
(1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan
bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable).
Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan
36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.
(2) Multipara tanpa komplikasi
Adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau
lebih.
(3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan
bayi hidup Persalinan spontan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan
lahir melebihi 2500 gram. (1) Kehamilan yang masuk ke
dalam kategori “4 terlalu”

b) Kehamilan risiko sedang


(1) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”
(a) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum
berkembang dengan baik dan relatif masih kecil,
biologis sudah siap tetapi psikologis belum
matang.
Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20
tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah
20 tahun, gunakanlah salah satu alat/obat
kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak
pertama sampai usia yang ideal untuk hamil
(BKKBN, 2009:6).
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok
jenis panggul:
1. Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅
2. Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅
3. Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %
4. Platipelloid: menyempit arah muka belakang:
5% (Prawirohardjo, 2009:105-106).
(b) Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem
kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
anemis, saat persalinan terjadi persalinan lama,
perdarahan dan risiko cacat bawaan.
(c) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan
kesehatan ibu belum pulih dengan baik, pada
keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama,
atau perdarahan.
(d) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi
hamil lagi, perlu diwaspadai kemungkinan
terjadinya persalinan lama, karena semakin
banyak anak, rahim ibu makin melemah.
(2) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari
145 cm, dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai
adanya panggul sempit karena dapat mengalami
kesulitan dalam melahirkan.
(3) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
(a) Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum
terjadi persalinan, dihitung berdasarkan rumus
Naegele.
(b) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih
dari 24 jam untuk primigravida dan 18 jam bagi
multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak
janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan.
c) Kehamilan risiko tinggi
(1) Penyakit pada ibu hamil
(a) Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu
kesehatan ibu pada saat proses persalinan
(BKKBN, 2009:24). Kondisi ibu hamil dengan
kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada
trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2.
Anemia dapat menimbulkan dampak buruk
terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus
prematurus, abortus, kematian janin, cacat
bawaan (Prawirohardjo, 2009:281).
Gejala dan tanda:
Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,
sementara tensi masih dalam batas normal perlu
dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat
dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (MIMS
Bidan, 2008/2009).
(b) Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh
kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan
anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
Gejala dan tanda:
Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut
dan malaria berat lainnya.
(c) TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis
menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada sistem pernafasan.
Gejala dan tanda:
Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.
Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan
batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit
dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah
penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan
yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan
teratur (Mansjoer, 2009:287).
(d) Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus
ekstra hati-hati. Jangan sampai terlalu kecapaian
dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja
jantung bisa berkurang.
(e) Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh
tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup,
atau sebaliknya, tubuh kurang mampu
menggunakan insulin secara maksimal. Insulin
adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas,
yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke
sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan
bakar tubuh.
(f) Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit
atau jamur, yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual dengan pasangan yang
menderita penyakit tersebut (Sjaiful, 2008:921).
(2) Riwayat obstetrik buruk
(a) Persalinan dengan tindakan
1. Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil
untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim
agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini
karena adanya komplikasi pada ibu maupun
janin, misalnya ibu hamil dengan KPD, pre
eklamsia, serotinus.
2. Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk
melahirkan bayi melalui abdomen dengan
membuka dinding uterus dengan cara mengiris
dinding perut dan dinding uterus. Tindakan ini
dilakukan karena ada komplikasi pada
kehamilan, misalnya plasenta previa totalis,
panggul sempit, letak lintang, sudah pernah
SC dua kali, dan lain-lain.
(b) Pernah gagal kehamilan (keguguran)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada
usia kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari
500 gram) atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan.
Gejala dan tanda:
Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan
perdarahan hebat pada kehamilan muda.
(c) Pre eklamsi
Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan
20 minggu atau segera setelah lahir.
Gejala dan tanda:
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit
kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam.
(d) Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia
berat” ditambah dengan kejang atau koma yang
dapat berlangsung mendadak.
Gejala dan tanda:
Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia
berat dan kejang atau koma.
(e) Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kejadian kehamilan ganda
dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan
paritas.
Gejala dan tanda:
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan
umur tuanya kehamilan, gerakan janin dirasakan
lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar,
pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak,
teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2
bollatmen, terdengar 2 denyut jantung janin.
(f) Kehamilan dengan kelainan letak
1. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu
memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu. Kelemahan
dinding perut/uterus karena multiparitas,
kesempitan panggul, plasenta previa,
prematuritas, gemeli dan lain-lain.
2. Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas,
gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain
lain.
(g) Perdarahan dalam kehamilan
1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana
plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda:
Perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeridan
berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi
pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
2. Solusio plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal, terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir.
Gejala dan tanda:
Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa
tegang, gerak janin berkurang, palpasi
bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung
janin dapat terjadi asfiksia ringan dan
sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan
darah. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
ibu hamil dengan risiko adalah
a. Bayi lahir belum cukup bulan
b. Bayi lahir dengan BBLR
c. Keguguran (abortus)
d. Partus macet
e. Perdarahan ante partum dan post partum
f. IUFD
g. Keracunan dalam kehamilan
h. Kejang (Prawirohardjo, 2009:178)
C. ANC terpadu
a. Definisi ANC
ANC (Antenatal Care) merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil atau
bayinya dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan
(Mufdliah, 2009:168).
b. Tujuan ANC
Menurut Vivian (2010:109) tujuan asuhan kehamilan yaitu :
1) Tujuan umum
Menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal
dan perinatal.
2) Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan
kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal
b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan
c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,
emosional, serta logis untuk menghadapi kelahiran dan
kemungkinan adanya komplikasi.

c. Manfaat ANC (Antenatal Care)

1) Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan


nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan
2) Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
3) Ibu sanggup merawat dan memberikan Air Susu Ibu (ASI)
kepada bayinya
4) Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk
mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya
(Vivian, 2010:98).

d. Frekuensi kunjungan ANC (Antenatal Care)


1) Minimal 1 kali pada trimester satu (sebelum usia kehamilan
umur 14 minggu)
2) Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28
minggu)
3) Minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28-36
minggu/lebih dari 36 minggu) (Saryono, 2010:139).

e. Standart pelayanan antenatal 14 T (Francichandra, 2010:279) :

1) Timbang berat badan


2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap
5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Pemeriksaan HB
7) Pemeriksaan VDRL
8) Pemeriksaan protein urin
9) Pemeriksaan reduksi urin
10) Perawatan payudara
11) Senam hamil
12) Pemberian obat malaria
13) Pemberian kapsul minyak yodium
14) Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA

NY S USIA 27 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 28+6 MINGGU


DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI DUSUN KLEPU RT 003

RW 002 DESA PANDANREJO KECAMATAN KALIGESING

KABUPATEN PURWOREJO

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 34 Tahun
d. Agama : Islam
e. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
f. Pekerjaan KK : Petani
g. Pendidikan KK : SLTA
h. Status pernikahan : Usia menikah suami : 27 th, istri : 20 th
Lama pernikahan : 7 tahun
Jumlah anak :1
i. Alamat : Dusun Klepu RT 003/ RW 002 Desa
Pandanrejo, Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo

j. Komposisi keluarga
Tabel 1.1 Komposisi keluarga

L/ Hubungan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
P dengan KK
Prasetiyo 34 L Kepala SLTA Petani Islam
1.
tahun Keluarga
Sri Ratjinem 27 P Istri SLTA IRT Islam
2.
tahun
Kayla 7 P Anak Belum Belum Islam
3.
Larasati tahun sekolah bekerja

Genogram

64 60

34 27 24

7
Keterangan Hubungan :

Laki-laki : Menikah

Perempuan :

Tinggal dalam satu rumah : Anak Kandung


6
0

:
2
4
2
7
7
3
4
64

k. Tipe Keluarga

Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri


dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
dan saling menunjang satu sama lain.
l. Tipe bangsa
Jawa/Indonesia, budaya yang terkait dengan kesehatan yaitu di
lingkungan sekitar tempat tinggal masih percaya bahwa ibu
hamil dilarang makan buah durian dan nanas karena akan
membahayakan kehamilan, serta bayi baru lahir harus
dipakaikan rempah-rempah di ubun-ubunnya agar cepat keras.
m. Agama
Seluruh anggota keluarga menganut agama islam dan tidak ada
yang menganut kepercayaan lainnya.
n. Status social ekonomi keluarga
Rata-rata penghasilan KK 1 ± Rp. 1.000.000/bulan.
Rata-rata penghasilan KK 2 ± Rp. 1.000.000/bulan.
UMR Kabupaten Purworejo sebesar ± Rp. 1.700.000, termasuk
keluarga dengan ekonomi menengah.
o. Aktivitas rekreasi keluarga
Umumnya semua anggota keluarga setiap hari menonton TV
sebagai sarana rekresi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (Famillies with


scoll children).[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
a. Saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
hingga 12 tahun.
b. Umumnya keluarga sangat sibuk, selain aktivitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktivitas sendiri demikian
pula orang tua.
c. Keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas
perkembangan.
Tugas perkembangan :
a. Memberikan perhatian pada kegiatan sosial anak,
pendidikan dan semangat belajar.
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan.
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
d. Menyediakan aktivitas untuk anak.
e. Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan
mengikutsertakan anak.

2) Riwayat kesehatan keluarga inti :


Dalam keluarga inti tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti jantung, diabetes militus, asma, menular
seperti hepatitis, HIV/AIDS, maupun penyakit menular seksual,
serta menahun seperti hipertensi, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga yaitu bidan.
3) Riwayat keluarga lainnya :
Dalam keluarga pihak suami maupun istri tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti jantung, diabetes militus,
asma, menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, maupun penyakit
menular seksual, serta menahun seperti hipertensi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga yaitu
bidan.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Tipe rumah semi permanen dengan luas rumah 6x4 m, jumlah
ruang ada 6 ruang, 3 ruang sebagai kamar, 1 ruang tamu,1
dapur, dan 1 kamar mandi. Perabotan diletakkan dan ditata rapi
dan tidak menghalangi keluar masuk anggota keluarga,
pencahayaan baik. Kamar mandi berada diluar di sebelah
dapur, jenis WC jongkok. Sumber air minum yang digunakan
adalah mata air. Tembok batu bata belum dicat dan lantai
sebagian tanah dan semen. Terdapat kandang ternak di
belakang rumah.

Gambar denah rumah


B

U S
7
7
T

5
6

4
2
3

Ket :

1. Ruang tamu
2. Kamar Tidur
3. Kamar Tidur
4. Kamar Tidur
5. Dapur
6. Kamar Mandi/ WC
7. Kandang ternak

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan pedesaan dengan jarak antar


rumah cukup dekat. Lingkungan sekitar rumah Tn. P tergolong
cukup bersih.. Mayoritas warga bekerja sebagai petani. Di
lingkungan sekitar keluarga Tn. P sering diadakan pengajian,
kerja bakti, yasinan, PKK, Dasa Wisma, Posyandu.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. P tidak berpindah-pindah tempat tinggal sudah
menetap, karena memiliki rumah tetap.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Setiap


seminggu sekali Ny. S mengikuti dasawisma, yasinan dan pkk,
dan Tn. P setiap minggu mengikuti kegiatan kerja bakti,
yasinan.Tidak ada perkumpulan antar keluarga besar hanya
kadang-kadang saling mengunjungi saat lebaran dan hari-hari
libur.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota termasuk KK ada 3 orang dan 1 masih berada
di dalam kandungan. Tempat berobat keluarga adalah di tempat
Bidan dan Puskesmas yang jaraknya mudah dijangkau, alat
transportasi yang dimiliki adalah sepeda motor.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa jawa untuk


berkomunikasi,waktu berkomunikasi tidak terbatas, setiap saat
dapat berkomunikasi, bentuk komunikasi yaitu langsung dan
tidak langsung.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn. P merupakan pengambil keputusan utama dalam keluarga
meskipun melalui musyawarah ataupun kesepakatan keluarga.
Seluruh anggota keluarga selalu menghargai nasehat dari Tn.
P.
c. Struktur peran

Tn.P sebagai kepala keluarga menjadi sumber penghasilan


keluarga, dengan bekerja sebagai petani. Ny.S sebagai istri
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan anak pertama masih
bersekolah berstatus pelajar, dan sedang mengandung anak ke
2.

d. Nilai atau norma keluarga

Keluarga meyakini bahwa kesehatan itu penting sehingga jika


ada anggota keluarga yang sakit akan segera berobat ke bidan
atau pun Puskesmas. Selain itu keluarga juga berupaya
menjaga kesehatan mereka dengan memenuhi kebutuhan
pangan sehari-hari dan memelihara lingkungan.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga memandang diri mereka sebagai keluarga cukup


yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

b. Fungsi sosial

Interaksi dalam keluarga berjalan dengan baik dan jarang


terjadi konflik antar anggota keluarga maupun tetangga,
keluarga juga selalu membina hubungan baik dengan tetangga
dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga sanggup melaksanakan pemeliharaan kesehatan,


yaitu dengan mengenal masalah kesehatan, dapat mengambil
tindakan yang tepat, jika ada anggota keluarga yang sakit
langsung diperiksakan ketenaga kesehatan di bidan maupun
puskesmas.

d. Fungsi reproduksi

Keluarga Tn. P dan Ny.S mempunyai anak 1 yang masih


berumur 7 tahun dan Ny S sedang dalam keadaan hamil.

e. Fungsi ekonomi

Keluarga merasa cukup mampu memenuhi kebutuhan


sandang, pangan, dan papan yang dapat dilihat dari kondisi
rumah serta yang dimiliki keluarga.

6. Stres dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek (<6 bulan) : Kurangnya pengetahuan


Ny. S tentang Ketidaknyamanan ibu hamil TM 2, Tanda Bahaya
Ibu hamil TM 2,dan Pengetahuan seputar Resiko tinggi dalam
kehamilan.

b. Stressor jangka panjang (>6 bulan) : Resiko terjadinya


persalinan SC.

c. Kemampuan merespon terhadap situasi stressor : Berupa


ketenangan dalam menyikapi keadaan apapun.

d. Strategi koping yang digunakan

Bermusyawarah dengan anggota keluarga.

e. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi yang negatife dalam


menghadapi stressor.
f. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan dapat melayani dengan baik.

g. Pemeriksaan fisik.

Tabel 1.2 . Pemeriksaan Ny. S

PEMERIKSAAN FISIK Ny.S


UMUM
Keadaan Umum Baik
Kesadaran Composmentis
Status Emosional Stabil
BB 60 Kg
TB 140 Cm
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Suhu Badan 36,5 ºC
Denyut Nadi 80x/menit
Pernapasan 20x/menit
STATUS PRESENT
KEPALA : Bersih, tidak rontok
Rambut dan kulit kepala
Mata Bersih, tidak anemia
Hidung Bersih, tidak polip
Mulut dan tenggorokan Bersih, tidak ada radang
Telinga Bersih, tidak ada secret
Leher Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid
Dada Simetris, tidak ada retraksi
dinding dada
Jantung Detak jantung normal
Abdomen Tidak ada luka bekas operasi
Punggung Tidak ada benjolan tulang
belakang, tidak ada kelainan
Anus Normal, tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas Simetris, tidak bengkak, kuku
tidak pucat
Ekstermitas Bawah Simetris, tidak bengkak, kuku
tidak pucat
Reflek Patella (+)/ (+)

PEMERIKSAAN OBSTETRI

1) Inspeksi
a) Abdomen : Tidak terdapat linea alba,
linea nigra dan striae
gravidarum
b) Mammae : Areola hiperpigmentasi,
putting menonjol

2) Palpasi
a) Leopold I : Teraba bulat tidak
melenting ( bokong )
b) Leopold II Kanan : Teraba keras seperti papan
(punggung )
: Teraba kecil-kecil
Leopold II kiri (ekstermitas bayi)

c) Leopold III : Teraba bulat, melenting


(kepala nayi)
d) Leopold IV :-
e) TFU MC Donald : 20 cm
f) TBJ : (20-11)x 155 = 1,395 gr
3) Auskultasi
a) DJJ : 144x/menit

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB 15 gr/dl
2. Urin
Negatif
e Protein
3. Urin
Negatif
e Reduksi
B. Analisis Data

Tabel 1.3 Diagnosa Kebidanan Komunitas

DATA ( S & O ) PENYEBAB MASALAH


DS :
Ny.S usia 27 tahun
mengatakan dirinya tidak
dalam keadaan hamil dan
tidak ada keluhan Kurangnya Resiko terjadinya
pengetahuan Ny.S resiko tiinggi pada
DO : tentang resiko tinggi kehamilan Ny.S
KU : Baik pada ibu hamil
Kesadaran : CM
TD : 120/80 mmHG
BB : 60 Kg
TB : 140 cm
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 ºC
C. Perumusan Masalah
1.4 Tabel Perumusan Masalah

DIAGNOSA
RESIKO/RESTI Resiko terjadinya resiko tinggi
pada kehamilan Ny.S yang
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Tn. S tentang
resiko tinggi pada ibu hamil

D. Prioritas Masalah
Ny.S usia 27 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 28+6 minggu dengan
kehamilan resiko tinggi yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Ny.S tentang resiko tinggi pada ibu hamil
1.5 Tabel Prioritas Masalah

NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN


Sifat masalah 2/3 x 1 = Bila keadaan
Skala : Ancaman
tersebut tidak
segera di atasi
1.
akan
mempengaruhi
persalinan Ny. S
Kemungkinan 1/2x2= Masalah dapat
masalah dapat diubah tetapi
diatasi secara rutin
2. Skala : Rendah
( tergantung
pemeriksaan ANC
terpadu) Ny. S
Potensi masalah 1/3 x 1 = Masalah dapat
untuk dicegah ditangani dengan
Skala : Rendah
konseling tentang
Nutrisi ibu hamil
3.
dan pengetahuan
ibu tentang resiko
tinggi pada ibu
hamil
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Keluarga
masalah mengatakan
Skala : Masalah
sebagai masalah
berat, harus
dan harus segera
segera ditangani
ditangani
Total Skor

E. Perencanaan
Memberikan informasi dan konseling tentang resiko tinggi pada ibu
hamil berdasarkan keadaan ibu, memberikan konseling mengenai
nutrisi pada ibu hamil kepada Ny. S.
1.6 Tabel Perencanaan Tindakan

Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan


1. Meningkatnya pengetahuan 1. Berikan konseling tentang
Ny. S tentang resiko tinggi resiko tinggi pada
pada ibu hamil dan nutrisi kehamilan
2. Berikan konselling tentang
pada ibu hamil Kriteria :
(aspek pengetahuan) nutrisi pada ibu hamil
1) Ny. S dapat memahami 3. Berikan konseling tentang
tentang resiko tinggi ketidaknyamanan dan
pada ibu hamil tanda bahaya ibu hamil TN
2) Ny. S Dapat memahami
2
tentang Nutrisi pada ibu 4. Berikan konselling tentang
hamil ANC terpadu
3) Ny. S dapat memahami
tentang
ketidaknyamanan dan
tanda bahaya ibu hamil
TM 2
4) Ny. S dapat melakukan
ANC Terpadu
F. Pelaksanaan
1.7 Tabel Pelaksanaan

Tanggal & Waktu Diagnosa Implementasi


19 Desember 2019 Ny.S usia 27 Tahun 1. Memeberikan
Jam 08. 00 G2P1A0 Usia konseling tentang
Kehamilan 28+6 nutrisi pada ibu
minggu dengan hamil
2. Memberikan
Kehamilan Resiko
konseling tentang
tinggi Tinggi bdan
resiko tinggi pada
<145 cm
ibu hamil
3. Memberikan
konseling tentang
tanda bahaya ibu
hamil tm 2
4. Memberikan
konseling tentang
ANC Terpadu

G. EVALUASI
1.8 Tabel Evaluasi

Tanggal & Waktu Diagnosa Evaluasi


19 Desember 2019 Ny.S usia 27 Tahun 1. Ny.S telah
Jam 09.00 G2P1A0 Usia memahami
Kehamilan 28+6 tentang nutrisi
minggu dengan ibu hamil
2. Ny.S telah
Kehamilan Resiko
memahami
tinggi Tinggi bdan
tentang resiko
<145 cm
tinggi pada ibu
hamil
3. Ny.S telah
memahami
tentang tanda
bahaya ibu
hamil TM 2
4. Ny.S telah
memahami
tentang
pemeriksaan
ANC terpadu

Anda mungkin juga menyukai