Anda di halaman 1dari 14

HERNIA DIAFRAGMA

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BBL DAN


ANAK PRA SEKOLAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,


BBL Dan Anak Pra Sekolah

Yang di ampu oleh Ibu Tri Puspa Kusumaningsih, S.S.T., M. Kes

Dan dr. Nurul Hadi, Sp.A

oleh :

KELOMPOK 2

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

SEMESTER III

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Asuhan KebidananNeonatus, BBL dan Anak Pra Sekolah” dalam
menempuh pendidikan Diploma III Kebidanan.

Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Perubahan Fisiologi pada Sistem


Endokrin” penulis berharap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami
dan menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan makalah yang akan datang.

Demikian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Purworejo, 05 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

Bab I Pendahuluan............................................................................................

a. Latar Belakang......................................................................................
b. Rumusan Masalah.................................................................................
c. Tujuan...................................................................................................
d. Manfaat.................................................................................................

Bab II Pembahasan...........................................................................................

a. Pengertian Nifas....................................................................................
b. Pengertian Sistem Endokrin.................................................................
c. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin...............................................
d. Perubahan Sistem Endokrin Pada Ibu Nifas.........................................
e. Pengendalian Endokrin.........................................................................

Bab III Penutup.................................................................................................

a. Kesimpulan...........................................................................................
b. Saran.....................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan
tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar
10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria.
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara
lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut
(disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya.
Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar,
serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir. Hernia
Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum
pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya
hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun
trauma tumpul, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari
cedera dapat berupa cedera penetrasi langusng pada diafragma atau yang paling
sering akibat trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah akibat
kecelakaan sepeda motor.
Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan tekanan intraabdominal yang
dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma
penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk
senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral
diafragma posterior yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal
adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi rupture.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster,
omentum, usus halus, kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia
inkarserata mauppun strangulasi dari usus yang mengalami herniasi ke rongga
thorak ini. Namun pada bayi lahir penyebabnya adalah kemungkinan akibat
penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada
diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan system organ dalam
Rahim.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Hernia Diafragma ?
b. Apa Penyebab Hernia Diafragma ?
c. Bagaimana patofisiologis Hernia Diafragma ?
d. Bagaimana tanda dan gejala hernia diafragma ?
e. Bagaimana komplikasi hernia diafragma ?

C. Tujuan
a. pengertian Hernia Diafragma
b. Untuk mengetahui penyebab Hernia Diafragma ?
c. Untuk mengetahui patofisiologis Hernia Diafragma ?
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala hernia diafragma ?
e. Untuk mengetahui komplikasi hernia diafragma ?

D. Manfaat
a. Sebagai pengetahuan mahasiswi terhadap patofisiologi neonatus
b. Sebagai pembelajaran asuhan kebidanan patologis neonatus
c. Sebagai gambaran patologis neonatus, khususnya kelainan pada diafragma.
Agar kelak terjun di lahan, mahasiswa mampu mengidentifikasi kelainan
tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hernia Diafragmatika


Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui
lubang abnormal. Diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan
rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam
rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera
abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Terjadi
bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim (Sudarti, 2010)
Hernia diafragmatika adalah keadaan di mana terjadi herniasi dari isi
rongga abdomen ke dalam rongga toraks, yang terjadi secara kongenital
ataupun akibat kelainan traumatik pada diafragma. Kelainan ini relatif sering
dan tidak selalu menunjukkan gejala yang khas.

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga


dada melalui suatu lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang
membatasi rongga dada dan rongga perut. Secara anatomi serat otot yang
terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior yang berasal dari arkus
lumboskral dan vertebrocostal triagone adalah tempat yang paling lemah dan
mudah terjadi rupture.

Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 % pada sisi kiri, 24 %


pada sisi kanan, dan 15 % terjadi bilateral. hal ini terjadi karena adanya hepar di
sisi sebelah kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur
hemidiafragma sisi sebelah kanan. Organ abdomen yang dapat mengalami
herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus, kolon, limpa’dan hepar. Juga
dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulata dari saluran cerna yang
mengalami herniasi ke rongga toraks ini (Sudarti dan Afroh, 2012)

Pembagian Hernia Diafragmatika :

A. Traumatica : akibat pukulan, tembakan, tusukan


B. Non-Traumatica : kongenital, Akuisita.
1. Kongenital
a. Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal ditandai dengan
lubang yang dekat dengan bagian belakang dari diafragma
yang membuat organ-organ seperti lambung, usus halus,
hati dan limpa bergerak ke atas dan masuk ke rongga dada.
b. Hernia Morgagni atau Para sternalis ditandai dengan
lubang yang dekat bagian depan dari diafragma yang
membuat organ-organ seperti hati dan usus halus dapat
memasuki rongga dada.
2. Akuisita
Hernia Hiatus esophagus Ditemukan pada 1 diantara 2200-
5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

B. Penyebab Hernia Diafragmatika


Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada
abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen., baik pada
anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera
penetrasi langsung pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma
tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah
akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi penigkatan
tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot
diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak
senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Sekitar 0,8-1,6 % dengan trauma
tumpul pada abdomen mengalami rupture pada diafragma. Perbandingan
insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4:1. Ditemukan pada 1 diantara
2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin
tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan
matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu
kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen),
abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu itu.
Hernia tipe Bockdalek, diafragma berkembang tidak wajar atau usus
mungkin terperangkap di rongga dada pada saat diafragma berkembang.
Hernia tipe Morgagni, otot yang seharusnya berkembang di tengah diafragma
tidak berkembang secara wajar. Perkembangan diafragma dan saluran
pencernaan tidak terjadi secara normal. Hernia difragmatika terjadi karena
berbagai faktor, baik faktor genetik maupun lingkungan.

C. Etiologi Hernia Diafragmatika


Lesi ini biasanya terdapat pada distress respirasi berat pada masa
neonatus yang disertai dengan anamali sistem organ lain misalnya anamali
sistem saraf pusat atresia esofagus, omfalokel dan lain-lain.
Pemisahan perkembangan rongga pada dada dan perut disempurnakan
dengan menutupnya kanalis pleuropertioneum posteriolateral selam kehamilan
minggu kedelapan. Akibat gagalnya kanalis pleuroperikonalis ini menutup
merupakan mekanisme terjadinya hernia diafragma. pada neonatus hernia
diafragma disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma yang ditandai
dengan gejala. Anak sesak nafas terutama kalau tidur datar, dada tampak
menonjol tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan menunjukkan
gambaran skafoit. Post apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak
di hemitoraks kanan (Sudarti, 2010)
D. Patofisiologis Hernia Diafragmatika
Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk
dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan
pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan
pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma,
gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan
otot.
Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia,
sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma
tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum seluruhnya mengetahui
faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor
lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua (Endang, 2010)

E. Tanda dan Gejala Hernia Diafragmatika


Tanda :
a. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
b. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
c. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
Gejala :
a. Takikardia (denyut jantung yang cepat)
b. Perut kecil dan cekung
c. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
d. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh
isi perut.
e. Terdengar bising usus di daerah dada.
F. Komplikasi Hernia Diafragmatika
Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika
hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara
sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera
terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan
paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan komplikasi
yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek
antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 %
mengalami kelainan kromosom.
Selain komplikasi di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya, yaitu:
1.        Adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus.
2.        Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam pertama.
3.        Mengalami muntah akibat obstuksi usus.
4.        Kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama
5.        Tidak ada suara nafas.

G. Penatalaksanaan Hernia Diafragmatika


a. Pemeriksaan fisik
1. Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas
tidak nyata.
2. Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid.
3. Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks jantung bergeser sehingga
kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan.
4. Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan
berkurang.
5. Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris.
6. Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia.
7. Bising usus terdengar di dada
b. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah
toraks.
2. Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara
paralisis diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan
dari dalam abdomen).
c. Perencanaan
Apabila pada anak dijumpai adanya kelainan-kelainan yang bisa mengarah
pada hernia diafragmatika, maka anak perlu segera dibawa ke dokter atau
rumah sakit agar segera bisa ditangani dan mendapatkan diagnosis yang
tepat.
d. Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang
mengalami hernia diafragmatika yaitu :
1. Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2. Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi
agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma
dapat bergerak bebas.
3. Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka
tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
4. Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke
tempat pelayanan yang lebih baik.
(Endang, 2010)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui
lubang abnormal. Diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada
dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke
dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan
viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma.
Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim (Sudarti,
2010).
Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada
abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen., baik pada
anak-anak maupun orang dewasa.
Lesi ini biasanya terdapat pada distress respirasi berat pada masa
neonatus yang disertai dengan anamali sistem organ lain misalnya anamali
sistem saraf pusat atresia esofagus, omfalokel dan lain-lain
Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma
dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum
dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
Tanda dan Gejala Hernia Diafragmatika
Tanda :
a. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
b. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
c. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
Gejala :
a. Takikardia (denyut jantung yang cepat)
b. Perut kecil dan cekung
c. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
d. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh
isi perut.
e. Terdengar bising usus di daerah dada.
f. Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia.
Penatalaksanaan Hernia Diafragmatika
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan penunjang
c. Perencanaan

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Lebih memahami mengenai mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi
baru lahir, dan anak pra sekolah

2. Bagi Institusi
Menyediakan lebih banyak buku sumber, agar mahasiswa lebih mudah
dalam mengakses referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Khoirunisa, Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Balita.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Balita.Yogyakarta : Nuha
Medika
Sudarti dan Afroh. F. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Nuha medika.

Anda mungkin juga menyukai