Anda di halaman 1dari 9

A.

DIAGNOSIS RADIOLOGI PADA KASUS HERNIA DIAFRAGMATIKA

Diagnosis prenatal dengan ultrasonografi (USG) adalah lazim. Evaluasi dengan


seksama untuk anomali lainnya harus melibatkan pemeriksaan ekokardiografi
dan amniosintesis. Kadang-kadang, janin dengan USG dalam rahim tidak
mempunyai kelainan pada foto Roentgen setelah lahir. Orang tua dengan
diagnosis hernia diafragmatika USG harus dinasihati dengan seksama oleh
multidisipliner yang sangat berpengalaman dengan keadaan ini, jika harus
dihindari terminasi yang tidak perlu dan harapan yang tidak realistik.
Setelah lahir kebanyakan bayi dengan hernia diafragmatika akan mengalami
kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama. Tidak adanya suara nafas dan
bergesernya tempat suara jantung sering terjadi pada HKD, disertai dengan perut
skafoid pada bayi.
Foto Roentgen toraks biasanya membantuk diagnostik. Pandangan lateral
sering menampakkan usus masuk melewati bagian posterior diafragma. Kadangkadang lesi kistik kongenital paru bisa menghasilkan gambaran radiografi yang

Gambar 3. Foto Roentgoen toraks AP hernia Morgagni. Terlihat perselubungan udara dan dinding usus halus d

sama. Perbedaan dengan hernia diafragmatika bisa ditegakkan dengan USG


pascanatal atau injeksi kontras ke dalam lambung atau kateter arteri umbilikalis
untuk mengenali usus di atas diafragma. Pada anak yang lebih tua, dengan
gejala yang tidak khas, pemeriksaan kontras saluran cerna biasanya diperlukan.
USG dan fluroskopi membantu membedakan elevasi dari hernia yang
sebenarnya. CT-scan dibutuhkan untuk menyingkirkan pneumatokel atau
komplikasi efusi.

Gambar 4. Foto Roentgen toraks lateral hernia Morgagni. Terlihat perselubungan udara di dalam rongga torak

Gambar 5. CT-scan toraks pada kasus hernia diafragmatika

Gambar 1. Foto toraks hernia


diafragmatika. Terlihat jelas sekali
adanya perselubungan udara dan
kontur-kontur dinding usus halus yang
menembung diafragma dan mengisi
ruang toraks sinistra mendesak organorgan yang berada di ruang ini ke arah
kontralateral.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat TUHAN yang maha kuasa sehingga atas rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.
Tulisan ini membahas tentang kelainan kongenital yang akan mengganggu pergerakan
diafragma pada saat respirasi dari manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaannya.
Saya merasa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya,
untuk itu kritikan maupun saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

BAB 1
PENDAHULUAN

Diafragma adalah otot inspirasi utama. Sewaktu diafragma berkontraksi, ia bergerak ke


kaudal. Dengan menurunnya diafragma, vicera abdomen terdorong ke kaudal pula. Akibatnya
ialah bahwa volume cavitas thoracalis dan terjadi penurunan tekanan intra thoracal, sehingga
udara tersedot ke dalam paru. Selain itu, volume cavitas abdominalis sedikit berkurang dan
tekanan intraabdominal agak meningkat.
Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran pleuroperitonei, septum transversum
dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu
dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan
gangguan pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia,
sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan
menimbulkan eventerasi.
Insiden pada neonatus tercatat 1 : 2000 5000, pada dewasa dilaporkan insidensi
bervariasi antara 0,17% yang dilaporkan oleh mullens dkk sampai setinggi 6% yang dilaporkan
oleh Gale. Hal ini didapatdari penelitian retrospektif dari pemeriksaan CT Scan yang dilakukan
untuk berbagai tujuan. Hernia Bockdalek paling banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak. Pada
dewasa sangat jarang (sekitar 10% dari semua kasus) dan sering terjadi misdiagnosis dengan
pleuritis atau tuberkulosis paru. Kadang-kadang pada anak yang lebih besar juga sering diduga
sebagai staphylococcal pneumonia.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

DIFINISI
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut.

KLASIFIKASI
1. Hernia parastenal,
Yaitu sebagian kecil otot diafragma gagal berkembang dan biasanya terlihat di bagian
anterior diafragma. Sebuah kantong peritoneum kecil yang mengandung gelung usus kemudian
bisa masuk ke rongga dada diantara bagian sternalis dan kostalis diafragma.
2. Hernia esophagus
Diduga disebabkan oleh pendeknya esophagus congenital. Kardia dan bagian atas
lambung tertahan di dalam rongga dada, dan lambung kemudian terjepit setinggi diafragma

Ada dua macam Hernia difragmatika :


a. Sliding hernia atau sliding type
Terjadinya bisa disebabkan bermacam-macam hal diantaranya :
Esofagus terlalu pendek atau esofagus tertarik keatas
Dapat juga oleh karena otot-otot dan ligamen disekitar kardia lemah, sehingga kardia
masuk ke dalam mediastinum. Pada sliding hernia seringkali terjadi refluk asam lambung kedalm
esofagus, biasa atau sering kali timbul regurgitasi. Penting diketahui bahwa letak esofagogastrik
junction diatas diafragma. Jadi letak gaster yang berupa kantong hernia dikaudal esophagus
b. Rolling hernia atau rolling type
Nama lain dari rolling hernia adalah para hiatal hernia, para esofageal hernia. Di sini letak
esofagus pada posisi normal, demikian juga panjang esofagus dalam keadaan normal. Tapi
kantung hernia terletak disebelah esofagus. Jadi sebagian dari lambung masuk kedalam rongga
dada yaitu sebagai kantung hernia. Jadi jelas bedanya dengan sliding hernia, di sini
esophagogastrik junction tetap di bawah diafragma, dengan kata lain disini terdapt vulvulus

parsiel

dari

lambung

Perbedaan lain ialah : pada rolling hernia, refluk dari asam lambung jarang terjadi. Pada rolling
hernia karena kantong hernia menekan esofagus dari belakang, maka tidak akan terjadi
regurgitasi. Kemungkinan besar pada rolling hernia seluruh fundus dari gaster masuk kedalam
rongga dada
BAB 1
PENDAHULUAN
Diafragma adalah otot inspirasi utama. Sewaktu diafragma berkontraksi, ia bergerak ke
kaudal. Dengan menurunnya diafragma, vicera abdomen terdorong ke kaudal pula. Akibatnya
ialah bahwa volume cavitas thoracalis dan terjadi penurunan tekanan intra thoracal, sehingga
udara tersedot ke dalam paru. Selain itu, volume cavitas abdominalis sedikit berkurang dan
tekanan intraabdominal agak meningkat.
Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran pleuroperitonei, septum transversum dan
pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu
dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan
gangguan pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia,
sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan
menimbulkan eventerasi.
Sekitar 0,8-1,6% pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen mengalami ruptur
diafragma. Perbandingan insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4:1. Paling sering terjadi
pada usia dekade ketiga. Ruptur diafragma 75 % disebabkan oleh trauma tumpul, 25 %
disebabkan trauma tembus/ tajam. 75 % ruptur diafragma terjadi disisi kiri,hal ini terjadi karena
adanya hepar di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur
hemidiafragma sisi sebelah kanan. Sedangkan pada anak-anak kemungkinan terjadi pada sisi
manapun sama, hal ini terjadi oleh karena masih besarnya pergerakan hepar
Insiden pada neonatus tercatat 1 : 2000 5000, pada dewasa dilaporkan insidensi
bervariasi antara 0,17% yang dilaporkan oleh mullens dkk sampai setinggi 6% yang dilaporkan
oleh Gale. Hal ini didapatdari penelitian retrospektif dari pemeriksaan CT Scan yang dilakukan

untuk berbagai tujuan. Hernia Bockdalek paling banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak. Pada
dewasa sangat jarang (sekitar 10% dari semua kasus) dan sering terjadi misdiagnosis dengan
pleuritis atau tuberkulosis paru. Kadang-kadang pada anak yang lebih besar juga sering diduga
sebagai staphylococcal pneumonia.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang
pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Pembagian Hernia diafragmatika :
a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
b. Non-Traumatica
1) Kongenital
a) Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma
b) Hernia Morgagni atau Para sternalis
Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
2) Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

Lubang hernia dapat terjadi di peritoneal (tipe Bochdalek) yang tersering ditemukan,
anterolateral (tipe Morgagni) atau di esofageal hiatus hernia. Foramen bochdalek merupakan
celah sepanjang 2-3 cm di posterior diafragma setinggi costa 10 dan 11, tepat di atas glandula
adrenal. Kadang-kadang defek ini meluas dari lateral dinding dada sampai ke hiatus esophagus.
Kanalis pleuroparietalis ini secara normal tertutup oleh membran pleuroparietal pada kehamilan
minggu ke-8 sampai ke-10. Kegagalan penutupan kanalis ini dapat menimbulkan terjadinya
hernia Bochdalek. Hernia ini merupakan kelainan yang jarang terjadi. Mc Culley adalah orang
pertama yang mendeskripsikan kelainanini pada tahun 1754. Bochdalek pada 1848
menggambarkan secara detil aspek embriologi pada hernia ini yang merupakan defek tersering
(80%).

Anda mungkin juga menyukai