AGUSTI 201447205
FATIMATUZZAHRO 201447210
INDRIYANI 201447215
KHARESTIE ULVA SEPTA 201447219
SYAHDA RANTI SAPUTRI 201447229
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan
Diagnosa Medis Hernia IngualisIrreposible di Ruang Bebulus RSUD Belitung Timur”. Tugas
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari Praktik Klinik KMB 1. Dalam kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 yang telah memberikan pengetahuan kepada kami dalam menyusun tugas
ini serta kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari
teman-taman mahasiswa dan dosen pembimbing.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia adalah penonjolan sebagian isi organ atau jaringanmelaluilubang yang
abnormal. Hernia inguinalis adalah salahsatu masalah yang paling umumyang
memerlukan penanganan bedah untukpengobatannya. Namun, yangmengalami
perbaikan penjepitan hernia kadang-kadang terjadi dan ini telah dilaporkan sebanyak
0,29-2,9% dari semua hernia inguinalis.
Hernia inguinalis adalah masalah umum yang dapat diderita olehlebih dari 25% pria
selama masa hidup mereka dan sebanyak 2% wanitamengalami hernia inguinalis.
Setiap tahun lebih dari 20 juta perbaikanhernia inguinalis dilakukan di seluruh
dunia.Di Amerika Serikatperbaikan hernia inguinalis mencapai 990.000 setiap
tahunnya.Di negara maju, orang yang berusia lebih dari 85 tahun yang terdiridari 2%
populasi umum pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat duakali lipat
mengalami penyakit hernia inguinalis. Ini berarti bahwa tingkatpresentasi ke rumah
sakit pada penderita hernia inguinalis juga akanmeningkat.
Tindakan bedah dalam penyembuhan hernia inguinalis adalahsalah satu prosedur
yang paling sering dilakukan dan kekambuhan herniainguinalis jarang terjadi. Risiko
kekambuhan hernia bisa mencapai hingga15% tergantung pada berbagai faktor
termasuk keahlian dokter bedah.
Risiko pertambahan hernia inguinalis yang sebanyak 1.7% daripopulasi umum dapat
meningkat sekitar 4% setelah usia 45 tahun. Insidenhernia inguinalis pada populasi
yang berusia antara 16 sampai 24 tahunadalah 11 / 10.000 orang tiap tahun. Jumlah
ini akan meningkat sampai diatas 200 / 10.000 orang tiap tahun pada populasi yang
berusia di atas 75tahun. Elektif hernia inguinalis umumnya dikaitkan dengan tingkat
kematian yang diperkirakan di bawah 0,01%. Hernia inguinalis dapat terjadi disebelah
kanan 60%, sebelah kiri 20-25%, dan bilateral 15%. Sekitar 75% dari semua hernia
yang berada di dinding perut terlihat di selangkangan.
Bank Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwaberdasarkan
distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurutgolongan sebab sakit di
Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutanke-8 dengan jumlah 18.145 kasus, 273
diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051 kasus diantaranya terjadi
pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kelompok 2di Ruang BebulusRumah
Sakit Umum Daerah Belitung Timur terdapat 1 pasien kasushernia inguinalis.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,maka penulis merasa
tertarik dan penting untuk melakukan penelitian mengenai gambarankarakteriktik
penderita hernia inguinalis di RSUD Belitung Timur.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengertian Hernia ?
2. Apa anatomi Hernia ?
3. Bagaimana bentuk fisiologi Hernia Ingualis ?
4. Apa saja klasifikasi Hernia Ingualis ?
5. Apa etiologi dan faktor pencetus Hernia Ingualis ?
6. Apa patofisiologi Hernia Ingualis ?
7. Apa manifestasi klinis Hernia Ingualis ?
8. Ap penatalaksanaan Hernia Ingualis ?
9. Apa pemeriksaan fisik Hernia Ingualis ?
10. Apa komplikasi Hernia Ingualis
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hernia
2. Untuk mengetahui anatomi Hernia
3. Untuk mengetahui bentuk fisiologi Hernia Ingualis
4. Untuk mengetahui klasifikasi Hernia Ingualis
5. Untuk mengetahui etiologi dan faktor pencetus Hernia Ingualis
6. Untuk mengetahui patofisiologi Hernia Ingualis
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis Hernia Ingualis
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hernia Ingualis
9. Untuk Mengetahui cara pemeriksaan fisik Hernia Ingualis
10. Untuk mengetahui komplikasi Hernia Ingualis
C. Manfaat
Untuk mengetahui dan menambah wawasn kami sebagai penulis tentang bagaimana
proses penyakit Hernia Ingualis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hernia
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum, suatu
organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita dalam
parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan olehpeningkatan
tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan olehkelemahan otot dinding
abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan hernia langsung menonjol.
B. Anatomi Hernia
Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-ototmultilaminar yang
terdiri dari aponeurosis, facia, lemak, dan kulit.Aponeurosis merupakan otot-otot yang
memiliki tendon. Terdapat tigalapisan otot pada bagian lateral dengan fosaoblik yang
saling
berhubungan.
Untuk mencegah terjadinya hernia inguinalis terdapat otottransversus abdominalis
merupakan otot internal lateral yang terdiri dariotot-otot dinding perut dan lapisan
dinding perut. Pada bagian kaudaotot yang membentuk lengkungan aponeurotik
transversus abdominalis yangmerupakan bagian tepi atas cincin inguinal internal dan
diatas dasar medial kanalis inguinalis. Yang menghubungkan tuberkulumpubikum
dan spina iliaka anterior superior adalah ligamentum inguinal. Pada bagian medial
bawah, diatas tuberkulumpubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus kanalis
ingunaliseksternus, bagian terbuka dari aponeurosis muskulus oblikuseksternus. Pada
bagian atas terdapat aponeurosis muskulus oblikuseksternus dan bagian bawah
terdapat ligamentum inguinalis.Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi oleh
lateral rektus abdominis, bagian lateral dibatasi oleh pembuluh darah vena dan
arteriepigastrika inferior, pada bagian basis dibatasi oleh ligamentum inguinal.
Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perutbagian bawah berbentuk
tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke
dalam skrotum. Kanalis inguinalis dibatasi oleh anulus inguinalis internusyang
merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosismuskulus
transversus abdominalis.
Pada laki-laki, funikulus spermatikus (s.c) melewati kanalinguinalisyang merupakan
tempat testis di dalam kantong skrotum.Funikulusspermatikus memiliki banyak
pembuluh darah arteri, saraf, danduktus deferen yang menghubungkan testis dengan
vesikula seminalis.
C. Klasifikasi Hernia
1. Pembagian menurut isi:
A. Hernia adiposa adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringanlemak.
B. Hernia Littre adalah hernia inkarserata atau strangulata yangsebagian dinding
ususnya saja terjepit di dalam cincin hernia.
C. Sliding hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian daridinding
kantong hernia.
2. Hernia menurut tempat :
A. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha
(regio inguinalis).
B. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahfosafemoralis
C. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahpusar.
D. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melaluilubang
diafragma ke dalam rongga dada.
E. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi padasumsum
tulang belakang.
Hernia ini terjadi karena nukleus pulposus yang berada diantara dua tulang
belakang menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan sumsum tulang belakang
atausarafnya. Biasanya hernia ini terjadi pada tulang punggung,akibatnya
penderita merasa sakit pada kedua tungkai bawah danbila lebih hebat dapat
menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.
3. Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Ususkeluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jikaberbaring atau didorong masuk perut, tidak
ada keluhan nyeriatau gejala obstruksi usus.
b. Herniaireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam
rongga perut.
Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong padaperitoneum
kantong hernia.
Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin herniasehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase.
Hernia strangulata
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit olehcincin hernia
yang mengalami edema dan menjadi iskemi parah dan gangren usus
yang mengharuskan tindakan operasi segera.
Patoflow Hernia
Hernialis
Cincin hernia
Hernia ingunalis
F. Manifestasi Klinis
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkatbeban berat, dan menghilang waktu
istirahat baring. Sebagian besarhernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan
pada pemeriksaanfisik rutin dengan palpasi benjolan pada anulus inguinalis
superfisialis atausuatu kantong setinggi anulus inguinalis profundus.
Salah satu tanda pertama hernia adalah adanya massa dalam daerahinguinalis
manapun atau bagian atas skrotum. Dengan berlalunyawaktu,sejumlah hernia turun ke
dalam skrotum sehingga skrotummembesar.Pasien hernia sering mengeluh tidak
nyaman dan pegal pada daerah ini,yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual
hernia ke dalam kavitasperitonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan
gerakan badanmaka biasanya hernia muncul lagi.
G. Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Pada inspeksidiperhatikan
keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, ataulabia dalam posisi berdiri
dan berbaring. Pasien diminta mengedan ataubatuk sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetri dapat dilihat.Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,
dirabakonsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi.Setelah
benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking padaanak-anak, kadang
cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalisyang melebar.
Jika jari tangan tak dapat melewati anulus inguinalis profunduskarena adanya massa,
maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Gambaran yang menyokong adanya
hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum yang sering ditemukan dalam
hernia indirek, tetapi taklazim dalam bentuk hernia indirek. Hernia direk lebih
cenderung timbulsebagai massa yang terletak pada anulus inguinalis superfisialis dan
massaini biasanya dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama jikapasien
dalam posisi terbaring. Pada umumnya dengan jari tanganpemeriksa di dalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek majumenuruni kanalis pada samping jari
tangan sedangkan penonjolan yanglangsung ke ujung jari tangan adalah khas dari
hernia direk.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :
1. Terapi Konservatif
a. Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara hati-hati
dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada
hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan
leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia
tadi.
b.Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telahdireposisi
dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
2. Terapi Operatif
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b.Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.
4. Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan
terjadikomplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau
strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi
I. Komplikasi
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udemorgan atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantonghernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada hernia semakinbertambahsehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
berupacairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadiperforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atauperitonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus danmemiliki gambaran
obstruksi usus akan menyebabkan terjadinyagangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Apabila sudahterjadi strangulasi yang dikarenakan adanya
gangguan vaskularisasi akanmenyebabkan suatu keadaan toksik akibat gangren dan
menjadi suatugambaran klinis yang komplek dan sangat serius. Pada kasus ini
penderitamengeluhkan rasa nyeri lebih hebat di tempat hernia. Apabila
terjadirangsangan peritoneal nyeri tersebut akan menetap. Pada pemeriksaanlokal
akan ditemukan suatu benjolan yang tidak dapat masuk kembali dan disertai nyeri
tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal ini menyebabkanterjadinya tanda peritonitis
dan abses lokal, nyeri tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal inimenyebabkan
terjadinya tanda peritonitis dan abses lokal.
b. Keluhan utama:
Ada pembekakan di inguinal dan terasa nyeri.
f. Aktivitas/istirahat
Gejala :
a. Sebelum MRS:
Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit
dan menimbang karet.
b. Sesudah MRS:
Tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya, penurunan kualitas tidur
g. Eliminasi
Gejala :
a. Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
b. Adanya retensi urine.
h. istirahat tidur
Penurunan kualitas tidur.
i. Personal Higiane.
J. Integritas Ego
a. Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga
k. Kenyamanan
a. Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakinmemburuk dengan adanya batuk,
bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong,
bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 :320-321).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada hari selasa 29 november 2021, Jam 12:30 wib di ruangan bebulus.
Rumah sakit umum daerah Belitung timur.
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn “P”
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin :laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sd
Pekerjaan : Peternak sapi
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Dsn. Cemara II
No. RM : 12.66.93
Diagnosa Medis : Hernia Igularis
Tanggal MRS : 28 noveber 2021
b. Penganggung jawab
Nama : Ny “J”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hub. Dgn klien : Istri
Alamat : Dsn. Cemara II
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di perut sebelah kiri bawah
c. Eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada BAB dan BAK. Tidak ada keluhan
BAK dan BAB normal.
Setelah sakit
pasien mengatakan tidak ada masalah dengan BAK dan BAB sama seperti
sebelum sakit BAK dan BAB normal , tidak ada keluhan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tekanan darah :143/91 mmHg
2) Nadi :100 x/menit
3) Pernafasan :20 x/menit
4) Suhu : 360 C
5) Kesadaran :Composmentis
b. Head To toe
1) Kulit
Berwarna sawo matang,ada luka jahitan pada perut sebelah kiri post op
sebelah kiri dekat lipatan paha.
2) Kepala dan Rambut
Bentuk normal,tidak teraba benjolan atau nyeri tekan.
3) Mata
Bentuk normal, konjungtiva an anemis refleks cahaya (+) ,pengelihatan
bagus.
4) Telinga
Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak memakai alat bantu pendegaran.
5) Hidung
Bentuk normal tidak ada sekret,pendaraha,polip dan tidak ada pernapasan
cuping hidung.
6) Mulut dan tenggorokan
-rongga mulut
Tidak ada bau mulut
-gigi
Tidak ada peradangan, gigi bersih dan ada gigi berlubang
-lidah
Keadaan lidah bersih
-leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ,kelenjar getah bening dan tidak ada
peningkatan vena jugularis
-jantung
5 5 + +
Refleks (R): ++ ++
++ ++
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Difeerential count
8 1-3%
Eosinofil
1 0-1%
Basofil
41 55-70%
Netrofil
Limfosit 45 20-40%
5 2-8%
Monosit
KIMIA DARAH
GDS
Elektrolit
138 135-150 mmol/L
Natrium
3.3 3.5-5.0 mmol/L
Kalium
103 98-107 mmol/L
Klorida
HbsAg
SWAB ANTIGEN
a. Penatalaksanaan Pengobatan
Data objektif
-pasien tampak meringis
-pasien tampak gelisah
-frekuensi nadi meningkat
-terdapat luka jahitan post op pada perut sebelah kiri bawah dekat lipatan paha, dengan
panjang luka jahitan ± 15 cm, keadaan luka kering
-TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
7. Analisa data
Nama :Tn “p” No. Rm : 12.66.93
Jenis Kelamin :laki-laki Diagnosa Medis : Hernia ingualis
8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi ) d.d mengeluh nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi meningkat,sulit tidur, tekanan darah meningkar,nafsu
makan menurun.
2. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif
9. Tujuan Keperawatan
2. Resiko infeksi d.d efek prosedur Setelahdilakukan intervensi selama 3 hari maka
invansif tingkat tingkat infeksi menurun dengan kriteria
hasil :
- Nyeri menurun (skala 3)
- Nafsu makan meningkat
Traupetik
Edukasi
Kolaborasi
Traupetik
Edukasi
Perawatan luka
Observasi
Traupetik
Edukasi
Kolaborasi
Do: TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
Memantau TTV
12:41 Ds:
Do: Td: 143/91 mmHg
N:100 x/menit
RR: 20 x/menit
Memberikan obat injeksi T:36ºC
(kolaborasi)
12:45 Spo²: 98
Ds: pasien mengatakan sakit
Memberikan obat injeksi antibiotik
Do: injeksi ketorolac 30 mg/8
paracetamol dan metronidazole
jam/iv
13:05
2. Dx 2 Selasa 30-11- Memonitor karakteristik luka Ds: pasien mengatakan nyeripada
2021 (drainase,warna,ukuran,bau) luka operasi
08:00 Do: tidak ada nanah pada luka
operasi,tidak ada bau ukuran luka
jahitan ± 15 cm
Menjadwalkan /memberitahu
keluarga pasien untuk merubah Ds:
posisi pasien Do:keluarga pasien mengerti dan
mau membantu mengatur posisi
pasien
Menjelaskan tanda dan gejala
08:20 infeksi Ds:-
Do:pasien tampak mengerti
Menganjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi protein (putih Ds:-
telur,susu,daging,kacang-kacangan) Do:keluarga pasien tampak
mengerti
Mengajarkan keluarga pasien untuk
membersikan luka operasi
pasien,keluarga pasien melihat Ds:-
proses perawatan luka Do:keluarga pasien tampak
mengerti
09:30 Ds: -
Do: Td: 110/80 mmHg
N: 72 X/menit
RR: 20 X/menit
T: 36ºc
Kolaborasi pemberian obat injeksi spo²: 98
(ketoroalac )
09:32 Mengidentifikasi skala nyeri Ds:-
Do:-
Ds:
Perawatan luka pasien (- Do: tidak ada tanda-tanda infeksi
melepaskan balutan dan plaster pada luka pasien
secara perlahan
-membersikan luka dengan cairan Ds:-
Nacl Do: pasien tampak meringis
-memasang balutan sesuai jenis berkurang ketika luka dibersihkan
luka= dengan kasa yang sudah
diberi betadine selanjutnya
sediakan palster sesuai panjang
luka)
Ds:-
10.30 Do: TD: 131/102mmHg
N: 102 x/menit
Kolaborasi pemberian obat injeksi RR: 20 x/menit
ketorolac T: 36ºc
Ds:-
10.35 Melakukan bleder training Do: pasien tampak sudah bisa
duduk
Ds:-
13.30 Do:-
1. Senin 29 -11- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik S : pasien mengatakan nyeri pada luka post op
2021 (prosedur operasi ) d.d mengeluh di perut sebelah kiri bawah dengan:
nyeri,tampak P: Nyeri dirasa saat batuk
14.00
meringis,gelisah,frekuensi nadi Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
meningkat,sulit tidur, tekanan darah R: nyeri di perut kiri bawah
meningkar,nafsu makan menurun. S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbu
O : : TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
P:intervensi dilanjutkan
2 Senin 29 -11- Resiko infeksi d.d efek prosedur S : pasien mengatakan nyeri dengan skala nyeri
2021 invasif 5
O : Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
P: intervensi dilanjutkan
3.
Selasa 30-11- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
S : - pasien mengatakan skala nyeri 4
2021 - Sering terjaga pada malam hari karena
(prosedur operasi ) d.d mengeluh
batuk
14.00 nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi O : Td:110/80 mmHg
meningkat,sulit tidur, tekanan darah
meningkar,nafsu makan menurun. N: 77x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
- Gelisa menurun
- Meringis menurun
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
5
S :- pasien mengatakan skala nyeri 3
1-12- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik - Jarang terjaga malam hari karena batuk
Rabu
(prosedur operasi ) d.d mengeluh berkurang
2021
nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi
meningkat,sulit tidur, tekanan darah O : Td:131/102 mmHg
meningkar,nafsu makan menurun.
N: 102 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
- Gelisah menurun
- Meringis menurun
A : masalah teratasi
6.
A : masalah teratasi
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum,
suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita
dalam parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan
olehpeningkatan tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan
olehkelemahan otot dinding abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan
hernia langsung menonjol.
Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwahernia adalah
suatu keadaan yang abnormal dari menonjolnya isi suaturongga ke dalam suatu
lubang. Sedangkan pengertian hernia inguinalisadalah suatu keadaan yang
abnormal dari penonjolan isi perut ke daerahregio inguinalis, hernia inguinalis
itu sendiri terbagi atas dua, yaitu herniainguinal direk (hernia yang keluar
melalui segitiga Hasselbach) dan herniainguinal indirek (yang keluar melalui
anulus dan kanalis inguinalis)
Sama seperti pengertian hernia yaitu . Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang
tampak di daerah sela paha (regio inguinalis)Pasien juga terdapat benjolan organ di
abdomen dekat lipatan paha.
2. Klasifikasi Hernia
A. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).
B. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahfosafemoralis
C. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahpusar.
D. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melaluilubang diafragma ke
dalam ongga dada.
E. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi padasumsum tulang
belakang.
Hernia ini terjadi karena nukleus pulposus yang berada diantara dua tulang belakang
menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan sumsum tulang belakang atausarafnya.
Biasanya hernia ini terjadi pada tulang punggung,akibatnya penderita merasa sakit pada
kedua tungkai bawah danbila lebih hebat dapat menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.
4. Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Ususkeluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jikaberbaring atau didorong masuk perut, tidak
ada keluhan nyeriatau gejala obstruksi usus.
b. Herniaireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam
rongga perut.
Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong padaperitoneum
kantong hernia.
Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin herniasehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase.
Hernia strangulata
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit olehcincin hernia
yang mengalami edema dan menjadi iskemi parah dan gangren usus
yang mengharuskan tindakan operasi segera.
Pasien termasuk kedalam Hernia inguinalis yaitu adalah hernia isi perut yang tampak
di daerah sela paha (regio inguinalis). Dan menurut sifatnya termasuk kedalam hernia
ireponible dimana
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam rongga
perut.
3. Etiologi Herina
a. Kelemahan abdomen
b. Peningkatan tekanan intra abdomen
c. Bawaan sejak lahir
d. Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
e. Kegemukan (marked obesity)
f. Batuk
g. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar
h. Ada cairan di rongga perut (ascites)
i. Riwayat keluarga ada yang menderita hernia
Pasien mengatakan sering mengangkat benda yang berat (heavy lifting), pasien
mengalami Kegemukan (marked obesity) dan pasien sering batuk
4. Patofisiologi hernia
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia terdiri
dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia (usus,
omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti
ovarium, apendiks divertikel dan buli-buli), dan struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilikus, paru dan sebagainya. Hernia
inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat, lebih banyak terjadi
pada pria dari pada wanita.
Pasien juga mengatakan dahulu pasien juga sering mengangkat bedah berat, mula-
mula nya tidak sakit lama kelamaan muncul lah hernia/ benjolan pada abdomen dekat
lipatan paha yang tidak bisa dikembalikan seperti semula dan akhirnya pasien merasa
nyeri pada benjolan di abdomen dekat lipatan paha yang sangat parah, dan pasien
berjenis kelamin laki-laki.
6. Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Pada inspeksidiperhatikan
keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, ataulabia dalam posisi berdiri
dan berbaring. Pasien diminta mengedan ataubatuk sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetri dapat dilihat.Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,
dirabakonsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi.Setelah
benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking padaanak-anak, kadang
cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalisyang melebar.
Jika jari tangan tak dapat melewati anulus inguinalis profunduskarena adanya massa,
maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Gambaran yang menyokong adanya
hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum yang sering ditemukan dalam
hernia indirek, tetapi taklazim dalam bentuk hernia indirek. Hernia direk lebih
cenderung timbulsebagai massa yang terletak pada anulus inguinalis superfisialis dan
massaini biasanya dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama jikapasien
dalam posisi terbaring. Pada umumnya dengan jari tanganpemeriksa di dalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek majumenuruni kanalis pada samping jari
tangan sedangkan penonjolan yanglangsung ke ujung jari tangan adalah khas dari
hernia direk.
Pada pemeriksaan fisik pasien sebelum operasi dengan inspeksi terdapat benjolan di
abdomen sebelah kiri dekat lipatan paha, pada saat palpasi ada benjolan hernia dan
tidak bisa dimasukkan lagi menggunakan jari
7. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :
1. Terapi Konservatif
a. Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara hati-hati
dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan Pada
hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan
leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia
tadi.
b. Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
2. Terapi Operatif
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi
4.Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi
komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau strangulata,
bila terjadi nekrosis harus direseksi.
Pasien melakukan terapi pembedahan yaitu herniografi ( menjahit kantong hernia )
8. Komplikasi
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udemorgan atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantonghernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada hernia semakinbertambahsehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
berupacairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadiperforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atauperitonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus danmemiliki gambaran
obstruksi usus akan menyebabkan terjadinyagangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Apabila sudahterjadi strangulasi yang dikarenakan adanya
gangguan vaskularisasi akanmenyebabkan suatu keadaan toksik akibat gangren dan
menjadi suatugambaran klinis yang komplek dan sangat serius. Pada kasus ini
penderitamengeluhkan rasa nyeri lebih hebat di tempat hernia. Apabila
terjadirangsangan peritoneal nyeri tersebut akan menetap. Pada pemeriksaanlokal
akan ditemukan suatu benjolan yang tidak dapat masuk kembali dan disertai nyeri
tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal ini menyebabkanterjadinya tanda peritonitis
dan abses lokal, nyeri tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal inimenyebabkan
terjadinya tanda peritonitis dan abses lokal.
Pada pasien tidak ada terjadi udem, tetapi pasien mengeluh nyeri tekan dan pada
pemer8ksaan ditemukan benjolan pada abdomen kiri dekat lipatan paha yangtidak
dapat dimasukkan kembali
k. Keluhan utama:
Ada pembekakan di inguinal dan terasa nyeri.
l. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh nyeri, ada benjolan, mual muntah.
o. Aktivitas/istirahat
Gejala :
c. Sebelum MRS:
Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit
dan menimbang karet.
d. Sesudah MRS:
Tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya, penurunan kualitas tidur
p. Eliminasi
Gejala :
c. Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
d. Adanya retensi urine.
I. Personal Higiane.
J. Integritas Ego
a. Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga
k. Kenyamanan
a. Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk,
bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong,
bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 :320-321).
a.Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri pada luka post op diperut sebelah kiri bawah
Tidak ada masalah dengan psiko, sosio keluarga pasien selalu menemani l dan selalu
mendukung pasien dalam penyembuhantetapi pasien tidak bisa beribadah seperti biasanya
dan hanya bisa ber doa diatas tempat tidur
e.Aktivitas/ istirahat
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sering mengangkat berat tidak ada masalah saat istirahat
Setelah sakit:
Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya dan pasien mengeluh sulit tidur
f.Eliminasi
Sebelum sakit:
Setelah sakit
g.Personal Higiane
Tidak ada masalah dengan integrasi ego pasien tampak baik-baik saja tidak menarik diri
dengan keluarga
I.kenyamana
A. Kesimpulan
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum, suatu
organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita dalam
parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan olehpeningkatan
tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan olehkelemahan otot dinding
abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan hernia langsung menonjol.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca dalam memahami
lebih luas dan menabah wawasanmengenai penyakit hernia