Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HERNIA INGUALIS IRREPONIBELPOST OPERASI
DI RUANGAN BEBULUS RSUD BELITUNG TIMUR

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

AGUSTI 201447205
FATIMATUZZAHRO 201447210
INDRIYANI 201447215
KHARESTIE ULVA SEPTA 201447219
SYAHDA RANTI SAPUTRI 201447229

PROGAM STUDI D III KEPERAWATAN BELITUNG


POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan
Diagnosa Medis Hernia IngualisIrreposible di Ruang Bebulus RSUD Belitung Timur”. Tugas
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari Praktik Klinik KMB 1. Dalam kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 yang telah memberikan pengetahuan kepada kami dalam menyusun tugas
ini serta kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari
teman-taman mahasiswa dan dosen pembimbing.

Manggar, 04 November 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia adalah penonjolan sebagian isi organ atau jaringanmelaluilubang yang
abnormal. Hernia inguinalis adalah salahsatu masalah yang paling umumyang
memerlukan penanganan bedah untukpengobatannya. Namun, yangmengalami
perbaikan penjepitan hernia kadang-kadang terjadi dan ini telah dilaporkan sebanyak
0,29-2,9% dari semua hernia inguinalis.
Hernia inguinalis adalah masalah umum yang dapat diderita olehlebih dari 25% pria
selama masa hidup mereka dan sebanyak 2% wanitamengalami hernia inguinalis.
Setiap tahun lebih dari 20 juta perbaikanhernia inguinalis dilakukan di seluruh
dunia.Di Amerika Serikatperbaikan hernia inguinalis mencapai 990.000 setiap
tahunnya.Di negara maju, orang yang berusia lebih dari 85 tahun yang terdiridari 2%
populasi umum pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat duakali lipat
mengalami penyakit hernia inguinalis. Ini berarti bahwa tingkatpresentasi ke rumah
sakit pada penderita hernia inguinalis juga akanmeningkat.
Tindakan bedah dalam penyembuhan hernia inguinalis adalahsalah satu prosedur
yang paling sering dilakukan dan kekambuhan herniainguinalis jarang terjadi. Risiko
kekambuhan hernia bisa mencapai hingga15% tergantung pada berbagai faktor
termasuk keahlian dokter bedah.
Risiko pertambahan hernia inguinalis yang sebanyak 1.7% daripopulasi umum dapat
meningkat sekitar 4% setelah usia 45 tahun. Insidenhernia inguinalis pada populasi
yang berusia antara 16 sampai 24 tahunadalah 11 / 10.000 orang tiap tahun. Jumlah
ini akan meningkat sampai diatas 200 / 10.000 orang tiap tahun pada populasi yang
berusia di atas 75tahun. Elektif hernia inguinalis umumnya dikaitkan dengan tingkat
kematian yang diperkirakan di bawah 0,01%. Hernia inguinalis dapat terjadi disebelah
kanan 60%, sebelah kiri 20-25%, dan bilateral 15%. Sekitar 75% dari semua hernia
yang berada di dinding perut terlihat di selangkangan.
Bank Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwaberdasarkan
distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurutgolongan sebab sakit di
Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutanke-8 dengan jumlah 18.145 kasus, 273
diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051 kasus diantaranya terjadi
pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kelompok 2di Ruang BebulusRumah
Sakit Umum Daerah Belitung Timur terdapat 1 pasien kasushernia inguinalis.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,maka penulis merasa
tertarik dan penting untuk melakukan penelitian mengenai gambarankarakteriktik
penderita hernia inguinalis di RSUD Belitung Timur.

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengertian Hernia ?
2. Apa anatomi Hernia ?
3. Bagaimana bentuk fisiologi Hernia Ingualis ?
4. Apa saja klasifikasi Hernia Ingualis ?
5. Apa etiologi dan faktor pencetus Hernia Ingualis ?
6. Apa patofisiologi Hernia Ingualis ?
7. Apa manifestasi klinis Hernia Ingualis ?
8. Ap penatalaksanaan Hernia Ingualis ?
9. Apa pemeriksaan fisik Hernia Ingualis ?
10. Apa komplikasi Hernia Ingualis

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hernia
2. Untuk mengetahui anatomi Hernia
3. Untuk mengetahui bentuk fisiologi Hernia Ingualis
4. Untuk mengetahui klasifikasi Hernia Ingualis
5. Untuk mengetahui etiologi dan faktor pencetus Hernia Ingualis
6. Untuk mengetahui patofisiologi Hernia Ingualis
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis Hernia Ingualis
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hernia Ingualis
9. Untuk Mengetahui cara pemeriksaan fisik Hernia Ingualis
10. Untuk mengetahui komplikasi Hernia Ingualis

C. Manfaat
Untuk mengetahui dan menambah wawasn kami sebagai penulis tentang bagaimana
proses penyakit Hernia Ingualis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hernia
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum, suatu
organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita dalam
parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan olehpeningkatan
tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan olehkelemahan otot dinding
abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan hernia langsung menonjol.

Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwahernia adalah suatu


keadaan yang abnormal dari menonjolnya isi suaturongga ke dalam suatu lubang.
Sedangkan pengertian hernia inguinalisadalah suatu keadaan yang abnormal dari
penonjolan isi perut ke daerahregio inguinalis, hernia inguinalis itu sendiri terbagi atas
dua, yaitu herniainguinal direk (hernia yang keluar melalui segitiga Hasselbach) dan
herniainguinal indirek (yang keluar melalui anulus dan kanalis inguinalis).

B. Anatomi Hernia
Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-ototmultilaminar yang
terdiri dari aponeurosis, facia, lemak, dan kulit.Aponeurosis merupakan otot-otot yang
memiliki tendon. Terdapat tigalapisan otot pada bagian lateral dengan fosaoblik yang
saling
berhubungan.
Untuk mencegah terjadinya hernia inguinalis terdapat otottransversus abdominalis
merupakan otot internal lateral yang terdiri dariotot-otot dinding perut dan lapisan
dinding perut. Pada bagian kaudaotot yang membentuk lengkungan aponeurotik
transversus abdominalis yangmerupakan bagian tepi atas cincin inguinal internal dan
diatas dasar medial kanalis inguinalis. Yang menghubungkan tuberkulumpubikum
dan spina iliaka anterior superior adalah ligamentum inguinal. Pada bagian medial
bawah, diatas tuberkulumpubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus kanalis
ingunaliseksternus, bagian terbuka dari aponeurosis muskulus oblikuseksternus. Pada
bagian atas terdapat aponeurosis muskulus oblikuseksternus dan bagian bawah
terdapat ligamentum inguinalis.Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi oleh
lateral rektus abdominis, bagian lateral dibatasi oleh pembuluh darah vena dan
arteriepigastrika inferior, pada bagian basis dibatasi oleh ligamentum inguinal.

Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perutbagian bawah berbentuk
tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke
dalam skrotum. Kanalis inguinalis dibatasi oleh anulus inguinalis internusyang
merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosismuskulus
transversus abdominalis.
Pada laki-laki, funikulus spermatikus (s.c) melewati kanalinguinalisyang merupakan
tempat testis di dalam kantong skrotum.Funikulusspermatikus memiliki banyak
pembuluh darah arteri, saraf, danduktus deferen yang menghubungkan testis dengan
vesikula seminalis.

C. Klasifikasi Hernia
1. Pembagian menurut isi:
A. Hernia adiposa adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringanlemak.
B. Hernia Littre adalah hernia inkarserata atau strangulata yangsebagian dinding
ususnya saja terjepit di dalam cincin hernia.
C. Sliding hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian daridinding
kantong hernia.
2. Hernia menurut tempat :
A. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha
(regio inguinalis).
B. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahfosafemoralis
C. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahpusar.
D. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melaluilubang
diafragma ke dalam rongga dada.
E. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi padasumsum
tulang belakang.
Hernia ini terjadi karena nukleus pulposus yang berada diantara dua tulang
belakang menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan sumsum tulang belakang
atausarafnya. Biasanya hernia ini terjadi pada tulang punggung,akibatnya
penderita merasa sakit pada kedua tungkai bawah danbila lebih hebat dapat
menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.

3. Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Ususkeluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jikaberbaring atau didorong masuk perut, tidak
ada keluhan nyeriatau gejala obstruksi usus.
b. Herniaireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam
rongga perut.
 Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong padaperitoneum
kantong hernia.
 Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin herniasehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase.
 Hernia strangulata
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit olehcincin hernia
yang mengalami edema dan menjadi iskemi parah dan gangren usus
yang mengharuskan tindakan operasi segera.

D. Etiologi dan Faktor Pencetus Hernia Inguinalis


Hal yang mengakibatkan hernia adalah
a. Kelemahan abdomen
b. Peningkatan tekanan intra abdomen
c. Bawaan sejak lahir
d. Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
e. Kegemukan (marked obesity)
f. Batuk
g. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar
h. Ada cairan di rongga perut (ascites)
i. Riwayat keluarga ada yang menderita hernia

Insidens hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkinkarena meningkatnya


penyakit yang meninggikan tekanan intraabdomendan berkurangnya kekuatan
jaringan penunjang. Dalam keadaan relaksasiotot dinding perut, bagian yang
membatasi anulus internus turut kendur.
Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kok inguinalisberjalan lebih
vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi,kanalis inguinalis berjalan
lebih transversal dan anulus inguinalis tertutupsehingga dapat mencegah masuknya
usus ke dalam kanalisinguinalis.Penyebab lain terjadinya hernia inguinalis adalah
adanya lokus minoris resisten atau tempat dinding disekitarnya mengalami
pelemahan.
Berbagai jenis profesi dapat menimbulkan hernia inguinalis sebagai akibat dari
peningkatan tekanan intra abdomen seperti atlet angkat besi dan balap sepeda.
Beberapa jenis pekerjaan juga bisa menimbulkan hernia seperti buruh pekerja yang
mengangkat beban berat.

E. Patofisiologi Hernia Inguinalis


Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan .seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau
batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan
suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup
kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses
perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-
tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi
hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia terdiri dari tiga unsur yaitu
kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia (usus, omentum, kadang berisi
organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks
divertikel dan buli-buli), dan struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat
berupa kulit (skrotum), umbilikus, paru dan sebagainya. Hernia inguinalis dapat
terjadi karena anomali kongenital atau didapat, lebih banyak terjadi pada pria dari
pada wanita.

 Patoflow Hernia

Kehamilan ,batuk kronis obesitas kelemahan otot


abdomen karena
Usia atau
secar kongnital

Tekanan intra abdoment

Pernggangan rongga dinding

Hernialis

Cincin hernia

Hernia ingunalis

Masuk ke scrotum terjadi pembedahan


penonjolan keluar (hernia)
post op
- Teraba benjolan
- Terdengar bising usus
- Nyeri pada benjolan
iritasi bedah
Resiko infeksi
Nyeri akut

F. Manifestasi Klinis
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkatbeban berat, dan menghilang waktu
istirahat baring. Sebagian besarhernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan
pada pemeriksaanfisik rutin dengan palpasi benjolan pada anulus inguinalis
superfisialis atausuatu kantong setinggi anulus inguinalis profundus.
Salah satu tanda pertama hernia adalah adanya massa dalam daerahinguinalis
manapun atau bagian atas skrotum. Dengan berlalunyawaktu,sejumlah hernia turun ke
dalam skrotum sehingga skrotummembesar.Pasien hernia sering mengeluh tidak
nyaman dan pegal pada daerah ini,yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual
hernia ke dalam kavitasperitonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan
gerakan badanmaka biasanya hernia muncul lagi.

G. Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Pada inspeksidiperhatikan
keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, ataulabia dalam posisi berdiri
dan berbaring. Pasien diminta mengedan ataubatuk sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetri dapat dilihat.Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,
dirabakonsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi.Setelah
benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking padaanak-anak, kadang
cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalisyang melebar.
Jika jari tangan tak dapat melewati anulus inguinalis profunduskarena adanya massa,
maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Gambaran yang menyokong adanya
hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum yang sering ditemukan dalam
hernia indirek, tetapi taklazim dalam bentuk hernia indirek. Hernia direk lebih
cenderung timbulsebagai massa yang terletak pada anulus inguinalis superfisialis dan
massaini biasanya dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama jikapasien
dalam posisi terbaring. Pada umumnya dengan jari tanganpemeriksa di dalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek majumenuruni kanalis pada samping jari
tangan sedangkan penonjolan yanglangsung ke ujung jari tangan adalah khas dari
hernia direk.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :

1. Terapi Konservatif
a. Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara hati-hati
dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada
hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan
leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia
tadi.
b.Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telahdireposisi
dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.

2. Terapi Operatif
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b.Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

3. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.

4. Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan
terjadikomplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau
strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi
I. Komplikasi
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udemorgan atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantonghernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada hernia semakinbertambahsehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
berupacairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadiperforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atauperitonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus danmemiliki gambaran
obstruksi usus akan menyebabkan terjadinyagangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Apabila sudahterjadi strangulasi yang dikarenakan adanya
gangguan vaskularisasi akanmenyebabkan suatu keadaan toksik akibat gangren dan
menjadi suatugambaran klinis yang komplek dan sangat serius. Pada kasus ini
penderitamengeluhkan rasa nyeri lebih hebat di tempat hernia. Apabila
terjadirangsangan peritoneal nyeri tersebut akan menetap. Pada pemeriksaanlokal
akan ditemukan suatu benjolan yang tidak dapat masuk kembali dan disertai nyeri
tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal ini menyebabkanterjadinya tanda peritonitis
dan abses lokal, nyeri tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal inimenyebabkan
terjadinya tanda peritonitis dan abses lokal.

J. Asuhan Keperawatan Teoritis


Pengkajian
a. Identitas Klien :
 Nama, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, penanggung jawab

b. Keluhan utama:
 Ada pembekakan di inguinal dan terasa nyeri.

c. Riwayat penyakit sekarang :


 Klien mengeluh nyeri, ada benjolan, mual muntah.
d. Riwayat penyakit sebelumnya :
 Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita klien.

e. Riwayat psiko, sosio, dan spiritual :


 Klien masih berhubungan dengan temannya dan bermain seperti biasanya, suka
bekerja menolong orang tua, klien masih dapat berkomunikasi dengan orang tuanya.
Bagaimana dukungan keluarga dalam keperawatan agar membantu dalam proses
penyembuhan

f. Aktivitas/istirahat
Gejala :
a. Sebelum MRS:
Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit
dan menimbang karet.
b. Sesudah MRS:
Tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya, penurunan kualitas tidur

g. Eliminasi
Gejala :
a. Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
b. Adanya retensi urine.

h. istirahat tidur
Penurunan kualitas tidur.
i. Personal Higiane.

Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.

J. Integritas Ego

a. Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga

b. Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat

k. Kenyamanan
a. Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakinmemburuk dengan adanya batuk,
bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong,
bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 :320-321).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian dilakukan pada hari selasa 29 november 2021, Jam 12:30 wib di ruangan bebulus.
Rumah sakit umum daerah Belitung timur.

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn “P”
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin :laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sd
Pekerjaan : Peternak sapi
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Dsn. Cemara II
No. RM : 12.66.93
Diagnosa Medis : Hernia Igularis
Tanggal MRS : 28 noveber 2021

b. Penganggung jawab
Nama : Ny “J”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hub. Dgn klien : Istri
Alamat : Dsn. Cemara II
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di perut sebelah kiri bawah

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien mengatakan nyeri dirasakan ± 3 jam sesudah operasi.
P : Nyeri dirasakan saat batuk
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R :Nyeri di perut kiri bawah
S :skala nyeri (5)
T : Nyeri hilang timbul
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien sering
mengangkat benda berat.
d. Riwayat kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang perna terkena penyakit yang sama
seperti pasien (hernia)

3. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan pasien merokok, dan bisa menghabiskan 3-4 bungkus /hari.
b. Pola Eliminasi dan status kebutuhan Cairan
1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan nutrisi dan metabolisme, makan
3-4 X/hari, 1 porsi habis, minum ± 3L/hari.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan tidak nafsu makan karna nyeri pada perut, makan 3 x/hari
dengan menghabiskan ½ porsi (makanan rumah sakit), minum 2L/hari.

c. Eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada BAB dan BAK. Tidak ada keluhan
BAK dan BAB normal.
Setelah sakit
pasien mengatakan tidak ada masalah dengan BAK dan BAB sama seperti
sebelum sakit BAK dan BAB normal , tidak ada keluhan.

d. Pola Istirahat dan Tidur


1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan istirahat dan tidur, tidur sehari
7-8 jam, pasien jarang tidur siang.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan susah tidur pada malam hari dan sering tejaga pada malam
hari karena nyeri saat batuk, tidur 5-6 jam/hari.

e. Pola Aktivitas dan latihan


1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan aktivitas bisa dilakukan sendiri, tidak di bantu keluarga
sperti makan,minum,mandi dan berjalan.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan aktivitas dibantu keluarga seperti
duduk,makan,minum,dll

f. Pola Kognitif dan Persepsi

1) Keadaan sebelum sakit


Pasien mengatakan tidak ada nyeri ,proses sensori
(pengelihatan,pendegaran,rasa dan sentuhan) normal, tidak ada ganguan pada
jalan napas, tidak sesak napas, tidak ada sputum dan batuk.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di perut sebelah kiri bawah,
dengan
P: nyeri dirasa saat batuk
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri di perut kiri bawah
S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbul
Batuk (+), puasing (-),sakit kepala (-).
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan percaya diri dan berpakaian rapih,bersih sebelum sakit.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan sama seperti sebelum sakit pasien percaya diri dan pasien
jarang mengenakan baju/pakaian.
g. Pola Peran Hubungan
1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatkan peran pasien dalam keluarga adalah kepala keluarga dengan
1 orang istri , 2 orang anak (1 laki-laki dan 1 perempuan). Pekerjaan pasien
sebagai buruh harian, hubungan pasien dengan kelurga baik.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatkan sama seperti sebelum sakit .Pasien mengatkan peran pasien
dalam keluarga adalah kepala keluarga dengan 1 orang istri , 2 orang anak (1
laki-laki dan 1 perempuan). Pasien tidak dapat bekerja karena nyeri pada perut
sebelah kiri ,hubungan pasien dengan keluarga baik,hubungan pasien dengan
tim kesehatan baik, pasien terbuka dan bercerita pada tim kesehatan.

h. Pola Seksual dan Reproduksi


1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada pola seksual dan reproduksi, pasien
masih termasuk dalam usia subur.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatkan tidak ada keluhan pada pola seksual dan reproduksi, pasien
termasuk pasangan usia subur.

i. Pola Koping dan Toleransi Stres


1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada faktor yang menyebabkan stress,jika pasien
merasa stres pasien akan bercerita kepada keluarga pasien.
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengtakan sama seperti sebelum sakit tidak ada faktor yang
menyebabkan stress,jika pasien merasa stres pasien akan bercerita kepada
keluarga pasien.

j. Pola Keyakinan dan Kepercayaan


1) Keadaan sebelum sakit
Pasien beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu dan berdoa kepada
tuhan untuk diberikan perlindungan dan pertolongan .
2) Keadaan saat sakit
Pasien beragama islam dan pasien hanya bisa berdoa di atas tempat tidur agar
diberikan kesembuhan.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tekanan darah :143/91 mmHg
2) Nadi :100 x/menit
3) Pernafasan :20 x/menit
4) Suhu : 360 C
5) Kesadaran :Composmentis

b. Head To toe

1) Kulit
Berwarna sawo matang,ada luka jahitan pada perut sebelah kiri post op
sebelah kiri dekat lipatan paha.
2) Kepala dan Rambut
Bentuk normal,tidak teraba benjolan atau nyeri tekan.
3) Mata
Bentuk normal, konjungtiva an anemis refleks cahaya (+) ,pengelihatan
bagus.
4) Telinga
Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak memakai alat bantu pendegaran.
5) Hidung
Bentuk normal tidak ada sekret,pendaraha,polip dan tidak ada pernapasan
cuping hidung.
6) Mulut dan tenggorokan
-rongga mulut
Tidak ada bau mulut
-gigi
Tidak ada peradangan, gigi bersih dan ada gigi berlubang
-lidah
Keadaan lidah bersih
-leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ,kelenjar getah bening dan tidak ada
peningkatan vena jugularis

7) Pemeriksaan Dada (Jantung dan Paru)


-Paru-paru
a) Inspeksi : bentuk dan ukuran sama
b) Palpasi : Vokal fremetus
c) Perkusi :sonor
d) Auskultasi:vesikuler

-jantung

e) Inspeksi : ictus cordis,tidak tampak


f) Palpasi : ictus cordis, kuat angkat
g) Perkusi :suara pekak
h) Auskultasi:lup-dup
8) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi
Ada luka post op di perut sebelah kiri dekat lipatan paha kiri.
b) Auskultasi
Bising usus normal (17x/menit) normal 5-30 x/menit.
c) Perkusi
Timpani
d) Palpasi
Terdapat nyeri tekan di perut sbelah kiri dakat lipatan paha kiri.

 Ekstremitas = tidak ada oedem

Gerak (G): 5 5 Kekuatan otot (K) : + +

5 5 + +

Refleks (R): ++ ++

++ ++

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium

No Hari / tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1. 28-11-2021 HEMATOLOGI
Haemoglobin 14.1 L:13.5-17.5 g%
Leukosit 9.390 4.000-11.000/mm³
Eritrosit 6.19 L:4.5-5.9 jt/mm³
Hematokrit 40.6 L:40-45%
Trombosit 240.000 150.000-400.000/mm³
MCV 65.6 L:78-100 fl
MCH 22.8 26-34 pg
MCHC 37.7 31-37 g/dl

Difeerential count

8 1-3%
Eosinofil
1 0-1%
Basofil
41 55-70%
Netrofil

Limfosit 45 20-40%
5 2-8%
Monosit

KIMIA DARAH

Diabetes 325 <144 mg/dl

GDS

Elektrolit
138 135-150 mmol/L
Natrium
3.3 3.5-5.0 mmol/L
Kalium
103 98-107 mmol/L

Klorida

IMUNO- negatif Negatif

SEROLOGI negarif Negatif

HbsAg

SWAB ANTIGEN

a. Penatalaksanaan Pengobatan

No Tanggal Jenis obat Dosisi Cara pemberian


1 29-11-2021 Ringe lacta 500ml/20tpm/lv infus
keterolac 30 mg/8 jam /lv injeksi
paracetamol 1gr/8jam /lv injeksi
mettronizole 500mg/8 jam/lv injeksi
Ranitidin 500mg/ 8 jam/lv injeksi
2 30-11-2021 Ringe lacta 500ml/20tpm/lv infus
keterolac 30 mg/8 jam /lv injeksi
paracetamol 1gr/8jam /lv injeksi
metronidazoe 500mg/8 jam/lv injeksi

3 Ringe lacta 500ml/20tpm/lv infus


keterolac 30 mg/8 jam /lv injeksi
paracetamol 1gr/8jam /lv injeksi
mettronizole 500mg/8 jam/lv injeksi
6. Data fokus
Data subjektif
- pasien mengatakan nyeri pada luka post op di perut sebelah kiri bawah
P: Nyeri dirasa saat batuk
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri di perut kiri bawah
S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbu
-pasien mengatkan batuk
-pasien mengatkan sulit tidur karena batuk
- pasien mengatakan tidak nafsu makan

Data objektif
-pasien tampak meringis
-pasien tampak gelisah
-frekuensi nadi meningkat
-terdapat luka jahitan post op pada perut sebelah kiri bawah dekat lipatan paha, dengan
panjang luka jahitan ± 15 cm, keadaan luka kering
-TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
7. Analisa data
Nama :Tn “p” No. Rm : 12.66.93
Jenis Kelamin :laki-laki Diagnosa Medis : Hernia ingualis

No Data Senjang Etiologi Masalah keperawatan


1. DS: -pasien mengatakan nyeri pada luka post op Nyeri akut b.d agen Agen pencedera fisik
di perut sebelah kiri bawah dengan: pencedera fisik (prosedur operasi)
P: Nyeri dirasa saat batuk (prosedur operasi)
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri di perut kiri bawah
S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbu
- Pasien mengatakan Sulit tidur karena
batuk
- Pasien mengatakaan tidak nafsu makan
DO :
- pasien tampak meringis
-pasien tampak gelisah
- frekuensi nadi meningka
-TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
2. DS : : -pasien mengatakan nyeri pada luka post Resiko infeksi d.d Efek prosedur invasif
op di perut sebelah kiri bawah dengan: efek prosedur invasif
P: Nyeri dirasa saat batuk
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri di perut kiri bawah
S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbu
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO : TTV
Td:143/91 mmHg
N: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C
Spo²: 98
-terdapat luka jahitan post op pada perut sebelah
kiri bawah dekat lipatan paha, dengan panjang
luka jahitan ± 15 cm, keadaan luka kering

8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi ) d.d mengeluh nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi meningkat,sulit tidur, tekanan darah meningkar,nafsu
makan menurun.
2. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif

9. Tujuan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan


1. Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari maka
fisik (prosedur operasi ) d.d tingkat yeri menurun dengan, kriteria hasil :
mengeluh nyeri,tampak
- Keluhan nyeri menurun (skala 3)
meringis,gelisah,frekuensi nadi
- Gelisah menurun
meningkat,sulit tidur, tekanan
- Meringis menurun
darah meningkar,nafsu makan
- Kesulitan tidur menurun
menurun.
- Frekuensi nadi membaik
- Tekanan darah membaik
- Nafsu makan membaik
- Pola makan membaik

2. Resiko infeksi d.d efek prosedur Setelahdilakukan intervensi selama 3 hari maka
invansif tingkat tingkat infeksi menurun dengan kriteria
hasil :
- Nyeri menurun (skala 3)
- Nafsu makan meningkat

10. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Intervensi


No
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Manajemen nyeri
fisik (prosedur operasi ) d.d
Observasi
mengeluh nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi - Identifikasi

meningkat,sulit tidur, tekanan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, dan

darah meningkar,nafsu makan intensitas nyeri

menurun. - Identifikasi skala nyeri


- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat nyeri

Traupetik

- Berikan teknik non farmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri (berikan posisi
nyaman)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor secara mandiri

Edukasi

- Jelaskan strategi meredakan nyeri


- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

2. Resiko infeksi d.d efek prosedur Pencehagan infeksi


invansif Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistematik

Traupetik

- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak


dengan lingkungan pasien

Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi


- Ajarkan mancuci tangan yang benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
operasi
- Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
- Ajarkan meningkatkan asupan cairan

Perawatan luka

Observasi

- Monitor karakteristik luka


(mis.drainase,warna,ukuran,bau)
- Monitor tanda-tanda infeksi

Traupetik

- Lepaskan balutan dan plaster secara


perlahan
- Bersihkan dengan cairan Nacl
- Pasang balutan sesuai jenis luka
- Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
- Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien

Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi


- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian antibiotik


11. Implementasi Keperawatan

No No Hari / tanggal Implementasi Respo Ttd


DX
1. Dx 1 Senin 29-11- - Mengidentifikasi Ds: pasien mengatakan nyeri pada
2021 karakteristik,durasi,frekuen luka post op di perut sebelah kiri
12:35 si,kualitas dan intensitas bawah
nyeri
P: Nyeri dirasa saat batuk Q: nyeri
- Mengidentifikasi skala
seperti ditusuk-tusuk
nyeri
- Mengidentifikasi respon R: nyeri di perut kiri bawah S:
nyeri non verbal skala nyeri 5 (0-10)

T: nyeri hilang timbu

Do: TTV
Td:143/91 mmHg

N: 100 x/menit

RR: 20 x/menit

Suhu: 36º C

Spo²: 98

Do: - Pasien tampak meringis

- Pasienn tampak gelisah

Mengidentifikasi faktor yang Ds: pasien mengatakan nyeri saat


batuk
memperberat nyeri
Do: pasien tampak gelisah

12:39 Memberikan teknin non


Ds:
farmakologi untuk mengurangi rasa
Do:pasien tampak nyaman dengan
nyeri (memberikan teknik semi
posisi semi fowler
fowler)

Ds: pasien mengatakan paham


Menjelaskan strategi meredakan
12:40 Do: mengajarkan teknik napas
nyeri (mengajarkan teknik napas
dalam
dalam)

Memantau TTV
12:41 Ds:
Do: Td: 143/91 mmHg
N:100 x/menit
RR: 20 x/menit
Memberikan obat injeksi T:36ºC
(kolaborasi)
12:45 Spo²: 98
Ds: pasien mengatakan sakit
Memberikan obat injeksi antibiotik
Do: injeksi ketorolac 30 mg/8
paracetamol dan metronidazole
jam/iv

Memonitor tanda dan gejala infeksi


lokal dan sistematik
Ds:-
12:47 Do:-

Ds: pasien mengatakan nyeri pada


luka post op di perut sebelah kiri
bawah
Do: luka pasien tampak kering
tidak ada tanda dan gejala infeksi

13:05
2. Dx 2 Selasa 30-11- Memonitor karakteristik luka Ds: pasien mengatakan nyeripada
2021 (drainase,warna,ukuran,bau) luka operasi
08:00 Do: tidak ada nanah pada luka
operasi,tidak ada bau ukuran luka
jahitan ± 15 cm

Memonitor tanda-tanda infeksi Ds: -


Do: tidak ada tanda-tanda infeksi

Perawatan luka pasien (- Ds:-


melepaskan balutan dan plaster Do: pasein tampak meringis ketika
secara perlahan luka operasinya di bersikan
-membersikan luka dengan cairan
Nacl
-memasang balutan sesuai jenis
luka= dengan kasa yang sudah
diberi betadine selanjutnya
sediakan palster sesuai panjang
luka)

Menjadwalkan /memberitahu
keluarga pasien untuk merubah Ds:
posisi pasien Do:keluarga pasien mengerti dan
mau membantu mengatur posisi
pasien
Menjelaskan tanda dan gejala
08:20 infeksi Ds:-
Do:pasien tampak mengerti
Menganjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi protein (putih Ds:-
telur,susu,daging,kacang-kacangan) Do:keluarga pasien tampak
mengerti
Mengajarkan keluarga pasien untuk
membersikan luka operasi
pasien,keluarga pasien melihat Ds:-
proses perawatan luka Do:keluarga pasien tampak
mengerti

Kolaborasi pemberian antibodi


(injeksi paracetamol dan
09:25 metronidazole ) Ds:
Memantau TTV Do:

09:30 Ds: -
Do: Td: 110/80 mmHg
N: 72 X/menit
RR: 20 X/menit
T: 36ºc
Kolaborasi pemberian obat injeksi spo²: 98
(ketoroalac )
09:32 Mengidentifikasi skala nyeri Ds:-
Do:-

12:53 Ds: pasien mengatakan skala nyeri


Mengidentifikasi respon nyeri non 4
verbal Do: pasien tampak tidak gelisa lagi

Ds: pasien mengatakan nyeri


berkurang
Mengidentifikasi nafsu makan Do:meringis berkurang pasien tidak
gelisa lagi

12:54 Ds: pasien mengatakan sudah mau


makan
Memberikan posisi semi fowler Do: pasien tampak menghabiskan
makanan

Memonitor karakteristik luka Ds: pasien mengatakan rileks


(drainase,warna,bau ) Do: pasien tamppak rileks

Rabu 1-12- Ds: pasien mengatakan nyeri


2021 berkurang
08.00 Do: tidak ada nanah pada luka
Memonitor tanda-tanda infeksi operasi,tidak ada bau ukuran luka
jahitan ± 15 cm

Ds:
Perawatan luka pasien (- Do: tidak ada tanda-tanda infeksi
melepaskan balutan dan plaster pada luka pasien
secara perlahan
-membersikan luka dengan cairan Ds:-
Nacl Do: pasien tampak meringis
-memasang balutan sesuai jenis berkurang ketika luka dibersihkan
luka= dengan kasa yang sudah
diberi betadine selanjutnya
sediakan palster sesuai panjang
luka)

Mengidentifikasi pola tidur

Ds:pasien mengatakan jarang


08.15 Mengidentifikasi skala nyeri terbangun karena batuk berkurang
Do:-

Ds: pasien mengatakan skala nyeri


08.16 3
Memposisikan semi fowler Do: pasien tampak tidak lagi
gelisah dan meringis

Memantau ttv Ds: pasien mengatakan rileks


Do: pasien tampak rileks

Ds:-
10.30 Do: TD: 131/102mmHg
N: 102 x/menit
Kolaborasi pemberian obat injeksi RR: 20 x/menit
ketorolac T: 36ºc

Kolaborasi pemberian antibiotik Ds:-


10.33 paracetamol dan metronidazole Do:-

Memonitor pergerakan pasien Ds:-


Do:-

Ds:-
10.35 Melakukan bleder training Do: pasien tampak sudah bisa
duduk

AFF infus dan kateter pasien Ds:-


10.58 Do:-

Ds:-
13.30 Do:-

12. Evaluasi Keperawatan

No Hari /Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi


. jam

1. Senin 29 -11- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik S : pasien mengatakan nyeri pada luka post op
2021 (prosedur operasi ) d.d mengeluh di perut sebelah kiri bawah dengan:
nyeri,tampak P: Nyeri dirasa saat batuk
14.00
meringis,gelisah,frekuensi nadi Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
meningkat,sulit tidur, tekanan darah R: nyeri di perut kiri bawah
meningkar,nafsu makan menurun. S: skala nyeri 5 (0-10)
T: nyeri hilang timbu

O : : TTV

Td:143/91 mmHg

N: 100 x/menit

RR: 20 x/menit
Suhu: 36º C

Spo²: 98

- Pasien tampak meringis

-Pasienn tampak gelisah

A : masalah belum teratasi

P:intervensi dilanjutkan

2 Senin 29 -11- Resiko infeksi d.d efek prosedur S : pasien mengatakan nyeri dengan skala nyeri
2021 invasif 5

14.00 -tidak nafsu makan

O : Td:143/91 mmHg

N: 100 x/menit

RR: 20 x/menit

Suhu: 36º C

Spo²: 98

- Pasien tampak meringis


- Makan pasien tidak habis

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

3.
Selasa 30-11- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
S : - pasien mengatakan skala nyeri 4
2021 - Sering terjaga pada malam hari karena
(prosedur operasi ) d.d mengeluh
batuk
14.00 nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi O : Td:110/80 mmHg
meningkat,sulit tidur, tekanan darah
meningkar,nafsu makan menurun. N: 77x/menit

RR: 20 x/menit

Suhu: 36º C

Spo²: 98

- Gelisa menurun
- Meringis menurun

A : masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

S : -pasien mengatakan skala nyeri 4


Resiko infeksi d.d efek prosedur
Selasa 30-11- - Pasien mengatakan suda bisa
invasif
2021 menghabiskan makanan

14.00 O :- pasien tampak sudah bisa menghabiskan


makananya

A : masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

5
S :- pasien mengatakan skala nyeri 3

1-12- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik - Jarang terjaga malam hari karena batuk
Rabu
(prosedur operasi ) d.d mengeluh berkurang
2021
nyeri,tampak
meringis,gelisah,frekuensi nadi
meningkat,sulit tidur, tekanan darah O : Td:131/102 mmHg
meningkar,nafsu makan menurun.
N: 102 x/menit

RR: 20 x/menit

Suhu: 36º C

Spo²: 98

- Gelisah menurun
- Meringis menurun

A : masalah teratasi

P: intervensi dihentikan (pasien pulang)

6.

Resiko infeksi d.d efek prosedur S :-pasien mengatkan skala nyeri 3


Rabu 1-12- invasif
2021 - Pasien mengatkan suda bisa
menghabiskan makan

O : - pasien tampak sudah bisa menghabiskan


makan

A : masalah teratasi

P: intervensi dihentikan (pasien pulang)


BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum,
suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita
dalam parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan
olehpeningkatan tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan
olehkelemahan otot dinding abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan
hernia langsung menonjol.
Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwahernia adalah
suatu keadaan yang abnormal dari menonjolnya isi suaturongga ke dalam suatu
lubang. Sedangkan pengertian hernia inguinalisadalah suatu keadaan yang
abnormal dari penonjolan isi perut ke daerahregio inguinalis, hernia inguinalis
itu sendiri terbagi atas dua, yaitu herniainguinal direk (hernia yang keluar
melalui segitiga Hasselbach) dan herniainguinal indirek (yang keluar melalui
anulus dan kanalis inguinalis)
 Sama seperti pengertian hernia yaitu . Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang
tampak di daerah sela paha (regio inguinalis)Pasien juga terdapat benjolan organ di
abdomen dekat lipatan paha.

2. Klasifikasi Hernia

Pembagian menurut isi:

A. Hernia adiposa adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringanlemak.


B. Hernia Littre adalah hernia inkarserata atau strangulata yangsebagian dinding ususnya
saja terepit di dalam cincin hernia.
C. Sliding hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian daridinding kantong
hernia.

Hernia menurut tempat :

A. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).
B. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahfosafemoralis
C. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahpusar.
D. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melaluilubang diafragma ke
dalam ongga dada.
E. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi padasumsum tulang
belakang.

Hernia ini terjadi karena nukleus pulposus yang berada diantara dua tulang belakang
menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan sumsum tulang belakang atausarafnya.
Biasanya hernia ini terjadi pada tulang punggung,akibatnya penderita merasa sakit pada
kedua tungkai bawah danbila lebih hebat dapat menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.
4. Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Ususkeluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jikaberbaring atau didorong masuk perut, tidak
ada keluhan nyeriatau gejala obstruksi usus.
b. Herniaireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam
rongga perut.
 Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong padaperitoneum
kantong hernia.
 Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin herniasehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase.
 Hernia strangulata
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit olehcincin hernia
yang mengalami edema dan menjadi iskemi parah dan gangren usus
yang mengharuskan tindakan operasi segera.
 Pasien termasuk kedalam Hernia inguinalis yaitu adalah hernia isi perut yang tampak
di daerah sela paha (regio inguinalis). Dan menurut sifatnya termasuk kedalam hernia
ireponible dimana
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisikembali ke dalam rongga
perut.

3. Etiologi Herina
a. Kelemahan abdomen
b. Peningkatan tekanan intra abdomen
c. Bawaan sejak lahir
d. Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
e. Kegemukan (marked obesity)
f. Batuk
g. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar
h. Ada cairan di rongga perut (ascites)
i. Riwayat keluarga ada yang menderita hernia
 Pasien mengatakan sering mengangkat benda yang berat (heavy lifting), pasien
mengalami Kegemukan (marked obesity) dan pasien sering batuk

4. Patofisiologi hernia
 Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia terdiri
dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia (usus,
omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti
ovarium, apendiks divertikel dan buli-buli), dan struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilikus, paru dan sebagainya. Hernia
inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat, lebih banyak terjadi
pada pria dari pada wanita.
 Pasien juga mengatakan dahulu pasien juga sering mengangkat bedah berat, mula-
mula nya tidak sakit lama kelamaan muncul lah hernia/ benjolan pada abdomen dekat
lipatan paha yang tidak bisa dikembalikan seperti semula dan akhirnya pasien merasa
nyeri pada benjolan di abdomen dekat lipatan paha yang sangat parah, dan pasien
berjenis kelamin laki-laki.

5. Manifestasi Klinis Hernia


 Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkatbeban berat, dan menghilang waktu
istirahat baring. Sebagian besarhernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan
pada pemeriksaanfisik rutin dengan palpasi benjolan pada anulus inguinalis
superfisialis atausuatu kantong setinggi anulus inguinalis profundus.
Salah satu tanda pertama hernia adalah adanya massa dalam daerahinguinalis
manapun atau bagian atas skrotum. Dengan berlalunyawaktu,sejumlah hernia turun ke
dalam skrotum sehingga skrotummembesar.Pasien hernia sering mengeluh tidak
nyaman dan pegal pada daerah ini,yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual
hernia ke dalam kavitasperitonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan
gerakan badanmaka biasanya hernia muncul lagi.
 Pasien mengatakan ada benjolan di abdomen dekat lipatan paha yang timbul karena
sering mengangkat beban berat dan menghilang ketika istirahat.

6. Pemeriksaan Fisik
 Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Pada inspeksidiperhatikan
keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, ataulabia dalam posisi berdiri
dan berbaring. Pasien diminta mengedan ataubatuk sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetri dapat dilihat.Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,
dirabakonsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi.Setelah
benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking padaanak-anak, kadang
cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalisyang melebar.
Jika jari tangan tak dapat melewati anulus inguinalis profunduskarena adanya massa,
maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Gambaran yang menyokong adanya
hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum yang sering ditemukan dalam
hernia indirek, tetapi taklazim dalam bentuk hernia indirek. Hernia direk lebih
cenderung timbulsebagai massa yang terletak pada anulus inguinalis superfisialis dan
massaini biasanya dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama jikapasien
dalam posisi terbaring. Pada umumnya dengan jari tanganpemeriksa di dalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek majumenuruni kanalis pada samping jari
tangan sedangkan penonjolan yanglangsung ke ujung jari tangan adalah khas dari
hernia direk.
 Pada pemeriksaan fisik pasien sebelum operasi dengan inspeksi terdapat benjolan di
abdomen sebelah kiri dekat lipatan paha, pada saat palpasi ada benjolan hernia dan
tidak bisa dimasukkan lagi menggunakan jari
7. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :

1. Terapi Konservatif
a. Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara hati-hati
dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan Pada
hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan
leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia
tadi.
b. Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.

2. Terapi Operatif
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

3. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi

4.Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi
komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau strangulata,
bila terjadi nekrosis harus direseksi.
 Pasien melakukan terapi pembedahan yaitu herniografi ( menjahit kantong hernia )

8. Komplikasi
 Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udemorgan atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantonghernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada hernia semakinbertambahsehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
berupacairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadiperforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atauperitonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus danmemiliki gambaran
obstruksi usus akan menyebabkan terjadinyagangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Apabila sudahterjadi strangulasi yang dikarenakan adanya
gangguan vaskularisasi akanmenyebabkan suatu keadaan toksik akibat gangren dan
menjadi suatugambaran klinis yang komplek dan sangat serius. Pada kasus ini
penderitamengeluhkan rasa nyeri lebih hebat di tempat hernia. Apabila
terjadirangsangan peritoneal nyeri tersebut akan menetap. Pada pemeriksaanlokal
akan ditemukan suatu benjolan yang tidak dapat masuk kembali dan disertai nyeri
tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal ini menyebabkanterjadinya tanda peritonitis
dan abses lokal, nyeri tekan, tergantung keadaan isi hernia. Hal inimenyebabkan
terjadinya tanda peritonitis dan abses lokal.
 Pada pasien tidak ada terjadi udem, tetapi pasien mengeluh nyeri tekan dan pada
pemer8ksaan ditemukan benjolan pada abdomen kiri dekat lipatan paha yangtidak
dapat dimasukkan kembali

9. Asuhan Keperawatan Teoritis


Pengkajian
j. Identitas Klien :
 Nama, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, penanggung jawab

k. Keluhan utama:
 Ada pembekakan di inguinal dan terasa nyeri.
l. Riwayat penyakit sekarang :
 Klien mengeluh nyeri, ada benjolan, mual muntah.

m. Riwayat penyakit sebelumnya :


 Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita klien.

n. Riwayat psiko, sosio, dan spiritual :


 Klien masih berhubungan dengan temannya dan bermain seperti biasanya, suka
bekerja menolong orang tua, klien masih dapat berkomunikasi dengan orang tuanya.
Bagaimana dukungan keluarga dalam keperawatan agar membantu dalam proses
penyembuhan

o. Aktivitas/istirahat
Gejala :
c. Sebelum MRS:
Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit
dan menimbang karet.
d. Sesudah MRS:
Tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya, penurunan kualitas tidur

p. Eliminasi
Gejala :
c. Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
d. Adanya retensi urine.

I. Personal Higiane.

Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.

J. Integritas Ego

a. Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga

b. Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat

k. Kenyamanan
a. Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk,
bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong,
bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 :320-321).

a.Keluhan utama:

Pasien mengeluh nyeri pada luka post op diperut sebelah kiri bawah

b.Riwayat penyakit sekarang:

Pasien mengeluh nyeri 3 jam sesudah operasi

c.Riwayat penyakit dahulu:

Pasien mengatakan sering mengangkat berat

d.Riwayat psiko, sosio, spiritual:

Tidak ada masalah dengan psiko, sosio keluarga pasien selalu menemani l dan selalu
mendukung pasien dalam penyembuhantetapi pasien tidak bisa beribadah seperti biasanya
dan hanya bisa ber doa diatas tempat tidur

e.Aktivitas/ istirahat

Sebelum sakit:

Pasien mengatakan sering mengangkat berat tidak ada masalah saat istirahat

Setelah sakit:

Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya dan pasien mengeluh sulit tidur

f.Eliminasi

Sebelum sakit:

Tidak ada gangguan saat eliminasi

Setelah sakit

Tidak ada gangguan saat eliminasi BAB dan BAK normal

g.Personal Higiane

Pasien dibantu keluarga


h.integrasi ego

Tidak ada masalah dengan integrasi ego pasien tampak baik-baik saja tidak menarik diri
dengan keluarga

I.kenyamana

Pasien mengeluh nyeri saat batuk


BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantongperitoneum, suatu
organ atau lemak praperitoneum melalui cacatkongenital atau akuisita dalam
parietesmuskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat
dilewati.Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu ronggamelalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerahsela paha (regio
inguinalis).Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan olehpeningkatan
tekanan intra abdomen secara kronik dan disebabkan olehkelemahan otot dinding
abdomen di trigonumHasselbach yangmenyebabkan hernia langsung menonjol.

Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwahernia adalah suatu


keadaan yang abnormal dari menonjolnya isi suaturongga ke dalam suatu lubang.
Sedangkan pengertian hernia inguinalis adalah suatu keadaan yang abnormal dari
penonjolan isi perut ke daerah regio inguinalis, hernia inguinalis itu sendiri terbagi
atas dua, yaitu hernia inguinal direk (hernia yang keluar melalui segitiga Hasselbach)
dan hernia inguinal indirek (yang keluar melalui anulus dan kanalis inguinalis).

B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca dalam memahami
lebih luas dan menabah wawasanmengenai penyakit hernia

Anda mungkin juga menyukai