Anda di halaman 1dari 18

KONTRIBUSI AGAMA

ISLAM DALAM
KEHIDUPAN BERPOLITIK

OLEH :

RUDI IRAWAN, M.PD.I


DISAMPAIKAN DALAM KULIAH MK AGAMA ISLAM
POLTEKKES
I. PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang bukan hanya


mengajarkan pada tata cara bagaimana manusia
berhubungan dengan Tuhan (Hablum Minallah),
melainkan juga mengajarkan tata cara hubungan
antar sesama manusia (Hablum Minan Nas).
Dalam hal ini, permasalahan politik merupakan
bagian yang di atur dalam ajaran agama Islam.
Oleh karena itu, adalah sangat wajar manakala
dalam wacana kontemporer, kita disuguhkan
dengan gagasan-gagasan politik yang
berlandaskan pada ajaran agama Islam.
II. PENGERTIAN

Secara Bahasa
Kata siyasah ‫ ي اسة‬  politik diambil dari kata ‫ س اس‬  saasa yang artinya memimpin,
memerintah,  mengatur, dan melatih.
Dikatakan ‫ س اسا لقوم‬  saasa al qauma artiya dia memimpin, memerintah, mengatur
dan melatih sebuah kaum. (Lihat: Al Munawwir, Hal. 677. Pustaka Progresif)
Siyasah sendiri berarti manajemen/administrasi (Ibid, hal. 688)
Dikatakan:

ْ ً ‫سة‬
‫أمرتُها ونَ َه ْيتُها‬ ِ َ‫ستُ ال َّر ِعيَّة‬
َ ‫سيا‬ ْ ‫س‬
ُ ‫و‬
“Aku telah mengatur rakyat baik dengan perintah atau larangan.” (Syaikh
Fairuzzabadi, Al Qamus Al Muhith, 2/89. Mawqi’ Al Warraq)
Secara Istilah
Imam Abul Wafa Ibnu ‘Aqil Al Hambali  berkata:

ْ‫ح َوأَ ْب َع َد َعن‬ َّ ‫ب إلَى ال‬


ِ ‫صاَل‬ َ ‫اس َم َعهُ أَ ْق َر‬
ُ َّ‫ون الن‬ ُ ‫ث يَ ُك‬ ِ ‫ان ِمنْ اأْل َ ْف َع‬
ُ ‫ال بِ َح ْي‬ َ ‫سةُ َما َك‬ َ ‫سيَا‬ِّ ‫ال‬
َ ‫سلَّ َم َواَل نَ َز َل بِ ِه َو ْح ٌي ؛ فَإِنْ أَ َرد‬
‫ْت‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫سو ُل‬ ُ ‫ش ِّر ْعهُ ال َّر‬ َ ُ‫ َوإِنْ لَ ْم ي‬، ‫سا ِد‬ َ َ‫ا ْلف‬
، ‫يح‬ َ َ‫ق بِ ِه الش َّْر ُع ف‬
ٌ ‫ص ِح‬ َ َ‫ي لَ ْم يُ َخالِفْ َما نَط‬ ْ َ‫ق الش َّْر َع ” أ‬َ َ‫سةَ إاَّل َما َواف‬ ِ ‫بِقَ ْولِكَ ” اَل‬
َ ‫سيَا‬
َّ ‫ق بِ ِه الش َّْر ُع فَ َغلَطٌ َوتَ ْغلِيطٌ لِل‬
‫ص َحابَ ِة‬ َ ‫َوإِنْ أَ َرد‬
َ َ‫ْت َما نَط‬
“Siyasah (politik) adalah semua tindakan yang dengannya manusia lebih dekat dengan kebaikan
dan semakin jauh dari kerusakan meskipun tindakan itu tidak pernah disyariatkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan tidak ada wahyu Al Quran yang turun tentangnya. Jika Anda
mengatakan: “Tidak ada siyasah (politik) kecuali yang sesuai dengan syariat atau tidak
bertentangan dengan apa yang disebutkan oleh syariat, maka itu adalah benar. Tetapi jika yang
anda maksudkan dengan siyasah  hanyalah yang dibatasi oleh syariat, maka itu kesalahan dan
sekaligus menyalahkan para sahabat nabi.” ( Imam Ibnul Qayyim, I’lamul Muwaqi’in, 6/ 26.
Mawqi’ Al Islam)
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan tentang makna “siyasah”:

ُ‫ْالقِيَام َعلَى ال َّش ْيء بِ َما يُصْ لِحه‬


“Menegakkan/menunaikan sesuatu dengan apa-apa yang bisa memperbaiki sesuatu itu.” (Al Minhaj
Syarh Shahih Muslim,  6/316. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Jika melihat definisinya, maka dia ada di setiap tempat manusia berinteraksi. Ada siyasah di rumah kita,
di pasar, di kantor, di kampus, bahkan di majelis ta’lim. Karena, hakikat siyasah adalah pengaturan dan
manajemen tadi.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫س ُه ْم اأْل َ ْنبِيَا ُء‬ ْ ِ‫َكانَتْ بَنُو إ‬


ُ َ‫س َرائِي َل ت‬
ُ ‫سو‬
“Adalah para nabi, mereka men-siyasahkan Bani Israel.” (HR. Bukhari No. 3268 dan  Muslim No.
1842)
Imam An Nawawi berkata tentang hadits ini:

‫يَتَ َولَّ ْو َن أُ ُموره ْم َك َما تَ ْف َعل اأْل ُ َم َراء َوا ْل ُواَل ة بِال َّر ِعيَّ ِة‬
“Para nabi menguasakan urusan mereka sebagaimana yang dilakukan para pemimpin dan penguasa
terhadap rakyatnya.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Ibid).
III. PARADIGMA SISTEM POLITIK ISLAM
Dalam wacana kontemporer, paradigma sitem politik Islam
setidaknya berpusat pada 3 pokok pikiran, yakni :
1. Kelompok pertama berpendapat bahwa Islam
adalah agama yang serba lengkap yang bukan hanya
mengatur urusan ibadah manusia dengan Tuhan, melaikan
juga mengajarkan pada urusan keduniawian. Dalam hal ini,
sistem politik dan ketatanegaraan dalam Islam adalah bagian
yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam yang wajib untuk
diteladani sebagaimana Rasulullah mencontohkan di
Madinah. Beberapa tokoh yang mendukung gagasan ini
seperti, Abu A’la al Maududi.
2. Kelompok kedua, sebagai anti tesa terhadap gagasan
kelompok pertama berpendapat bahwa Agama Islam
dengan urusan politik dan ketatanegaraan adalah tidak
ada hubungannya sama sekali. Oleh karena itu,
permasalahan politik dan ketatanegaraan adalah murni
hasil pemikiran manusia bukan dari ajaran agama Islam.
3. Kelompok ketiga, sebagai golongan yang mencoba
mengakomodir pertentangan antara kelompok pertama
dengan kelompok kedua, berpandangan bahwa Islam
adalah agama yang serba lengkap yang didalamnya
terdapat sistem kehidupan termasuk politik dan
ketatanegaraan, namun hanya dalam bentuk seperangkat
etika dalam membangun kehidupan politik dan
bernegara.
IV. PRINSIP-PRINSIP POLITIK ISLAM
Beberapa prinsip pokok yang melatar belakangi praktek politik Islam
dapat dijabarkan sebagai berikiut :
1. Kewajiban mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. Hal ini
dijelaskan dalam al-Qur’an S. Al hujurat 10
َ ‫صلِ ُحوا بَ ْي َن أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َح ُم‬
‫ون‬ ْ َ ‫ون إِ ْخ َوةٌ فَأ‬
َ ُ‫إِنَّ َما ا ْل ُم ْؤ ِمن‬
2. Kewajiban bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Hal ini
dijelaskan dalam al-Qur’an s. as-Syuara:38
‫صاَل ةَ َوأَ ْم ُر„ ُه ْم شُو َر ٰى بَ ْينَ ُه ْم َو ِم َّما‬
َّ ‫ستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم َوأَقَا ُموا ال‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
ْ ‫ين ا‬
َ ُ‫َر َز ْقنَا ُه ْم يُ ْنفِق‬
‫ون‬
3. Amanah dan menjunjung keadilan
4. Kewajiban mentaati Allah, Rasul dan ulil amri. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an s. an-Nisa’:59
‫ُول َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم‬
َ ‫ين آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرس‬
َ ‫ۖ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
................ LANJUTAN
5. Prinsip keadilan (QS. Al-Maidah ayat 8),
ُ ‫شنَآنُ قَ ْو ٍم َعلَىٰ أَاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َر‬
‫ب‬ َ ‫يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ‫س ِط ۖ َواَل‬ ْ ِ‫ش َه َدا َء بِا ْلق‬
ُ ِ ‫ين هَّلِل‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِم‬
َ ُ‫هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َمل‬
‫ون‬ َّ‫لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِن‬
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
6. Pemerataan Ekonomi (QS. Al-Hasyr ayat 7),
‫يل َك ْي اَل‬ ِ ِ‫ين َوا ْب ِن ال َّسب‬ ِ ‫َما أَفَا َء هَّللا ُ َعلَ ٰى َرسُولِ ِه ِم ْن أَ ْه ِل ْالقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّرسُو ِل َولِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
ِ ‫ون ُدولَةً بَي َْن اأْل َ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم ۚ َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫يَ ُك‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya
saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
................ LANJUTAN
7. Pertahanan (QS. Al-Anfal ayat 60), dan sebagainya

َ ‫اط ْال َخي ِْل تُرْ ِهب‬


‫ُون بِ ِه َع ُد َّو هَّللا ِ َو َع ُد َّو ُك ْم‬ َ َ‫َوأَ ِع ُّدوا لَهُ ْم َما ا ْست‬
ِ َ‫ط ْعتُ ْم ِم ْن قُ َّو ٍة َو ِم ْن ِرب‬
ِ ‫يل هَّللا‬
ِ ِ‫ين ِم ْن ُدونِ ِه ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَهُ ُم هَّللا ُ يَ ْعلَ ُمهُ ْم ۚ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء ِفي َسب‬ َ ‫َو‬
َ ‫آخ ِر‬
َ ‫ظلَ ُم‬
‫ون‬ ْ ُ‫ف إِلَ ْي ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم اَل ت‬ َّ ‫يُ َو‬
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Pendapat ulama terdahulu (Shalafush Sholih) yang
menguatkan tafsir politik dalam Islam.
a. Imam Mawardi dalam bukunya al-Ahkam al Sulthoniyah
yang menyebutkan Politik Islam sebagai upaya untuk
menjaga agama dan memelihara dunia.
b. Ibnu Qoyyim menyebutkan politik sebagai sebuah keadilan
dari Allaah dan Rasulullaah saw.
c. Imam Ghazali mengatakan “agama itu ibarat pilar/pokok
dan kekuasaan (politik) adalah penjaganya”. (ad-diinul
ushul wa sulthonun harisun).
d. Ibnu Taimiyah dalam bukunya Assiyasah al-Syariyyah
mengatakan “mengendalikan urusan masyarakat adalah
kewajiban”.
V. OBYEK KAJIAN SISTEM POLITIK
ISLAM

Secara garis Politik Islam


besar, obyek (Siyasyah)
kajian dalam
sistem politik
Siasyah Siasyah Siasyah
Islam dapat Dauliyah Dusturiyah Maaliyah
dipetakan
sebagai
berikut: Aturan Hukum Hukum yang mengatur :
Hubungan Tata Negara - Pemasukan
Internasional - Pengelolaan
- Pengeluaran negara
Beberapa hal yang berkaitan dengan Siyasah Dusturiyah antara lain:
• Persoalan imamah ( hak, kewajibannya)
• Persoalan rakyat (status, hak, dan kewajibannya)
• Persoalan baiat (sumpah setia)
• Persolan waliyyul ‘ahdi (pemimpin/khalifah)
• Persoalan perwakilan rakyat (Ahlul Halli Wal ‘Aqdi)
• Wizarah (kementrian) dan pembagiannya

Sedangkan dasar-dasar Siyasah Dauliyah antara lain:


• Mewujudkan kesatuan umat manusia
• Mewujudkan keadilan
• Menghargai persamaan
• Menghargai kehormatan manusia
• Mengembangkan toleransi
•Mewujudkan kerjasama kemanusiaan
•Menghargai kebebasan/kemerdekaan
•Mewujudkan perilaku moral yang baik
Siyasah Maliyah meliputi pembahasan:
• Prinsip-prinsip dalam kepemilikan harta
• Tanggung jawab sosial dalam masalah harta
• Zakat, infaq, shadaqah, waqaf.
• Khoroj (pajak bumi/tanah), jizyah
(penggantian (kompensasi), ghanimah
(Perang), fai’ (Tanpa perang), ‘usyr ( bea
impor)
• Aturan dalam eksploitasi sumberdaya alam
VI. KONTRIBUSI UMAT ISLAM
DALAM PERPOLITIKAN NASIONAL
Beberapa
kontribusi
penting yang
Kontribusi
telah umat Islam
dilakukan
oleh umat Pra Awal
Sekarang
Islam dalam kemerdekaan Kemerdekaan
mewarnai
perpolitikan Perumusan landasan Lahirnya
Idiel dan landasan Berdirinya partai berbasis undang-undang PA,
Nasional konstituil (Pancasila dan umat Islam wakaf, zakat,
antara lain: UUD 1945) (NU, Parmusi, Perti dan PSII ) dan infrastruktur
lembaga keuangan Syari’ah
Kontribusi Umat Islam Dalam Sistem
Perpolitikan di Indonesia
• Didirikannya partai-partai politik yang berasas Islam, juga
partai-partai nasionalis yang berbasiskan umat Islam
• Sikap proaktifnya tokoh-tokoh politik Islam dan umat Islam
terhadap terwujudnya keutuhan NKRI, termasuk menerima
pancasila sebagai azas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
• Islam di Indonesia telah membentuk budaya bernegara,
ideologi tentang jihad, dan kontrol sosial yang terarah dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan.
• Tingginya partisipasi masyarakat Islam dalam event-event
politik kenegaraan (pemilu, pilkada, dll.)
JIKA ORANG ORANG BAIK MENINGGALKAN POLITIK,
MAKA POLITIK AKAN DI ISI OLEH ORANG ORANG
JAHAT
SEKIAN TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai