Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HERNIA IGNLIN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawataan

Dosen Pengampu : Asep Setiawan M.kep

Disusun Oleh :

Rhendy edytia (C2114201017)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TASIKMALAYA

2021/2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil
penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan
pada umumnya pada pria
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh antara lain di
pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta
bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilicus atau pusar,
serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 50%
sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di Amerika Serikat
dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk wanita menderita hernia inguinal
didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang sering terjadi
Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%.
Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Kejadian
hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%)
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak- anak atau
bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring
dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya
hernia antara lain kegemukan, beban berat, batuk-batuk kronik, asites, riwayat keluarga, dll.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif. Peengobatan
konservatif terbatas ppada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyanggah atau
penunjang untuk memepertahankan isi herniayang telah direposisi. Sedangkan prinsip dasar
operasi hernia pada anak adalah herniotomi

B. Rumusan masalah
1. Pegertian Hernia inguinalis
1
2. Epidemiologi penyakit Hernia inguinalis
3. Pathofisiologi penyakit Hernia inguinalis
4. Pengkajian Pasien Hernia inguinalis
5. Diagnosis banding penyakit Hernia inguinalis
6. Inti pengkajian Pasien Hernia inguinalis
7. Penatalaksanaan hernia inguinalis
8. Komplikasi hernia ingunialis

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pegertian Hernia inguinalis
2. Untuk mengetahui Epidemiologi penyakit Hernia inguinalis
3. Untuk mengetahui Pathofisiologi penyakit Hernia inguinalis
4. Untuk mengetahui Pengkajian Pasien Hernia inguinalis
5. Untuk mengetahui Diagnosis banding penyakit Hernia inguinalis
6. Untuk mengetahui Inti pengkajian Pasien Hernia inguinalis
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan hernia inguinalis
8. Untuk mengetahui Komplikasi hernia ingunialis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. iii

1.1.Latar belakang............................................................................................................... iii


1.2.Rumusan masalah ........................................................................................................ iv
1.3.Tujuan rumusan masalah ............................................................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 1

A. Pengertian hernia ignalis............................................................................................. 1

a. Hernia lateral .................................................................................................... 2

b. Hernia medialis................................................................................................. 2

B. Epidemiolog................................................................................................................. 4

C.Pathofisilogi .................................................................................................................. 4

D.Pengkajian pasien.......................................................................................................... 5

E.Diagnosis banding ........................................................................................................ 7

F.Inti pengkajian.............................................................................................................. 8

G.Penatalaksanaan hernia ............................................................................................... 8

H.Komplikasi .................................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10

3.1. SIMPULAN ............................................................................................................... 10

3.2. SARAN ....................................................................................................................... 11

3.3. DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pegertian Hernia inguinalis


Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal.
Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-
laki .Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi
hernia. Ada Jenis Hernia Ingunialis
a. Hernia inguinalis indirek (lateral)
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis
inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Kanalis
inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penutunan testis tersebut akan menarik
peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut
prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri
turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul
hernia inguinalis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun
karena lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan peninggian
tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan
timbul hernia inguinalis lateralis akuista.

10
Gambar Hernia inguinalis indirek plasty
b. Hernia inguinalis direk (medialis)
Hernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol langsung ke
anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial terhadap arteri vena
epigastrika inferior. Pada hernia ini mempunyai conjoint tendo yang kuat, hernia ini
tidak lebih hanya penonjolan umum dan tidak pernah sampai ke skrotum. Hernia ini
sering ditemukan pada laki-laki terutama laki-laki yang sudah lanjut usia dan tidak
pernah ditemukan pada wanita. Hernia direk sangat jarang bahkan tidak pernah
mengalami strangulasi atau inkaserata. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
hernia inguinalis direk adalah peninggian tekanan intraabdomen konik dan kelemahan
otot dinding di trigonom Hasselbach, batuk yang kronik, kerja berat dan pada
umumnya sering ditemukan pada perokok berat yang sudah mengalami kelemahan
atau gangguan jaringan-jaringan penyokong atau penyangga dan kerusakan dari saraf
ilioinguinalis biasanya pada pasien denga riwayat apendektomi. Gejala yang sering
dirasakan penderita hernia ini adalah nyeri tumpul yang biasanya menjalar ke testis
dan intensitas nyeri semakin meningkat apabila melakukan pekerjaan yang sangat
berat

10
Gambar Hernia inguinalis direk (medialis)
B. Epidemiologi
Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita
memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek
lebih banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu
turun dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi canalis
inguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia indirek kiri, 50% kasus
akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Insiden rekurensi hernia pasca repair primer berkisar 2-10%. Hasil terbaik dapat
dicapai dengan teknik Shouldice. Repair pada hernia rekuren, akan memiliki rekurensi
yang lebih besar >20%. Teknik yang lebih dianjurkan untuk mencegah rekurensi lanjut
adalah teknik Shouldice, atau dengan menggunkan mesh prostetik.
Pada bayi dan anak-anak hernia lebih sering terjadi pada anak dengan riwayat
lahir prematur. Hernia inkarserata muncul pada 9%-20% kasus dan lebih sering muncul
pada bayi yang berumur kurang dari enam bulan, umumnya dapat mengalami reduksi
spontan dan harus segera dilakukan operasi repair elektif. Penelitian menunjukkan
bahwa operasi elektif memiliki komplikasi lebih minimal dibandingkan dengan operasi
emergensi, terutama pada bayi dengan berat lahir rendah. Operasi elektif harus segera
dilakukan untuk mencegah terjadinya reinkarserata.

10
c. Pathofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang
dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang
kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat
benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika
cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila
hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali
sperma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang
tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka
isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan
gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah
terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan
Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga
perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bias
menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut
kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan
kontinyu, daerah benjolan menjadi merah. (Manjoer, Arif, 2000 : 314 – 315,
Syamsuhidayat, 1998 : 706).

10
d. Pengkajian Pasien
Pengkajian pasien meliputi :
 Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis,
berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis
yang khas pada penderita Hernia ingunialis
 Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan biasanya mengangkat benda berat, nyeri seperti tertusuk pisau
yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk dan bersin (Baradero, 2005).
 Riwayat kesehatan lalu
Biasanya komplikasi dengan Hernia ingunialis akan mengalami penyakit kronis
sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH).
Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi
meningkatnya tekanan intra abdominal.
 Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di
daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan
rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain
seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.

e. Diagnosis banding
 Hernia femoralis
Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung
ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan lateral
terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan tuberkulum pubikum
 Nodes lymph inguinal
Saat Nodes lymph inguinal memungkinkan untuk muncul, mungkin penyakit ini hampir tidak

10
bias di bedakan dari hernia femoral tapi penyakit ini biasanya berada di bawah ikatan sendi tulang
inguinal
 Hydrcele dari saluran nuck
Hydrcele dari saluran nuck ini muncul sebagai pembengkakan yang keras kista, dan
tidak dapat di perkecil di lingkaran supefisial dari seseorang perempuan mudah dan
sebuah kista yang menggantikan distal di sepanjang sendi tulang. Sebuah testis yang
tidak sepenuhnya di turunkan yang berasal dari lingkaran eksternal, sebuah hernia
biasanya muncul ( Dudle dan waxma 1998 )

f. Inti pengkajian
 Pemeriksaan laboratorium meliputi analisah darah, untuk mengetahui jumlah
darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit. Dan analisah urin
untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
 Pemeriksaan penunjang meliputi foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari
jantung dan paru, dan pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45
th.

g. Penatalaksanaan hernia inguinalis


Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada anak-anak.
Reposisi dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri memegang isi hernia dengan
membentuk corong dan tangan kanan mendorong isi hernia ke arah cincin
hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada
anak-anak inkaserasi sering terjadi pada umur kurang dari dua tahun. Reposisi
spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi
dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-
anak masih elastis dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan cara
menidurkan anak dengan pemberian sedativ dan kompres es di atas hernia. Bila

10
usaha reposisi ini berhasil maka anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika
reposisi tidak berhasil dalam waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera
mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan hernia
yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai seumur hidup.
Cara ini mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada
anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma
yang mengandung pembuluh darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti. Pada herniotomi dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi, Kantong hernia dijahit-
ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik dilakukan tindakan
memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplastik dalam mencegah residif dibandingkan dengan herniotomi.
Dikenalnya berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis
internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia tranversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis internus dan m. internus
abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum inguinal poupart
menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa abdominis,
m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi kanalis
inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus
oblikus internus, muskulus tranversus abdominis dan fasia tranversalis dengan traktus
iliopubik dan ligamentum inguinale, teknik ini dapat digunakan pada hernia direk
maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang

10
dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan dipopulerkan
pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan protesis mesh untuk
memperkuat fasia tranversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa
menjahit dasar otot-otot ke inguinal.

Gambar Teknik Bassini Plasty

h. Komplikasi
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga
isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
ireponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang
tersering menyebabkan keadaan ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus
besar lebih sering menyebabkan ireponibilis daripada usus halus.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan
vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata. Pada
keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah, dan
obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan
menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal.
Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki
Penyakit ini terbagi atas dua yaitu Hernia inguinalis indirek (lateral),dan Hernia
inguinalis direk (medialis)
Epidemiologi, Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%).
Sementara wanita memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia
femoralis. Hernia indirek lebih banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah
karena testis kiri lebih dulu turun dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan,
sehingga obliterasi canalis inguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya
hernia indirek kiri, 50% kasus akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Pathofisiologi, Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama
adalah factor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu
kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis
inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui
kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis
ekstermus
Pengkajian pasien meliputi :
 Keluhan utama
 Riwayat pekerjaan
 Riwayat kesehatan lalu

10
 Riwayat kesehatan sekarang
Diagnose banding:
 Hernia femoralis
 Nodes lymph inguinal
 Hydrcele dari saluran nuck
Inti pengkajian berupa Pemeriksaan laboratorium meliputi analisah darah, untuk
mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit. Dan
analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.dan Pemeriksaan
penunjang meliputi foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru, dan
pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
Penatalaksanaan hernia inguinalis, Pengobatan konservatif terbatas pada
tindakan melakukan reposisi dan pemakian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan Pengobatan operatif
merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Komplikasi berupa terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding
kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis ireponibilis dan komplikasi lainnya berupa terjadi penekanan terhadap
cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis strangulate.

B. Saran
Dari pembahasan makalah diatas salah satu penyebab terjadinya hernia
ingunialis karena paktor pekerjaan yang berat serta penyakit kronis seperti batuk yang
bekepanjanga, oleh kerna itu penulis menyarankan agar pekerjaan yang berat-berat
sebisa mungkin di hindari dan jika mempunyai penyakit kronik ( batuk ) sesegera
mungkin di obati

10
DAFTAR FUSTAKA

Prakrama Chandrasoma dan clive R, Taylor. Patologi anatomi. Edisi 2, Jakarta :


EGC.
Brunner dan suddarth. Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 8, Jakarta:
EGC, 2001
Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta :
EGC. 1994.228-245.

https://id.scribd.com/doc/93160982/Hernia-Inguinalis
https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/hernia-direct/

10

Anda mungkin juga menyukai