Di Sususn Oleh:
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hernia Diafragma dengan tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Anak. Makalah ini telah disusun kami dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber guna menambah referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua sumber yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5
A. Definisi...........................................................................................................6
B. Etiologi...........................................................................................................7
C. Manifestasi Klinis..........................................................................................8
D. Patofisiologi...................................................................................................9
E. Pengkajian......................................................................................................11
F. Diagnosa Keperawatan...................................................................................13
A. Simpulan........................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum
pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma
adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung
pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul
abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini
menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan
adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan
oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang
terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior yang berasal dari arkus lumboskral dan
vertebrocostal adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi ruptur.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus,
kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulasi dari usus yang
mengalami herniasi ke rongga thorak ini. Namu pada bayi lahir penyebab adalah
kemungkinan Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu
pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.
B. Rumusan Maslah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah,yaitu:
1. Apa pengertian Hernia Diafragmatika?
2. Apa etiologi Hernia Diafragmatika?
3. Apa Manifestasi klinis dari Hernia Diafragma?
4. Apa patofisiologis Henia Diafragmatika?
5. Bagaimana Pengkajian dari Hernia Diafragmatika?
6. Apa saja yang menjadi Diagnosa Keperawatan Hernia Diafragmatika?
7.
5
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini antara lain, mengetahui :
1. Pengertian Hernia Diafragmatika
2. Etiologi Hernia diaafragmatika
3. Manifestasi Klinis Hernia Diafragmatika
4. Patofisiologis Henia Diafragmatika
5. Pengkajian Hernia diafragmatika
6. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hernia diafragmatika.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut.
Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal kantung, dan yang
mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya. Faktor yang
terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang lebih bertahap dan berkepanjangan
EGC,2000).
Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau
struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa
defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya
di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B
SaundersCompany,2000)
Hernia adalah penonjolan sebuah organ-organ atau struktur melalui deteksi di dinding otot perut
atau kelemahan pada dinding rongga perut dimana berisi bagian-bagian tersebut secara normal.
Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu terjadi di rongga
abdominal. Itu diketahui sebagai penurunan. Jika Hernia tidak dapat ditempatkan kembali di
rongga abdominal, maka hal itu diketahui sebagai incarcerated. Dalam situasi ini aliran mungkin
menjadi obstruksi. Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply darah obstruksi,
Hernia menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis, Heitkemper, Dirksen.
7
Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2. Fifth
Edition. Mosby,2000)
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui
sebuah defek Kongenital atau yang di dapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang
memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki
defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. (dr. Jan Tambayong,
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi Hernia. (Syamsul
Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC,2005)
Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis
Kesimpulan pengertian dari beberapa ahli yaitu: Hernia adalah suatu benjolan diperut dari
B. ETIOLOGI
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang
berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya
lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan
8
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah
C. MANIFESTASI KLINIK
a. Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul bila
pasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara spontan.
b. Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila
menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali rongga
abdomen.
c. Isi Hernia dapat kembali kerongga peritorium disebut Hernia Inguinal reponibilitas, bila
tidak dapat kembali disebut Hernia Inguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali karena
jepitan oleh Annulus Inguinali, maka akan terjadi gangguan pembuluh darah dan
gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut Hernia Strangulata.
d. Hernia strangulata lebih sering terjadi Hernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada usia
sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namun rata-rata terjadi pada 12 % kasus Hernia.
e. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.
Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit
9
f. Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di
g. Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
h. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996. Hernia diklasifikasikan
menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari Hernia terjadi di pangkal paha. Ini
juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis atau Femoralis. Sekitar 10% adalah Hernia Ventral atau
Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect. Hernia Inguinalis
indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis indirect
disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun ke dalam skrotum
sebelum kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau omentum muncul melalui
cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui Kanalis Inguinalis. Sering turun ke
dalam skrotum. Meskipun tidak langsung Hernia inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali
tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari
Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding Inguinal
posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.
10
Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui cincin
femoral. Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil.
Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan selama pemeriksaan fisik
rutin. Hanya mungkin menghasilkan benjolan, bengkak, atau tonjolan di selangkang, terutama
dengan mengangkat atau tegang. Pasien laki-laki biasanya terdapat pengalaman baik nyeri atau
rasa nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum, meskipun hanya dapat
dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang terjadi selama batuk) dan
Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik secara
spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau dengan
tekanan manual. Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi. Bila isi hernia tidak
dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau dipenjara. Isi Hernia
yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau membuka ke hernia. Penahanan
meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen
usus yang terkandung dalam hernia menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari
sebuah selang.
Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit. Komplikasi ini dapat
mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan perforasi
dengan kontaminasi dari rongga peritoneal. Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit meliputi
11
Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk
terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam
Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering
terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek. Komplikasi ini sangat
menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es
akan membantu mengurangi nyeri (Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996)
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik serta review catatan
sebelumnya. Pada pengkajian fisik, pasien sering seperti mengejan atau mengangkat ketika ada
sesuatu yang muncul. Ketika melakukan sebuah penilaian perut, perawat harus memeriksa perut
ketika pasien berbaring dan berdiri. Jika Hernia dapat dikembalikan, Herniasi akan menghilang
ketika pasien berbaring datar. Perawat juga dapat melakukan regangan pasien, untuk mengamati
Louis,2003)
Perut adalah tempat untuk melakukan Auskultasi untuk memastikan kehadiran aktif suara bising
usus. Usus mungkin akan menunjukkan obstruksi dan cekikan. Untuk meraba Hernia, dokter
atau perawat dengan lembut memeriksa cincin dan isinya, dengan memasukkan jari di cincin dan
mencatat setiap perubahan ketika pasien batuk. Perawat tidak boleh memaksa pasien Hernia
untuk mengurangi frekuensi batuk pasien, sebagai manuver ini dapat menyebabkan pecahnya
12
1. Pemeriksaan Fisik
Meskipun Hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan Viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua Hernia ditemukan di daerah
Inguinal. Biasanya, impuls Hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Ajak pasien memutar
kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah Inguinal dan
Femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan
Hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan
impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama batuk,
Palpasi Hernia Inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan memeriksa didalam
skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang
cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku
menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada
pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus
mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum
inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan
lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.
Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah
pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada Hernia,
akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. Jika ada Hernia,
suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah Hernia itu dapat direduksi dengan
13
tekanan yang lembut dan terus menerus pada masa itu. Jika pemeriksaan Hernia dilakukan
dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini
tidak menimbulkan nyeri. (dr. Jan. Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta :
EGC,2000)
Uraian tentang ciri-ciri Hernia akan dibahas setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi
dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka
memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk
memeriksa sisi kiri pasien. Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya,
suatu Hernia Inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai
untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk
b. Elektromiograf
d. Scan CT
e. MRI
f. Mielogram
14
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau potensial pasien
terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk
mengatasinya. Respon actual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian,
tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu, dan konsultasi dengan
professional lain. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien dengan post
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.
5. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui
suatu pintu pada diafragma. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90%
terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem
organ berkembang dan matur.
Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus
(saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga
berkembang pada minggu itu. Gejalanya berupa: 1).Retraksi sela iga dan substernal,2). Perut
kecil dan cekung,3). Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut,4). Bunyi
jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut,5). Terdengar
bising usus di daerah dada,6). Gangguan pernafasan yang berat.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami
hernia diafragmatika yaitu :1). Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru,2). Posisikan
bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut
terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas,3). Awasi bayi jangan
sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi,4).
Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang
lebih baik.
B. Saran
Kepada klien agar lebih mengetahui tentang hernia diagfragmatika baik pengertian
maupun gejalanya, sehingga apabila dijumpai tanda gejala hernia diagfragmatika tersebut
maka klien segera ke tempat pelayanan kesehatan.
Kepada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat memberi penanganan segara bila
menemui kasus hhernia diagframatika, sehingga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36977603/CONTOH_ASKEP_HERNIA
https://www.academia.edu/37905084/BAB_I_HERNIA_DIAFRAGMATIKA
http://www.dinohp.info/2009/07/cara-mencegah-penyakit-hernia.html.
http://majalahkesehatan.com/pengobatan-dan-pencegahan-hernia
17