Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HERNIA DIAFRAGMATIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing : Erni Nuryanti, Skep., Ns., MKes

Di Sususn Oleh:

Alvira Mustikasari (P1337420419043)


Norvita Putri Ani (P1337420419045)
Ira Wulandari (P1337420419047)
Dianya Alverna V (P1337420419049)
Nadila Puspaningrum (P1337420419051)
Alamanda Fitri CR (P1337420419046)
Eki Nazila KN (P1337420419048)
Silvia Intan O (P1337420419050)
Daphinia Radita (P1337420419052)
Candra Tri Suryani (P1337420419054)

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021

1
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hernia Diafragma dengan tepat waktu.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Anak. Makalah ini telah disusun kami dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber guna menambah referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua sumber yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Rembang,18 Maret 2021

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................6

A. Definisi...........................................................................................................6
B. Etiologi...........................................................................................................7
C. Manifestasi Klinis..........................................................................................8
D. Patofisiologi...................................................................................................9
E. Pengkajian......................................................................................................11
F. Diagnosa Keperawatan...................................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

A. Simpulan........................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum
pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma
adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung
pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul
abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini
menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan
adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan
oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang
terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior  yang berasal dari arkus lumboskral dan
vertebrocostal adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi ruptur.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus,
kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulasi dari usus yang
mengalami herniasi ke rongga thorak ini. Namu pada bayi lahir penyebab adalah
kemungkinan Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu
pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

B. Rumusan Maslah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah,yaitu:
1. Apa pengertian Hernia Diafragmatika?
2. Apa etiologi Hernia Diafragmatika?
3. Apa Manifestasi klinis dari Hernia Diafragma?
4. Apa patofisiologis Henia Diafragmatika?
5. Bagaimana Pengkajian dari Hernia Diafragmatika?
6. Apa saja yang menjadi Diagnosa Keperawatan Hernia Diafragmatika?
7.

5
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini antara lain, mengetahui :
1. Pengertian Hernia Diafragmatika
2. Etiologi Hernia diaafragmatika
3. Manifestasi Klinis Hernia Diafragmatika
4. Patofisiologis Henia Diafragmatika
5. Pengkajian Hernia diafragmatika
6. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hernia diafragmatika.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut.

Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal kantung, dan yang

mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya. Faktor yang

termasuk pembedahan mendadak pada peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin

terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang lebih bertahap dan berkepanjangan

sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau

asites. (Seymour I. Schwartz, et.All. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta:

EGC,2000).

Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau

struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa

defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya

di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B

SaundersCompany,2000)

Hernia adalah penonjolan sebuah organ-organ atau struktur melalui deteksi di dinding otot perut

atau kelemahan pada dinding rongga perut dimana berisi bagian-bagian tersebut secara normal.

Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu terjadi di rongga

abdominal. Itu diketahui sebagai penurunan. Jika Hernia tidak dapat ditempatkan kembali di

rongga abdominal, maka hal itu diketahui sebagai incarcerated. Dalam situasi ini aliran mungkin

menjadi obstruksi. Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply darah obstruksi,

Hernia menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis, Heitkemper, Dirksen.

7
Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2. Fifth

Edition. Mosby,2000)

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui

sebuah defek Kongenital atau yang di dapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang

memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki

defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. (dr. Jan Tambayong,

Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah

dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi Hernia. (Syamsul

Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC,2005)

Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis

berobliterasi (paten). (Mansjoer, Arief, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta,2000).

Kesimpulan pengertian dari beberapa ahli yaitu: Hernia adalah suatu benjolan diperut dari

rongga yang normal melalui lubang congenital atau didapat.

B. ETIOLOGI

Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :

1.      Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang

berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat

dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.

2.      Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya

lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan

pengontrolan berat badan.

8
3.      Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah

rahim dan sekitarnya.

4.      Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.

5.      Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.

C. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Oswari E. Pada buku Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993.

Manifestasi klinik yang terdapat pada Hernia Inguinalis adalah:

a. Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul bila

terjadi peningkatan tekanan peritonela misalnya mengedan, batuk-batuk, menangis. Jika

pasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara spontan.

b. Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila

menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali rongga

abdomen.

c. Isi Hernia dapat kembali kerongga peritorium disebut Hernia Inguinal reponibilitas, bila

tidak dapat kembali disebut Hernia Inguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali karena

jepitan oleh Annulus Inguinali, maka akan terjadi gangguan pembuluh darah dan

gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut Hernia Strangulata.

d. Hernia strangulata lebih sering terjadi Hernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada usia

sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namun rata-rata terjadi pada 12 % kasus Hernia.

e. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.

Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit

di atasnya menjadi merah dan panas.

9
f. Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan

gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di

bawah sela paha.

g. Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.

h. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar.

D. PATOFISIOLOGI

PROSES PERJALANAN PENYAKIT

Menurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996. Hernia diklasifikasikan

menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari Hernia terjadi di pangkal paha. Ini

juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis atau Femoralis. Sekitar 10% adalah Hernia Ventral atau

insisional dinding abdomen, 3% adalah Hernia Umbilikalis.

Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect. Hernia Inguinalis

indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis indirect

disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun ke dalam skrotum

sebelum kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau omentum muncul melalui

cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui Kanalis Inguinalis. Sering turun ke

dalam skrotum. Meskipun tidak langsung Hernia inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali

tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari

cincin inguinalis memungkinkan isi perut untuk memasuki saluran tersebut.

Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding Inguinal

posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.

10
Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui cincin

femoral. Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil. 

Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan selama pemeriksaan fisik

rutin. Hanya mungkin menghasilkan benjolan, bengkak, atau tonjolan di selangkang, terutama

dengan mengangkat atau tegang. Pasien laki-laki biasanya terdapat pengalaman baik nyeri atau

rasa nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum, meskipun hanya dapat

dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang terjadi selama batuk) dan

dalam vagina dari skrotum ke arah cincin inguinal. 

Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik secara

spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau dengan

tekanan manual. Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi. Bila isi hernia tidak

dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau dipenjara. Isi Hernia

yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau membuka ke hernia. Penahanan

meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen

usus yang terkandung dalam hernia menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari

sebuah selang. 

Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit. Komplikasi ini dapat

mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan perforasi

dengan kontaminasi dari rongga peritoneal. Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit meliputi

nyeri dan distensi perut, mual, muntah, takikardia, dan demam.

11
Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk

terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam

Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering

terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek. Komplikasi ini sangat

menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es

akan membantu mengurangi nyeri (Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996)

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data melalui wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik serta review catatan

sebelumnya. Pada pengkajian fisik, pasien sering seperti mengejan atau mengangkat ketika ada

sesuatu yang muncul. Ketika melakukan sebuah penilaian perut, perawat harus memeriksa perut

ketika pasien berbaring dan berdiri. Jika Hernia dapat dikembalikan, Herniasi akan menghilang

ketika pasien berbaring datar. Perawat juga dapat melakukan regangan pasien, untuk mengamati

bukti menggembung. (Wong, Donna L. Wong’s nursing care of infant and children. St.

Louis,2003)

Perut adalah tempat untuk melakukan Auskultasi untuk memastikan kehadiran aktif suara bising

usus. Usus mungkin akan menunjukkan obstruksi dan cekikan. Untuk meraba Hernia, dokter

atau perawat dengan lembut memeriksa cincin dan isinya, dengan memasukkan jari di cincin dan

mencatat setiap perubahan ketika pasien batuk. Perawat tidak boleh memaksa pasien Hernia

untuk mengurangi frekuensi batuk pasien, sebagai manuver ini dapat menyebabkan pecahnya

usus yang terjepit. (Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993). Berikut,

adalah berbagai pemeriksaan pada pasien Hernia:

12
1.      Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral.

Meskipun Hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan Viskus, atau sebagian

daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua Hernia ditemukan di daerah

Inguinal. Biasanya, impuls Hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Ajak pasien memutar

kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah Inguinal dan

Femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan

Hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan

impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama batuk,

tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah tersebut.

b. Palpasi Hernia Inguinal

Palpasi Hernia Inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan memeriksa didalam

skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang

cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku

menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada

pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus

mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum

inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan

lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah

pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada Hernia,

akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. Jika ada Hernia,

suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah Hernia itu dapat direduksi dengan

13
tekanan yang lembut dan terus menerus pada masa itu. Jika pemeriksaan Hernia dilakukan

dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini

tidak menimbulkan nyeri. (dr. Jan. Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta :

EGC,2000)

Uraian tentang ciri-ciri Hernia akan dibahas setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi

dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka

memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk

memeriksa sisi kiri pasien. Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya,

suatu Hernia Inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai

untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk

menegakkan diagnosis Hernia Inguinal indirek.

Tes Diagnostik yang dilakukan seperti:

a.       Foto Rontgen Spinal

b.      Elektromiograf

c.       Venogram epidural

d.      Scan CT

e.       MRI

f.       Mielogram

g.      Kolaborative Care

14
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau potensial pasien

terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk

mengatasinya. Respon actual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian,

tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu, dan konsultasi dengan

professional lain. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien dengan post

Herniotomy menurut Doengoes E. Marilynn 2000, adalah :

1.      Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)

2.      Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)

3.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan hemorargi.

4.      Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.

5.      Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna makanan.

6.      Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

7.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.

8.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

15
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui
suatu pintu pada diafragma. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90%
terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem
organ berkembang dan matur.
Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus
(saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga
berkembang pada minggu itu. Gejalanya berupa: 1).Retraksi sela iga dan substernal,2). Perut
kecil dan cekung,3). Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut,4). Bunyi
jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut,5).  Terdengar
bising usus di daerah dada,6). Gangguan pernafasan yang berat.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami
hernia diafragmatika yaitu :1). Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru,2). Posisikan
bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut
terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas,3).  Awasi bayi jangan
sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi,4).
Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang
lebih baik.
B.  Saran
Kepada klien agar lebih mengetahui tentang hernia diagfragmatika baik pengertian
maupun gejalanya, sehingga apabila dijumpai tanda gejala hernia diagfragmatika tersebut
maka klien segera ke tempat pelayanan kesehatan.
Kepada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat memberi penanganan segara bila
menemui kasus hhernia diagframatika, sehingga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36977603/CONTOH_ASKEP_HERNIA
https://www.academia.edu/37905084/BAB_I_HERNIA_DIAFRAGMATIKA
http://www.dinohp.info/2009/07/cara-mencegah-penyakit-hernia.html.
http://majalahkesehatan.com/pengobatan-dan-pencegahan-hernia

17

Anda mungkin juga menyukai