Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Diabetes Militus Tipe 2

Diabetes militus dua adalah keadaan dimana kadar glukosah tinggii, atau kadar insulin tinggi
atau nominal namun kualitasnya kurang baik. Sehingga gagal membaa glukosa masuk dalam sel,
akibatnya terjadi gangguan transport glukosa yang diadikan sebagai bahan bakar metabolism energi (
FKUI, 2022)

2. Pemeriksaan penunjang
- PX Kadar glukosa darah
- PX kadar glukosa urine
- Kadar glukosa serum puasa dan toleransi glukosa
3. Intervensi keperawatan

DX KEPERAWATAN : Resiko ketidak seimbangan kadar glukosa darah

Manajemen Hiperglikemia (I.03115)

Observasi

 Identifikasi
kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Identifikasi
situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis: penyakit
kambuhan)
 Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis: polyuria, polydipsia, polifagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor keton urin, kadar Analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
dan frekuensi nadi
Terapeutik

 Berikan asupan cairan oral


 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
 Fasilitasi
ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi

 Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin, jika perlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

DX KEPERAWATAN : KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT

Perawatan Integritas Kulit (I.11353)


Observasi

 Identifikasipenyebab gangguan integritas kulit (mis: perubahan sirkulasi,


perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrim,
penurunan mobilitas)
Terapeutik

 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring


 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
 Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi

 Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion, serum)


 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

DX KEPERAWATAN : RESIKO INEKSI


PENCEGAHAN INEKSI

OBSERVASI
. MONITOR TANDA DAN GEJALAN INEKSI LOKAL DAN SISTEMATIK
TRAPEUTIK
. Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Cuci tangan sebelum dan sesuda kontak dengan pasien
Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi

EDUKASI
Elaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara memeriksa luka
Anjurkan meningkatkan asupan cairan

KALABORASI
Kalaborasi pemberian imunisasi jika perlu

DX KEPERAWATAN : NYERI

Manajemen Nyeri (I.08238)


Observasi

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


 Identifikasi skala nyeri
 Idenfitikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis,


akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


DX KEPERAWATAN : DEFISIT NUTRISI

Manajemen Nutrisi (I.03119)


Observasi

 Identifikasi status nutrisi


 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi

 Ajarkan posisi duduk, jika mampu


 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik),


jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

DX KEPERAWATAN : INTOLERANSI AKTIVITAS

Manajemen Energi (I.05178)


Observasi
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

DX KEPERAATAN: RESIKO CIDERA

Manajemen Keselamatan Lingkungan (I.14513)


Observasi

 Identifikasi
kebutuhan keselamatan (mis: kondisi fisik, fungsi kognitif, dan
Riwayat perilaku)
 Monitor perubahan status keselamatan lingkungan

Terapeutik

 Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis: fisik, biologi, kimia), jika


memungkinkan
 Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
 Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis: commode chair dan pegangan
tangan)
 Gunakan perangkat pelindung (mis: pengekangan fisik, rel samping, pintu
terkunci, pagar)
 Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas (mis: puskesmas, polisi,
damkar)
 Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
 Lakukan program skrining bahaya lingkungan (mis: timbal)
Edukasi

 Ajarkan individu, keluarga, dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan

Anda mungkin juga menyukai