Diabetes militus dua adalah keadaan dimana kadar glukosah tinggii, atau kadar insulin tinggi
atau nominal namun kualitasnya kurang baik. Sehingga gagal membaa glukosa masuk dalam sel,
akibatnya terjadi gangguan transport glukosa yang diadikan sebagai bahan bakar metabolism energi (
FKUI, 2022)
2. Pemeriksaan penunjang
- PX Kadar glukosa darah
- PX kadar glukosa urine
- Kadar glukosa serum puasa dan toleransi glukosa
3. Intervensi keperawatan
Observasi
Identifikasi
kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi
situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis: penyakit
kambuhan)
Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis: polyuria, polydipsia, polifagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Monitor intake dan output cairan
Monitor keton urin, kadar Analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
dan frekuensi nadi
Terapeutik
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
Edukasi
OBSERVASI
. MONITOR TANDA DAN GEJALAN INEKSI LOKAL DAN SISTEMATIK
TRAPEUTIK
. Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Cuci tangan sebelum dan sesuda kontak dengan pasien
Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi
EDUKASI
Elaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara memeriksa luka
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
KALABORASI
Kalaborasi pemberian imunisasi jika perlu
DX KEPERAWATAN : NYERI
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Kolaborasi
Identifikasi
kebutuhan keselamatan (mis: kondisi fisik, fungsi kognitif, dan
Riwayat perilaku)
Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik