DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa kepeerawatan yang mungkin muncul pada BBLR adalah
a. Risiko infeksi berhubungan dengan malnutisi
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
c. Risiko aspirasi berhubungan dengan ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan
dan bernapas
d. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
e. Hipotermia berhubungan dengan terpapar lingkungan panas
f. Ikterus neonatus berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari
g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
3. RENCANA TINDAKAN
a. Risiko infeksi berhubungan dengan malnutisi
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi 1 x 24 jam maka diharapkan tingkat infeksi menurun,
dengan kriteria hasil:
1) Kebersihan tangan, cukup menurun (2)
2) Kebersihan badan, cukup menurun (2)
3) Kemerahan, sedang (3)
Intervensi
Pencegahan Infeksi
Tindakan
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terpeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawtan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Intervensi
Manajemen Nutrisi
Tindakan
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terpeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Intervensi
Manajemen Jala Napas
Tindakan
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terpeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas denga head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperogenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolit, jika perlu
Intervensi
Manajemen Hipotermia
Tindakan
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hiportemia (mis, terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian
tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolisme, kekurangan lemak
subkutan)
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (Hipotermia ringan: takipnea, disartria,
menggil, hipertensi, diuresis; Hipertemiaa sedang: aritmia, hipotensi, apatas,
kuagulopati, refleks menurun; Hipotermia berat: oliguria, refleks menghilang, edema
paru, asam-basa abnormal)
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang sangat hangat (mis, atur suhu ruangan, inkubator)
Ganti pakaian dan /atau linen yang basah
Lakukan penghangatan pasif (mis, sekimut, menutup kepala, pakaian tebal)
Lakukan penghangatan pasif eksternal (mis, kompres hangat, botol, selimut hangat,
perawtan metode kanguru)
Lakukan penghangatan aktif internal (mis, infus cairan hangat, oksigen hagat, lavase
peritoneal dengan cairan hangat)
Edukasi
Intervensi
Perawatan Bayi
Tindakan
Observasi
Monitor tanda-tanda vital bayi (terutama suhu 36,5℃ - 37,5℃)
Terpeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24 ℃
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan 2 kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka (tali pusat tidak dibungkus apapun)
Bersihkan pangkal tali pusat lidi kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilikus jika tali pusat belum terlepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menysui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi >6 bulan
Intervensi
Manajemen Jala Napas
Tindakan
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terpeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas denga head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperogenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolit, jika perlu