Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“TUGAS PERUBAHAN FISIOLOGIS YANG TERJADI PADA LANSIA”

OLEH :

Nama : KHUSNUL KHATIMAH

Nim : A.18.10.031

Kelas :A

Dosen : ANDI SUSWANI, SKM, S.Kep,Ns,M.Kes

S1 KEPERAWATAN

STIKes PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Perubahan Diagnosa Intervensi Keperawatan Evaluasi
Fisiologis
Sistem Gangguan Manajemen halusinasi Persepsi sensori : membaik
Pendengaran persepsi Observasi
sensori  Monitor perilaku yang
mengidentifikasi halusinasi
 Monitor dan sesuaikan
tingkat aktifitas dan
sesuaikan tingkat aktivitas
dan stimulus lingkungan
 Monitor isi halusinasi (mis,
kekerasan atau
membahayakan diri
Terpeutik
 Pertahankan lingkungan
yang aman
 Lakukan Tindakan
keselamatan Ketika tidak
dapat mengontrol perilaku
(mis, limit setting
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik, seklusi)
 Diskusikan perasaan dan
respons terhadap terhadap
halusinasi
 Hindari perdebatan tentang
validitas halusinasi
Edukasi
 Anjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya
halusinasi
 Anjurkan bicara pada orang
yang dipercaya untuk
memberi dukungan dan
umpan balik korektif
terhadap halusinasi
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara mengotrol
halusinasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antipsikotik dan ansietas,
jika perlu
Perubahan Sensori Gangguan Latihan Memori Memori : meningkat
Memori Observasi
 Identifikasi masalah
memori yang dialami
 Identifikasi kesalahan
terhadap orientasi
 Monitor perilaku dan
perubahan memori selama
terapi
Terapeutik
 Rencanakan metode
mengajar sesuai
kemampuan pasien
 Stimulasi memori dengan
mengulang pikiran yang
diucapkan,jika perlu
 Koreksi kesalahan orientasi
 Fasilitasi mengingat
kembali pengalaman masa
lalu
 Fasilitasi tugas
pembelajaran (mis.bermain
kartu pasangan)
 Stimulasi menggunakan
memori pada peristiwa
yang baru terjadi
(mis.bertanya kemana saja
ia pergi akhir-akhir ini)
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pelatihan
 Ajarkan teknik memori
yang tepat (imajinasi
visual,perangkat
mnemonic,permainan
memori,isyarat
memori,teknik
asosiasi,membuat
daftar,computer,papan
nama)
Kolaborasi
 Rujuk terapi okupasi
Penciuman Bersihan Manajemen Jalan Napas Bersihan jalan napas :
jalan napas Observasi meningkat
tidak efektif  Monitor pola napas
(frekuensi,kedalam,usaha)
 Monitpr bunyi napas
tamabahan
(mis.gurgling,mengi,wheezi
ng,ronkhi kering)
 Monitor sputum
(jumlah,warna,aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
 Posisikan semi fowler atau
folwler
 Berikan minuman hangat
 Lakukan fisioterapi
dada,jika perlu
 Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda
padat dengan porsep
McGill
 Berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari,jika tidak
kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi
bronkodilator,ekspektoran,
mukolitik,jika perlu
Perasa Gangguan Dukungan perawatan Status menelan : membaik
Menelan diri :Makan/Minum
Observasi
 Identifikasi diet yang
dianjurkan
 Monitor kemampuan
menelan
 Monitor status hidrasi
pasien
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan selama
makan
 Atur posisi yang nyaman
untuk makan
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan
 Letakkan makanan disisi
mata yang sehat
 Sediakan sedotan untuk
minum,sesuai kebutuhan
 Siapkan makanan dengan
suhu yang meningkatkan
nafsu makan
 Sediakan makanan dan
minuman yang disukai
 Berikan bantuan saat
makan/minum sesuai
tingkat kemandirian
 Motivasi untuk makan
diruang makan,jika tersedia

Edukasi
 Jelaskan posisi makanan
pada pasien yang
mengalami gangguan
penglihatan dengan
menggunakan arah jarum
jam (mis.sayur dijam
12,rending di jam 3)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
(mis.analgesik,antiemetic)

Sistem saraf Disfreklesia Manajemen Disfreklesia Status neurologis : membaik


Otonom Observasi
 Identifikasi rangsangan
yang dapat memicu
disrefleksia (mis, distensi
kandung kemih, kalkuli
ginjal, infeksi, impaksi
feses, pemeriksaan rektal,
supositoria, kerusakan
kulit)
 Identifikasi penyebab
pemicu disrefleksia (mis,
distensi kandung kemih,
impaksi feses, lesi kulit,
stoking suportif, dan
pengikat perut)
 Monitor tanda dan gejala
disleksia otonom (mis,
hipertensi paroksismal,
bradikardi, takikardi,
diforesis diatas tingkat
cedera, pucat di
bawahtingkat cedera, sakit
kepala, menggil tanpa
demam, ereksi pilomotor,
dan nyeri dada)
 Monitor kepatenan keteter
urine, jika terpasang
 Monitor terjadinya
hiperrefleksia
 Monitor tanda-tanda vital
Terpeutik
 Minimalkan rangsangan
yang dapat memicu
disrefksia
 Berikan posisi Fowler, jika
perlu
 Pasang keter urine, jika
perlu
Edukasi
 Jelaskan penyebab dan
gejala disrefleksia
 Anjurkan pasien dan /atau
keluarga jika mengalami
tanda dan gejala
disrefleksia
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian agen
antihipertensi intravena,
sesuai indikasi
Peraba Gangguan Perawatan integritas kulit Integritas kulit dan jaringan :
integritas Observasi meningkat
kulit/jaringan  Identifikasi penyebab
gangguan intergritas kulit
(mis.perubahan
sirkulasi,perubahan status
nutrisi,penurunn
kelembaban,suhu
lingkungan
ekstrim,penurunan
mobilitas)
Terapeutik
 Ubah posisi tiap dua jam
jika tirah baring
 Lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang
 Bersihkan perineal dengan
air hangat,terutama selama
periode diare
 Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak
pada kulit kering
 Gunakan prodduk berbahan
ringan atau alami dan
hipoalergik pada kulit
sensitive
 Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi
 Anjurkan menggunakan
pelembab
(mis.lotion,serum)
 Anjurkan minum air yang
cukup
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
 Anjurkan menggunakan
tabir surya SPE minimal 30
saat berada diluar rumah
 Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Tidur Gangguan Edukasi Aktivitas/Istirahat Pola tidur : membaik
pola tidur Observasi
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terpeutik
 Sediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan
istirahat
 Jadwalkan pemberian
Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas fisik /
olahraga seacra rutin
 Anjurakan terlibat dalam
aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
 Anjurkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (mis, kelelahan,
sesaknapas saat aktifitas)
Ajarkan cara mengidentifikasi
terget dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
Perubahan Defisit Edukasi Kesehatan Tingkat pengetahuan :
kognitif dan Pengetahuan Observasi meningkat
keseimbangan  Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
 Identifikasi factor-faktor
yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Sistem Pernafasan Gangguan Pemantauan Respirasi Pertukaran gas : meningkat
pertukaran Observasi
gas  Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya
 Monitor pola napas (seperti,
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-Stokes Biot, ataksi)
 Monitor kemampuan batuk
efektif
 Monitor adanya produksi
sputum
 Monitor adanya sumbatan
jalan napas
 Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray toraks
Terpeutik
 Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
 Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasi hasil
pemantauan, jika perlu
Sistem Resiko Terapi Oksigen Curah jantung : meningkat
Kardiovaskuler penurunan Observasi
curah  Monitor kecepatan aliran
jantung oksigen
 Monitor posisi alat terapi
oksigen
 Monitor aliran oksigen
secara periodic dan pastikan
praksi yang diberikan
cukup
 Monitor efektivitas terapi
oksigen
(mis.oksimetri,analisa gas
darah)
 Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat
makan
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelectasis
 Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
 Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
 Bersihkan secret pada
mulut,hidung dan trakea
 Pertahankan kepatenan
jalan napas
 Siapkan dan atur perlatan
pemberian oksigen
 Berikan oksigen tambahan
selanjutnya
 Tetap berikan oksigen saat
pasien ditransportasi
 Gunakan pernagkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen diumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penetuan dosis
oksigen
 Kolaborasi penggunaan
oksigen pada aktivitas dan
atau tidur.
Sistem Gangguan Dukungan Mobilisasi Mobilitas fisik : meningkat
Muskulokeletal Mobilitas Observasi
Fisik  Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan keluhan fisik
lainnya
 Identitas toleransi fisik
melakukan pergerakan
 Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
Terpeutik
 Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis, pagar tempat
tidur)
 Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
 Ajarkan melakukan
mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur ke kursi)
Sistem Pernapasan Pola Nafas Manajemen Jalan Napas Pola napas : membaik
Tidak efektif Observasi
 Monitor pola napas
(frekuensi,kedalam,usaha)
 Monitpr bunyi napas
tamabahan
(mis.gurgling,mengi,wheezi
ng,ronkhi kering)
 Monitor sputum
(jumlah,warna,aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
 Posisikan semi fowler atau
folwler
 Berikan minuman hangat
 Lakukan fisioterapi dada
 Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda
padat dengan porsep
McGill
 Berikan oksigen
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari,jika tidak
kontrain dikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi
bronkodilator,ekspektoran,
mukolitik
Ginjal Gangguan Manajemen Eliminasi Urine Eliminasi urine : membaik
Eliminasi Observasi
Urine  Identifikasi tanda dan gejala
 Identifikasi factor yang
menyebabkan retensi atau
inkontinensia urine
 Monitor eliminasi urine
(mis, frekuensi, konsisten,
aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
 Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
 Batasi asupan cairan, jika
perlu
 Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi
 Ajarkan tanda gejala infeksi
saluran kemih
 Ajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
 Ajarkan mengambil
specimen urine midstream
 Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
 Ajarakan terapi modalitas
pengutan otot-otot
panggul/berkemih
 Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
supositori uretra, jika perlu
Sistem Disfungsi Manajemen Nutrisi Motilitas gastrointestinal :
Gastrointestinal Motilitas Observasi membaik
Gastrointesti  Identifikasi status nutrisi
nal  Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang
disukai
 Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi penggunaan
selang nasogatrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
lab
Terapeutik
 Lakukan personal hygiene
sebelum makan
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.piramida
makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan
 Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum Kaman
(mis.pereda
nyeri,antiemetic)
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan,jika perlu
Sistem Inkontinensia Latihan Otot Panggul Kontinensia urine : membaik
Perkemihan Urin Stres Observasi
 Monitor pengeluaran urin
Terapeutik
 Berikan reinporsemen
positif selama melakukan
latihan dengan benar
Edukasi
 Anjurkan berbaring
 Anjurkan tidak
mengkontraksikan
perut,kaki dan bokong saat
melakukan latihan otot
panggul
 Anjurkan menambah durasi
konraksi-relaksasi-sepuluh
detik dengan siklus 10-20
kali,dilakukan 3-4 kali
sehari
 Ajarkan mengkontraksikan
sekitar otot uretra dan harus
seperti menahan BAB/BAK
selama 5 detik kemudia
dikendurkan dan
direlaksasikan dengan
siklus sepuluh kali
 Ajarkan mengevaluasi
latihan yang dilakukan
dengan cara menghentikan
urin sesaat BAK,seminggu
sekali
 Anjurkan latihan selama 6-
12 minggu
Kolaborasi
 Kolaborasi rehabilitasi
medic untuk mengukur
kekuatan kontraksi otot
dasar panggul
Sistem Inkontinensia Kateterisasi Urine Kontinensia urine : membaik
resproduksi : Urine Observasi
 Pria Berlebih  Periksa kondisi pasien (mis,
kesadaran, tanda-tanda
vital, daerah perineal,
distensi kandung,
inkontinensia urine, refleks
berkemih)
Terpeutik
 Siapkan peralatan, bahan-
bahan dan ruangan
Tindakan
 Siapakan pasien: bebaskan
pakaian bawah dan
posisikan dorsal rekumben
(untuk wanita) dan supine
(untuk laki-laki)
 Pasang sarung tangan
 Bersihkan daerah perineal
atau preposium dengan
cairan NaCl atau aquades
 Lakukan insersi kateter
urine dengan menerapkan
prinsip aseptik
 Sambungkan kateter urin
dengan urine bag
 Isi balon dengan NaCl 0,9%
sesuai anjuran pabrik
 Fiksasi selan kateter diatas
simpisis atau di paha
 Pastikan kantung urine
ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
 Berikan label waktu
pemasangan
Edukasi
 Jelaskan tujuan prosedur
pemasangan kateter urine
Anjurkan menarik napas saat
insersi selang kateter
 Wanita Risiko Konseling Seksualitas Fungsi seksual : membaik
Disfungsi Observasi
Seksual  Identifikasi tingkat
pengetahuan,masalah
system reproduksi,masalah
seksualitas dan penyakit
menular seksual
 Identifikasi waktu disfungsi
seksual dan kemungkinan
penyebab
 Monitor
stress,kecemasan,depresi
dan penyebab disfungsi
seksual
Terapeutik
 Fasilitasi komunikasi
anatara pasien dan
pasangan
 Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk
menceritakan permasalahan
seksual
 Berikan pujian terhadap
perilaku yang benar
 Berikan saran yang sesuai
kebutuhan pasangan dengan
menggunakan bahasa yang
mudah diterima dipahami
dan tidak menghakimi
Edukasi
 Jelaskan efek pengobatan
kesehatan dan penyakit
terhadap disfungsi seksual
 Informasikan pentingnya
modifikasi pada aktivitas
seksual
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan spesialis
seksologi
Sistem Integumen Gangguan Latihan Rentang gerak Integritas kulit dan jaringan :
Integritas Observasi meningkat
kulit  Identifikasi indikasi
dilakukan latihan
 Identifikasi keterbatasan
pergerakan sendi
 Monitor lokasi
ketidaknyamanan atau nyeri
pada saat bergerak

Terapeutik
 Gunakan pakaian longgar
 Cegah terjadinya cedera
selama latihan rentang
gerak dilakukan
 Fasilitasi mengoptimalkan
posisi tubuh untuk
pergerakan sendi yang
aktif dan pasif
 Lakukan gerakan pasif
dengan bantuan sesuai
dengan indikasi
 Berikan dukungan positif
pada saat melakukan
latihan gerak sendi

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
 Anjurkan melakukan
rentang gerak pasif dan
aktif secara sistematis
 Anjurkan duduk ditempat
tidur atau kursi,jika perlu
 Ajarkan rentang gerak aktif
sesuai dengan program
latihan

Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
fisioterapis
mengembangkan program
latihan,jika perlu
Sistem Endokrin Nyeri Akut Manajemen Nyeri Tingkat nyeri : menurun
Observasi
 Identifikasi
lokasi,karakterisik,durasi,fre
kuensi,kualitas,intensitas
nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi respon non nyeri.
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri.
 Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
 Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
 Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup.
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan.
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS,hipnosis,akupres
ur,terapi
musik,biofeedback,terapi
pijat,aromaterapi,teknik
imajinasi
terbimbing,kompres
hangat/dingin,terapi
bermain).
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis.suhu
ruangan,pencahayaan,kebisin
gan).
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Pertimbangnkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategis
meredakan nyeri.
Edukasi
 Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri.
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
analgetik,jika perlu.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai