1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
1. Diagnosa Keperawatan:Resiko Perilaku Kekerasan b.d : ......... Monitor adanya perubahan mood atau prilaku
Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri
Stimulus lingkungan Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
Konflik interpersonal Laukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat
Perubahan status mental membahas bunuh diri
Putus obat Berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah
Penyalahgunaaan zat/ alcohol dipantau (mis. tempat tidur dekat ruang perawat)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24jam diharapkan klien memiliki Tingkat pengawasan pada kondisi tertentu (mis. rapat staf,
kemampuan yang membaik untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran, dan perilaku pergantian shiff)
dalam menghadapi masalah. Lakukan intervensi perlindungan (mis. pembatasan area,
pengekangan fisik), jika diperlukan
Intervensi Keperawatan : Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya,
diskusi berorientasi pada masa sekarang dan masa depan
Manajemen Putus zat
Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri dimasa
Monitor sistem respiratori dan jantung (mis, Hipertensi, Takikardia, Bradipnea)
depan (mis. orang yang dihubungi, ke mana mencari
Monitor perubahan tingkat kesadaran bantuan)
Monitor intake dan output cairan Pastikan obat ditelan.
Monitor gejala putus zat (mis, kelelahan, gangguan sensorik, iritabel, depresi, Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada
serangan panic, ketagihan, insomnia, agitasi, nyeri otot, menguap, kelemahan, sakit orang lain
kepala, pilek, pupil melebar, menggigil, ansietas, keringatan, mual, muntah, tremor,
Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga
psikosis,dan ataksia)
atau orang terdekat
Lakukam perawatan terhadap gejala putus zat
Informasikan sumber daya masyarakat dan program yang
Berikan nutrisi adekuat (mis. asupan oral sedikit tapi sering) tersedia
Ciptakan lingkungan dengan stimulasi rendah (mis. bicara dengan suara rendah dan Latih pencegahan resiko bunuh diri (Mis. latihan asertif,
pelan, yakinkan pasien aman, ciptakan lingkungan nyaman, tenang dan tidak relaksasi otot progresif)
berbahaya )
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, atau antipsikotik
Reorientasi realitas sesuai indikasi
Fasilitasi kegiatan sehari-hari Kolaboerasi tindakan kesselamatan kepada PPA
Fasilitasi dukungan keluarga Rujuk ke pelayanan kesehatan mental, jika perlu
Jelaskan tujuan dan prosedur managemen putus zat Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Anjurkan berpartisipasi pada dukungan tindak lanjut (mis. terapi kelompok, konseling Identifikasi faktor penyebab stress
individu atau keluarga, program pemulihan zat) Identifikasi perubahan fisik yang dialami
Kolaborasi pemberian obat (mis. benzodiazepine, klorpromazin, diazepam, subsitusi Identifikasi kejadian yang menyebabkan pemggunaan zat
nikotin, fenobarbital, klonidin, trazodone, metadon, agois alfa-2 adrenal, dan dengan cara tidak menghakimi
antipsokotik)
Validasi rasa frustasi atau kemarahan dalam menangani
Manajemen Perilaku
masalah
Identifikasi harapan untuk mengendalikan prilaku
Berikan umpan balik dan dukungan positif setiap melaukan
Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku kemampuan sosial
Jadwalkan kegiatan testruktur Diskusikan perencanakan jadwal kegiatan sehari-hari atau
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas mingguan
Tingkatkan aktivasi fisik sesuai kemampuan Buat jadwal pada kalender, jika perlu
Batasi jumlah pengunjung Anjurkan mencatat aktivitas, perasaan dan pikiran dalam
Bicara dengan nada rendah dan tenang sebuah jurnal
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi Anjurkan segera mengatasi keinginan menggunakan zat
Cegah perilaku pasif dan agrasif (mis. mengendalika keinginan, menolak, mengalihkan dan
Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku menghindari)
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi Ajarkan cara menghindari pengunaan zat di masa akan
Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan datang
Hindari sikap mengancam dan berdebat Latihan peningkatan motivasi (mis. latihan affirmasi,
Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan berfikir positif)
Teknik Distraksi Latih sikap/prilaku positif mengatasi masalah penggunaan
Identifikasi pilihan teknik distaksi yang diinginkan zat
Gunakan teknik distraksi (mis. membaca buku, menonton televisi, bermain, aktivasi Latih keterampilan sosial (mis. kontak mata,
terapi, membaca cerita, bernyanyi) mendengarkan penuh perhatian, mengangguk,
Jelaskan manfaat dan jenis distraksi bagi panca indera (mis. musik, penghitungan, percakapan sosial)
televisi, baca, video / permainanan genggam) Rujuk ke layanan kesehatan mental dan
Anjurkan menguinakan teknik sesuai dengan tingkat energi, kemampuan, usia, tingkat ketergantungan
perkembangan Promosi Harapan
Anjurkan membuat daftar aktivasi yang menyenangkan Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam
Anjurakan berlebihan teknis distraksi pencapaian hidup
Tanggal &jam :.......................... Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai
penting
Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
................................................. Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat
Nama Lengkap & Tanda Tangan pencapaian tujuan sederhana sampai dengan kompleks
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko Bunuh Diri b.d : ......... Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat
dengan dukungan kelompok
Gangguan perilaku (mis. euforia mendadak setelah depresi, perilaku mencari senjata
Ciptaan lingkungan yang memudahkan mempraktikan
berbahaya, membeeli obat dalam jumlah banyak, membuat surat warisan)
kebutuhan spiritual
Demografi (mis. lansia, status perceraian, janda/duda, ekonomi rendah,pengangguran
Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap konduisi
Gangguan fisik (mis. nyeri kronis, penyait terminal)
dengan realistis
Masalah sosial (mis. berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian, kehilangan
Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. menyebutkan
hubungan yang penting, isolasi sosial)
nama orang yang dicintai)
Gangguan psikologis (mis. penganiayaan masa kanak-kanak, rowayat bunuh diri
Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan
sebelumnya, remaja homoseksual, gangguan psiatrik, penyakit psikiatrik,
orang lain
penyalahgunaan zat
Latih menyusun tujuan sesuai dengan harapan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan x 24 jam diharapkan Klien memiliki
Latih cara mengembangkan spiritual diri
kemampuan yang meningkat dalam mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran dan prilaku
Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis.
dalam prestasi, pengalaman)
Intervensi Keperawatan :
IRI-RM.09d/REV.1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
Pencegahan Bunuh Diri Tanggal &jam :..........................
Identifikasi gejala risiko bunuh diri (mis. gangguan mood, delusi, panic,
penyalahgunaan zat, kesedihan, gangguan kepribadian)
................................................
Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
Nama Lengkap & Tanda Tangan
Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin (mis. barang pribadi, pisau
cukur,jendela)
3.Diagnosa Keperawatan: Halusinasi b.d : ........ 4.Diagnosa Keperawatan:Gangguan Pola Tidur b.d ………
Gangguan penglihatan Hambatan lingkungan (kelembaban lingkungan sekitar,
Gangguan pendengaran suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak
Gangguan penghiduan sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/ tindakan)
Gangguan perabaan Kurang kontrol tidur
Hipoksia serebral Kurang privasi
Penyalahgunaan zat Restrain fisik
Usia lanjut Ketiadaan teman tidur
Pemajanan toksin lingkungan Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala dan Tanda Mayor: Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif Subjektif
Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan Mengeluh sulit tidur
Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman atau pengecapan Mengeluh sering terjaga
Obyektif Mengeluh tidak puas tidur
Distorsi sensori Mengeluh pola tidur berubah
Respon tidak sesuai Obyektif
Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba atau mencium sesuatu (Tidak tersedia)
Gejala dan tanda Minor
Gejala dan tanda minor
Subjektif
Subjektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Menyatakan kesal
Obyektif
Obyektif
(Tidak tersedia)
Menyendiri
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan… x 24jam
Melamun
diharapkan membaiknya keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur klien
Konsentrasi buruk Dukungan tidur
Disorientasi waktu, tempat orang atau situasi Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Curiga Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
Melihat ke satu arah psikologis)
Mondar-mandiri Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
Bicara sendiri tidur (mis. Kopi, teh, alkohol, makan yang mendekati waktu
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan … x 24 jam diharapkan Klien memiliki tidur, minum banyak air sebelum tidur)
kemampuan yang membaik dalam mempersepsikan realitas terhadap stimulus baik internal Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
maupun eksternal Modifikasi lingkungan (misal.pencahayaan, kebisingan,
Intervensi Keperawatan : suhu, matras, dan tempat tidur)
Pengekangan Kimiawi Batasi tidur siang, jika perlu
Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan pengekangan (mis. agitasi, kekerasan) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
Monitor riwayat pengobatan dan alergi Tetapkan jadwal tidur rutin
Monitor respon sebelum dan sesudah pengekangan Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis,
Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,warna kulit, suhu, sensasi dan kondisi pijat, pengaturan posisi)
secara berkala Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk
Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasi menunjang siklus tidur-terjaga
Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan kerusakan kulit Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Libatkan pasien dan/atau keluarga dalam membuat keputusan Anjurkan menepati kebiasaan watu tidur
Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien menggangu tidur
Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk pengekangan kimiawi Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
Manajemen Penyalahgunaan Zat supresor terhadap tidur REM
Identifikasi penyebab ketergantungan atau penyalahgunaan zat Ajarkan fator-fator yang berkontribusi terhadap gangunagn
Identifikasi prilaku denial tida efektif pola tidur (mis.psikologis gaya hidup, sering berubah shif
Periksa tanda dan gejala intoksikasi kerja)
Penuhi kebutuhan dasar seperti keamanan, kebersihan diri, kenyamanan, lingkungan Ajarkan relaksasi otot autegenik atau cara nonfarmakologi
tenang lainnya)
Perbaiki kesalahan konsepsi, tidak menyalhkan orang lain Kolaborasi pemberian obat
Pertahankan disiplin diri denga pengawasan ketat antipsikotik dan anti ansietas
Berikan batasan pada prilaku manipulatif Latih mengurangi kemarahan secara verbal
Batasi akses penggunaan zat dan non verbal ( mis : relaksasi, bercerita )
Anjurkan berfokus pada saat ini dan masa depan, bukan masa lalu Edukasi aktivitas/istirahat
Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti peraturan ketat rumah sakit secara efektif Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
(mis. tidak menyelundupkan zat) Identifikai dan kesiapin dan kemampuan menerima
Anjurkan mengikuti program/kelompok informasi
Anjurkan untuk berobat jalan secaa teratur dan mematuhi pengobatan saat pulang Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan
Ajarkan keterampilan pencegahan kekambuhan, keterampilan suportif dan tugas istirahat
perkembangan Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai
Jelaskan bahaya menggunakan alat invasif untuk memasukan zat dalam tubuh (mis. kesepakatan
abses, HIV) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
Kolaborasi pemberian terapi subtitusi, sesuai indikasi bertanya
Manajemen Halusinasi Jelaskan pentingnya melaukan aktivitas fisik/olahraga
Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi secara rutin
Monitor dan sesuaikan tingkat aktivasi dan stimulasi lingkungan Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, ativitas
Monitor isi halusinasi (mis. kekerasan atau membahayakan diri). bermain atau aktivitas lainnya
Pertahankan lingkungan yang aman Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
Laukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis. limit Ajarkan cara mengidentifikai target dan jenis aktivitas
setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi) sesuai kemampuan
Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi Manajemen Medikasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
Identifikasi masa kadaluwarsa obat
Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan
balik korektif terhadap halusinasi Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani
Anjurkan melaukan distraksi (mis. mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan program pengobatan
teknik relaksasi) Monior keefektifan dan efek samping obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
IRI-RM.09d/REV.1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinas Monitor darah serum (mis. elektrolit, protrombin), jika perlu
Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti ansietas, jika perlu. Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Tanggal &jam :......................... Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu
Sediakan sumber informasi program pengobatan secara
visual dan tertulis
………...........................................
Fasilitas pasien dan keluarga melaukan penyesuaian pola
Nama Lengkap & Tanda Tangan hidup aibat program pengobatan
Terapi aktivitas Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis,
Identifikasi deficit tingkat ativitas penyimpanan, rute dan waktu pemberian)
Identifikasi kemempuan berpartisipasi dalam ativitas tertentu Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhan
Identifikasi sumber daya untuk akivitas yang diinginkan Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu
Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dalam perawatan
Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang Motivasi untuk menentukan harapan realistis
Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
Fasilitas fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di
Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas bawah tekanan
Fasilitas memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
kemampuan fisik, psikologis dan social Dampingi saat berduka (mis.penyait kronis, kecatatan)
Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia Perkenalkan dengan orang tua atau kelompok yang
Fasilitasi mana aktvitas yang dipilih berhasil mengalami pengalaman sama
Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai Dukung penggunaan mekanisme pertahan yang tepat
kebutuhan Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak Anjurkan menjalani hubungan yang memiliki kepentingan
Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif dan tujuan sama
Tingkatkan ativitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, tersruktur, dan atif Anjurkan keluarga terlibat
Tingkatkan keterlibatan dalam ativitas rekreasi dan diverifikasi untuk menurunkan Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
kecemasan (mis. Vocal group, bola voli, tenis meja, jogging berenang, tugas Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
sederhana, permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, Latih penggunaan teknik relaksasi
dan teka teki dan kartu) Latih keterampilan social,sesuai kebutuhan
Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri Latih mengembangkan penilaian obyektif
Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari Pencegahan Penyalahgunaan zat
Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivita Identifikasi kemungkinan perilaku berisiko penyalahgunaan
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu zat
Ajarkan cara melaukan aktivitas yang dipilih Motivasi mentolerir peningkatan lingkar stress
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi Motivasi mengantisipasi lingkungan yang mengakibatkan
dan kesehatan stress
Anjurkan terlibat dalam ativitas kelompok atau terapi, jika sesuai Motivasi pengambilan keputusan dalam memilih gaya
hidup
Tanggal &jam :......................... Motivasi mengikuti program di sekolah, tempat kerja atau
sosial
Motivasi keluarga mendukung kebijakan pelarangan zat
Diskusikan strategi pengurangan stress
Diskusikan cara mempersiapkan diri dalam kondisi stress
………...........................................
Libatkan dalam program aktivitas kelompok di
Nama Lengkap & Tanda Tangan
masyaarakat maupun pelayanan
Fasilitasi dalam mengorganisir kegiatan bagi remaja (mis.
reuni, rekreasi)
5.Diagnosa Keperawatan: Koping Individu tidak efektif b.d…………………… Fasilitasi dalam mengkoordinasi berbagai kelompok
Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah masyarakat
Ketidakadekuatan sistem pendukung Latih kemampuan asertif
Ketidakadekuatan strategi koping Latih pikiran dan perilaku dalam mengurangi kondisi stress
Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan Anjurkan menghindari perilaku isolasi sosial
Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor Ajarkan keluarga tentang penggunaan zat secara
Disfungsi sistem keluarga subtansial
Krisis situasional Ajarkan keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala
Krisis maturasional kecanduan
Kerentanan personalitas Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan anak di
Ketidapastian sekolah
Gejala dan Tanda Mayor: Dukungan Pengambilan keputusan
Subjektif Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi
Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah yang memicu konflik
Obyektif Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang
Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (sesuai usia) membantu membuat pilihan
Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
Gejala dan tanda Minor Fasilitas melihat situasi secara realistis
Subjektif Motivasi menggunaan tujuan perawatan yang diharapkan
Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
Kekhawatiran kronis Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak
Obyektif informasi
Penyalahgunaan zat Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika
Memanipulasi orang lain untuk memenuhi perlu
Perilaku tidak asertif Fasilitasi hubungan antar pasien, keluarga, dan tenaga
Partisipasi sosial kurang kesehatan lainnya
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan … x 24 jam Klien memiliki Kemampuan Informasikan alternatif solusi secara jelas
yang membaik untuk menilai dan merespon stressor dan/atau kemampuan menggunakan Berikan informasi yang diminta pasien
sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
Intervensi Keperawatan memfasilitasi pengambilan keputusan
Promosi Koping Tanggal &jam :.........................
Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Identifikssi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
Identifikasi pemahaman proses penyakit ………..........................................
Nama Lengkap & Tanda Tangan
IRI-RM.09d/REV.1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
Identifikasi metode penyelesaian masalah
Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan social
Diskusikan perubahan peran yang dialami
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri
Diskusikan konsekuensi tidak menggunaan rasa bersalah dan rasa malu
Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
6. DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG PENGONTROLAN PENGGUNAAN ZAT 7. Ansietas b.d…………..
b.d................................................. Krisis situasional
Keterbatasan kognitif Kebutuhan tidak terpenuhi
Gangguan fungsi kognitif Krisis maturasional
Kekeliruan mengikuti anjuran Ancaman terhadap konsep diri
Kurang terpapar informasi Ancaman terhadap kematian
Kekhawatiran mengalami kegagalan
Kurang minat dalam belajar
Disfungsi sistem keluarga
Kurang mampu mengingat Hubungan orang tua dan anak yang tidak memuaskan
Ketidaktahuan menemukan sumber informasi Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak lahir)
Gejala dan Tanda Mayor Penyalahgunaan zat
Subyektif Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain
Menanyakan masalah yang dihadapi Kurang informasi terpapar pembedahan, kemoterapi, terapi
Objektif radiasi)
Menunjukkan prilaku tidak sesuai anjuran Gejala dan Tanda Mayor
Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah Subyektif
Gejala dan Tanda Minor Menanyakan masalah yang dihadapi
Subjektif Objektif
(Tidak ada) Menunjukkan prilaku tidak sesuai anjuran
Objektif Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Gejala dan Tanda Mayor :
Menunjukkan prilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitas, hysteria) Subyektif :
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24jam Klien mampu meningkatkan Merasa bingung
pengetahuan tentang kecukuapan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
Intervensi Keperawatan Sulit Berkonsentrasi
Edukasi Kesehatan (I.12383) Hal. Obyektif :
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Tampak Gelisah
Tampak Tegang
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
Sulit tidur
hidup bersih dan sehat Gejala dan Tanda Minor :
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Subyektif :
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Anoreksia
Berikan kesempatanuntuk bertanya Mengeluh Pusing
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan Palpitasi
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Merasa tidak berdaya
Obyektif
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan Frekuensi nadi meningkat
sehat Frekuensi napas meningkat
Edukasi Penyalahgunaan Zat Diaforesis
Identifikasi pengetahuan mengenal efek zat pada tubuh Tekanan Darah Meningkat
Indentifikasi kemampuan membaca, status, kognitif, psikologis, tingkat kecemasan Tremor
dan budaya Muka tampak pucat
Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. diskusi, Tanya jawab, audio atau Suara bergetar
visual, metode lisan atau tulisan) Kontak mata buruk
Rencanakan Strategi edukasi Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai kemampuan
hubungan sosial berubah
Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal (mis. di ruang kelas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ....x 24 jam Klien
atau ruang terapi yang kosong) mampu menurunkan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang didapat terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu patisipasi aktif selama edukasi yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman
Jelaskan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan zat (mis. faktor individu, factor
Intervensi Keperawatan
lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat) Terapi Penyalahgunaan Zat
Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat (mis. jalan sempoyongan, bicara pelo, Periksa penggunaan zat selama pengobatan (mis. skrining
apatis, mengatuk, agresif, curiga) urin dan analisis napas)
Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat pada kesehatan Periksa adanya penyakit menular (mis. HIV/ AIDS,
Jelakan efek samping penyalahgunaan zat pada sikap dan prilaku Hepatitis B dan C, dan TBC), rujuk jika ada
Identifikasi dan atasi disfungsi hubungan keluarga atau
Ajarkan cara menghindari penyalahgunaan zat
sosial (mis. tergantung pada orang lain, ketidakmampuan)
Anjurkan mengulang kembali informasi tetntang penyalahgunaan zat Bina hubungan saling percaya
Konseling Lakukan manajemen gejala selama periode detoksifikasi
Identifikasi kemampuan dan beri penguatan Pertimbangkan adanya komorbiditas, atau gangguan
Identifikasi prilaku keluarga yang mempengaruhi pasien. psikiatri atau penyerta medis
Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan Libatkan daalam psikoterapi sesuai indikasi (mis.terapi
Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran kognitif, terapi motivasi, konseling, dukungan keluarga,
terapi keluarga, atau dukungan kelompok)
Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling
Fasilitasi resosialisasi dan membangun kembali hubungan
Berikan privasi dan pertahankan keterampilan baru Fasilitasi mengembangkan harga diri (mis. beri penguatan
Berikan penguatan trerhadap keterampilan baru terhadap upaya positif)
Fasilitasu Libatkan keluarga dalam perencanaan dan aktifitas
Anjurkan mengekspresikan perasaan perawatan, libatkan dalam program dukungan swadaya
selama dan setelah perawatan (mis. kelompok rehabilitasi
Anjurkan membuat daftar alternative penyelesaian masalah
pecandu/ pengguna, program rehabilitasi BNN)
Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu Jelaskan gejala atau perilaku yang dapat meningkatkan
IRI-RM.09d/REV.1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptive dengan adaptif kemungkinan kambuh (mis. kelelahan, depresi,
Anjurkan untuk menunda pengembalian keputusan dan stress berbohong)
Jelaskan efek zat yang digunakan (mis. fisik, psikologis
dan sosial)
Tanggal &jam :......................... Jelaskan pentingnya tidak menggunakan zat
Diskusikan rencana pencegahan kambuh (mis. buat
kontrak perilaku, identifikasi sumber daya untuk mengatasi
situasi stress)
…….......................................... Anjurkan menerima tanggung jawab atas disfungsi dan
Nama Lengkap & Tanda Tangan penanganan terkait penggunaan obat
Intervensi Keperawatan
Dukungan Koping Keluarga
Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam upaya pemulihan Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
Anjurkan mengevaluasi kemajuan penggunaan zat dengan membuat catatan Identifikasi beban prognosis secara psikologis
pribadi Identofikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah
Ajarkan manajemen stress (mis. olahraga, meditasi, danterpi relaksasi) pulang
Ajarkan keluarga tentang gangguan penggunaan zat dan disfungsi terkait Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan
Kolaborasi pemberian obat substitusi (mis. disulfiram, acamprosat, tenaga kesehatan
metadon,naltrexone, patch nikotin atau permen karet, atau buprenorfin) sesuai Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
indikasi Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tida menghakimi
Koordinasikan dan fasilitasi strategi konfrontasi kelompok untuk mengatasi Diskusikan rencana medis dan perawatan
penggunaan zat dan pertahanan dalam penggunaan obat substitusi Fasilitasi pengungkapan perasaan antaraa pasien dan keluarga
Rujuk pada program multidisipliner (mis. rumah singgah, program detoksifikasi, atau antar anggota keluarga
atau perawatan di komunitas), jika sesuai. Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
Teknik Distraksi (I.08247) Hal. 411 perawatan jangka panjang, jika perlu
Identifikasi pilihan teknik distraksi yang diinginkan Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
Gunakan teknik distraksi (mis. membaca buku, menonton televisi, bermain, aktivitas berduka, jika perlu
terapi, membaca cerita, bernyanyi) Fasilitasi memperoleh pengetahunan, keterampilan, dan
Jelaskan manfaat dan jenis distraksi bagi panca indera (mis. music, penghitungan, peralatan yang diperlukan untuk mempertahankan keputusan
televisi, baca, video / permainan genggam) perawatan pasien
Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan tingkat energi, kemampuan, usia, Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
tingkat perkembangan. pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
Anjurkan membuat daftar aktivitas yang menyenangkan perawatan
Anjurkan berlatih teknik distraksi. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
Terapi Relaksasi Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga
Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala Informasikan kemajuan pasien secara berkala
lain yang mengganggu kemampuan kognitif. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan. Rujukan untuk terapi keluarga, jika perlu
Identifikasi kesediaan, kemampuan dan penggunaan teknik sebelumnya. Promosi Koping
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
sesudah latihan Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Monitor respon terhadap terapi relaksasi. Identifikssi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu Identifikasi pemahaman proses penyakit
ruang nyaman, jika memungkinkan Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi Identifikasi metode penyelesaian masalah
Gunakan pakaian longgar Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan
Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama sosial
Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis Diskusikan perubahan peran yang dialami
lain,jika sesuai Gunaan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. musik, Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif)
Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih mengevaluasi perilaku sendiri
Anjurkan mengambil posisi nyaman Diskusikan konsekuensi tidak menggunaan rasa bersalah dan
Anjurkan rileks dan meraskan sensasi relaksasi rasa malu
Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis.nafas dalam, peregangan, atau Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhan
imajinasi terbimbing). Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan
Tanggal &jam :......................... Motivasi untuk menentukan harapan realistis
Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah
tekanan
…….......................................... Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
Nama Lengkap & Tanda Tangan Dampingi saat berduka (mis.penyait kronis, kecatatan)
Perkenalkan dengan orang tua atau kelompok yang berhasil
mengalami pengalaman sama
8.Ketidakmampuan Koping Keluarga Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Gejala dan Tanda Mayor: Anjurkan menjalani hubungan yang memiliki kepentingan
Subjektif dan tujuan sama
Merasa diabaikan Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
Obyektif Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga Anjurkan keluarga terlibat
Tidak toleran Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
Mengabaikan anggota keluarga Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
Gejala dan tanda Minor Latih penggunaan teknik relaksasi
Subjektif Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
Tidak khawatir dengan anggota keluarga Latih mengembangkan penilaian obyektif
Merasa tertekan (depresi)
Obyektif
Perilaku menyerang (agresi) Tanggal &jam :.........................
Perilaku menghasut (agitasi)
Tidak berkomitmen
Menunjukkan gejala psikosomatis
Perilaku menolak
IRI-RM.09d/REV.1
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG No.RM : .........................................................
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 Nama : .........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171 Tanggal lahir: .........................................................
E-mail : rsjlampung@gmail.com (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN RAWAT INAP
NAPZA
Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien ……...........................................
Mengabaikan perawatan/pengobatan anggota keluarga Nama Lengkap & Tanda Tangan
Perilaku bermusuhan
Perilaku individualistik
Upaya membangun hidup bermakna terganggu
Perilaku sehat terganggu
Ketergantungan anggota keluarga meningkat
Realitas kesehatan anggota keluarga terganggu
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan … x 24 jam terjadi membaiknya perilaku
anggota keluarga dalam mendukung, memberi rasa nyaman, membantu dan memotivasi
anggota keluarga lain yang sakit terhadap kemampuan beradaptasi, mengelola dan
mengatasi masalah kesehatan