Anda di halaman 1dari 4

Gangguan Persepsi Sensori

Definisi

Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang
berkurang, berlebihan atau terdistorsi.

Penyebab

1. Gangguan pengihatan
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penghiduan
4. Gangguan perabaan
5. Hipoksia serebral
6. Penyalahgunaan zat
7. Usia lanjut
8. Pemajanan toksin lingkungan.

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan


2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, perabaan, atau pengecapan

Objektif

1. Distorsi sensori
2. Respons tidak sesuai
3. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap meraba, atau mencium sesuatu

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Menyatakan kesal

Objektif

1. Menyendiri
2. Melamun
3. Konsentrasi buruk
4. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
5. Curiga
6. Melihat ke satu arah
7. Mondar-mandir
8. Bicara sendiri
Persepsi Sensori (Membaik)

Kriteria Hasil

 Verbalisasi mendengar bisikan menurun (5)


 Verbalisasi melihat bayangan menurun (5)
 Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra perabaan menurun (5)
 Verbaiisasi merasakan sesuatu melalul indra penciuman menurun (5)
 Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra perabaan menurun (5)
 Verbalisasi merasakansesuatu melalui indra pengecapan menurun (5)
 Distorsi sensori menurun (5)
 Perilaku halusinasi menurun (5)
 Menarik diri menurun (5)
 Melamun menurun (5)
 Curiga menurun (5)
 Mondar-mandir menurun (5)
 Respons sesuai stimulus membaik (5)
 Konsertresi membaik (5)
 Orientasi membaik (5)
Manajemen Halusinasi

Tindakan

Observasi

 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi


 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
 Monitor isi halusinasi (mis. kekerasan atau membahayakan diri)

Terapeutik

 Pertahankan lingkungan yang aman


 Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis. limit setting
pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
 Diskusikan-perasaan dan respons terhadap halusinasi
 Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi

Edukasi

 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi


 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan baik korektif
terhadap halusinasi
 Anjurkan melakukan distraksi (mis. mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan teknik
relaksasi)
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu

Minimalisasi Rangsangan

Tindakan

Observasi

 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)

Terapeutik

 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, uara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan

Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan,
mengurangkebisingan, membatasi kunjungan)

Kolaborasi

 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/Tindakan


 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimuius

Pengekangan Kimiawi

Tindakan

Observasi

 ldentifikasi kebutuhan untuk dilakukan pengekangan (mis. agitasi, kekerasan)


 Monitor riwayat pengobatan dan alergi
 Monitor respon sebelum dan sesudah pengekangan
 Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda Vital, warna kulit, suhu, sensasi dan kondisi secara
berkala
 Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasi

Terapeutik

 Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitor Tindakan


 Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan kerusakan kulit
 Ubah posisi tubuh secara periodic
 Libatkan pasien dan/atau keluarga dalam membuat keputusan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan


 Latin rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk pengekangan kimiawi

Anda mungkin juga menyukai