a. Tindakan umum
1. Membebaskan jalan nafas dan mulut umtuk mencegah asfiksia, bila perlu
diberikan oksigen.
2. Memperbaiki keadaan umum penderita dengan melakukan perawatan umum
dan pemberian cairan.
3. Memantau setiap 30 menit tanda tanda vital penderita (keadaan
umum,kesadaran,pernafasan,tekanan darah,suhu badan,warna kulit dan nadi)
4. Penderita hipotensi ditidurkan pada posisi trendenlenburg.
5. Memeriksa ulang darah untuk konfirmasi malaria (pemeriksaan tetes tebal).
6. Mencata lengjap rekam medik penderita (identitas riwayat sakit dahulu dan yang
terkait dengan malaria,dan lain sebagainya)
7. Jika penderita dalam keadaan,lakukan tindakan ABCD
(airway,breathing,circulation,drug/defibrilasi)
b. Tindakan simptomatik
Obat-obatan untuk menurunkan demam dan keluhan penderita yang dapat
diberikkan adalah:
Antipiretik. Untuk mencegah hipertermi dapat diberikkan paracetamol
Antikonvulsan. Untuk menghentikan kejang-kejang yang dapat diberikkan:
Penderita dewasa : diazepam (i.v) atau fenobarbital (i.m)
Penderita anak : diazepam, fenitoin atau fenobarbital
c. Pengobatan anti malaria
Penderita dengan malaria berat harus segera diobati dengan anti malaria secara
parenteral. Pengobatan oral dengan kuinin,klorokoin,atau meflokuin tidak
dianjurkan untuk mengatasi malaria berat. Jika secara klinis diduga kuat penderita
mengalami malaria berat, tetapi pemeriksaan darah menunjukan hasil negatif,dapat
diberikan antimalaria parenteral sebagai terapi percobaan.
d. Penanganan komplikasi
1. Malaria serebral
Penyebab gangguan kesadaran pada malaria serebral disebabkan oleh gangguan
metabolisme di otak, peningkatan asam laktat, peningkatan sitokin dalam darah,
rosetting dan sekuestra.
2. Anemia berat
Anemia berat adalah keadan dimana kadar hb kurang dari 5g/dL atau hematokrit
di bawah 15% dan jumlah parasit lebih dari 100.000/µl. Penderita anemia berat
sering mengalami gangguan pernapasan yang dapat menjadi penyebab
kematiannya. Karena itu harus segera diberikkan transfusi darah.
3. Hipoglikemia
Arti hipoglikemia adalah kadar darah sesaat kurang dari 40 mg%. Hipoglikemia
sering terjadi pada malaria berat terutama diderita anak batita (berumur
dibawah tiga tahun), dan ibu hanil. Malaria berat yang diobatidengan kina sering
mengalami hipoglikemia karena kina menyebabkan hiperinsulinnemia yang
menjadi penyebab terjadinya hipoglikemia.