Anda di halaman 1dari 25

G LA U K O M

A Oleh : INDA APRILIA


ABAS
KONSE
P
MEDIS
DEFINIS
I
Glaukoma merupakan penyakit
kerusakan pada syaraf mata yang
menyebabkan menyempitnya lapang
pandang dan hilangnya fungsi
penglihatan. Faktor risiko utama yang
menyebabkan glaukoma adalah
peningkatan tekanan bola mata.
Etiologi
Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di
dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi
cairan mata yang berlebihan, maupun akibat
terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut.
Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina, yaitu
jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata,
dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak.
Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan mata
bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya
bisa tersumbat.
Manifestasi Klinis
Gejala yang dialami oleh penderita glaukoma sangat beragam tergantung pada jenis
glaukoma yang diderita, apakah akut atau kronik. Gejala glaukoma akut sangat jelas,
karena penderita akan merasakan sakit kepala, mata sangat pegal, mual dan bahkan
muntah. Penglihatan akan terasa buram dan melihat pelangi di sekitar lampu. Mata
penderita akan terlihat merah. Namun sayangnya, karena gejala yang dirasakan
terutama adalah sakit kepala, mual dan muntah banyak penderita glaukoma akut
yang tidak menyadari bahwa sebenarnya yang menjadi penyebab adalah glaukoma
yang akut.
Patofisiolo
gi
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan
lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta
berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi
atrofi disertai pembesaran cawan optik.Kerusakan saraf dapat
dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraokuler. Semakin
tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf pada
bola mata. Pada bola mata normal tekanan intraokuler memiliki
kisaran 10-22 mmHg. Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut
tertutup akut dapat mencapai 60-80 mmHg, sehingga dapat
menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai
dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus
Therap
y Terapi yang dilakukan tergantung
jenis glaukoma, namun terapi
Kerusakan saraf mata yang telah utamanya adalah :
terjadi akibat glaukoma hingga  Tetes mata untuk mengurangi
saat ini belum dapat disembuhkan, tekanan pada bola mata
namun tujuan terapi pada  Tindakan dengan laser untuk
glaukoma adalah untuk mencegah membuka saluran keluar
perburukan kerusakan saraf yang cairan dalam bola mata yang
berujung pada kebutaan. tersumbat
 Operasi untuk memperbaiki
drainase cairan dari mata
ASUHAN
KEPERAWATA
N
PEN A N
G KA J I
Keluhan utama :
Terjadi peningkatan tekanan intra okuler, nyeri hebat dikepala, mual muntah, penglihatan menurun,
mata merah dan bengkak.
 
Riwayat Kesehatan :
Riwayat penyakit sekarang :
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri hebat dikepala, mual
muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.
 
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak
 
Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah dikeluarga ada yang pernah menderia glaukoma
PEN A N
G KA J I
Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola tidur dan istirahat


Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena nyeri / sakit hebat
menjalar sampai kepala.

b. Pola aktivitas
Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien mengalami penurunan

c. Pola sensori dan kognitif


Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan pada kongnitif tidak
mengalami gangguan.
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda : Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.Peningkatan air mata.
PEN A N
G KA J I
d. Pola penanggulangan stress
Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi
penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif.

Pemeriksaan Fisik

e. Pemeriksaan Kepala
Klien menyeringai nyeri hebat pada kepala

b. Pemeriksaan Mata
- mata merah
- terdapat edema kornea
- mata terasa kabur
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri Gonioskopi
Tonometri digunakan untuk pemeriksaan Gonioskopi digunakan untuk melihat
TIO, tonometri yang sering digunakan secara langsung ruang interior untuk
adalah appalansi yang menggunakan lamp membedakan antara glaukoma sudut
(celah lampu) dimana sebagian kecil daerah tertutup dengan glaukoma sudut
kornea diratakan untuk mengimbangi terbuka
beban alat ukur yang mengukur tekanan

Pengukuran Lapang Pandang


Oftalmoskopi
Oftalmoskopi digunakan untuk melihat
gambaran bagian mata secara langsung
Pemeriksaan Laboratorium
diskus optik dan struktur mata internal
Pemeriksaan laborat (LED, Leukosit)
untuk mengetahui adanya infeksi
Pre Operasi
 Gangguan persepsi sensori

Diagnosa 


Nyeri Akut
Nausea
Ansietas

Keperawatan
 Defisit pengetahuan
 Risiko Jatuh

Post Operasi
 Nyeri Akut
 Ansietas
 Defisit Pengetahuan
 Risiko Perdarahan
 Risiko Jatuh
 Risiko Infeksi
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
1 Gangguan Persepsi Minimalisasi rangsangan
Setelah dilakukan intervensi selama 1x24
Sensori
jam maka persepsi sensori membaik Observasi
DS :
dengan kriteria hasil : - Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri,
- Mendengar suara kelelahan)
bisikan atau melihat - Verbalisasi melihat bayangan
Terapeutik
bayangan menurun - Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu
- Merasakan sesuatu
- Distorsi sensori menurun terang)
melalui indera
- Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
perabaan, penciuman,
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
perabaan, atau
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
pengecapan
Edukasi
DO :
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan
- Distorsi sensori ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi kunjungan)
- Respons tidak sesuai Kolaborasi
- Bersikap seolah - Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
melihat, mendengar, - Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
mengecap, meraba, atau
mencium sesuatu
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
Edukasi Perawatan Diri
Observasi
- Identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri
- Identifikasi masalah dan hambatan perawatan diri yang dialami
Terapeutik
- Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan yang realistis
- Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai penyakit
- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi
- Berikan penguatan positifi terhadap penguatan positif terhadap
kemampuan yang di dapat
Edukasi
- Anjurkan keperawatan diri, praktik keperawatan diri, dan aktivitas
kehidupan sehari-hari
- Anjurkan mendemonstrasikan praktik keperawatan diri sesuai kemampuan
- Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang perawatan
mandiri
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 Manajemen Nyeri
2 Nyeri Akut
jam, maka tingkat nyeri menurun dengan Observasi
DS : kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Kemampuan menuntaskan aktivitas - Identifikasi skala nyeri
- Mengeluh nyeri
meningkat - Identifikasi respons nyeri non verbal
DO : - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Tampak meringis - Sikap protektif menurun - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Bersikap protektif (mis. - Gelisah menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Kesulitan tidur menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
waspada, posisi - Berfokus pada diri sendiri menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik
menghindari nyeri) - Perasaan depresi menurun Terapeutik
- Pupil dilatasi menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
- Gelisah - Frekuensi nadi membaik hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
- Frekuensi nadi - Pola napas membaik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Tekanan darah membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
meningkat - Proses berfikir membaik pencahayaan, kebisingan)
- Sulit tidur - Fokus membaik - Fasilitas istirahat dan tidur
- Perilaku membaik - Pertimbangkan jenis dan sumberi nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
- Pola tidur membaik nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
3 Nausea Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Mual
DS : 24 jam, maka ansietas menurun Observasi
- Mengeluh mual dengan kriteria hasil : - Identifikasi pengalaman mual
- Perasaan ingin muntah menurun - Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-anak
- Merasa ingin
- Perasaan asam di mulut menurun dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif)
muntah - Nafsu makan membaik - Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan,
- Tidak berminat - Jumlah saliva membaik aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran dan tidur)
makan - Frekuensi menelan membaik - Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
- Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
DO : - - Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Edukasi
- Anjurkan istrahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
- Anjurkan mekanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
Manajemen Muntah
Observasi
- Identifikasi karakterisitik muntah (mis.warna, konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi, dan durasi)
- Periksa volume muntah
- Identifikasi riwayat diet (mis. makanan yang disuka, tidak disukai, dan budaya)
- Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur)
- Monitor efek muntah secara menyeluruh
- Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
- Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan, ketakutan)
- Atur posisi untuk mencegah aspirasi
- Berikan dukungan fisik selama muntah (mis. membantu membungkuk atau
menundukkan kepala)
- Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau
sediakan pakaian kering dan bersih)
- Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah
muntah
Edukasi
- Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
- Anjurkan memperbanyak istirahat
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengelola muntah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
4 Reduksi Ansietas
Ansietas Setelah dilakukan intervensi selama 24
Observasi
DS : jam, maka tingkat ansietas menurun - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
- Merasa bingung dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
- Merasa khawatir - Verbalisasi kebingunan menurun Terapeutik
dengan akibat dari - Verbalisasi khawatir akibat kondisi - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
kondisi yang dihadapi yang dihadapi menurun - Pahami situasi yang membuat ansietas
- Sulit berkonsentrasi - Perilaku gelisah menurun - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
DO : - Perilaku tegang menurun - Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Tampak gelisa - Palpitasi menurun - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
- Tampak tegang - Konsentrasi membaik
Edukasi
- Sulit tidur - Pola tidur membaik - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Frekuensi pernapasan membaik - Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Frekuensi nadi membaik - Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Tekanan darah membaik - Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Kontak mata membaik - Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Pola berkemih membaik - Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Orientasi membaik - Kolaborasi pemberian obat antiansietas. Jika perlu
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi

5 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi selama Tingkat pengetahuan


DS: 1x24 jam, tingkat pengetahuan Observasi

- Menanyakan masalah meningkat dengan kriteria hasil : - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

yang dihadapi - Perilaku sesuai anjuran - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
DO: meningkat
Terapeutik
- Menunjukkan - Verbalisasi minat dalam belajar
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
perilaku tidak sesuai meningkat
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
anjuran - Kemampuan menjelaskan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Menunjukkan pengetahuan tentang suatu topic
Edukasi
persepsi yang keliru meningkat - Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
terhadap masalah - Perilaku sesuai dengan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan meningkat - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
- Pertanyaan tentang masalah yang hidup bersih dan sehat kebiasaan
dihadapi menurun Kolaborasi
- Persepsi yang keliru terhadap - Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
masalah menurun - Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
6 Risiko Perdarahan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Perdarahan
Faktor Risiko : selama 1x24 jam maka tingkat Observasi
Tindakan perdarah menurun dengan - Monitor tanda dan gejala perdarahan
Pembedahan kriteria hasil : - Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah
- Membran mukosa lembap kehilangan darah
meningkat - Monitor tanda-tanda vital ortostatik
- Kelembapan kulit meningkat - Monitor koagulasi
- Perdarahan pasaca operasi Terapeutik
menurun - Pertahanan bed rest selama perdarahan
- Hemoglobin membaik - Batasi tindakan invasif, jika perlu
- Hematokrit membaik Edukasi
- Tekanan darah membaik - Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Frekuensi nadi membaik - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Suhu tubuh membaik - Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika terjadi perdrahan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian produk darah , jika perlu
Diagnosa
No Luaran Intervensi
Keperawatan
7 Risiko Jatuh Setelah dilakukan intervensi Pencegahan jatuh
Faktor risiko : selama 1x24 jam, Tingkat jatuh Observasi
Gangguan Penglihatan menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor risiko jatuh
̵ Jatuh dari tempat tidur - Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau
menurun sesuai dengan kebijakan institusi
̵ Jatuh saat berdiri menurun - identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko
̵ Jatuh saat duduk menurun jatuh (mis. lantai licin, penerangan kurang).
̵ Jatuh saat berjalan menurun - Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. Fall
̵ Jatuh saat naik tangga Morse Scale, Humpty Dumpty scale), jika perlu
menurun Terapeutik
̵ Jatuh saat di kamar mandi - Pasang handrail tempat tidur.
menurun - Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat dari nurse station.
- Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien.
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin .
- Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk memanggil
perawat
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
8 Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi
Faktor risiko : selama 1x24 jam, Tingkat Observasi
Efek prosedur invasif Infeksi menurun dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
hasil :  
Terapeutik
̵ Kebersihan tangan meningkat - Batasi jumlah pengunjung
̵ Kebersihan badan meningkat - Berikan perawatan kulit pada area adema
̵ Kemerahan menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
̵ Nyeri menurun lingkungan pasien
̵ Bengkak menurun - Pertahankan teknik asoptik pada pasien berisiko tinggi
 
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai