Disusun Oleh :
Stuart & Laraia (2018) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari
merupakan jenis halusinasi yang paling banyak ditemukan terjadi pada 70%
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanda ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra
B. Etiologi
berikut:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang
35%.
b. Faktor neurobiologis
1) Studi neurotransmitter
serotonin.
2) Teori virus
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
2. Faktor Presipitasi
kesehatan.
mendapat pekerjaan.
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri, merasa
rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005) dalam Yusalia 2015. Ini
respon tersebut adalah respon individu yang karena suatu hal mengalami
Menurut Stuart (2007) dalam Yusalia (2015), jenis halusinasi antara lain :
1. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %
sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan (visual) 20 %
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas
3. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
4. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah,
5. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
6. Halusinasi cenesthetik
7. Halusinasi kinesthetic
E. Tanda Gejala
Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atau tertawa
beberapa detik atau menit, kesukaran berhubungan dengan orang lain, tidak
Berikut tanda dan gejala menurut jenis halusinasi Stuart & Sudden, (1998)
F. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitas dan keparahannya
Stuart & Sundeen, (2006) dalam Bagus, (2014), membagi fase halusinasi dalam
4 fase berdasarkan tingkat ansietas yang dialami dan kemampuan klien
mengendalikan dirinya. Semakin berat fase halusinasi, klien semakin berat
mengalami ansietas dan makin dikendalikan oleh halusinasinya.
Fase halusinasi Karakteristik Perilaku pasien
1 2 3
Fase 1 : Comforting- Klien mengalami keadaan Menyeringai atau
ansietas tingkat emosi seperti ansietas, tertawa yang tidak
sedang, secara kesepian, rasa bersalah, dan sesuai, menggerakkan
umum, halusinasi takut serta mencoba untuk bibir tanpa
bersifat berfokus pada penenangan menimbulkan suara,
menyenangkan pikiran untuk mengurangi pergerakan mata yang
ansietas. Individu mengetahui cepat, respon verbal
bahwa pikiran dan yang lambat, diam dan
pengalaman sensori yang dipenuhi oleh sesuatu
dialaminya tersebut dapat yang mengasyikkan.
dikendalikan jika ansietasnya
bias diatasi
(Non psikotik)
G. Penatalaksanaan Medis
saling percaya dengan klien. Hubungan saling percaya sangat penting dijalin
informasi tentang halusinasi yang dialami oleh klien dapat diceritakan secara
halusinasi, dan perasaan klien saat halusinasi muncul). Setelah klien menyadari
bahwa halusinasi yang dialaminya adalah masalah yang harus diatasi, maka
selanjutnya klien perlu dilatih bagaimana cara yang bisa dilakukan dan terbukti
klien mengatasi halusinasi. Bila ada beberapa usaha yang klien lakukan untuk
Apabila cara tersebut efektif, bisa diterapkan, sementara jika cara yang
Menurut Keliat (2011) dalam Pambayun (2015), ada beberapa cara yang bisa
1. Menghardik halusinasi.
dilatih untuk mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini
dianjurkan untuk dilakukan bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien
itu, klien perlu diberi penjelasan bagaimana kerja obat dapat mengatasi
dengan materi yang benar dalam pemberian obat agar klien patuh untuk
ini penting dilakukan dengan dua alasan. Pertama keluarga adalah sistem di
tetapi jika tidak didukung secara kuat, klien bisa mengalami kegagalan, dan
halusinasi bisa kambuh lagi. Alasan kedua, halusinasi sebagai salah satu
secara teratur:
Cara pemberian:
Untuk kasus psikosa dapat diberikan per oral atau suntikan intramuskuler.
minggu. Pemberian dapat dilakukan satu kali pada malam hari atau dapat
diberikan tiga kali sehari. Bila gejala psikosa belum hilang, dosis dapat
Kontra indikasi:
Efek samping:
intoksikasi.
Indikasi:
pada anak – anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat
Cara pemberian:
Kontra indikasi:
Efek samping:
Yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah, gejala
Indikasi:
Cara pemberian:
Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya rendah ( 12,5 mg )
Kontra indikasi:
biasanya terjadi gejala – gejala sesuai dengan efek samping yang hebat.
dengan baik oleh klien. Klien akhirnya asyik dengan halusinasinya. Untuk
itu, klien perlu dilatih menyusun rencana kegiatan dari pagi sejak bangun
klien betul-betul tidak ada waktu lagi untuk melamun tak terarah. Latih
aktivitas terjadwal:
DAFTAR PUSTAKA
Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.
“S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang
Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi
Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi
Pambayun, Ahlul H. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. S Dengan Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Ruang 11 (Larasati) RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Semarang. Asuhan Keperawatan Psikiatri Akademi
Keperawatan Widya Husada Semarang.
Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Stuart, G.W., & Laraia, M.T (2009).Principle and practice of psyciatric nursin9 th ed. St
Louis : Mosby year book
Fase
1. Conforting
2. Comdemning
Pengertian 3. Controlling
Halusinasi merupakan gangguan atau 4. Conguering
perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya Etiologi
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
1. Factor predisposisi
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu
Genetis
penghayatan yang dialami suatu persepsi Halusinasi
Neurobiologis
melaluipanca indra tanpa stimulus eksteren:
2. Factor presipitasi
persepsi palsu
Sikap
Perilaku
Kondisi kesehatan
Jenis
1. Pendengaran SP
2. Penglihatan 1. Mengontrol halusinasi
3. Penghidu 2. Bercakap cakap dengan orang lain
4. Peraba 3. Melakukan aktivitas
5. Pengecap 4. Minum obat
Tanda gejala