S DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Oleh:
MUNIRA ULFA MUNA
NIM. P1337420921217
A. Konsep Halusinasi
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata
Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015). Halusinasi adalah persepsi sensori yang
salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan Sheila L
Vidheak, (2001) dalam Darmaja (2014).
3. Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Stuart (2013) dalam Yusalia (2015), jenis halusinasi antara lain :
a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa
yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas
dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
d. Halusinasi cenesthetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
e. Halusinasi kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Stuart (2009). Bahwa faktor-faktor terjadinya halusinasi meliputi:
1) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi atau faktor yang mendukung terjadinya halusinasi
menurut Stuart (2013) adalah :
a. Faktor biologis
Pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi
menunjukkan peran genetik pada schizophrenia.Kembar identik yang
dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian schizophrenia lebih
tinggi dari pada saudara sekandung yang dibesarkan secara terpisah.
b. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis akan mengakibatkan stress dan
kecemasan yang berakhir dengan gangguan orientasi realita.
c. Faktor sosial budaya
Stress yang menumpuk awitan schizophrenia dan gangguan psikotik lain, tetapi
tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau faktor pencetus halusinasi menurut Stuart (2009) adalah:
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis maladaptif
adalah gangguan dalam komunikasi dan putaran umpan balik otak dan
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak, yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus.
b. Lingkungan
f. Sumber koping
Menurut Stuart (2013) sumber koping individual harus dikaji dengan
pemahaman tentang pengaruh gangguan otak pada perilaku. Orang tua harus
secara aktif mendidik anak–anak dan dewasa muda tentang keterampilan
koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dari pengamatan. Disumber
keluarga dapat pengetahuan tentang penyakit, finensial yang cukup, faktor
ketersediaan waktu dan tenaga serta kemampuan untuk memberikan dukungan
secara berkesinambungan.
g. Perilaku halusinasi
Isolasi sosial
4. Analisa data
Data Masalah
Data Subjektif : Halusinasi
- Mendengar suara-suara atau
kegaduhan
- Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap
- Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang berbahaya
Data Objektif :
- Bicara atau tertawa sendiri
- Marah marah tanpa sebab
- Mengarahkan telinga ke posisi
tertentu.
- Menutup telinga
5. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2017) diagnosa keperawatan utama pada klien dengan
prilaku halusinasi adalah Halusinasi (pendengaran, penglihatan, pengecapan,
perabaan dan penciuman). Sedangkan diagnosa keperawatan terkait lainnya
adalah Isolasi social dan Resiko menciderai diri sendiri, lingkungan dan orang
lain.
6. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien tidak hanya berfokus pada
masalah halusinasi sebagai diagnose penyerta lain. Hal ini dikarenakan
tindakan yang dilakukan saling berkontribusi terhadap tujuan akhir yang akan
dicapai. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose gangguan
persepsi sensori halusinasi meliputi pemberian tindakan keperawatan berupa
terapi generalis individu yaitu (Kanine, E., 2012) :
a. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
b. Patuh minum obat secara teratur.
c. Melatih bercakap-cakap dengan orang lain,
d. Menyusun jadwal kegiatan dan dengan aktifitas
e. Terapi kelompok terkait terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi.
Rencana tindakan pada keluarga (Keliat, dkk. 2014) adalah
a. Diskusikan masalah yang dihadap keluarga dalam merawat pasien
b. Berikan penjelasan meliputi : pengertian halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi.
c. Jelaskan dan latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi :
menghardik, minum obat, bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta
klien yang diharapkan, dokumentasikan semua tindakan yang telah
dilaksanakan serta respon klien.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA
HALUSINASI PENDENGARAN
A. Pengkajian Keperawatan kesehatan jiwa
Ruang Rawat : Dahlia
Tanggal dirawat : 9-06-2022
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 23 thun
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Masalah Keperawatan
- Pengabaian unilateral
Keterangan: - Gangguan Citra tubuh
= laki lak = sakit - Gangguan Identitas Pribadi
- Harga diri Rendah Kronik
= perempuan = meninggal - Harga diri Rendah Situasional
.
Masalah Keperawatan
- Kerusakan komunikasi
- Kerusakan komunikasi verbal
- Kerusakan interaksi sosial
- Isolasi sosial
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : pasien mengatakan dirinya tidak ganteng, dan kurang
menyukai tubuhnya
b. Identitas : Tn.S merasa tidak puas dengan kehidupannya saat dirumah,
karena sering dilarang oleh ibunya.
c. Peran: dirumah Tn.S berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Tn.S mengatakan ingin memiliki teman
e. Harga diri : pasien mengatakan tidak memiliki teman, dan tidak ada yang
mau berteman dengannya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Tn.S mengatakan dekat dengan abangnya saat
dirumah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : Tn.S tidak mengatakan
apapun
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tn.S tidak ada yang
mau berteman dengannya Masalah Keperawatan
4. Nilai dan keyakinan : - Distress spiritual
Tn.S mengatakan tidak pernah sholat karena tidak tahu caranya.
Masalah Keperawatan
2. Pembicaraan - Kerusakan komunikasi
- Cepat - Membisu - Kerusakan Komunikasi verbal
- Keras - Lambat
- Gagap - Apatis
- Inkoherensi - Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : cara Tn.S berbicara gagap dan cepat
3. Aktivitas motorik Masalah Keperawatan
- Lesu - Tik - Resiko tinggi Cedera
- Tegang - Grimasem - Intoleransi aktifitas
- Defisit aktifitas deversional/ hiburan
- Gelisah - Tremor - Kerusakan fisik mobilitas
- Agitasi - Kompulsif
Jelaskan : pasien terlihat lebih tenang
4. Alam perasaan Masalah Keperawatan
Sedih - Resiko tinggi Cedera - Ansietas
- Ketakutan - Keputusasaan
Ketakutan - Ketidak berdayaan
Putus asa - Resiko tinggi membahayakan diri
- Resiko tinggi penganiayaan diri
Kuatir - Resiko tinggi mutilasi diri
Gembira berlebihan
Jelaskan : pasien terlihat lebih bahagia saat berinteraksi dengan teman yang
lainnya
B. Diagnosa Medis
Skizofrenia
C. Terapi Medis
Clozapin
THF
D. Diagnosa Keperawatan
1. Halusinasi Pendengaran
2. Gangguan pola tidur
E. Analisa data
Data Masalah
Ds: halusinasi pendengaran
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan
suara saat ingin tidur.
Do:
Pasien terlihat gelisah
Pasien sering mondar-mandir
Pasien terlihat melamun dan bingung
Ds: Gangguan pola tidur
Pasien mengatakan sulit tidur karena
mendengarkan bisikan saat malam hari, dan
terkadang melihat bayangan
Do:
Pasien tampak mengantuk
Kantung mata menghitam
F. Fokus Masalah
Halusinasi Pendengaran
G. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi
O
1. Halusinasi TUM: klien dapat Lakukan SP
pendengaran mengontrol halusinasi yang
dialaminya 1. SP 1 (membina
Tuk I: hubungan saling percaya,
Klien dapat membina mengidentifikasi
hubungan saling percaya. halusinasi “jenis, isi,
Setelah 1x interaksi klien waktu, frekuensi, situasi,
menunjukkan tanda-tanda perasaan dan respon
percaya kepada perawat: halusinasi”, mengajarkan
- Ekspresi wajah cara menghardik,
bersahabat’ memasukan cara
- Menunjukkan rasa menghardik ke dalam
senang. jadwal;
- Ada kontak mata. 2. SP 2 (mengevaluasi SP
- Mau berjabat tangan. 1, mengajarkan cara
- Mau menyebutkan nama. minum obat secara
- Mau bejabat tangan. teratur, memasukan ke
- Mau menjawab salam. dalam jadwal);
- Mau duduk
3. SP 3 (mengevaluasi
berdampingan dengan
SP 1 dan SP 2,
perawat.
menganjurkan klien
-bersedia mengungkapkan
untuk mencari teman
masalah yang di hadapi.
bicara);
4. SP 4 (mengevaluasi SP
1, SP 2, dan SP 3,
melakukan kegiatan
terjadwal).
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal No.dx Implementasi Evaluasi
22 Juni 1 1. SP 1 (membina hubungan saling S:
2022 percaya, mengidentifikasi halusinasi - Pasien mengatakan ia
Pukul “jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi, mendengar suara bisikan
10.00- perasaan dan respon halusinasi”, tentang anak menangis
10.20 mengajarkan cara menghardik, - Pasien mengatakan
memasukan cara menghardik ke suara bisikan tersebut
dalam jadwal; datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai 2
kali
O:
- pasien tampak gelisah,
bicara kurang jelas,
pasien terlihat mondar-
mandir, pasien mau di
ajak komunikasi,
pasien tampak
mempraktikan cara
mengontrol
halusinasinya.
A: halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
cara menghardik halusinasi
Pperawat: optimalkan SP 1
Halusinasi Pendengaran
latih menghardik halusinasi
1x sehari, pagi hari.
23 juni 1 Mengoptimalkan SP 1 Halusinasi S:
2022 Pendengaran menghardik halusinasi. - Pasien mengatakan ia
mendengar suara bisikan
meneriakinya anak babi
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai 3
kali
O:
- pasien tampak gelisah,
bicara kurang jelas,
pasien mondar-mandir,
pasien mau di ajak
komunikasi, pasien
mampu melakukan cara
menghadik halusinasi
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan cara
menghardik halusinasi dan
mengajarkan SP 2 cara
minum obat.
Pperawat: optimalkan SP 1
Halusinasi Pendengaran
latih menghardik halusinasi
1x sehari, pagi hari.
25 juni 1 Mengajarkan pasien SP 2, cara S:
2022 minum obat - Pasien mengatakan ia
mendengar suara
bisikan,pasien enggan
mengatakan bisikan apa
yang didengarkan
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 1 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kooperatif saat di
ajak komunikasi,
pasien kurang mengerti
5 benar obat
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
5 benar cara minum obat
Pperawat: ajarkan SP 2
Halusinasi Pendengaran 5
benar minum obat
27 Juni 1 Mengoptimalkan SP 2 Halusinasi 5 S:
2022 benar minum obat - Pasien mengatakan
tidurnya tidak nyenyak,
ia mendengar suara
bisikan, pasien enggan
mengatakan bisikan apa
yang didengarkan
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 3 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kurang
kooperatif saat di ajak
komunikasi, pasien
mulai mengerti cara 5
benar obat
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
5 benar cara minum obat
Pperawat: optimalkan SP 2
Halusinasi Pendengaran
mengajarkan pasien 5
benar obat.
28 Juni 1 Mengoptimalkan SP 2 Halusinasi 5 S:
2022 benar minum obat - Pasien mengatakan
tidurnya tidak nyenyak,
ia masih mendengarkan
suara bisikan.
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 2 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kurang
kooperatif saat di ajak
komunikasi, pasien
mengerti cara 5 benar
obat
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
5 benar cara minum obat
Pperawat: optimalkan SP 2
Halusinasi Pendengaran
mengajarkan pasien 5
benar obat.
29 Juni 1 Mengoptimalkan SP 2 Halusinasi 5 S:
2022 benar minum obat - Pasien mengatakan
tidurnya tidak nyenyak,
ia masih mendengarkan
suara bisikan ada yang
mau menculiknya
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 3 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kooperatif saat di
ajak komunikasi,
pasien sudah mengerti
cara 5 benar obat
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
5 benar cara minum obat
Pperawat: mengajarkan pasien
SP. 3 mencari teman untuk
berbincang-bincang.
30 Juni 1 Mengajarkan pasien untuk mencari S:
2022 teman untuk berbincang-bincang - Pasien mengatakan
tidurnya tidak nyenyak,
ia masih mendengarkan
suara bisikan.
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 2 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kooperatif saat di
ajak komunikasi,
pasien memiliki teman
untuk berbincang,
pasien dekat dengan
sultan
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
untuk mencari teman
berbincang
Pperawat: optimalkan SP 3
Halusinasi Pendengaran
mencari teman untuk
berbincang.
1 Juli 1 Mengoptimlkan pasien untuk S:
2022 mencari teman untuk sering - Pasien mengatakan
berbincang-bincang tidurnya tidak nyenyak,
ia masih mendengarkan
suara bisikan.
- Pasien mengatakan
suara bisikan tersebut
datang saat malam hari
saat pasien ingin tidur
dan terdengar sampai
lebih dari 3 kali.
O:
- pasien tampak gelisah,
pasien mondar-mandir,
bicara kurang jelas,
pasien kooperatif saat di
ajak komunikasi,
pasien kerap bersama
sultan
A : halusinasi pendengaran
Ppasien: mengajarkan pasien
untuk mencari teman
berbincang
Pperawat: optimalkan SP 3
Halusinasi Pendengaran
mencari teman untuk
berbincang.