Anda di halaman 1dari 4

Munira Ulfa Muna

P1337420921217

“Peran perawat menghadapi Transformasi budaya dalam bidang kesehatan di era 5.0”

Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-

centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep

ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi

peran manusia. Melalui Masyarakat 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan

mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the

Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan

kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan

membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Society 5.0 atau masyarakat 5.0 merupakan konsep teknologi masyarakat yang berpusat

pada manusia yang berkolaborasi dengan system teknologi (Artificial Intelligent dan Internet of

Things) untuk menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi dalam dunia maya dan dunia nyata.

Konsep ini diprakarsai oleh Jepang dalam rangka refleksi terhadap revolusi teknologi yang

semakin pesat supaya lebih humanistik

Jika hal ini dipaksakan−misalnya dalam bidang kesehatan Indonesia, perawatan

kesehatan yang seharusnya mengedepankan tidak hanya kesembuhan pasien namun juga

hubungan interpersonal antara tenaga kerja kesehatan dengan pasien, justru bisa saja tidak dapat

terjalin. Perawatan pasien bisa-bisa hanya sebatas pengobatan tanpa pemberian asuhan yang

berbasis caring didalamnya dan kebutuhan perawatan holistik pada pasien tak dapat tercapai.

Dalam dunia keperawatan, pemberian asuhan yang terbaik pasien adalah dengan

mengedepankan pemenuhan kebutuhan bio-psycho-social-spiritual pasien. Dalam pemenuhan


kebutuhan inilah diperlukannya sentuhan teraputik dan asuhan secara holistik yang diberikan

oleh perawat. Asuhan ini tidak dapat diberikan dengan hanya bertumpu pada teknologi,

diperlukannya juga intervensi langsung berbasis caring oleh perawat profesional. Perawat yang

profesional ini diharapkan nantinya dapat menyelaraskan penggunaan teknologi dalam bidang

kesehatan dan bukannya menggantikan peran perawat dengan teknologi.

Untuk penyelarasan penggunaan teknologi dalam bidang kesehatan terutama keperawatan,

nilai-nilai dan etika profesional keperawatan perlu lebih ditanamkan pada perawat. Nilai

profesionalisme dan etika keperawatan yang telah tertanam dengan baik pada tiap individu

perawat diharapkan dapat menjadi sebuah fondasi dalam menjalankan praktik keperawatan

berbasis teknologi yang tentunya tetap mengedepankan pemenuhan kebutuh bio-psycho-social-

spiritual pasien.

Peran perawat milenial sangat dibutuhkan di era revolusi 5.0. Perawat generasi milenial

membawa banyak hal positif untuk keperawatan. Generasi milenial adalah generasi yang paling

cerdas dalam memanfaatkan teknologi.. Generasi ini terampil dalam menggunakan banyak jenis

teknologi karena teknologi adalah bagian integral dari kehidupan mereka. Tidak dapat dipungkiri

bahwa perkembangan teknologi telah mengubah industri kesehatan. Teknologi yang semakin

berkembang membuat ilmu keperawatan menjadi lebih kompleks dengan cara yang tidak bisa

dibayangkan oleh generasi-generasi yang lalu. Saat ini kewajiban perawat tidak hanya

bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga bagaimana menjadi innovator

yang hebat.

Dalam menghadapi era 5.0 ini, perawat milenial dituntut untuk mampu menciptakan,

menerapkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memberikan asuhan


keperawatan yang berkualitas dan professional serta dapat menyesuaikan teknologi dengan

perawatan pasien. Pendidikan keperawatan di Indonesia juga perlu dikembangkan sehingga

mengarah pada pembangunan sosial dan memiliki daya saing global. Peran penting perawat

adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien secara

berkesinambungan. Perawat diharapkan dapat bersaing dan beradaptasi pada lingkungan yang

berbasis teknologi sehingga pemberian pelayanan sampai kepada pasien dengan baik.

Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan kecemasan pada para perawat bahwa

pelayanan keperawatan konvensional yang menekankan adanya tatap muka antara perawat dan

pasien akan hilang. Namun manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan

interaksi antarmanusia dengan manusia lainnya. Program kecerdasan buatan tentu tidak dapat

menggantikan peran perawat seutuhnya. Program kecerdasan buatan tidak dibikin secara spesifik

untuk menggantikan posisi perawat, tetapi untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan

pelayanan kesehatan. dengan adanya pertumbuhan cepat pada populasi manusia dan mengalami

keterbatasan sumber daya perawat maka tujuan penggunaan teknologi ini untuk membantu

sehingga pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dengan terpenuhi. Perawat adalah peran

aktif sedangkan teknologi hanya membantu untuk memudahkan dan mempercepat kinerja

perawat. Manusialah yang akan memegang peranan penting dalam penggunaan kecerdasan

buatan dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan yang semakin tinggi, mewajibkan

generasi milenial menjadi pemikir yang ingin menjadi agen inovasi dalam dunia keperawatan.

Masyarakat sebagai pelanggan layanan kesehatan saat ini semakin kritis dalam memilih layanan

kesehatan, mereka lebih berhati-hati sebelum menerima perawatan dan penanganan dari tenaga

kesehatan terutama perawat.


Perkembangan memaksa perawat harus mampu mengimbangi hal tersebut dengan

memiliki pengetahuan yang luas, mempunyai critical thinking dan aware terhadap teknologi

informasi dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan

keperawatan. Manajer keperawatan harus terus berinovasi menghadapi Era Society Evolution 5.0

sehingga dapat menyeimbangkan kebutuhan pelayanan dengan kemampuan yang dimiliki

perawat.

Seorang manajer keperawatan adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk

mendorong perubahan dalam lingkungan klinis dan mendukung adopsi serta penggunaan

teknologi yang efektif. Manajer perawat harus menyadari bahwa teknologi kesehatan akan

mengubah praktik keperawatan dan harus menciptakan program-program pengembangan

kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa perawat milenial akan memiliki

kompetensi untuk mengatasi tantangan-tantangan teknologi ini.

Anda mungkin juga menyukai