Anda di halaman 1dari 4

Manajemen mood

Tindakan

Observasi

 identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit)


 Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
 Monitor fungsi kognitif (mis. konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan)
 Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

Terapeutik

 Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression Inventory, skala status
fungsional
 Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis.Terapi
seni, aktivitas fisik)

Edukasi

 Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya


 Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu
 Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, defisit perawatan diri, sosial)
 Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stres, masalah fisik)
 Alarkan memonitor mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jumal)
 Aarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat, jika perlu


 Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok), jika
perlu

Pencegahan bunuh diri

Tindakan

 Identifikasi gejala risiko bunuh diri (mis, gangguan mood, halusinasi, delusi, penyalahgunaan
zat, kesedihan, gangguan kepribadian)
 Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
 Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin (mis. barang pribadi, pisau cukur, jendela
 Monitor adanya perubahan mood atau perilaku

Terapeutik

 Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri


 Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
 Berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau (mis. tempat tidur dekat
ruang perawat)
 Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu (mis. rapat staf, pergantian shift)
 Lakukan intervensi perlindungan (mis. pembatasan area, pengekangan fisik), jika óper
 Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya, diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan
 Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri di masa depan (mis, orang yang dihubum ke
mana mencari bantuan)
 Pastikan obat ditelan

Edukasi

 Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada orang lain


 Anjurkan menggunakan sumber pendukung (mis. layanan spiritual, penyedia layanan)
 Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
 Informasikan sumber daya masyarakat dan program yang tersedia
 Latih pencegahan risiko bunuh diri (mis. latihan asertif, relaksasi otot progresif)

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, atau antipsikotik, sesuai indikasi


 Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
 Rujuk ke pelayanan kesehatan mental, jika perlu

Manajemen halu

Observasi

 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi


 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
 Monitor isi halusinasi (mis. kekerasan atau membahayakan diri)

Terapeutik

 Pertahankan lingkungan yang aman


 Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku
 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
 Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi

Edukasi

 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi


 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
 Anjurkan melakukan distraksi (mis. mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan relaksasi)
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu.

Promosi sosialisasi

Observasi

 Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain


 Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik

 Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan


 Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
 Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis. jalan-jalan, ke toko buku)
 Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain
 Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
 Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
 Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan

Edukasi

 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap


 Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
 Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
 Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang lain
 Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata dan alat bantu dengar)
 Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus
 Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
 Latih mengekspresikan marah dengan tepat

Promosi koping

Observasi

 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan


 Identifikasi kemampuan yang dimiliki
 Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

Terapeutik

 Diskusikan perubahan peran yang dialami


 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
 Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendi
 Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
 Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

Edukasi

 Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama


 Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
 Latih penggunaan teknik relaksasi
 Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

Dukungan pengambilan keputusan


Observasi

 Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik

Terapeutik

 Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat pilihan


 Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
 Fasilitasi melihat situasi secara realistis
 Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
 Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
 Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
 Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
 Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

Edukasi

 Informasikan alternatif solusi secara jelas


 Berikan informasi yang diminta pasien

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menfasilitasi pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai