Kesadaran Fungsi
Kesadaran Sadar
Ketanggapan diri
Mentasi Berfikir
Mengingat
Menerima
Bahasa
Pemecahan masalah
Gerakan Ekspresi (wajah)
Bicara
Berjalan
Makan (mengunyah, menelan)
Cara bergerak
Makan (mengunyah, menelan atan kombinasi antara)
Melihat gerakan sensasi
Sensasi Membau
Mendengar
Merasakan (rabaan, suhu, nyeri, tekanan, posisi, bentuk,
ukuran dan lain-lain)
Fungsi regulasi Makan (ingesif, digesti)
Integrasi Eliminasi
Bernapas
Sirkulasi
Pengontrolan suhu
Respon seksual
Emosi
Pola pemecahan Kemampuan merawat diri
masalah terhadap Kemampuan berperan
kecacatan / Coping (beradaptasi, coping, dukungan, pertumbuhan)
kelemahan (Coping)
Riwayat kesehatan
Pengkajian yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi pesien,
misalnya pada pasien cidera kepala yang mengalami kesulitan dalam mengingat
dan berkomunikasi, wawancara untuk mengumpulkan data riwayat
Kesadaran
Kesadaran diri diuji dengan cara yang sederhana misalnya dengan
memberi pertanyaan pada pasien tentang siapa namanya, sekarang hari/tahun
berapa; Dimana ia sekarang dan lain-lain.
Secara umum kesadaran/kewaspadaan dapat pula di uji dengan
menggunakan Glassgow Coma Scale (GSC), khususnya pada pasien yang
mengalami cidera berat atau pasien yang diperkirakan akan mengalami
kemunduran kesadaran dengan cepat. Glassgow Coma Scale mempunyai tiga
parameter yang diobservasi yaitu: keadaan mata membuka, respon verbal dan
respon motorik
Mentasi
Mentasi merupakan segala aktivitas yang memerlukan penyatuan/integrasi
perhatian, memori dan proses brfikir yang tergantung pada kondisi kortek serebri
yang diaktifasi retikular. Pengujian mentasi meliputi : serebri yang diaktifasi
retikular. Pengujian mentasi meliputi : perhatian/atemsi, mengingat,
perasaan/afektif, bahasa, berfikir dan persepsi spasial.
Perhatikan/etensi diuji dengan cara pasien disuruh mengulang serderatan
bilangan misalnya (2-4-3-2-1) dari depan dan dari belakang. Cara lain dapat
dilakukan misalnya dengan cara pasien disuruh mengulang beberapa kata seperti
“ambil majalah itu, buka halaman lima, dan tutup kembali”.Orang yang normal
biasanya dapat megulang hal-hal tersebut.
Perasaan/afektif diamati dengan cara menanyakan misalnya bagaimana
perasaan pasien apakah gembira,sedih, berduka.Untuk mengetahui peranan
pasien, maka perlu juga diadakan pengamatan mengenai ekspresi wajah dan
gerakan tubuhnya.
Pergerakan
Pergerakan merupakan fungsi keseluruhan yang mengacu pada koordinasi
aktivitas muskuloskeletal secara volunter dan otomatis. Pengkajian dasar terhadap
pergerakan meliputi cara melihat, berbicara, makan, bergerak dan berjalan pasien.
Menguji kekuatan otot
sternokleidomastroid (saraf kranial XI).Anjurkan pasien memutar kepala
menentang penahanan dari tangan pemeriksa, lakukan palpasi pada otot
sterno-kleidomastoid
Untuk menguji kekuatan otot,
pasien dianjurkan menaikkan kedua lengan melawan penahanan dari
pemeriksa
Untuk menguji bisep dan
trisep (fleksor dan ekstensor), pasien disuruh menarik dan mendorong
lengan melawan penahanan pemeriksa.
Untuk menguji fleksor dan
ektensor pergelangan tangan, suruh pasien memfleksikan dan
mengektensikan pergelangan tangan menentang penahanan.
Untuk menguji kekuatan otot
tangan, suruh pasien membuka jari-jari menentang penahanan
pemerikasaan.
Untuk menguji fleksi dan
ekstensi ekstrimitas bawah serta kekuatan tulang panggul diuji dengan
pasien mengangkat kaki menentang penahanan dari pemeriksa.Kekuatan
tungkai atas di kaji dengan dengan cara menyuruh pasien melakukan fleksi
dan ekstensi lutut menentang penahan dari pemeriksa.
Sensasi
Respon verbal merupakan hal yang penting dalam pengkajian sensasi
karena sebagian besar sensasi merupakan fenomena subyektif. Dalam setiap
pengujian sensasi, maka mata pasien harus dalam keadaan tertutup dan intruksi
pada pasien diberikan secara jeli, sehingga pasien tidak memberikan jawaban
yang tidak benar.Aspek-aspek yang dikaji dalam pengkajian sensasi meliputi
pengkajian sensasi khusus (penglihatan, pembauan dan pendengaran), sensasi
somatis (perasaan) dan sensasi kortikal.
Regulasi integrasi
Fungsi regular integrasi diintegrasikan oleh beberapa tingkat sistem saraf,
yang mempunyai komponen sistem saraf otonom.Misalnya pernapasan
merupakan suatu fungsi otonom yang normalnya diatur oleh kumparan balik
antara oragan-organ (paru-paru), batang otak dan kemoreseptor periferal.
Pengkajian regulasi integrasi merupakan pengkajian keperawatan
kompetensif pada semua area fungsi yang penting bagi kehidupan.Ini meliputi
pernapasan , sirkulasi, ingesti-digesti, eliminasi, respon seksual dan
emosi.Apabila dalam pelaksanaannya hanya dilakukan pengkajian neurologi saja,
maka regulasi integrasi harus dikaji. Tapi bila pengkajian fisik dan neorologi
dilakukan, fingsi regulasi terintegrasi dapat diketahui dari hasil pengkajian fisik.
PENGKAJIAN FISIK
Tingkat kesadaran :
1. Alert : Composments / kesadaran penuh
Pasien berespon secara tepat terhadap stimulus
minimal, tanpa stimuli individu terjaga dan sadar terhadap diri dan
lingkungan.
2. Letthargic : Kesadaran
Klien seperti tertidur jika tidak di stimuli, tampak
seperti enggan bicara.
Dengan sentuhan ringan, verbal, stimulus minimal,
mungkin klien dapat berespon dengan cepat.
Dengan pertanyaan kompleks akan tampak
bingung.
3. Obtuned
Klien dengan rangsangan yang lebih besar agar
dapat memberikan respon, misalnya rangsangan sakit, respon verbal dan
kalimat membingungkan.
4. Stuporus
Klien dengan rangsangan kuat tidak akan
memberikan rangsanga verbal.
Pergerakan tidak berarti berhubungan dengan
stimulus.
5. Koma
Tidak dapat memberikan respon walaupun dengan
stimulus maksimal, tanda vital mungkin tidak stabil.
Glasgow Coma Scale (GSS) :
Didasarkan pada rerpon dari membuka mata (eye open = E), respon motorik
(motorik response = M), dan respon verbal (verbal response = V).
Dimana masing-masing mempunyai “scoring” tertentu mulai dari yang paling
baik (normal) sampai yang paling jelek.Jumlah “total scoring” paling jelek
adalah 3 (tiga) sedangakan paling tidak (normal) adalah 15.
Score : 3-4 : vegetatif, hanya organ otonom yang bekerja
< 7 : koma
> 11: moderate disablity.
15: composmentis.
Adapun scoring tersebut adalah :
RESPON SCORING
1. Membuka Mata = Eye open (E)
Spontan membuka mata 4
Terhadap suara membuka mata 3
(fleksi abnormal) 1
Ekstensi abnormal
Tidak ada respon
3. Verbal = Verbal response (V)
Berorientasi baik 5
Bingung 4
bermakna 1
Aktifitas refleks :
Pemeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan refleks
hammer.Skala untuk peringkat refleks yaitu :
0 = tidak ada respon
1 = hypoactive / penurunan respon, kelemahan ( + )
2 = Normal ( ++ )
3 = lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu di anggap abnormal
( +++ )
4 = hyperaktif, dengan klonus ( ++++ )