Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2018/2019
MATERI
GCS Adalah skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran
pasien, mulai dari keadaan sadar penuh hingga keadaan Coma.
Tingkat Kesadaran :
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
INTERPRETASI
Masing-masing pemeriksaan Eye ,Verbal, Motorik dijumlahkan, dan di masukan dalam
kriteria cidera otak berikut ini:
1. Berat apabila dengan total GCS ≤8
2. Sedang apabila total, GCS 9-12
3. Ringan dengan total GCS ≥ 13
2. EIOU-TIPS
Sumber : Avner JR 2006. "Altered States of Consciousness". Pediatrics in Review. 27: 331-
338. doi:10.1542/pir.27-9-331. Retrieved January 31, 2016.
MMSE adalah pemeriksaan yang paling sering digunakan untuk mengetahui fungsi
kognitif. MMSE diperkenalkan oleh Folstein pada tahun 1975. MMSE dipakai untuk
melakukan skrining pada pasien dengan gangguan kognitif, menelusuri perubahan dalam
fungsi kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai efek dari agen terapeutik
pada fungsi kognitif (O’Bryant, 2008).
MMSE menilai sejumlah domain kognitif yaitu orientasi waktu dan tempat, registrasi,
atensi dan kalkulasi, recall, dan bahasa yang terdiri dari penamaan benda, pengulangan kata,
pemahaman dan pelaksanaan perintah verbal dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar.
Setiap penilaian terdiri dari beberapa tes dan diberi skor untuk setiap jawaban yang benar
(Kochhann, 2009).
Tabel MMSE :
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
3 kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan :
……………………
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
5 berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
3 untuk tiap kebenaran.
BAHASA
Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi) 1
point
30 Nilai Total
Total skor pada MMSE jika semua jawaban benar adalah 30. Berdasarkan skor pada
MMSE, status demensia pasien dapat digolongkan menjadi :
Normal : skor 25-30
Ringan : skor 20-24
Sedang : skor 13-19
Berat : skor 0-12
Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan kognitif untuk perlu
penyelidikan lanjut).
Sumber : Potter, Patricia A. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EG
NIHSS adalah suatu pengkajian yang dilakukan pada pasien stroke fase akut untuk
melihat tingkat keparahan kerusakan neurologis. Skala ini juga bisa digunakan untuk melihat
kemajuan hasil perawtan fase akut diaman penilaian ini dilakukan dua kali, yaitu saat masuk (
hari pertama perawtan ) dan saat keluar dari perawtan. Perbedaan nilai saat masuk dapat
dijadikan salah satu patokan keberhasilan perawatan.
NIHSS dikembangkan ole para peneliti ( Brott, et.al 1989: Goldsteun, et.al 1989) dari
universitas of cincinati Stroke Center dan telah dipakai secara luas pada berbagai variasi
terapi stroke.
Tabel Penilaian NIHSS :
Sumber : Jurnal e-Clinic (eCl), Perbandingan NIHSS pada pasien stroke hemoragik dan non-
hemoragik yang rawat inap di Bagian Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D.
Oleh : Sam Ratulangi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
5. Syaraf Kranial
a. N. I ( Olfaktorius )
Berfungsi sebagai saraf sensori untuk penghiduan. Perawatan dapat mengkaji dengan
cara : minta pasien untuk menghidu sesuatu yang aromatik dan tidak bersifat iritatif (
kopi, alkohol, pasta gigi ) dengan menutup mata. Bila pasien tidak mampu
menyebutkan aroma yang dihidu disebut dengan anosmia
b. N. II ( Optikus )
Berfungsi sebagai saraf sensori . perawatn mengkaji dengan cara :
a. inspeksi : katarak , inflamasi atau keabnormalitasan yang lain
b. Test ketajaman penglihatann dengan snellen’s chart
c. Test lapang pandang
d. Memeriksa fundus dengan alat opthalmoscope
c. N. III ( Okulomotorius )
Hal yang dikaji ukuran kedua pupil dan pergerakan pupil, kontriksi pupil dapat dikaji
perawat dengan penlight. Normalnya bila diberi rangsangan maka akan terjasi
kontriksi.
d. N. IV ( Troklear )
Berfungsi untuk pergerakan mata ke arah inferior dan medial. Pengkajian saraf ini
dilakukan bersamaan dengan pengkajian saraf VI .
e. N. V ( Trigeminal )
Memiliki divisi motorik dan sensorik. Untuk pemeriksaan fungsi motorik dengan
menggerakkan kedua dagu ke sisi atau tersenyum, normal semua gerakan dapat
dilakukan. Sedangkan untuk pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan dengan cara
menyentuk kapas lembut yang steril ke kornea atau sentuhan agak keras ke kelopak
mata, normal reaksi mata akan berkedip.
f. N. VI ( Abdusen )
Berfungsi mengontrol pergerakan bola mata ke arah lateral, bersama N. III dan N IV
dapat dikaji 6 posisi kardinal dari penglihatan.
g. N. VII ( Fasial )
Memiliki devisi sensorik dan motorik, divisi motorik untuk mengontrol ekspresi
wajah. Perawat dapat mengkaji dengan cara minta pasien untuk mengerutkan dahi ,
tersenyum, mengembungkan pipi, menaikkan alis mata, memejamkan mata dengan
rapat dan rasakan adalnya tahapan pada saat membuka mata.
h. N. VIII ( Vestibulokoklear )
Merupakan sraf sensory yang terdiri dari 2 divisi yaitu : koklear dan vestibular.
Koklear untuk pendengaran bisikan lalu mintak untuk melaporkan apa yang akan
didengar atau dengarkan bunyi grapu tala. Test bone dan air conduction dilakukan
dengan graputala . audiometry dapat digunakan untuk pengkajian yang tepat.
Vestibular untuk membantu mempertahan kan keseimbangan melalui koordinasi otot
otot mata, leher, dan ekstremitas. Tes keseimbangan dapat dilakukan dengan romberg
test, calori test ( oculovestibular reflex ) dan electronystagmograply. Kemungkinan
keabnormalan yang ditemukan dapat disebabka oleh meniere, s syndrome dan
neuroma acoustic.
i. V. IX ( Glosofaringeus ) dan N. X ( vagus )
Merupakan saraf sensorik dan motorik. Karena kedua saraf ini masuk ke pharynx
maka pengkajian kedua saraf ini bersamaan. Perawat dapat mengkaji N. XI dengan
cara .
“ ah “ , observasi posisi dan pergerakan dari uvula dan palatum, normalnya berada
digaris tenga. Kaji reflex gag dengan cara sentuh bagian pharynx dengan spatel lidah,
maka akan didapatka respon gag ( respon muntah ). Kaji respon menelan dengan
memberikan pasien sedikti minum. Kaji 1/3 bagian belakang lidah terhadap rasa.
j. N. XI ( Aksesorius spinal )
Merupakan saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidmastoideus dan bagian
atas dari otot trapezius. Perawat dapat mengkaji dengan cara :
a. Mintak pasien menaikkan bahu dengan dan tampa tahanan
b. Minta pasien untuk memutarkan kepala ke dua sisi secara bergantian
c. Dorong dagu ke belakang ke arah garis lurus
d. Dorong kepala ke depan dan lawan dengan tahanan
k. N. XII ( Hipoglosus )
Merupakan saraf motorik yang mempersarafi lidah. Perawat dapat mengkaji dengan
cara : minta pasien untuk membuka mulut lebar –lebar dan lidah dikeluarkan dan
dengan cepat lidah digerkakan ke kiri kanan , keluar ke dalam, amati adanya deviasi.
Minta pasien untuk mendorong lidahnya ke daerah pipi dan apakah ada tekanan di
daerah luar. Kemungkinan keabnrmalan yang ditemukan dapat disebabkan kerusakan
pembuluh darah besar didaerah leher.