A. Pengertian
B. Tujuan
1. Mendapatkan data yang lengkap dan jelas terhadap tingkat kesadaran klien
2. Sebagai penunjang pengkajian fungsi serebral dari system neurologis klien
C. Persiapan alat
1. Senter kecil
2. Penjepit/ jarum steril
3. buku catatan dan boll point
4. Skala koma Glasgow (GCS)
D. Pelaksanaan tindakan
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan pada klien/ keluarga tentang tindakan dan tujuannya
3. Atur posisi klien duduk/ berbaring
4. Tanyakan apakah klien menggunakan therapy analgesik, sedative, hipnotis, anti
psikotik, anti depresi atau obat perangsang system syaraf lainnya
5. Perlu dikaji apakah klien pernah mengalami riwayat trauma kepala, meningitis,
kelainan congenital, penyakit neurologis lannya atau konseling psikiatri
6. Pastikan bahwa klien dalam keadaan waspada penuh sebelum memulai hal ini
7. Tanyakan peristiwa atau aktifitas yang terjadi di sekitar klien atau kekhawatiran
mengenai masalah kesehatan
8. Apabila kesadaran menurun, lihat karakteristik tingkat kesadaran atau gunakan
GCS :
1. Membuka mata
Membuka mata spontan beri nilai 4
Membuka mata bila dipanggil atau diperintahkan diberi nilai 3
Membuka mata bila ada tekanan pada jari di atas bentalan kuku proksimal
diberi nilai 2
Mata tidak membuka terhadap respon apapun diberi nilai 1
Jumlah skor : E + V + M = 15
Keterangan :
Catatan
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Peralatan
1. Substansi aromatik (papermint, balsam, kopi)
2. Snellen chart
3. Dom light
4. Lidi kapas/ bola kapas
5. Kassa
6. Substansi untuk tes rasa (gula, garam)
7. Sudip lidah
8. Refleks hammer
9. Catatan perawatan dana alat tulis
D. Persiapan Pasien
E. Langkah-langkah tindakan/prosedur
1. Persiapan alat
a. Substansi aromatik (papermint, balsam, kopi)
b. Snellen chart
c. Dom light
d. Lidi kapas/ bola kapas
e. Kassa
f. Substansi untuk tes rasa (gula, garam)
g. Sudip lidah
h. Refleks hammer
i. Catatan perawatan dana alat tulis
2. Pelaksanaan
a. Ucapkan salam
b. Informasikan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
c. Dekatkan alat
d. Tutup sampiran
e. Cuci tangan
f. Membaca basmalah
g. Posisikan klien semi fowler jika mungkin
h. Lakukan pemeriksaan fisik mulai nervus I s.d XII
Nervus I (Olfaktorius)
Klien berdiri pada posisi 6 meter dari snellen chart (jika menggunakan kaca
mata, biarkan dipakai selama pemeriksaan)
Pada klien yang dapat membaca :
Klien diminta untuk menutup satu matanya dengan telapak tangan dan
membaca baris terkecil yang mungkin masih dapat terbaca
Pada klien yang tidak dapat membaca :
Gunakan kartu dengan pemakaian huruf “G” dalam macam-macam
ukuran dan arah
Anjurkan klien untuk menunjukkan arah huruf “G” tersebut (ke atas, ke
bawah, ke kanan dan ke kiri)
Pada klien dengan penglihatan buruk :
Gunakan jari-jari tangan , tunjukkan jari-jari di depan mata klien dengan
salah satu mata ditutup
Tanyakan pada klien apakah masih dapat melihat cahaya disorotkan/
dimatikan
Pemeriksaan akomodasi
Anjurkan klien untuk melihat jari telunjuk yang digerakkan mendekati
hidung klien, pupil akan kontriksi bila jari mendekat (akomodasi) dan akan
konvergen
Pemeriksaan fungsi
Anjurkan klien untuk memperlihatkan giginya sementara pemeriksa mencari
adanya asimetris
Klien dianjurkan untuk menggembungkan pipinya melawan tahanan dan
kemudian mengerutkan dahinya
Akan sangat bermanfaat jika pemeriksa memperlihatkancara melakukan hal
ini kepada klien
Anjurkan klien untuk menutup matanya erat-erat, sementara pemeriksa
berusaha membukanya
Tiap mata diperiksa secara tersendiri dan kekuatannya dibandingkan
Lakukan uji pendengaran dan teknik Rinne test, test Wiber, test Swabach
Nervus IX ( Glossofaringeus)
Refleks muntah ;
Pemeriksa dapat memakai spatula lidah atau batang pengoles, dengan
menyentuh sepertiga posterior lidah , palatum mole atau dinding faring
posterior pemeriksa harus membangkotkan refleks muntah
Cara lain : dengan meminta klien untuk membuka mulutnya lebar-lebar dan
mengatakan “ah… ah…”. Palatum mole yang terangkat secara simetris
memperlihatkan bahwa nervus kranialis IX berfungsi secara normal
Nervus X (Vagus)
F. Pendokumentasian
-
H. Indikasi
I. Daftar Pustaka