Anda di halaman 1dari 16

SKILL LAB

NEUROLOGY EXAM

Ada 7 pemeriksaan neurologi :


1. Kesadaran
2. Nervus Cranialis
3. Fungsi Sensorik
4. Funsi motorik
5. Respon meningeal
6. Fungsi Vegetatif

Ad.1 Kesadaran

I. Kesadaran kualitatif, ada :


a. Kompos mentis : keadaan mental yang dipertanggung jawabkan
dan dapat bereaksi secara adekuat.

b. Delirium : abnormal dari aktivitas psikomotor dan kacau secara


mental dan motorik karena mengalami ilusi dan halusinasi bereaksi
sesuai dengan kekacauan pikirannya.
Pasien tampak : gaduh-gelisah, kacau, disorientasi, berteriak.

c. Somnolen : mengantuk dan dapat pulih penuh bila dirangsang;


mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsang nyeri.

d. Sopor/stupor : kantuk yang dalam, dapat dibangunkan dengan


rangsang kuat lalu kesadarannya segera menurun lagi. Mengikuti
suruhan yang singkat dan terlihat gerakan spontan.

e. Apatia : kurang waspada, tidak tidur atau mengantuk, tetapi dalam


keseganan untuk memperhatikan, menghiraukan atau
memperhatikan diri sendiri.

f. Koma : tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban sama sekali
terhadap rangsang nyeri

II. Kesadaran kuantitatif (derajat kesadaran):


a. Koma dalam (derajat 4) : pasien tidak bereaksi terhadap stimulus
apa pun. Tanda vitalnya : denyut nadi yang cepat, nafasnya yag
mendengkur, Kussmaul atau Cheyne Strokes dan tekanan darah
menurun.

b. Semikoma (derajat 3) : tidak ada respon verbal, tetapi reaksi


terhadap perangsangan kasar masih ada. Hanya bersifat adaptif
atau menghindari saja.
c. Stupor (derajat 2) : masih sering memperlihatkan gerakan spontan,
masih menjawab secara reflektorik terhadap rangsang nyeri, taktil,
auditorik keras dan visual kuat.

d. Simnolensia/letargia (derajat 1) : dapat distimuli dan pasien dapat


bereaksi secara motorik atau verbal, gelisah motorik.

Kesadaran kuantitatif berdasarkan GCS (Glasgow Coma Scale) :


A. Membuka mata :

4 : buka spontan
3 : dengan perintah seperti suruh pasien membuka mata
2 : dengan rangsang nyeri : tekan pada saraf supraorbita/kuku jari,
tekanan pada sternum dan papila.
1 : tidak ada respon

B. Respon Motorik (gerakan) :

6 : dengan perintah
5 : lokalisir nyeri seperti rangsangan dengan menekan kuku dan
apabila untuk menapis nyeri dia mengangkat tangan sehingga kita
dapat tahu lokasi nyeri.
4 : reaksi menghindar nyeri
3 : reaksi fleksi (dekortikasi)
2 : reaksi ekstensi (deserebrasi)
1 : tidak ada reaksi

Untuk koma GCS = 3 karena tidak membuka mata, tidak ada


respon motorik dan verbal.

C. Respon Verbal (bicara) :

5 : baik dan tak ada orientasi seperti dapat menjawab dengan


kalimat yag baik.
4 : Kacau/confused seperti dapat bicara namun ada orientasi
waktu dan tempat.
3 : tidak tepat seperti ada kata atau kalimat yang salah.
2 : mengerang atau merintih
1 : tidak ada jawaban

Ad.2 Fungsi Motorik

a. Gerakan
Nilai : - cukup
- kurang
- tidak sama sekali
b. Kekuatan Otot
Dengan 5 nilai :

5 : normal → dapat menahan gravitasi dengan tahanan yang


besar/genggaman yang kuat.
4 : bisa menahan gravtiasi dengan tahanan yang ringan.
3 : hanya bisa menahan gravitasi
2 : hanya bisa gerakan sendi-sendi besar
1 : hanya bisa gerakan sendi-sendi kecil seperti gerakan jari
0 : tidak ada kekuatan otot

Pemeriksaannya :
1. Coba suruh pasien menggerakkan tangan : apakah ada atau tidak
keseimbangan
2. Coba pasien suruh meremas tangan kita dan kita berusaha
melepaskan tangan kita untuk menguji kekuatan otot.
3. Coba suruh pasien fleksi atau ekstensi

c. Tonus : ketegangan otot


Nilai : - meningkat
- normal
- menurun

Nb : - meningkat pada pasien kejang dimana ketegangan otot


meningkat. Cara memeriksa : pasien disuruh fleksi, ekstensi lalu diraba
tonusnya
- menurun : otot lemah, glambir

d. Klonus
Terdiri dari :
1. Klonus paha
Cara memeriksa :
- kulit patela ditarik ke arah proksimal lalu disentakkan ke
distal
- aka terjadi vasikulasi (getaran) m.rectus femoris basalis
- Nb : (+) klonus normal
(-) klonus tidak normal

2. Klonus kaki
Cara memeriksa :
- ujung kaki ditarik dari proksimal ke distal
- ada vasikulasi m.gastronemius
- normal : ada getaran

e. Refleks Fisiologi :
Nilai : - meningkat
- normal
- menurun
Nb : tergantung ketukan yang kuat, sedang, lemah.
Cara memeriksa :
1. Refleks Biceps : ketukkan hammer dengan ketukan kuat,
sedang, lemah di tendon biceps
2. Refleks Trisep : untuk melihat kontraksi otot
- ketukan kuat → refleks menurun : Refleks fisiologi menurun
- ketukan lemah → refleks meningkat : Refleks fisiologi
meningkat
3. Kaki :
a. Patela : ketuk pada ligamentum patela : apa ada kontraksi
b. Asiles : ketuk dengan dasar hammer : apa ada kontraksi
gastronemius.

f. Refleks Patologi :
A. Kaki

1. Babinski Group atau Ekstensor plantar response

Cara memeriksa :
- Goreskan ujung femur dengan huruf J terbalik
- Abnormal : ekstensi ibu jari kaki dan pengembanan jari-jari
kaki atau respon mekar.

Bagian – bagian Babinski Group :


a. Refleks Chaddock
Cara : menggoreskan terhadap kulit dorsum pedis bagian lateralnya
atau sekitar maleolus eksterna

b. Refleks Oppenheim
Cara : pengerutan dar proksimal ke distal secara keras dengan jari
telunjuk dan ibu jari tangan terhadap kulit yang menutupi os tibia.
Respon : (+) jari kaki mekar.

c. Refleks Gordon
Cara : memencet betis secara keras untuk membangkitkan
ekstensor plantar. Respon (+) : respon mekar.

d. Refleks Scaeffer
Cara : memencet tendon asiles secara keras.Respon sama.

e. Refleks Bing
Cara : menusuk pada kulit yang menutupi metatarsal kelima.

f. Refleks Mendel
Cara : mengetuk setiap kulit dorsum pedis yang menutupi
os.kuboid.

g. Refleks Roselimo
Cara : mengetuk plantar pedis.
B. Tangan :

1. Refleks Tromner
Cara : mencolek-colek ujung jari tengah. Respon jari telunjuk
terutama ibu jari dan jari –jari lainnya berfleksi setiap kali ujung jari
tengah tercolek.

2. Refleks Hoffmann
Cara : goresan pada kuku jari tengah pasien dengan ujung kuku
ibu jari si pemeriksa dengan respon jari berfleksi.

Ad.3 Respon Sensorik

1. Eksteroseptik
- raba
- nyeri
- suhu

2. Propioseptik
- posisi/lokasi
- getar
- Nb : mengetahui nyeri superficial

3. Dengan jarum
Cara : menusuk pada kulit apa ada sakit atau tidak

4. Fungsi luhur
5. Miksi
- Atonik Bladder : sudah penuh sekali baru bisa kencing :
tonus tidak berfungsi lagi
- Automatic Bladder : berdiri dulu baru bisa kencing
- Relentio Urin : urine sudah penuh tapi tidak bisa keluar
- Incontentia Urin : urine keluar terus tapi sadar.

Ad.4 Fungsi Vegetatif

1. Gangguan defekasi
- Retentio alfi : tidak bisa BAB
- Incontentiasi BAB : BAB terus

2. Refleks Ereksi : Refleks Kreimaster


Cara : goreskan di paha dalam dan respon skrotum tegang.

3. Fungsi Sakral Spering


Cara :
- Schedel Anastesi : ditusuk di sekitar anus untuk mengetahui
bagian mana yang rusak.
- Refleks Anal : masukkan tangan ke anus dan respon
sphinter ani mengerut.
- Toe Fleksi : menekan jempol dan apa ada perlawanan atau
tarik jari ke fleksi dan disuruh ekstensi.

Ad.5 Gejala Rangsangan Meningeal

1. Kaki kuduk : kepala pasien diangkat; apa bisa ke atas/proksimal.


2. Lasek : - kaki diangkat 700 dan dilihat apa kaki sebelahnya
terangkat. Jika terangkat : (+) lasek.
3. Symphisis Sign : ditekan pada simpisis pubis dan respon terangkat
kaki.
4. Kernik Sign : kaki diangkat 900 atau 1350 dan respon apakah ada
kesakitan atau kaki sebelahnya terangkat.
5. Neck Sign : sternum diangkat, kepala diangkat, dan dilihat apa kaki
terangkat sebelah.
6. Chick Sign : zygomaticus dipencet dan respon kaki terangkat.

Ad.6 Nerve Cranialis

1. N.Olfaktorius : penciuman
Cara :
1. Masukkan benda yang mudah dikenal atau benda sehari-
hari
2. Sati hidung ditutup lalu mata ditutup keduanya.
3. Dan coba dengan hidung lainnya.
4. Pasien wajib sadar dan tidak ada gumpalan dalam seperti
polip, bekas trauma.
5. Nb : Responnya :
- Anosnia : tidak bisa mencium bau
- Parosmia : bau lain
- Kakusmia : bau busuk
- Hiperosnia : bisa mencium bau yang lain.
- Hiposnia : penciuman kurang.

2. N. Optikus : ketajaman penglihatan (vissus)


Cara :
1. Alat memakai kartu Snellen
2. Nilai vissus normal 6 meter bisa dilihat (noraml)
3. Dengan hitung jari : vissus 6/60 pada jarak 60 meter
4. Dengan lambaian tangan : nilai vissus n/600 pada jarak 600
meter.
5. Dengan senter : nilai vissus n/∞ pada jarak tak terhingga.
6. Atau bisa dengan Konus copi : alat untuk refleks retina.
7. Lapangan penglihatan : mata ditutup sebelah lalu arahkan
tangan.

3. N. Okulomotorius, N.Trokhlearis, dan N. Abdisens

a. Gerakan bola mata : mata satu ditutup


- Lateral : N.abdusens
- Medial bawah/obliqus superior : N.trokhlearis
- Gerakan mata lain : N.okulomotorius

b. Pengukuran pupil :
- Ukuran : 2-6 ml
- Bentuk : bulat, oval
- Refleks cahaya : normal pupil mengecil/ miosis

4. N. Trigeminus
- Refleks Mototrik
- Refleks Sensorik
- Nb : apa ada trismus dan digigit untuk melihat sama kuatkah

N.Trigeminus dibagi 3 cabang :


1. Oftalmikus
2. Maxila
3. Mandibula

5. N.Fasialis
- Motorik : - kerutkan dahi dan lihat responnya :
● Lagoftalmus : mata tidak bisa ditutup
● Plica Nasolabialis : sama datar dengan cara
menunjukkan gigi karena ada kelumpuhan salah
satu perifer.

- Sensorik
SKILL LAB
RHEUMATOLOGY EXAM

Pemeriksaan Fisik Ekstemitas


1. Pemeriksaan fisik umum ekstrtemitas penyakit dalam
2. Pemeriksaan fisik umum ekstremitas Reumatologi

Ad.1 Pemeriksaan Fisik Umum Ekstremitas Penyakit Dalam

a. Ekstremitas Atas (jari-jari tangan)


1. Anemis
Cara : Inspeksi tangan pasien apakah pucat atau tidak
dengan cara membandingkan dengan tangan pemeriksa.

2. Jari Penabuh (drum stick) : untuk melihat gangguan jantung


Cara : 1. Inspeksi jari tangan pasien apakah ada membesar
2. Satukan jempol dan bengkokkan jari telunjuk :apa ada
yang beda dan lihat ada atau tidak rongga/ruang.
3. Normal : ada rongga.

3. Jari tangan cacat


Cara : inspeksi tangan pasien apakah ada deformitas
(tangan bengkok)

4. Tremor
Cara : letakkan kertas di atas telapak tangan selama ½ - 1
menit.

5. Jari Basah
Cara : inspeksi tangan pasien apakah basah atau tidak.

6. Palmar Eritem
Cara : inspeksi tangan pasien lihat adakah bercak-bercak
merah pada ulna.

b. Ekstremitas Bawah
1. Edomn
Cara : menekan dorsum pedis apakah ada penumpukan
cairan

2. Tofi/podogra pada jempol kaki


Cara : menekan tonjolan di jempol kaki : untuk melihat
penderita Gout.
Ad.2 Pemeriksaan Fisik Umum Ekstremitas Reumatologi

1. Bahu
a. Gerakan (ROM = Range of motion) : baik atau ROM↓
Cara : tangan pasien digerakkan fleksi dan ekstensi.
Untuk melihat apakah ada Bicipital Tenditis : nyeri bahu
tanpa terganggu gerakan yaitu :
1. Proximal bicipital tenditis : nyeri ada tapi ROM bagus
2. Tear of proximal bicipital tenditis : nyeri ada dan ROM tidak
bagus

b. Palpasi : tenderness +/-

Adhesive capsulitis (Frozen Shoulder) : nyeri bahu dan


terganggu gerakan : bahu kaku.

2. Siku
a. Gerakan (ROM) : baik atau ROM↓
b. Palpasi : tenderness +/-

Beberapa penyakit yang harus diketahui :


1. Lateral Epycondylitis (tennis elbow)
Cara : 1.tangan pasien tekuk ke dada
2. Searah jempol ditekan secara fleksi apakah ada
sakit atau tidak.

2. Medial epycondilitis (Golfer’s elbow)


Cara : ditekan searah jari kelingking

3. Pergelangan tangan
a. Fleksi – ekstensi pergelangan tangan (Finsklestein test)
Cara : ajak pasien bersalaman lalu tekan tangan pasien ke
bawah. Untuk melihat apakah ada tendon yang sakit pada
penyakit de Quervain’s tenosynovitis.

b. Pallen test
Cara : tangan pasien ditekuk terbuka lalu diketuk. Untuk
melihat apakah ada nyeri pada penyakit Carpal Tunnel
Syndrome.

4. Jari tangan
a. Gerakan (ROM) : baik/ROM↓
b. Palpasi : tenderness +/-

Beberapa penyakit yang harus diketahui :


1. Cacat, nyeri tekan, kaku jari tangan pada Reumatoid artritis.
2. Jari pelatuk (Trigger Finger) : salah satu jari tidak bisa
menggenggam dan jari tersebut nyeri.
5. Lutut
a. Krepitasi +/-
Cara : kaki pasien fleksi lalu ekstensi dan didengar ada bunyi
pada saat diregangkan karena ada 2 tulang rawan yang
posisinyan tidak sama/rata.

b. Flexi/ekstensi

c. Lateroflexi/Medioflexi

d. Valgus/valrus
Cara : inspeksi kaki pasien apakah bentuk X atau valgus dan
bentuk O atauValrus.

6. Kaki
Pergelangan tangan :
a. Fleksi/ekstensi
b. Tenderness

Beberapa penyakit yang harus diketahui :


1. Achiles Tenditis : nyeri dan bengkak di tendo Achiles
Cara : menekan pada tendo Aschiles.

2. Plantar fascitis : nyeri telapak kaki


Cara : menekan plantar.

Rheumatoid Artritis : sendi artritis

Ciri : - ada pembengkakan


- ada bercak merah atau kulit kemerahan
- sendi siku ada : - bengkak/merah
- diraba apakah ada yang berbeda
hangatnya.
- ada nyeri
-kaki pasien disuruh gerak; apakah
fungsiolesia (kehilangan fungsi)
- sakitnya minimal 3 sendi

Osteoartritis :
- Wanita terkena lebih banyak
- Terjadi pada umur tua karena sistem imun sudah berkuarang
- Biasanya terkena pada sendi yang menopang berat tubuh
seperti kaki, lumbar
- Pasien biasanya mengeluh sakit pada saat bergerak dan
sebaliknya pada saat istirahat tidak terlalu sakit. Hal ini
berbeda dengan reumatoid artritis yang jika bergerak
nyerinya hilang dan pada saat bangun tidur terasa nyeri
karena nyeri terasa pada saat tidak bergerak.
Inspeksi pasien OA :
- ada bengkak/tidak : karena inflamasi
- ada merah
- jika OA sudah parah ada deformitas kaki
- bandingkan suhu di kaki mana yang lebih hangat : terjadi
radang.
- Jika krepitasi pada gerakan kaki ada bunyi dan sakit.
SKILL LAB
PEDIATRIC NEUROLOGY EXAMINATION

A. Lingkup anamnesis neurologis


B. Pentingnya observasi klinis
C. Cara pemeriksaan kepala dan saraf otak
D. Cara pemeriksaan neuromuskular

Ad.1 Lingkup anamnesis


- kapan bisa bicara, jalan, sosial (tumbuh kembang)
- fisik + neurologi = satu kesatuan

Cara : 1. Adakah kelainan neurologinya?


2.Dimana letak anatomi etiologinya?
3. Etiologi lesinya?

Anamnesis neurologis :
- umur saat awal keluhan
- keluhan mendadak/perlahan-lahan
- bertambah besar/membaik
- sudah berobat atau belum?

Riwayat tambahan :
- kehamilan
- kelahiran
- perkembangan

Ad.2 Observasi klinis


- ubun-ubun diraba apa tegang, melebar saat membonjol

Ad.3 Pemeriksaan kepala


- 1-3 bulan : 2cm/bln
- 3-6 bulan : 1cm/bln
- 6-12 bulan : o,5 cm/bln
- Nb : pertambahan ukuran kepala tergantung pada saat lahir.

Tumbuh : - usia < 1 tahun : tiap bulan


- usia >1 tahun : tiap 2 bulan

Ad.4 Pemeriksaan Neuromuskular


- kelainan tipe sentral : UMN
- tipe perifer : LMN

a. Tonus otot :
- fraksi suspensi, head leg +
- suspensi vertikal : tonus leher
- suspensi horizontal : tonus batang tubuh
b. Kekuatan otot :
- spash
- refleks meningkat

c. Sensibilitas
- kulit : neurofibro

d. Baru lahir : door eyes movement.

SKILL LAB : Anak berusia 6 bulan datang dengan keluhan : kepala tidak bisa
tegak dan kejang demam.

1. Anamnesis :
a. Kapan kejang?
b. Berapa lama kejangnya?
c. Frekuensi kejangnya berapa kali?
d. Tipe kejang :- umum
- vokal
e. Jenis kejang : - tonik
- klonik
- mioklonik
- tonik klonik
Nb : pada infant < 1 bulan kejangnya :
- mulut komat-komit
- menangis
- menendang-nendang seperti menganyuh.

f.Setelah kejang : - sadar


- tidak sadar
- Nb : nilai berdasarkan GCS

g. Interval kejang
h. Pengaruh kejang dan penyakit sekarang
i. Apakah berupa kejag demam : biasanya 6 bulan – 5 tahun
j. Adakah yang lemas (kelainan saraf otonom)
k. Pemberian obat : pengaruh obat ataukah obat jangka panjang.
l. Riwayat keluarga : apa ada kejang
m. Riwayat kelahiran : apa ada penyakit bawaan
n. Lahir : - normal
- spontan
- vulcep : alat bantu keluar pada kesulitan melahirkan karena
kepala terlalu besar atau lahir sungsang sehingga
menyebabkan kemungkinan adanya kelainan tahun pertama.
o. Nutrisi bayi
p. Infeksi yang pernah terjadi
q. Cari penyakit lain sehingga head leg(tidak bisa angkat kepala)
r. Apakah sudah dapat imunisasi : lengkapkah?
s. Apa ada trauma
t. Bagaimana riwayat tumbuh kembangnya?
Tambahan :
1. Pemeriksaan meningitis :
- kaku kuduk
- demam tinggi, kejang, dan sadar.

2. Pemeriksaan tetanus
- mulut mencucut : mulut tidak bisa membuka
- sadar, demam tinggi
- NB : apakah imunisasi DPT sudah dapat.

2. Pemeriksaan klinis
- sadar : berdasarkan GCS
- suhu : aksila
-RR
- nadi
- vital sign
- pucat atau tidak : bandingkan tangan anak dengan tangan pemeriksa
Nb : - sianosis sentral : di wajah
- sianosis perifer : oksigen di ekstremitas

Pemeriksaan khusus
a.kepala :
- ada resah
- apa ada yang aneh di kepala
- inspeksi hidung
- inspeksi mulut

b. Dada :
- jalan nafas
- inspeksi jantung dan paru-paru

c. Perut :
- hepar
- perut kembung

d. Ekstremitas : fraktur

3. Pemeriksaan Neurologi
- Ubun – ubun menonjol : pada meningitis volume ubun-ubun
bertambah/mengeras atau bentuknya cekung karena dehidrasi.
- Lingkar kepala
- Wajah secara umum : Grow eyes fenomena yaitu pada kaku kuduk
diberi tahanan lalu bayi menangisa dan kaki fleksi.

Respon meningeal :
a. Kepala ditolek ke kiri :
- kaki kiri fleksi
- kaki kanan ekstensi

b.Mata : dengan suara : mengikuti arah suara (sensorik).


- refleks mata : 1. Divergen :jauh
2. Konvergen : dekat
Nb: lihat apa ada kelumpuhan saraf.

- Nervus Trigeminus (N.V) : lihat cabang nervus :


- oftalmikus : kerutan dahi
- maxila dan mandibula : gerakan rahang.

- Nervus Fasialis (N.VII) : sulkus nasal


Cara : pada saat anak tertawa lihat apa ada ketinggalan
atau tidak simetris kanan kiri.

- Nervus Akustikus/coclearis : pendengaran

- Nervus Hipoglosus : lidah menjulur atau tidak.

c. Gerak motorik : lihat umur lalu uji kekuatannya.

d. R,fisiologis, R.patella, dan Refleks patologi sama sepeti usia dewasa dan
lihat dulu umurnya karena ada yang belum bisa dilakukan.

e. Gejala Rangsang Meningeal :


- kaku kudu
- laseq
-Burdzinski Group :
- kaki I (Leg 1) : kepala angkat lalu kiri fleksi
- kaki II (Leg 2) : kaki kiri angkat lalu kaki satu angkat.

Normal Bayi :
Gerak Rutin :
1. Refleks menghisap saat menyusui
2. Stapping : - mau naik tangga kaki naik pada usia 6 bulan.

Kelumpuhan :
1. Pleigi : ada gerakan
2. Dipeigi : kelemahan pada semua tungkai, kaki lebih lemah dari tangan.
3. Parapleigi : kelemahan pada ekstreimitas atas atau bawah
4. Hemipleigi : kelemahan setengah badan
5. Hemiparesis dextra : lumpuh sebelah kanan
6. Hemiparesis sinistra : lumpuh sebelah kiri.

Pemeriksaan hepar :
1. Tarik garis dari papila mammae dan umbilikus lalu bagi beberapa
bagian.
2. Tarik garis dari Xipoideus dan umbilikus lalu bagi beberapa bagian
3. Bagian yang dibagi ½ atau ¼ bagian hepar yang membesar.

Anda mungkin juga menyukai