HALUSINASI
NPM : 1490121099
PROFESI NERS
MALUKU HUSADA
TAHUN 2021
PEMBIMBING
NAMA :
NUPN :
PROFESI NERS
MALUKU HUSADA
TAHUN 2021
HALUSINASI
3. Klasifikasi
a. Halusinasi Pendengaran
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penciuman
d. Halusinasi Pengecapan
e. Halusinasi Perabaan
f. Halusinasi Kinestik
B. RENTANG RESPON
Menurut Stuart dan Laraia (2001), halusinasi merupakan salah satu respon
maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi.
Respon Adaptif Respon Mal adaptif
Pikiran logis : yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren
Persepsi akurat : yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang
didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar
tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.
Emosi konsisten : yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar
disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya
berlangsung tidak lama
Proses pikir : yaitu manifestasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat
kadang panca indra yang memproduksi gambaran sensorik pada area
terganggu (ilusi) tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan
kejadian yang telah dialami sebelumnya
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
E. MEKANISME KOPING
- Regresi
- Proyeksi
- Menarik Diri
F. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
Halusinasi
Isolasi Sosial
- Isolasi Sosial
- Perilaku kekerasan
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
- Jelaskan cara
menghardik halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah .....x pertemuan, SP 2
pasien mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1)
yang sudah dilakukan - Latih berbicara /
- Memperagakan cara bercakap dengan orang
bercakap-cakap dengan lain saat halusinasi
orang lain muncul
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah......x pertemuan SP 3
pasien mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan lalu (SP1 dan 2)
yang sudah dilakukan - Latih kegiatan agar
- Membuat jadwal kegiatan halusinasi tidak muncul
sehari-hari dan mampu Tahapannya:
memperagakannya.
- Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
- Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan
oleh pasien.
- Latih pasien melakukan
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
dengan aktivitas yang
telah dilatih (dari
bangun pagi sampai
tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang (+)
Setelah.....x pertemuan, SP 4
pasien mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan lalu (SP1,2 dan 3)
yang sudah dilakukan - Tanyakan program
- Menyebutkan manfaat dari pengobatan
program pengobatan - Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
- Jelaskan akibat bila
tidak digunakan sesuai
program
- Jelaskan akibat bila
putus obat
- Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
- Jelaskan pengobatan (5
B)
- Latih pasien minum obat
- Masukkan dalam jadwal
harian pasien
Keluarga Setelah......x pertemuan SP 1
mampu: keluarga mampu menjelaskan
- Identifikasi masalah
tentang halusinasi
Merawat pasien keluarga dalam merawat
dirumah dan pasien
menjadi sistem - Jelaskan tentang
pendukung yang halusinasi
efektif untuk pasien - Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang
dialami pasien
- Tanda dan gejala
halusinasi
- Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi,
pemberian obat, dan
pemberian aktivitas
kepada pasien)
- Sumber-sumber
pelayanan kesehatan
yang bisa dijangkau
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Setelah.....x pertemuan SP 2
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyelesaikan kegiatan keluarga (SP 1)
yang sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
- Memperagakan cara pasien
merawat pasien - RTL keluarga / jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
Setelah......x pertemuan SP 3
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyebutkan kegiatan keluarga (SP 2)
yang sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
- Memperagakan cara pasien
merawat pasien serta - RTL keluarga / jadwal
mampu membuat RTL keluarga untuk merawat
pasien
Setelah......x pertemuan SP 4
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyebutkan kegiatan keluarga
yang sudah dilakukan - Evaluasi kemampuan
- Melaksanakan Follow up pasien
Rujukan - RTL Keluarga:
Follow Up dan rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Tanggal Rawat:17
DESEMBER 2022
Korban/Usia Saksi/Usia
Pelaku/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal
Jelaskan No. 1, 2 :
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawaran
V. Psikososial
1) Genogram
x xX
X : Meninggal
- : Hubungan keluarga
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
... : Tinggal serumah
2) Konsep Diri
4) Spiritual
5. Afek
Datar
Jelaskan : Saat Pengkajian ekspresi datar, tidak senyum dan
tidak fokus.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang dan tidak kooperatif
Jelaskan : Kontak mata klien saat pengkajian kurang dan
tidak kooperatif.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan : Klien mengatakan sering mendengar bisikan
bisikan yang menyuruhnya mencangkul dan ingin mengambil
tanahnya, halusinasi itu datang tidak tentu ( pagi, sore,
malam) pada saat klien sendiri, respon klien pada saat itu
kesal dan benci serta klien melakukan menghardik” pergi-
pergi kamu suara palsu”
Masalah Keperawatan : gangguan sensori Persepsi :
halusinasi pendengaran
8. Proses Pikir :
Pengulangan pembicaraan/ persevarasi
Jelaskan : Klien selalu mengatakan yang sama saat
bertemu yaitu ada suara-suara jahat yang ingin membuatnya
bunuh diri
Masalah Keperawatan : Perubahan proses fikir: Waham
9. Isi Pikir
Fobia
Jelaskan : Klien mengatakan takut akan suara itu karena
telah mengancam klien untuk mencangkul dan mengambil
tanahnya.
Masalah Keperawatan : Perubahan proses fikir: Waham
10. Tingkat Kesadaran
Binggung
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya sakit dan
mengerti bahwa dirinya berada di rumah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperaw
11. Memori
Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ingat pembicaraan kemaren karena kalau sudah
bicara ya sudah dan tidak ingat lagi.
Masalah Keperawatan : Perubahan proses fikir: Waham
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Jelaskan : Klien mampu berhitung dalam bentuk sederhana ( menghitung angka)
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawata
13. Kemampuan penilaian
Jelaskan : Klien mampu berhitung dalam bentuk sederhana ( menghitung angka
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa sakitnya Cuma itu saja dan tidak mengalami
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Regiment teraupeutik Inefektif
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Klien Mengatakan suka ikut doa
kelompok.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Klien mengatakan lebih enak
dirumah
Masalah dengan pendidikan, spesifik : Klien Mengatakan merasa malu karena klien
hanya tamat SD,.
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien mengatakan klien hanya bekerja sebagai
Petani.
Masalah dengan perumahan, spesifik : Klien mengatakan tinggal bersama anak-anak
Masalah ekonomi, spesifik : Klien Mengatakan klien kurang mampu karena
hartanya dirampok.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Klien mengatakan obat RS ampuh
Masalah lainya, spesifik : Tidak ada
Masalah keperawatan :Harga Diri Rendah.
X. Pengetahuan kurang
tentang
Penyakit jiwa
Koping
Penjelasan : Klien Mengatakan tidak mengetahui penyakit jiwa serta obat-obatan yang,
diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa dan ketidak patuhan
minum obat
XI. Aspek Medis
Olandos 1x5 mg
XII. Analisa Data
No Data Masalah
Data obyektif :
- Klien tampak tegang saat bercerita.
- Klien tampak menginjak kaki pasien
lain karena pasien lain itu tidak sengaja
menginjak kakinya.
- Klien pembicaraannya kasar jika sedang
tidak enak hati.
4. Regiment
Data Subjektif: Teraupeutik
- Klien mengatakan pernah masuk RS. Inefektif
Duren Sawit 3 tahun yang lalu.
- Klien mengatakan minum obat tapi obat
yang dipanti sudah kadaluwarsa.
Data Objektif :
- Saat ini klien dirawat di RS. Duren
Sawit.
- Klien tampak berhalusinasi
5 Data Subjektif :
- Klien mengatakan sudah mandi, tapi tidak Defisit Perawatan
sampoan /tidak keramas. Diri:
- Klien mengatakan tidak menggosok gigi Mandi/kebersihan
karena sikat gigi tidak ada Diri
Data Objektif :
- Rambut klien tampak kasar
- Kulit klien tampak kotor, dan tidak elastis
lagi.
- Gigi klien kotor
Tempat :
IBU F maunya dimana kita berbincang-bincang nya? Bagaimana kalau di
ruang makan? Baiklah IBU F besok saya akan kesini jam 15:00 sampai jumpa
besok IBU F. saya permisi dulu ya bu..
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Bagaimana perasaan IBU F setelah kita berlatih tentang cara mengontrol suara-
suara dengan bercakap-cakap. Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk
mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus sekali IBU F.mari kita masukan
kedalam jadibu Sal kegiatan harian ya IBU F.
b. RTL :
berapa kali IBU F akan bercakap-cakap. Ya dua kali IBU F. jam berapa saja IBU
F? baiklah IBU F jam 09:00 dan 16:00. Jangan lupa IBU F lakukan cara yang
ketiga agar suara-suara yang IBU F dengarkan tidak mengganggu IBU F lagi.