Anda di halaman 1dari 20

Telah disetujui Preseptor Klinik Telah disetujui Preseptor Akademik

Hari/Tanggal : Hari/Tanggal :
Tanda tangan : Tanda tangan :

STASE KEP JIWA


PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)

Gangguan Sensori Persepsi : ( Halusinasi )

LAPORAN PENDAHULUAN

DISUSUN OLEH:
RIYENI DWITA ANDRIA
NPM : 22260083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2022/2023
Laporan Pendahuluan

Halusinasi

I. Kasus (Masalah Utama)


Halusinasi
A. Definisi
1. Pengertian
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang
sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi:
proses penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksternal: persepsi palsu
(Maramis, 2005).
Halusinasi adalah persepsi atau gangguan dari panca indra tanpa
adanya rangsangan (stimulus) eksternal (stuart dan larala, 2009)
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan ransangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek/ransangan yang nyata. Sebagai contok klien mengatakan mendengar
suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Herman, Surya Direja,
Ade.2011)
2. Tanda dan Gejala
- Bicara atau tertawa sendiri
- Marah-marah tanpa sebab
- Menutup telinga
- Mendengar suara-suara kegaduhan
- Mendengar Suara yang mengajak bercakap-cakap
- Mendengar suaara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
3. Klasifikasi
a. Halusinasi Pendengaran
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penciuman
d. Halusinasi Pengecapan
e. Halusinasi Perabaan
f. Halusinasi Kinestik

B. Rentang Respon
Menurut Stuart dan Laraia (2001), halusinasi merupakan salah satu respon
maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi.
Respon Adaptif Respon Mal adaptif

- Pikiran logis - Distorsi pikiran(pikiran - Gangguan


- Persepsi akurat kotor) pikir/defuse,waham
- Emosi konsisten - Ilusi - Halusinasi
dgn pengalaman - Reaksi emosi - Perilaku
- Perilaku sesuai berlebihan/ kurang disorganisasi
- Perilaku aneh & tdk - Isolasi sosial
biasa
- Menarik diri

Pikiran logis : yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren

Persepsi akurat : yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang
didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar
tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.

Emosi konsisten : yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar
disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya
berlangsung tidak lama

Perilaku sesuai : perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian


masalah masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya umum yang berlaku.

Hubungan sosial : yaitu hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar


harmonis individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk
kerjasama

Proses pikir : yaitu manifestasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat
kadang panca indra yang memproduksi gambaran sensorik pada
terganggu (ilusi) area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan
kejadian yang telah dialami sebelumnya

Emosi : yaitu menifestasi perasaan atau afek keluar berlebihan atau


berlebihan atau kurang
kurang

Perilaku tidak : yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam


sesuai atau biasa penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma
social atau budaya umum yang berlaku

Perilaku aneh : yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam


atau tidak biasa menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma
sosial atau budaya umum yang berlaku.

Menarik diri : yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang


lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Isolasi social : yaitu menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial


dalam berinteraksi

Berdasarkan gambar diketahui bahwa halusinasi merupakan respon persepsi


paling maladaptif. Jika klien sehat, persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca
indra (pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan, dan perabaan), sedangkan
klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun
sebenarnya stimulus itu tidak ada.

C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

D. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

E. Mekanisme Koping
- Regresi ,berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang digunakan
untuk menanggulangi ansietas.Energi yang tersisa untuk aktivitas sehari-hari
tinggal sedikit,sehingga klien menjadi malas beraktivitas sehari-hari.
- Proyeksi,dalam hal ini klien mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau suatu benda.
- Menarik Diri,klien sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
- Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

F. Pohon Masalah

Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial

II. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


A. Masalah keperawatan
a. Perilaku Kekerasan
b. Halusinasi
c. Isolasi Sosial

B. Data yang perlu dikaji


Masalah Data yang perlu dikaji
Keperawatan
Halusinasi DS : - Mendengar suara atau kegaduhan
- Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
- Mendengar suara melakukan sesuatu

DO : - Bicara atau tertawa sendiri


- Marah – marah tanpa sebab
- Menutup telinga.

III. Diagnosa Keperawatan


- Halusinasi

- Isolasi Sosial

- Perilaku kekerasan
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
( Tuk / Tum )
Gangguan perubahan sensori TUM : 1.Ekspresi wajah 1.1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
persepsi :halusinasi Klien tidak mencederai diri bersahabat,menunjukan rasa percaya dengan merupakan dasar untuk
dengar(auditori) sendiri ,orang lain,dan senang,ada kontak mengemukakan prinsip memperlancar interaksi
lingkungan. mata,mau berjabat komunikasi terapeutik : yang selanjutnya akan
tangan,mau menjawab a. Sapa klien dengan dilakukan.
TUK 1 : salam,klien mau duduk ramah baik verbal
Klien dapat membina berdampingan dengan ataupun non
hubungan saling percaya. perawat,mau mengutarakan verbal.
masalah yang dihadapinya. b. Perkenalkan diri
dengan sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa
adanya.Katakan
bahwa perawat
percaya klien
mendengar suara
itu,namun perawat
sendiri tidak
mendengarnya(den
gan nada
bersahabat tanpa
menuduh/menghak
imi)
f. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien.

2.1 Diskusikan dengan klien


:
Pengetahuan tentang
a. Situasi yang
2.Klien dapat waktu,isi,dan frekuensi
menimbulkan atau
mengungkapkan bagaimana munculnya halusinasi dapat
tidak menimbulkan
perasaannya terhadap mempermudah perawat.
halusinasi (jika
halusinasi tersebut.
sendiri,jengkel,atau
sedih)
b. Waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi
(pagi,siang,sore
atau malam)
TUK 2 : 1. Klien dapat menyebutkan 1.1 Adakan kontak sering Selain untuk membina
Klien dapat mengenal waktu,isi,dan frekuensi dang singkat secara hubungan saling
halusinasi. timbulnya halusinasi. bertahap. percaya ,kontak sering dan
1.2 Observasi tingkah laku singkat akan memutus
klien yang terkait dengan halusinasi.
halusinasinya : bicara dan
tertawa tanpa stimulus dan Mengenal perilaku klien
memandang kekiri/kanan/ke pada saat halusinasi terjadi
depan seolah-olah ada dapat memudahkan perawat
teman bicara. dalam melakukan
intervensi.
1.3 Bantu klien mengenal
halusinasinya dengan cara
a. Jika menemukan Mengenal halusinasi
klien sedng memungkinkan klien
berhalusinasi :tany menghindari faktor
akan apakah ada timbulnya halusinasi.
suara yang
didengarnya.
b. Jika klien
menjawab
ada,lanjutkan:apa
yang dikatakan
suara itu.
Stimulus persepsi dapat
mengurangi perubahan
2.1 Anjurkan klien untuk
interpretasi realitas akibat
mengikuti terapi aktivitas
2. Klien dapat mengikuti adanya halusinasi.
kelompok,orientasi
aktivitas kelompok.
realita,stimulasi persepsi.
Dengan mengetahui prinsip
penggunaan obat,maka
kemandirian klien dalam hal
pengobatan dapat
3.1 Klien dapat ditingkatkan.
menyebutkan
3.Klien dapat jenis,dosis,dan waktu
mendemostrasikan minum obat ,serta manfaat
kepatuhan minum obat obat tersebut (prinsip 5
untuk mencegah halusinasi. benar : benar orang,benar
Dengan menyebutkan
obat,benar dosis,benar
dosis ,frekuensi,dan caranya
waktu,dan benar cara
,klien melaksanakan
pemberian).
program pengobatan.
3.2 Diskusikan dengan klien
tentang jenis obat yang
diminum (nama,warna,dan
besarnya): waktu minum
obat (jika 3x:pukul
Menilai kemampuan klien
07.00,13.00,dan
dalam pengobatannya
19.00 ),dosis,cara.
sendiri.

3.3 Diskusikan proses


minum obat :
a. Klien meminta
obat kepada
perawat (jika
dirumah
sakit),kepada
keluarga (jika di
rumah)
b. Berikan informasi
tentang tindak
lanjut (follow up)
atau kapan perlu
mendapatkan
bantuan :halusinasi
tidak terkontrol
dan resiko
mencederai orang
lain.
TUK 3 : 1.Klien dapat menyebutkan 1.1 Bersama Usahakan untuk memutus
Klien dapat mengontrol tindakan yang biasanya klien,identifikasi tindakan halusinasi ,sehingga
halusinasinya. dilakukan untuk yang dilakukan jika terjadi halusinasi tidak muncul
mengendalikan halusinasi kembali.
halusinasinya. (tidur,marah,menyibukkan
diri,dll)

Penguatan (reinfoecement)
1.2 Diskusikan manfaat dan dapat meningkatkan harga
cara yang digunakan diri klien.
klien.Jika bermanfaat beri
pujian kepada klien. Memberikan alternatif
pilihan untuk mengontrol
2.1 Diskusikan dengan klien halusinasi.
2.Klien dapat menyebutkan
tentang cara mengontrol
cara baru mengontrol
halusinasinya.
halusinasi.
TUK 4 : 1.Keluarga dapat 1.1 Diskusikan dengan Untuk meningkatkan
Keluarga dapat merawat menyebutkan keluarga (pada saat pengetahuan seputar
klien dirumah dan menjadi pengertian ,tanda,dan berkunjung/pada saat halusinasi dan
pendukung yang efektif tindakan untuk kunjungan rumah): perawatannya pada pihak
untuk klien. mengendalikan halusinasi. a. Gejala halusinasi keluarga.
yang dialami klien.
b. Cara yang dapat
dilakukan klien
dan keluarga untuk
memutuskan
halusinasi.
c. Cara merawat
anggota keluarga
dengan gangguan
halusinasi
dirumah : beri
kegiatan ,jangan
biarkan sendiri.

2.1 Beri contoh cara


menghardik Meningkatkan pengetahuan
halusinasi:’’pergi !.Saya klien dalam memutus
2.Klien dapat
tidak mau mendengar halusinasi.
mendemonstrasikan cara
kamu,saya mau mencuci
menghardik/mengusir/tidak
piring/bercakap-cakap
memedulikan halusinasinya.
dengan suster’’.

2.2 Beri pujian atas


Harga diri klien meningkat.
keberhasilan klien.
2.3 Minta klien mengikuti Memberi klien kesempatan
contoh yang diberikan dan untuk mencoba cara yang
minta klien mengulanginya. telah dipilih.

2.4 Susun jadwal latihan Memudahkan klien dalam


klien dan minta klien untuk mengendalikan halusinasi.
mengisi jadwal kegiatan
(self-evaluation).
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Pasien mampu: Setelah.....x pertemuan, pasien SP 1


dapat menyebutkan:
- Mengenali - Bantu pasien mengenal
halusinasi yang - Isi, waktu, frekuensi, situasi halusinasi (isi, waktu
dialaminya pencetus, perasaan. terjadinya, frekuensi,
- Mengontrol - Mampu memperagakan cara situasi pencetus, perasaan
halusinasinya dalam mengontrol saat terjadi halusinasi)
- Mengikuti halusinasi. - Latih mengontrol
program halusinasi dengan cara
pengobatan menghardik
Tahapan tindakannya meliputi:

- Jelaskan cara menghardik


halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini,
beri penguatan perilaku
pasien
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah .....x pertemuan, pasien SP 2
mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP 1)
sudah dilakukan - Latih berbicara / bercakap
- Memperagakan cara dengan orang lain saat
bercakap-cakap dengan orang halusinasi muncul
lain - Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah......x pertemuan pasien SP 3
mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
sudah dilakukan - Latih kegiatan agar
- Membuat jadwal kegiatan halusinasi tidak muncul
sehari-hari dan mampu Tahapannya:
memperagakannya.
- Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi halusinasi
- Diskusikan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh
pasien.
- Latih pasien melakukan
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
(dari bangun pagi sampai
tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang (+)

Setelah.....x pertemuan, pasien SP 4


mampu:
- Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP1,2 dan 3)
sudah dilakukan - Tanyakan program
- Menyebutkan manfaat dari pengobatan
program pengobatan - Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
- Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program
- Jelaskan akibat bila putus
obat
- Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
- Jelaskan pengobatan (5 B)
- Latih pasien minum obat
- Masukkan dalam jadwal
harian pasien
Keluarga mampu: Setelah......x pertemuan keluarga SP 1
mampu menjelaskan tentang
Merawat pasien - Identifikasi masalah
halusinasi
dirumah dan menjadi keluarga dalam merawat
sistem pendukung pasien
yang efektif untuk - Jelaskan tentang halusinasi
pasien - Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang
dialami pasien
- Tanda dan gejala
halusinasi
- Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian
obat, dan pemberian
aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa
dijangkau
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal keluarga
untuk merawat pasien.
Setelah.....x pertemuan SP 2
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyelesaikan kegiatan keluarga (SP 1)
yang sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
- Memperagakan cara pasien
merawat pasien - RTL keluarga / jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
Setelah......x pertemuan SP 3
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyebutkan kegiatan yang keluarga (SP 2)
sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
- Memperagakan cara pasien
merawat pasien serta - RTL keluarga / jadwal
mampu membuat RTL keluarga untuk merawat
pasien
Setelah......x pertemuan SP 4
keluarga mampu:
- Evaluasi kemampuan
- Menyebutkan kegiatan yang keluarga
sudah dilakukan - Evaluasi kemampuan
- Melaksanakan Follow up pasien
Rujukan - RTL Keluarga:
Follow Up dan rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F.2006. Ilmu Kedokteran Jiwa edisi 9. Surabaya : Air Langga Univer
Stuart GW. Dan Larala, 2009. Buku Keperawatan Jiwa .
Terjemahan dari Pocket Guide to Psyciatric Nursing, Oleh Achir
Yoni S.Hamid. 3 rd Jakarta : EGC
Herman Surya. Direja, Ade. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai