Kanker Payudara
Oleh :
Carsinoma mammae / Kanker
Payudara
Menurut data Global Cancer Observatory, pada tahun 2020 tingkat insiden kanker payudara di Indonesia
mencapai 44 kejadian per 100 ribu penduduk. Angka tersebut naik dibandingkan tahun 2018 yang
tercatat 42,1 per 100.000 penduduk.
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
ETIOLOGI
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol, umur
pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan
sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
PENCEGAHAN CERDIK
C = Cek kesehatan secara teratur
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin aktifitas fisik
D = Diet sehat dengan kalori seimbang
I = Istirahat cukup
K = Kelola Stres
PATHOFLOW
MANIFESTASI KLINIS
• Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
• Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus) atau puting mengeluarkan
cairan/darah (nipple discharge)
• Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk (peaud’orange), melekuk ke
dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
• Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
• Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
• Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
• Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit.
• Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
• Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
PROGNOSIS
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila tidak diobati ketahanan hidup
lima tahun adalah 16-22%. Sedang ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahanan hidup tergantung
pada tingkat penyakit saat mulai pengobatan,gambaran histopatologik, dan uji reseptor estrogen yang bila
positip lebih baik. Stadium klinis dari kanker merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis
penyakit ini. Angka kelangsungan hidup % tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani
pengobatan yang sesuai mendekati :
a). 95% untuk stadium 0
b). 88% untuk stadium I,
c). 66% untuk stadium II,
d). 36% untuk stadium III,
e). 7% untuk stadium IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
• Mammagrafi
• Ultrasonografi
• Thermography
• Xerodiography
• Biopsi
• CT. Scan
• Pemeriksaan hematologi
PENATALAKSANAAN
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Manipulasi hormonal.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba , oleh wanita itu sendiri.
Pasien datang dengan keluhan rasa sakit , tidak enak atau tegang didaerah sekitar payudara.
Edukasi
f) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
g)Jelaskan strategi meredakan nyeri
h)Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
i) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
j) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi (D.0129).
Perawatan luka (I.14564)
Observasi Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
a) monitor karakteristik luka
anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
b)monitor tanda-tanda infeksi dan protein\
ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Terapeutik
c) lepaskan balutan dan plester secara perlahan Kolaborasi
• kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
d) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
• kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
e) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik sesuai kebutuhan
f) bersihkan jaringan nekrotik
g) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).
Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
• Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha Edukasi
napas)
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
• Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering) jika tidak kontraindikasi
• Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
• Anjurkan teknik batuk efektif
Terapeutik
Kolaborasi
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
• Kolaborasi pemberian bronkodilator,
lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
• Posisikan semi-Fowler atau Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).
pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi Edukasi
• monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik • Jelaskan tanda dan gejala infeksi
terapeutik • ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
• Batasi jumlah pengunjung • Ajarkan etika batuk
• berikan perawatan kulit pada area edema • ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
• cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan operasi
pasien dan lingkungan pasien • Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
• pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko • anjurkan meningkatkan asupan cairan
tinggi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019).
Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi Terapeutik
• Identifikasi status nutrisi • Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
• Identifikasi alergi dan intoleransi • Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
makanan • Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
• Identifikasi makanan yang • Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
disukai • Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Identifikasi kebutuhan kalori dan • Berikan suplemen makanan, jika perlu
jenis nutrient
• Identifikasi perlunya Edukasi
penggunaan selang nasogastric • Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Monitor asupan makanan • Anjurkan diet yang diprogramkan
• Monitor berat badan
• Monitor hasil pemeriksaan Kolaborasi
laboratorium • Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
• Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Evaluasi Keparawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai
hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar,
2013).
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi Kusuma 2016) diagnosa
keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae adalah (PPNI, 2017):
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).