Anda di halaman 1dari 28

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

Prosedur pemeriksaan laboratorium dan diagnotik pada ibu hamil:


1.

2.Pemeriksaan pap smear dan usapan vagina


Pap smear adalah metode pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendeteksi kanker leher rahim (serviks) pada wanita. Sama halnya dengan
prosedur pemeriksaan kanker lainnya, pap smear dapat mengidentifikasi
adanya sel-sel asing di leher rahim yang berisiko berkembang menjadi
kanker.Cara pemeriksaan pap smear adalah mengambil sampel sel di leher
rahim yang akan diteliti di laboratorium untuk mengetahui keberadaan sel
kanker atau prakanker. Selain mendeteksi kanker, pap smear juga digunakan
untuk mengetahui peradangan atau infeksi pada organ serviks.
Prosedur pap smear akan dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan
kandungan. Umumnya, prosedur ini memerlukan waktu sekitar 10-20 menit.
Adapun tahapan dalam melakukan pemeriksaan pap smear adalah sebagai
berikut:
1. Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian bawah dan berbaring
pada tempat yang disediakan dengan posisi paha terbuka dan lutut
menekuk.
2. Setelah pasien siap, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam
vagina, alat ini berfungsi membuka dinding vagina sehingga leher rahim
dapat terlihat. Proses ini mungkin akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
3. Dokter akan mengambil sampel jaringan di leher rahim menggunakan
alat seperti sikat dan spatula, kemudian menyimpannya untuk
dilanjutkan pemeriksaan di laboratorium.
3.Pemeriksaan diaagnostic EKG dan USG
-Pemeriksaan diagnotic: EKG dan USG
Echocardiografi (EKG)adalah prosedur yang aman untuk dilakukan oleh
ibu hamil. Echocardiografi menggunakan gelombang suara dan bukan sinar X
atau sinar lain yang memancarkan radiasi. Echocardiografi yang dilakukan pada
ibu hamil biasanya bertujuan untuk mengidentifikasi cacat jantung pada bayi
yang belum lahir. Echocardiografi juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis
penyakit jantung yang dicurigai atau menilai fungsi jantung secara berkala.
Prosedur ini juga mampu mendeteksi aritmia atau detak jantung tidak
teratur pada ibu hamil. Monitor kejadian jantung 24 jam atau 48 jam dapat
dilakukan untuk wanita yang mengalami jantung berdebar setiap hari.
Tujuannya untuk menentukan apakah detak jantung lebih cepat dari kisaran
normal atau adanya irama jantung abnormal.
Jika gejala tidak muncul setiap hari, pemantauan dapat digunakan untuk
mendeteksi irama jantung abnormal yang terjadi secara sporadis selama
periode 30 hari. Jika ibu merasa memiliki kondisi yang tidak normal selama
hamil, ada baiknya melakukan pemeriksaan dengan dokter di rumah sakit.
Ultrasonografi(USG)
-Pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik atau gelombang suara
untuk mendapatkan tampilan gambar dalam monitor
-jenis pemeriksaan USG, yaitu USG 2 dimensi (gambar melintang dan
memanjang), USG 3 dimensi (gambaran mirip dengan aslinya), USG 4 dimensi
(gambaran dapat bergerak), USG doppler (mengetahui kesejahteraan janin
dalam rahim – gerakan janin, tonus, cairan ketuban, reaktivitas denyut jantung
janin)
-Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada setiap trimester
-Trimester 1 untuk memastikan tanda pasti kehamilan, keadaan janin, lokasi
hamil, keadaan rahim dan organ disekitarnya, penapisan awal untuk mengukur
ketebalan selaput lendir
-Trimester 2 untuk penapisan secara menyeluruh, mengukur panjang serviks,
menentukan lokasi plasenta
-Trimester 3 untuk menilai kesejahteraan janin, mengukur biometri janin,
menentukan posisi janin dan tali pusat, menilai posisi plasenta
Prosedur
-Ibu hamil berbaring dengan posisi telentang
- Oleskan gel pada perut ibu hamil
-Tempelkan transuder pada perut ibu hamil sambil digerak-gerakkan
- Kajihasilpemeriksaan

Konsep Asuhan Keperawatan Intranatal


Konsep asuhan intra natal pada ibu bersalin terbagi menjadi 4 kala yaitu :

1. Pengkajian
Meliputi :
A. Identitas pasien
B. Kala I
1) Keluhan
kaji alasan pasien mendatangi rumah sakit adakah keluhan tentang adanya
tanda tanda gejala memasuki persalinan
2) Pengkajian riwayat obstetrik
Kaji kembali hari perkiraan haid terakhir (HPHT), usia kehamilan, taksir
persalinan, penolong persalinan yang dulu riwayat nifas yang lalu, kondisi bayi
saat lajir, pemberian asi dan kontrasepsi, masalah setelah melahirkan
(Kartajini2016).
3) Pemeriksaan fisik
1Periksa keadaan umum pasien.
2Kaji tanda tanda inpartum misal adanya keluaran darah bercampur lendir,
kontraksi dengan intensitas dan frekuensi meningkat yang dirasa sejak kapan,
kapan keluar cairan dari kemaluan dan bagaimana warnanyaberapakah
jumlahnyajernih ataukah keruh
3. Kaji TFU meliputi leopold 1,2,3 dan
4. 4Kaji kontraksi uterus dengan melakukan pemeriksaan dalam
5. Auskultasi DJJ (detak jantung janin)

C.kala 2
1Periksa TTV dengan melihat jam berapa kala 2 lalu lakukan evaluasi (dorongan
meneran, vulva membuka, tekanan keanus, dan perinium keluar)
2) Periksa kemajuan persalinan yang meliputi status selaput amnion, warna air
ketubanpenurunan presentasi kerongga panggul, kontraksi, status portio dan
pembukaan serviks.
3) Periksa detak jantung janin, gimana kondisi vsika urinaria penuh atau
kosong.
4) Respon sikap apakah ada cemas, kelelahan, nyeri, keinginan mengedan.
5) Nilai APGAR bayi pada menit pertama saat bayi lahir.
(Kartajini, 2016).

D.kala 3
1. Kaji kontraksiITA
2. Kaji perilaku nyeri
3. Kaji tanda tanda vital.
4. Tingkat keiclahan.
5. Keinginan untuk bonding attachment.
6. Inisiasi menyusu dini (IMD).
7. Kaji waktu pengeluaran plasenta.
8. Kondisi selaput amnion.
9. Kotiledon sudah lengkap atau belum.
(Kartajini2016)
E.Kala 4
Dikaji selama dua jam sekali setelah keluarnya plasenta, monitoring ibu setiap
15 menit sekali di jam pertama, 30 menit dijam kedua dengan indikasi tekanan
darah, kontraksinadi, jumlah pendarahan pervagina, intake cairan dan kondisi
vesika urinaria.

2.Perencanaan
1.Diagnosa yang sering muncul
a) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
b) Ansietas b.d krisis situasional (D.0080).
c) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142)
(Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

3. Intervensi
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(D.0077)
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
hilang dengan kriteria hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Sikap protektif menurun.
3. Gelisah menurun
4. Kesulitan tidur menurun.
3.Intervensi
1.Observasi
a. Identifikasi adanya lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas
intensitas nyeri
b. Identifikasi berapa skala nyeri.
c .Identifikasi respon non verbald.
d. Identifikasi faktor Yang memperberat dan memperingan nyeri.
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
i. Monitor efek samping penggunaan analgetik.

2. Terapeutik
a.Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
b. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri.
c. Fasilitasi istirahat dan tidur.
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.

3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetikjika perlu

b) Ansietas berhungan dengan krisis situasional Tujuan


(D.0080)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan berkurang
dengan kriteria hasil:
1. Verbalisasi kebingungan menurun
2. Perilaku gelisah menurun,
3. Perilaku tegang menurun

Intervensi
1. Observasi
a. Identifikasi saat ansietas berubah.
b. Identifikasi kemampuan untuk mengambil keputusan.
c. Monitor tanda tanda ansietas.
2. Terapeutik
a. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan.
c. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian.
d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
e. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan.
f. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.
g. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang.
3. Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
b. Infomasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan dan
prognosis.
c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama.
d. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
f. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan.
g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h. Latih teknik relaksasi.
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat antlasietas, jika perlu.

c) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan tubuh primer (D.0142)

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi menurun
dengan kriteria hasil :
1. Demam menurun
2. Kemerahan menurun
3. Nyeri menurun.
4. Bengkak menurun
Intervensi
1. Observasi
a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
2 . Terapeutik
a. Batasi jumlah pengunjung.
b. Berikan perawatan kulit pada area edema
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
3. Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
b. Ajarkan mencuci tangan secara benar
c. Ajarkan etika batuk.
d. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.
e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan.
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

Implementasi
Lakukan implementasi sesuai perencanaan yang telah ditetapkan
Evaluasi
Lakukan evaluasi yang berpacu pada tujuan keperawatan.
Prosedur anamnesa pada ibu intra natal

ANAMNESA
a. Menanyakan identitas pasien dengan maksud untuk mengenal penderita dan
menentukan status sosial ekonominya. Identitas yang ditanyakan meliputi:
1) Nama lengkap
2) Umur, penting karena untuk menentukan prognosa kehamilan.
3) Pekerjaan
4) Agama
5) Alamat
b.Melakukan anamnesa tentang pasangan
1) Nama pasangan dan umur pasangan
2) Adakah penyakit genetik / keturunan dalam keluarga pasangan,
3) Apakah pasangan mengkonsumsi alkohol/ obat-obatan / rokok,
4) Golongan darah,
5) Perilaku seksual,
6) Pendidikan dan pekerjaan
7) Sikap pasangan terhadap kehamilan

c. Menanyakan tentang riwayat perkawinan


1) Menikah atau tidak menikah
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah

d. Menanyakan keluhan utama pasien


e. Menanyakan tentang riwayat haid untuk mengetahui faal kandungan ibu
1) Menarche/haid pertama
2) Haid teratur atau tidak teratur, siklus haid
3) Lamanya haid
4) Banyaknya darah saat haid
5) Sifat darah (cair atau beku), warna dan bau
6) Dismenorre/ tidak
7) Haid yang terakhir

f. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


1) Status obstetrikus ibu, meliputi kehamilan, persalinan dan abortus. Status
obstetrikus seorang wanita dapat ditulis dengan G (Gravida), P
(Para/Persalinan) dan A (Abortus)
Contoh: Wanita yang sedang hamil ke 4, telah melahirkan 1 orang anak dan
mengalami abortus 2 kali dituliskan dengan: G4, P1, A2
2) Riwayat kehamilan yang lalu Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah
yang sangat (Hiperemesis gravidarum)toxaemia gravidarum
3) Riwayat persalinan yang lalu
Persalinan yang lalu spontan/ buatan, persalinan yang lalu aterm (pada usia
kehamilan usia 37 mg 42 mg), prematur (pada usia kehamilan 28 mg-37 mg)
atau serotinus (pada usia kehamilan lebih dari 42 mg). Apakah pada persalinan
yang lalu terjadi perdarahan. Persalinan ditolong oleh bidan, dokter, atau
dukun.
4) Riwayat nifas yang lalu.
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana masa laktasinya
5) Anak yang dilahirkan sebelumnya
Jenis kelamin anak, berat badan saat lahir, hidup atau meninggal (umur
berapa dan apa penyebab anak meninggal)
g. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang
1) Apakah sudah merasakan pergerakan anak/belum
2) Adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan
3) Pada trimester III, adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dll.

h. Melakukan anamnesa tentang riwayat keluarga Adakah penyakit keturunan


dalam keluarga, riwayat anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan. i
Menganalisa riwayat penyakit/medik
1) Pernahkah sakit keras atau dioperasi, jika pernah sakit operasi apa dan
kapan.
2) Bagaimana keadaan umum pasien, status nutrisi, miksi dan defekasi.
3) Riwayat alergi makanan/obat 4) Apakah sudah mendapat Imunisasi

j. Menganamnesa tentang religius / kultur


Kepercayaaan keyakinan agama, mitos tentang kehamilan, pengaruh susunan
keluarga terhadap ibu hamil

PEMERIKSAAN FISIK KEHAMILAN


a. Melakukan pemeriksaan fisik umum (Status Praesent Generalis)
1) Perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat
Perhatikan bagaimana sikap tubuh pasien, keadaan punggung dan cara
berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis,
pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak
nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah
2 ) Antropometri a) Berat Badan
Berat badan harus dipantau tiap kali ibu hamil periksa. Berat badan ibu hamil
biasanya naik sekitar 9 12 kg selama kehamilan. Bila kenaikan berat badan ibu
kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk; serta pada
trimester III berat badan tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg dalam seminggu
atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan lebih dari batas-batas tersebut
disebabkan karena penimbunan (retensi) air yang disebut pra oedema.

b) Tinggi Badan
Tinggi badan ibu hanya perlu diperiksa pada kunjungan pertama. Bila tinggi
badan ibu kurang dari 145 cm, maka persalinan perlu diwaspadai karena
kemungkinan ibu mempunyai panggul yang sempit. c) Lingkar Lengan Atas;
batas normal 23,5 cm
3) Vital Sign
a) Tekanan Darah
Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih mintalah ibu berbaring
miring ke kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit
beristirahat, ukur kembali tekanan darahnyaBila tekanan darah tetap tinggi,
maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsi dan harus dirujuk ke
dokter.
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 pada systolik atau 90
pada diastolik. Juga perubahan 30 pada systolik dan 15 pada diastolik di atas
tensi sebelum hamil, karena menandakan toxaemia gravidarum
b) Nadi
Meningkat 10-15 x/menit
c) Suhu
d) Respirasi
4) Adanya oedem Oedem dalam kehamilan dapat disebabkan karena toxaemia
gravidarum, karena tekanan rahim pada vena-vena dalam panggul yang
mengalirkan darah dari kaki, karena hypovitaminose B1, hypoproteinemia atau
karena penyakit jantung.
b. Melakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis atau berurutan.
1) Kepala Inspeksi: warna dan kebersihan rambut, kerontokan rambut
Palpasi: raba kepala untuk mengetahui adanya lesi dan massa
2) Wajah Inspeksi: Pucat, oedem pada wajah, cloasma gravidarum
3) Mata Inspeksi: Sklera ikterik / tidak, konjungtiva anemis/ tidak
4) Hidung Inspeksi: Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung
Palpasi Pembesaran polip & sinusitis
5) Mulut Inspeksi Bibir kering dan pecah-pecah/tidak, cyanosis/tidak,
stomatitis,gingivitis, adakah gigi yang tanggal, berlubang, dan caries gigi, lidah
kotor/tidakbau mulut yang menyengat;
6) Leher Palpasi: Kelenjar gondok, pembesaran vena jugularis; pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfa.
7) Thorax Pemeriksaan jantung dan paru;
Pemeriksaan mamae / payudara;
Inspeksi Kesimetrisan payudara; Papila mamae/puting susu menonjol/
mendatar/masuk (inverted)Areola mamae melebar & bertambah hitam
(hiperpigmentasi)
Palpasi Pengeluaran kolostrum; Terdapat benjolan abnormal / tidak (pada
kunjungan pertama)
8) Abdomen (Inspeksi, Palpasi dan Auskultasi)
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, lakukan hal-hal berikut:
a) Minta ibu mengosongkan kandung kemihnya bila perlu
b) Bantu ibu untuk santai, letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahu,
fleksikan tangan dan lutut.
c) Hangatkan telapak tangan
Inspeksi Kesimetrisan perut, lihat bentuk pembesaran peru
(apakah melintang, memanjangasimetris); adakah lesi bekas luka operasi;
Garis-garis (striae gravidarum, linea alba, linea nigra) Palpasi pemeriksaan
LEOPOLD;
a) Leopold I
Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di fundus uteri dan menentukan
usia kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri (TFU)
Caranya:
(1). Berdiri di sebelah kanan pasien dan melihat ke arah muka
(2). Meminta pasien untuk menekuk kakinya
(3). Menghangatkan telapak tangan
(4). Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
(5). Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan
bentukukurankonsistensi dan gerakan janin.
(6). Meraba dan menentukan bagian janin yang terdapat di fundus
Sifat kepala :bulatkeras, dan dapat digerakkan (balotemen)
Sifat bokong tidak spesifik, lebih lunak tidak dapat
digerakkan, serta fundus terasa penuh.
Bila kosong : letak lintang
(7). Mengukur tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilanada 2cara:
a) Mengukur dengan jari, yaitu mengukur ujung atas fundus uteri
menggunakan jari
b) Mengukur dengan metline, yaitu mengukur ujung atas fundus uteri
sampai ujung atas simphysis menggunakan metline. Usia kehamilan
dihitung dengan menggunakan rumus Mc Donald: Hasil (cm) x2/7-Usia
kehamilan dalam BULAN Hasil (cm) x8/7-Usia
kehamilan dalam MINGGU
b). Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus
Caranya:
(1)Berdiri di sebelah kanan pasien dan melihat ke arah muka
(2)Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perutdan lakukan tekanan
yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi.
(3)Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan
pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
(4). Bagian punggung janin akan teraba sebagai suatu bagian yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur
(5).Bagian ekstremitas (kaki, lengan dan lutut) teraba sebagai bagian- bagian
kecil yang tidak teratur, mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan
menendang
(6). Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi, mungkin punggung
janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior)
(7).Pada letak lintang di samping terletak kepala atau bokong
c). Leopold III Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah
uterus dan menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP)Caranya:
(1). Melakukan pemeriksaan menggunakan satu tangan (tangan kanan) tangan
kiri menahan bagian fundus uteri.
(2). Raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis
pubis. Coba untuk menilai bagian janin yang berada disana menggunakan ibu
jari dan jari-jari lainnya. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan leopold
sebelumnya.
(3). Menentukan apakah bagian bawah tersebut sudah masuk PAP (Pintu atas
panggul) atau belum dengan menggoyangkan perlahanBila masih bisa
digerakkan belum masuk PAP Bila tidak bisa digerakkan/engaged: sudah masuk
PAP

d) Leopold IV
Untuk memastikan ulang bagian janin yang terdapat di bagian bawah uterus
dan memastikan sudah seberapa besar bagian bawah janin masuk ke dalam
rongga panggul
Caranya:
(1). Berubah sikap menghadap ke kaki pasien, kaki ibu lurus.
(2). Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba
untuk menekan ke arah pintu atas panggul
(3). Memastikan ulang bagian janin terbawah dengan meraba dengan jari
(4). Meraba ujung bagian bawah janin untuk menilai seberapa jauh bagian
tersebut masuk melalui pintu atas panggul. Jika kedua tangan konvergen: baru
sebagian kecil yang masuk ke dalam rongga panggul Jika kedua tangan sejajar:
sudah masuk separuh Jika kedua tangan divergen: sudah masuk sebagian besar
Auskultasi Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) dengan menggunakan
funandoskop/lince atau dopler.
Caranya:
a) Meletakkan funandoskop pada daerah punggung janin
b) Memasang corong funandoskop pada telinga (menghadap kaki pasien)
c) Dengarkan denyut jantung janin selama satu menitkaji frekuensi dan irama
denyutan. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenitJika DJJ< 120
atau 160 maka janin dalam keadaan distres dan perlu dirujuk.

9) Pemeriksaan punggung di bagian ginjal


Tepuk punggung dibagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila
ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.

10) Genitalia dan anus


Inspeksi Pakai sarung tangan sebelum memeriksa vulvaTerlihat sedikit cairan
jernih atau berwarna putih yang tidak berbauhemoroid Palpasi Raba kulit di
daerah selakangan, pada keadaan normal tidak teraba benjolan kelenjar; Cuci
sarung tangan sebelum dilepaskan.

11) Ekstremitas bawah


Inspeksi: Varises; oedem (paling mudah dilihat pada mata kaki dengan
cara menekan beberapa detik)Odem positif pada tungkai kaki dapat
menandakan adanya preeklampsiaKuku pucat Pemeriksaan reflek lutut
(patella): Minta ibu untuk duduk dengan tungkai menggantung bebas, Raba
tendon di bawah lutut/patellaDengan menggunakan hammer ketuklah tendon
pada lutut bagian depanTungkai bawah akan bergerak sedikit ketika diketukBila
reflek negatif kemungkinan pasien kekurangan vitamin B1Sebaliknya bila
gerakan berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre
eklampsiaPemeriksaan reflek bicep dan tricep.
12) Melakukan pemeriksaan panggul
a) Meminta pasien untuk berdiri
b) Mengukur panggul pasien menggunakan jangka panggul
(1) Distansia Spinarum; Jarak antara SIAS kiri dan kanan (23-26 cm)
(2) Distansia Cristarum; Jarak antara crista illiaca terjauh kanan dan kiri (26-29
cm)Jika
(3) Conjugata eksterna (boudeloge); Jarak antara tepi atas symphysis dan ujung
prossesus spinosus ruas tulang lumbal ke V (18-20 cm); Bila diameter
bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan terdapat kesempitan panggul
(4) Ukuran Lingkar Panggul; Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara
SIAS dan trochanter mayor di satu sisi kemudian kembali melalui tempat yang
sama di sisi yang lain(80-90 cm).

Konsep Asuhan Keperawatan Bayi baru lahir


Pengkajian
Menurut Yermia (2017). pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir meliputi:
1. Identitas Biasanya berupa namatanggal lahir jam lahir. jenis kelaminidentitas
orang tua (meliputi: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama)
2Riwayat kehamilan dan kelahiran
Meliputi prenatal (pemeriksaan yang dilakukan sebelum melahirkan/pada saat
mengandung), intranatal (pada saat melahirkan)dan postnatal (pemeriksaan
yang dilakukan setelah malahirkan).
3Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir umumnya adalah menggunakan
APGAR(Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) scoreatau yang
berarti (A: warna kulitP: denyut jantung. G: respons refleks, A: tonus
otot/keaktifan, dan R: pernapasan)Pemeriksaan fisik secara komplek pada bayi
baru lahir meliputi: kesadaran, keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, mata,
hidung, mulut dan lidah, telinga, leher, dada, abdomen, punggung, genetalia,
tanganm kaki, serta integumen.
4Pemeriksaan Penunjang
Meliputi pemeriksaan darah lengkap di laboratium medis.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatanyang muncul pada bayi baru lahirmenurut Indah, et al
(2019) yaitu:
1. Risiko perubahan suhu tubuh: hipotermi/hipertermi berhubungan dengan
lingkungan yang baru (udara luar dan penuruna jumlah lemak subcutan
2 Risiko infeksi tali pusat berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
3Risiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan
ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi.
Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun pada bayi yang
mengalami risiko infeksi pada tali pusat dapat dilakukan implementasi selama 3
haridengan melakukan perawatan luka steril 3 x 24 jammencontohkan cara cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan tali pusat,
memberikan contoh keluarga mengenai tehnik perawatan luka
sterilmenjelaskan tanda-tanda infeksi pada ibu dan keluarga, melakukan
pemeriksaan TTV 3 x 24 jam, memonitor tanda dan gejala infeksi, membatasi
pengunjung, menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi serta menganjurkan
ibu melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan merupakan tahap akhir dari setiap proses keperawatan
untuk menilai keefektifan dan keberhasilan dalam perawatan tali pusat pada
bayi dalam memberikan asuhan keperawatan yang bisanya menggunakan
metode SOAP (S: Subjektif, O: ObjektifA: Analisa, dan P Perencanaan)
Prosedur tindakan pada bayi baru lahir
1.) mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi baru lahir umumnya memiliki suhu tubuh di sekitar angka 36,7 – 37,5
derajat Celcius. Karena masih berada dalam tahapan adaptasi dengan dunia di
luar rahim sang ibu, bayi baru lahir perlu dijaga kehangatan tubuhnya. Tubuh
bayi yang baru lahir juga masih belum bisa menghasilkan dan menyimpan
panas secara optimal karena tidak memiliki lapisan lemak yang cukup. Hal ini
penting diperhatikan agar bayi tidak rentan mengalami hipertemia atau kondisi
tubuh yang kedinginan karena tidak mampu beradaptasi dengan suhu ruangan
di sekitarnya.
Untuk menjaga suhu tubuh bayi yang baru dilahirkan tetap hangat, beberapa
tips ini bisa kamu lakukan:
Berikan ASI secara eksklusif
Tips menjaga kehangatan suhu tubuh bayi yang baru lahir juga bisa dilakukan
melalui pemberian ASI secara eksklusif. ASI merupakan sumber makanan
terbaik yang harus diberikan kepada bayi baru lahir. Pasalnya, di dalam ASI
terkandung colostrum serta zat-zat penting lainnya yang berperan penting
dalam menjaga daya tahan tubuh serta sistem imunitas bayi. ASI yang diberikan
secara eksklusif juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang serta
kecerdasan bayi di masa mendatang.
Sebaiknya tidak meletakkan bayi di ruang ber-AC
Hal penting yang sering dianggap sepele oleh sebagian besar ibu baru,
meletakkan bayi baru lahir di ruang ber-AC. Memang, ruangan ber-AC terasa
lebih sejuk dibandingkan yang tanpa menggunakan pendingin udara. Namun
demikian, perlu diketahui bahwa kulit bayi masih cukup sensitif dengan
perubahan suhu yang ekstrem. Perbedaan suhu ruang dan ruangan ber-AC
yang signifikan bisa membuat bayi kaget dan rewel karena kedinginan.
Gunakan selimut berbahan lembut
Kamu juga bisa menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat dari luar. Caranya cukup
sederhana, gunakan selimut berbahan lembut untuk menutupi sebagian tubuh
bayi. Setidaknya biarkan ujung kaki hingga bagian dada tertutup. Namun
demikian, penggunaan bedong bayi kurang disarankan karena bisa membuat
bayi baru lahir kesulitan bergerak dan bernapas dalam balutan bedong
yang terlalu rapat.
2). Inisiasi menyusu dini
merupakan proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkanke puting
susu).Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu
maupun bayinya, bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko
kematian karena hypothermia (kedinginan). Selain itu juga, bayi memperoleh
bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di
lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi memperoleh kolostrum, yang penting
untuk kelangsungan hidupnya, dan bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang
tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi sehingga bayi akan
lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan
menyusu.Sedangkan manfaat bagi ibu adalah menyusu dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusu akan merangsang kontraksi
uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum) (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013).
Dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini, bayi belajar beradaptasi dengan
kelahirannya di dunia. Bayi yang baru saja keluar dari rahim ibu, tentu merasa
trauma ketika harus berada di dunia luar. Selain itu perpisahan antara ibu
dengan bayinya bisa mengakibatkan daya tahan tubuh bayi menurun sehingga
25% sedangkan bila bayi bersama ibu, daya tahan bayi akan berada dalam
kondisi prima (Lusi, 2008).
Hasil penelitian Sose dkk (1978) menyatakan bahwa terdapat hubungan antar
kontak kulit ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi
kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi kontak kulit ke kulit ibu
setidaknya satu jam pertama dua kali lebih lama menyusui hasilnya 59% dan
38% menyusu sampai usia 6 bulan dan setahun sedangkan bayi yang tidak
diberi kesempatan menyusu dini tidak terlalu lama menyusui hanya 29% dan
8% yang masih disusui dengan usia yang sama. Penelitian Fika dan Syafiq
(2003) melaporkan bahwa bayi diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya
delapan kali lebih berhasil melakukan ASI Eksklusif (Roesli, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Profil Kesehatan Indonesia, (2013). Kesehatan Anak dan Status Gizi. Jakarta:
Kemkes RI.
Nursalam, (2008)Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitoian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Hidayat. A A. (2009). Metode
Penelitian Keperawatan danTeknik Analisi Data. Jakarta: Pustaka Belajar.
Hidayat. A. A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
SDKI. (2012). Badan Pusat Statisik Kependudukan dan Keluarga Bencana
Nasional Kementrian Kesehatan. Jakarta
3. Memberikan salep mata
PENGERTIAN
Pemberian salep mata pada bayi baru lahir adalah Pemberian salep mata steril
pada mata bayi baru lahir untuk profilaksisi

TUJUAN

Untuk mencegah infeksi mata diberikan segera setelah proses


IMD dan bayi selesai menyusu,sebaiknya 1 jam setelah lahir

PROSEDUR

1. Petugas mencuci tangan, memakasi APD (Alat Pelindung Diri)


sesuai dengan standar yang ada
2. Petugas menjelaskan pada keluarga tentang maksud dan tujuan pemberian
salep mata,
3. Petugas memberikan salep mata pada mata bayi dalam satu garis lurus mulai
dari bagian terdekat hidung menuju keluar mata,
4. Petugas menjaga ujung tabung salep tidak menyentuh mata bayi,
5. Petugas memberi tau keluarga untuk tidak menghapus salep mata.
6. Petugas mencuci tangan
7. Dokumentasikan di dalam rekam medis pasien/bayi
4.Memberikan Vitamin K
PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI
PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah pada bayi baru
lahir
TUJUAN
Dengan pemberian vit k dapat meningkatkan kemampuan pembekuan darah
sehingga dapat mencegah bayi baru lahir mengalami pendarahan
PROSEDUR
1. Persiapan alat:
Spuit 1 cc
Vitamin K
Alkohol swab
2. Persiapan bayi dan keluarga : Jelaskan pada ibu dan keluarga manfaat
vitamin k untuk bayi
3. Pelaksanaan : Mencuci tangan efektif
Hisap vitamin k 1 mg (0,5 ml) kedalam spuit 1 cc Usap alkohol swab pada
daerah yang akan disuntik Suntikkan secara IM pada paha kiri bagian
anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal diberikan paling lambat 2 jam
setelah lahir.
4. Evaluasi : Pembengkakan di daerah penyuntikan
5. Dokumentasi :
Tanggal dan waktu penyuntikan Nama dan paraf petugas.

5.Memandikan Bayi Baru Lahir

Anda mungkin juga menyukai