Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

INFEKSI NIFAS

KELOMPOK 4 :
FINCE APPA
ELSA, S. MAHEOS
CINOMETY, C. MANGOSA
GITA, E. LENAK
DEFINISI

Infeksi nifas adalah semua peradangan yang


disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
kedalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas. Infeksi nifas adalah
keadaan yang mencakup semua peradangan ala-
alat genetalia dalam masa nifas
ETIOLOGI

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat


kandungan, seperti eksogen, autogen dan endogen
Penyebab yang terbanyak dari 50% adalah strepcococus
anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni
normal jalan lahir.

Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain


adalah:
1. Streptococcus haemoliticus aerobic

2. Clostridium Welchii

3. Escherichia Coli

4. Staphylococcus aureus
MANIFESTASI KLINIS

Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah


infeksi, berwarnah kemerahan, fungsi organ
tersebut terganggu.
Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk:
 Infeksi umum

 Infeksi lokal
Cinomety
TAHAP MASA NIFAS

Menurut Maritalia (2012) masa nifas dibagi menjadi 3 tahap:

 Puerperium dini
Merupakan masa pemulihan awal di mana ibu diperbolehkan
untuk berdiri dan berjalan
 Puerperium intermedial

Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara


berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil
 Rentang waktu remute puerperium berbeda untuk setiap ibu,
tergantung dari berat ringannya komplikasi yang di alami
selama hamil atau persalinan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan diagnostic:

 Jumlah sel darah putih


 Hemoglobin (Ht / ht), untuk mengetahui penurunan
pada adanya anemia
 Urinalisis dan kultur: mengesampingkan interaksi
saliran kemih
 Ultrasonografi: menentukan adanya fragmen plasenta
yang tertahan
 Pemeriksaan biomanual: menentukann sifat dan
okasi nyeri pelvis
PENATALAKSANAAN

 Pengobatan infeksi nifas

 Sebaiknya segera dilakukan pebiakan (kultur) dan secret


vagina dari luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk
mendapatkan antibiotok yang tepat dalam pengobatan
 Berikan dosis yang cukup dan adekuat

 Berikan antibiotic spectrum luas (blood spectrum)

 Pengobatan yang dapat mempertinggi daya tahan tubuh


penderita (infuse,transfuse darah)
 Pengobatan kemoterapi dan antibiotic

 Kemasan sulfonamide
 Trisulfa, kombinasi dari suldizim 185, sulfa mettasin
130mg dan sulfa tiozol 183mg
 Dois insial 2gr diikuti 1gr 4-6 jam kemudian peroral

 Kemasan penisilin

 Prokain-penisilin 1,2 – 2,4 juta im

 Tetrasiklin, entromisin dan kloramphenikol


ASUHAN
KEPERAWATAN
Gita
PENGKAJIAN

 identitas klien
 Riwayat kesehatan

1). Riwayat penyakit sekarang


2). Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemophilia, mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan
lahir, kegagalan kompreso pembuluh darah, tempat implantasi
plasenta retensi sisa plasenta.
3). Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita
hipertensi, penyakit jantung, dan preeklamsia, penyakit
keturunan hemophilia dan penyakit menular
 Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

1. Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua,


apakah ada abortus
2. Riwayat persalinan meliputi: tuanya kehamilan, cara
persalinan, penolong, tempa bersalin, adakah kesulitan
dalam persalinan, anak lahir hidup atau meninggal, BB dan
panjang anak waktu lahir.
3. Riwayat nifas meliputi: keadaan lochia, apakah ada
perdarahan, asi cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas,
tinggi fundus uteri, dan kontraksi
PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan umum
 Aktifitas istirahat

 Sirkulasi

 Penggunaan obat-obatan

 Status psikologis

 Neurosensori

 Nyeri / ketidaknyamanan

 Pernapasan
pemeriksaan khusus

 Uterus : meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta


konsistensinya
 Lochia : meliputi : warnah, banyaknya, dan baunya.
 Perineum : observasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi
dan luka jahitan
 Vulva : dilihat apakah ada oedema atau tidak
 Payudara : diliihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa ke-1 : Nyeri akut berbuhungan dengan agen injuri fisik

Tentukan skala nyeri dan intensitas nyeri, pantau tekanan darah, nadi dan
pernapasan setiap 4 jam  Rasional : Mengenal indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang di harapkan

Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi dan nafas dalam serta
teknik distraksi (untuk nyeri ringan dan sedang)  Rasional : Mengurangi
ketegangan otot dan menghambat rangsang nyeri serta menambah pemasukan
oksigen

Kolaborasi : berikan obat analgetik sesuai order Rasional : mengatasi


nyeri
elsa Diagnosa ke-2 : Resiko tinggi enyebaran infeksi
berhubungan dengan pemajanan terhadap pathogen
(trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi nosokomial)

 Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic dan


antiseptic, pembersihan perineum yang benar setelah
berkemih, defekasi dan sering ganti balutan
Rasionalnya: Teknik aseptic dan antiseptic meminimalkan
dan mencegah kontaminasi atau masuknya mikroorganisme
 Berikan antibiotic sesuai order dan kolaborasi untuk
pemeriksaan leukosit
Rasionalnya :Antibioik berspektrum luas dapat di gunakan
secara profilaktik atau dapat di tujukan pada
mokroorganisme khusus
Anjurkan untuk makan makanan yang tinggi protein, vitamin C
dan zat besi  Rasionalnya : Protein dan vitamin C dibutuhkan
untuk pertumbuhan jaringan dan zat besi untuk pembentukan
hemoglobin

Pertahankan aturan mencuci tangan dengan ketat bagi staf,


klien dan pengunjung  Rasionalnya : Mencuci tangan
membantu mencegah kontaminasi silang

Anjurkan posisi semi fowler

 Rasionalnya : Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan,


meningkatkan aliran lochea dan drainase uterus
Diagnosa ke-3 : Resiko kerusakan integritas jaringan
kulit berhubungan dengan pengaruh proses infeksi, lesi
dan abses.

 Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang longgar


Rasionalnya : Memperkecil kemungkinan terjadinya luka
pada kulit
 Hindari kerutan pada daerah yang lesi

Rasionalnya : Menghindari perlukaan pada kulit


 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

rasionalnya : Kulit bersih dan kering mencegah adanya


kuman yang menyebabkan luka pada kulit
 Monitor kulit akan adanya kemerahan

Rasionalnya : Mengetahui adanya infeksi pada luka jahitan


IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai


dengan yang telah direncanakan, mencakup
tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan
bukan atas petunjuk tenaga kesehattan lain.
Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan
lain
EVALUASI

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara


membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang
anda buat pada tahap perencanaan. Tujuan dari
evaluasi antara lain: mengakhiri rencana tindakan
keperawatan, memodifikasi rencana tindakan
keperawatan serta meneruskan rencana tindakan
keperawatan
THANK
YOU..

Anda mungkin juga menyukai