Anda di halaman 1dari 20

Kehamilan Ektopik

O L EH
KELOMPOK III

1. U M A I N A R A H I M
2. M U T M A I NA H S EH AT
3. M I R N AYA N T I A M A R
4. FA D L I M J E N
A. Definisi kehamilan ektopik

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan


akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi
istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi
terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat
tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga
perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter
dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Etiologi

1. Faktor mekanis ; Hal-hal yang mengakibatkan


terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam
kavum uteri
2. Faktor Fungsional ;
3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap
ovum yang dibuahi.
4. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus
induksi sebelumnya
 Klasifikasi

Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-
masing dalam bukunya mengklasifikasikan kehamilan
ektopik berdasarkan lokasinya antara lain:
1.Tuba Fallopii
2.Uterus
3.Ovarium
4.Intraligamenter
5.Abdominal
6.Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
Patofisiologi

Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain


ampula tuba (lokasi tersering, ismust, fimbriae, pars
interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks
dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat
pada sel kolumnar tuba maupun secara intercolumnar. Pada
keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujung atau sisi
jonjot, endosalping yang relative sedikit mendapat suplai
darah, sehingga zigot mati dan kemudian di reabsorbsi.
Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan


pelvis, pembesaran uterus, atau massa pada adnexa. Namun
tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan
dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum
atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal, timbul
nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan
nyeri pada perabaan.
 Tanda dan gejala

Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau


spotting atau perdarahan vaginal.
Menstruasi abnormal.
Abdomen dan pelvis yang lunak.
Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh
massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat
ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
Kolaps dan kelelahan
pucat
Penatalaksanaan

Kondisi ibu pada saat itu.


Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi
reproduksinya.
Lokasi kehamilan ektropik.
Kondisi anatomis organ pelvis.
Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Lanjutan

Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di


lakukan salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat
dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu
buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di
lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektropik di
pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani
dengan menggunakan kemoterapi untung menghindari
tindakan pembedahan.
Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain


adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus,
kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi
Pencegahan

Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan


ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang
lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik.
Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan
kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam
arti berhubungan seks secara aman akan melindungi
seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya
dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang
panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran
tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan
ektopi
Pengkajian

 Anamnesis dan gejala klinis


1. Riwayat terlambat haid
      

2. Gejala dan tanda kehamilan muda


      

3. Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan


      

4. Terdapat aminore
      

5. Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan


      

seluruh abdomen, terutama abdomen bagian kanan / kiri


bawah
6. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya
      

darah yang terkumpul dalam peritoneum.


lanjutan
2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
 ü Mulut            :           bibir pucat
  

 ü Payudara       :           hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris


  

 ü Abdomen      :           terdapat pembesaran abdomen.


  

 ü Genetalia       :           terdapat perdarahan pervaginam


  

 ü Ekstremitas   :           dingin


  

• Palpasi
 ü Abdomen      :     uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada
  

UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.


 ü Genetalia           : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
  
Diagnosa Keperawatan

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah


sebagai berikut:
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada
lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient
ke sel.
3. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, pendarahan
intraperitonial.
4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Intervensi keperawatan
No Rencana Inervensi Rasional

1 Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga lebih kooperatif

urine adekuat.
2 Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini pasien mengerti tentang keadaan dirinya dan lebih kooperatif terhadap
tindakan.

3 Observasi TTV dan observasi tanda akut abdoment. parameter deteksi dini adanya komplikasiyang terjadi.

4 Pantau input dan output cairan Untuk mengetahui kesaimbangan cairan dalam tubuh

5 Pemeriksa kadar Hb mengetahui kadar Hb klien sehubungan dengan perdarahan.

6 Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan melaksanakan fungsi independent.
lebih lanjut.
lanjutan

No Tindakan intervensi rasional

1 Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna Memberikan informasi tentang derajat/adekuat perfusi jaringan dan
kulit/membrane mukosa, dasar kuku. membantu menentukan kebutuhan intervensi.

2 Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/
dan tubuh hangat sesuai indikasi. kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk
menghindari panas berlebihan.

3 Kolaborasi dengan tim medis yang lain, awasi Mengidentifikasi defisiensi dan kebuutuhan pengobatan atau terhadap
pemeriksaan lab: misalnya: HB/HT terapi.
lanjutan
no Rencana Intervensi Rasional
Mandiri:

1 Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragi Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Ketidak nyamanan
ataunyeri tekan abdomen. dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatiosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat
oleh infuse oksitosin. Rupture kehamilan ektropik mengakibatkan nyeri hebat, karena hemoragi
tersembunyi saat tuba falopi rupture ke dalam abdomen.

2 Kaji steres psikologi ibu/pasangan dan respons emosional terhadap Ansietas terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidak nyamanan karena syndrome ketegangan,
kejadian. ketakutan, dan nyeri..

3 Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa Dapat membantu dalam menurunkan tingkat asietas dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan.
nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi,
misalnya: napas dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedur.

Kolaborasi:

4 Berikannarkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila Meningkatkan kenyamanan, menurunkan komplikasi pembedahan
prosedur pembedahan diindikasikan.

5 Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi Tingkatkan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri.
lanjutan

No Rencana Intervensi Rasional


1 Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan konsep pikiran ibu mengenai
untuk kondisi hemoragia. prosedur yang akan dilakukan, dan menurunkan sters yang berhubungan
dengan prosedur yang diberikan.

2 Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengaji\ukan Memberikan klisifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masala-masalah
pertanyaan dan mengungkapkan kesalah konsep dan kesempatan untuk memulai mengembangkan ketrampilan penyesuaian
(koping)

3 Diskusikan kemungkinan implikasi jangka ependek pada Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan
ibu/janin dari kedaan pendarahan. harapan realita dan kerja sama dengan aturan tindakan.

4 Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi Ibu dengan kehamilan ektropik dapat memahami kesulitan mempertahankan
yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan. setelah pengangkatan tuba/ovarium yang sakit.
 Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan


yang telah direncanakan, mencangkup tindakan mandiri
dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan
atas petunjuk data petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan
yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti
dokter atau petugas kesehatan lain.
Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman


kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Anda mungkin juga menyukai