KALA 2
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm)dan berakhir dengan
lahirnya bayi . Tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu sebagai berikut:
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vaginanya
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Tanda objektif lainnya yang menunjukkan tahap kedua telah dimulai adalah sebagai berikut:
Muncul keringat tiba-tiba dibibir atas
Muntah
Aliran darah (show) meningkat
Ekstremitas gemetar
Semakin gelisah; ada pernyataan “saya tidak tahan lagi”
Usaha mengedan yang involunter
Lamanya kala II (sejak pembukaan lengkap sampai lahir), rata-rata berlangsung 50
menit untuk primigravida dan 30 menit pada multigravida, tetapi hal ini dapat sangat
bervariasi (Manuaba, 2010). Kemampuan ibu untuk menggunakan otot-otot
abdomennya dan posisi bagian presentasi berpengaruh pada durasi kala II.
A.Pengkajian kala II
PADA IBU
1. Aktivitas Istirahat
a) Kelelahan
b) Ketidaknyamanan melakukan dorongan sendiri/tehnik relaksasi
c) Latargi
d) Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi : Td dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3. Integritas ego : dapat merasa kehilangan control
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada kontraksi disertai
dengan tekanan intra abdomen dan tekanan uterus.
Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
Distensi kandung kemih mungkin ada, urine harus dikeluarkan selama upaya
mendorong
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Merintih/meringis selama kontraksi
Amnesia dan diantara kontraksi mungkin terlihat
Rasa terbakar/meregang di perineum
Kaki gemetar selama upaya mendrong
6. Pernapasan : frekuensi napas meningkat
7. Keamanan
Diaporesis
Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8. Seksualitas
Serviks dilatasi penuh dan penonjolan 100%
Peningkatan perdarahan pervaginam
Penonjolan rektum dengan turunya janin
Membran dapat ruptur jika masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2)Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena, perubahan
pada tahanan vaskular sistemik
Tujuan : tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria evaluasi :
1.Mempertahankan tanda vital yang tepat terhadap tahap persalinan
2.Menunjukkan DJJ dan variabilitas dalam batas normal
Intervensi Rasional
1.Pantau TD dan nadi (setiap 5-15menit). 1.Peningkatan curah jantung30%-50%
Perhatikan jumlah dankonsentrasi haluaran terjadi pada tahap pengeluaran, penajaman
urin pada puncak kontraksi uterus dankembali
2.Anjurkan klien untuk inhalasi/ekhalasi secara lambat padastatus prakontraksi,
selama upayamengejan, dengan saatkontraksi menurun atau berhenti
menggunakanteknik glotis terbuka dan 2.Valsava manuver yang lama dan berulang,
menahannapas tidak lebih dari 5 terjadi bila klien menahan napas saat
detik.Katakan pada klien untukmendorong mendorong terhadap glottis yang tertutup,
hanya bila ia merasakan dorongan untuk akhirnyamengganggu aliran bali venadan
melakukannya (dorongan tidak boleh menurunkan curah jantung,TD dan tekanan
dipaksakan) nadi
3.Pantau DJJ setelah kontraksi atauupaya 3.Mendeteksi bradikardia janin dan hipoksia
mengejan berkenaan dengan penurunan sirkulasi
4.Anjurkan klien/pasangan memilih posisi maternal dan penurunan perfusi plasenta
persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi yang disebabkan oleh valsavamanuver atau
seperti posisi rekumben lateral, posisi posisi yang tidaktepat
fowler atau berjongkok
5.Atur infus IV sesuai indikasi ; pantau 4.Posisi rekumben tegak danlateral
pemberian oksitosin danturunkan kecepatan mencegah oklusi venakava inferior dan
bila perlu obstruksiaorta, mempertahankan aliran balik
vena dan mencegah hipotensi
5. Jalur IV harus tersedia padakasus
perlunya memperbaiki hipotensi atau
menaikkan pemberian obat kedaruratan
6) Seksualitas
Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dariendometrium, biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
Tali pusat memanjang
Persalinan Kala III adalah periode setelah lahirnya anak sampai plasenta lahir.Segera
setelah anak lahir dilakukan penilaian atas ukuran besar dan konsistensi uterus dan ditentukan
apakah ini aalah persalinan pada kehamilan tunggal atau kembar. Bila kontraksi uterus
berlangsung dengan baik dan tidak terdapat perdarahan maka dapat dilakukan pengamatan
atas lancarnya proses persalinan kala III.
Penatalaksanaan kala III FISIOLOGIS:
Teknik melahirkan plasenta:
1. Tangan kiri melakukan elevasi uterus (seperti tanda panah) dengan tangankanan
mempertahankan posisi talipusat.
2. Parturien dapat diminta untuk membantu lahirnya plasenta dengan meneran.
3. Setelah plasenta sampai di perineum, angkat keluar plasenta dengan menariktalipusat
keatas.
4. Plasenta dilahirkan dengan gerakan memelintir plasenta sampai selaput ketuban
agar selaput ketuban tidak robek dan lahir secara lengkap oleh karenasisa selaput ketuban
dalam uterus dapat menyebabkan terjadinya perdarahanpasca persalinan.
Penatalaksanaan kala III AKTIF : Penatalaksanaan aktif kala III ( pengeluaran
plasenta secara aktif ) dapat menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan.
Penatalaksanaan aktif kala III terdiri dari :
1. Pemberian oksitosin segera setelah anak lahir
2. Tarikan pada talipusat secara terkendali
Masase uterus segera setelah plasenta lahir dengan teknik :
a. Setelah anak lahir, ditentukan apakah tidak terdapat kemungkinan adanya janin
kembar.
b. Bila ini adalah persalinan janin tunggal, segera berikan oksitosin 10 U i.m(atau methergin
0.2 mg i.m bila tidak ada kontra indikasi)
c. Regangkan talipusat secara terkendali (“controlled cord traction”):
Telapak tangan kanan diletakkan diatas simfisis pubis. Bila sudah terdapatkontraksi,
lakukan dorongan bagian bawah uterus kearah dorsokranial Tangan kiri
memegang klem talipusat , 5–6 cm didepan vulva.
Pertahankan traksi ringan pada talipusat dan tunggu adanya kontraksi uterus
yang kuat.
Setelah kontraksi uterus terjadi, lakukan tarikan terkendali pada talipusat sambil
melakukan gerakan mendorong bagian bawah uterus kearah dorsokranial.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi setelah persalinan
b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya
intake,muntah dan diaphoresis
c. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis melahirkan
d. Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi
selamamelahirkan, kesulitan pelepasan plasenta
Intervensi Keperawatan
1)Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake,muntah dan
diaphoresis
Tujuan: pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
1.TTV dalam batas normal
2.Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV dan DJJ. 1.Monitor TTV dilakukan karena efek
2. Pantau tanda-tanda dehidrasi. samping okxytocin yang sering terjadi
3. Catat waktu dan mekanisme adalah hipertensidan peningkatan DJJ
pelepasan plasenta. menandakan dehidrasi.
4. Kolaborasi dalam pemberian cairan 2.Segera beri minum melalui oral jika
perenteral ditemukan tanda-tandadehidrasi.
3.Pelepasan harus terjadi dalamwaktu
5menit setelah kelahiran,lebih banyak waktu
yangdiperlukan plasenta untuk lepasmakan
lebih banyak darah hilang.
4.Membantu memenuhi kebutuhancairan
3)Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama melahirkan,
kesulitan pelepasan plasenta
Tujuan : tidak terjadi cedera terhadap ibu
Kriteria hasil: Bebas dari cedera maternal
Intervensi Rasional
1.Palpasi fundus dan masasedengan 1. Memudahkan pelepasan plasenta
perlahan 2. Menghindari rangsangan/trauma
2.Masase fundus secara perlahansetelah berlebihan pada fundus
pengeluaran plasenta 3. Menghilangkan kemungkinan
3.Bersihkan vulva dan perineumdengan air kontaminan yang dapat
dan larutanantiseptik steril, berikan mengakibatkan infeksi saluran
pembalut. asenden selama periode pascapartum
4.Rendahkan kaki klien secarasimultan dari 4. Membantu menghindari regangan
pijakan kaki otot
5.Kolaborasi pemberianoksitosin IV, 5. Meningkatkan kontraktilitas
posisikankembali uterus di bawah pengaruh miometrium uterus
anastesi, dan berikan ergonovin maleat IM 6. Membatasi potensial infeksi
setelah penempatan uterus Kembali endometriald.
6.Kolaborasi pemberianantibiotik
profilaktik.
SUMBER:
Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta:
ToscaEnterprise.
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN MATERNITAS IINTRANATAL
CARE_https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/antropologi-kesehatan/lp-
intranatal-care/10826345
https://www.academia.edu/36039929/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KALA_I_II_III_DAN_IV